Sunday, 3 August 2025

[Review] Rego Nyowo: Terror Pocong Gantung Di Kost-Kost an Murah Yang Ada Di Malang!

 

#Description:
Title: Rego Nyowo (2025)
Casts: Sandrinna Michelle, Ari Irham, Cassandra Lee, Diah Permatasari, Erwin Moron, Rayensyah Rassya, Zayyan Sakha, Robert Chaniago, Sheva Audrey, Sinyo Riza, Zoe Jireh, Zasa Zefanya
Director: Rizal Mantovani
Studio: Hitmaker Studios, Legacy Pictures, Masih Belajar Pictures


#Synopsis:
Baru beberapa hari tinggal di kost baru, Bobby (Zayyan Sakha) sering mengalami mimpi buruk. Selain itu, Bobby yang memiliki indera keenam sering melihat penampakan sesosok pocong yang muncul di kebun pisang belakang kost. Bobby pun berusaha mengajak sahabatnya, Yamin (Rassya Rayensyah) untuk keluar dan pindah dari kost agar mereka aman, namun Yamin menolak permintaan Bobby karena kondisi finansial keluarga.
Keesokan harinya, kost milik Ibu Astri (Diah Permatasari) dan Pak Wiryo (Erwin Moron) kedatangan penghuni baru yaitu Lena (Sandrinna Michelle) yang merupakan adik dari Benhur (Ari Irham), salah satu penghuni kost lama di sana. Lena sangat senang akhirnya bisa barengan lagi dengan sang kakak karena selama ia duduk di bangku sekolah, Benhur memutuskan pergi dari Jakarta meninggalkan keluarga dan memilih kuliah di Malang. Meskipun memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, Benhur tetap menerima kehadiran sang adik di sana.
Saat tiba di kost, Lena terkejut melihat kondisi bangunan kost nya yang terbilang besar dan luas. Saat ini, kost Ibu Astri dihuni oleh sembilan orang yang terdiri dari mahasiswa dan karyawan. Lena jadi penghuni ke sepuluh dan langsung disambut hangat oleh Ibu Astri dan Pak Wiryo. Lena tak menyangka harga kost milik Ibu Astri tersebut terbilang murah dengan segala fasilitas yang diberikan, termasuk acara makan malam bersama  yang rutin dilakukan setiap akhir pekan. Sebagai penghuni baru, Lena juga turut disambut oleh penghuni lainnya yaitu Rina (Cassandra Lee). Keduanya langsung akrab satu sama lain, karena mereka sama-sama ambil jurusan psikologi.
Akhir pekan pun tiba. Sepuluh penghuni kost datang ke kediaman Ibu Astri dan Pak Wiryo yang posisinya bersebelahan dengan kost. Disana, Lena berkenalan dengan Rian (Robert Chaniago) anak satu-satunya dari Ibu Astri dan Pak Wiryo yang juga turut merawat kost. Rawon dan masakan rumahan yang disajikan oleh Ibu Astri sangat dinikmati oleh Lena, Benhur dan yang lainnya. Tak berapa lama kemudian, Bobby merasa mual. Ia memutuskan kembali ke kamar dan disusul Yamin. Saat di kamar, Bobby semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Ia pun memutuskan keluar dari kost sendirian di malam itu juga. Usai Bobby pergi dan meninggalkan kost, Lena, Benhur, Rina dan yang lainnya merasakan tidak enak badan usai pulang dari makan malam. Hal serupa turut dirasakan Rian. Ia mendadak jatuh sakit hingga tak sadarkan diri.
Kejanggalan mulai dirasakan oleh Lena saat ia dilarang untuk membantu Ibu Astri membereskan meja dan alat makan. Selain itu, Lena juga merasa aneh melihat Ibu Astri yang selalu menyimpan trolley makanan bukan ke dapur, melainkan disimpan di gudang belakang. Karena penasaran, Lena dan Rina kemudian memberanikan diri pergi ke gudang untuk melihat ada apa disana. Namun sayang, gudang terkunci dan mereka hanya mendengar suara menyeramkan dari dalam. Tengah malam harinya, Rina diam-diam kembali ke gudang dan merusak kunci pintunya. Saat masuk, Rina terkejut melihat penampakan sesosok pocong yang tergantung di sana. Keesokan paginya, Lena teriak histeris ketika menemukan Rina yang sudah tak bernyawa di kamarnya.
Kematian Rina membuat Lena, Benhur, Yamin dan penghuni lain menjadi ketakutan. Selain itu, Ibu Astri dan Pak Wiryo juga makin disibukkan merawat Rian yang kondisinya semakin parah. Ibu Astri memaksa para penghuni kost mencari penghuni baru untuk mengisi kamar-kamar yang masih kosong sampai lengkap berjumlah sepuluh orang, karena jika tak kunjung terisi penuh, sosok pocong gantung yang selama ini gentayangan di area kost akan mengancam nyawa mereka semuanya.


#Review:
Film horror Indonesia yang diadaptasi (lagi dan lagi) dari thread X Viral kembali memeriahkan bioskop. Kali ini giliran Hitmaker Studios mengadaptasi cerita Kosan Berdarah dari postingan milik @Kelanarastudio yang pertama kali dipublikasikan pada Juli tahun lalu. Kursi sutradara project film REGO NYOWO (2025) dipegang oleh Rizal Mantovani yang selama ini dikenal sebagai sutradara spesialis film-film horror.


Untuk segi cerita yang dihadirkan film REGO NYOWO (2025) ini tak jauh dari formula dan basic film-film horror kebanyakan, yaitu tentang orang baru yang tinggal di tempat baru namun mengalami hal-hal mistis di sana. Ide soal kost-kost an berhantu sebetulnya punya potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi menjadi sebuah film horror. Namun sayang, film REGO NYOWO (2025) ini hanya berfokus bikin takut penonton dengan serangkaian jump scared yang menurutku tidak menakutkan. Selain itu, banyaknya karakter yang dimunculkan jadi bumerang tersendiri untuk film ini. Penghuni kost selain Lena, Benhur, Rina, Bobby dan Yamin hanya numpang lewat saja. Dialog serta gesture para karakter saat berinteraksi juga haduhh, kaku dan cringe banget. Alhasil, selama menonton cuma bisa merasa bosan bukan takut atau excited menanti apa yang terjadi selanjutnya di kost tersebut. Plot hubungan keluarga antara Benhur dan Lena juga sebetulnya sangat potensial untuk dijadikan plot utama, tapi saat masuk ke pertengahan malah terlupakan dan pindah fokus ke terror demi terror membosankan di kebon pisang dan lain-lain. Konsep pocong gantung juga tampil tidak menarik, malah saat memasuki babak terakhir cerita, ritual sembah pocong gantung untuk mendapat kekayaan dan keturunan tersebut sosok pocongnya malah berubah jadi genderuwo. Selain itu, terlalu banyak plot hole yang tersebar dan itu cukup mengganggu bagiku. Salah satunya, cerita flashback pasutri Ibu Astri dan Pak Wiryo, ceritanya mereka jatuh miskin lalu ikut sekte sesat yang sedang ritual menyembah pocong gantung. Tapi setelah keduanya hidup makmur, punya kost-kost an dan punya anak, Pak Wiryo seolah suami polos yang tak tahu apa-apa tentang terror pocong gantung hingga ia meninggal.
Selain plot nya yang cukup mengecewakan, jajaran pemain yang mayoritas Gen Z dan aktor baru berparas blasteran tidak berhasil menyelamatkan film ini. Akting mereka jauh dari kata memuaskan untuk ukuran membintangi film layar lebar produksi PH besar. Penampilan aktris senior 'Si Manis' Diah Permatasari juga terasa sia-sia karena penulisan cerita dan karakternya mengecewakan. Aku mau protes ke bagian visual dan make-up artist yang memoles Sandrinna Michelle. Hampir disepanjang film make-up nya terlalu tebal dan on point banget setiap saat. Selain itu, entah kenapa di mayoritas adegan yang menyorot secara close up Sandrinna, seperti menambahkan ekstra filter agar terlihat tekstur wajahnya mulus kebangetan. Hal tersebut sangat ter notice karena jadi jomplang banget saat Sandrinna disandingkan dengan para pemain lain, termasuk Ari Irham sekalipun. Penggunaan dialog khas Jawa Timur dan Sunda yang digunakan para karakter juga jauh terbilang trying too hard dan memaksakan. Meskipun tata artisik grande dan bermewah-mewahan khas Hitmaker tetap diterapkan, namun kali ini gagal membuatku terpukau. Film produksi Hitmaker Studios kali ini mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis dibandingkan film mereka sebelumnya yaitu SANTET SEGORO PITU (2024).


[4.5/10Bintang]

No comments:

Post a Comment