#Description:
Title: Si Doel The Movie (2018)
Casts: H. Rano Karno, Maudy Koesnaedy, Cornelia Agatha, H. Mandra, Suty Karno, Aminah Tjendrakasih, Adam Jagwani
Director: H. Rano Karno
Studio: Karnos Films, Falcon Pictures
#Synopsis:
Pagi itu, Mandra (H. Mandra) tengah disibukkan dengan tumpukan koper dan dus. Ia terlihat sangat gembira akan pergi ke Amsterdam, Belanda menemani Doel (H. Rano Karno) bertemu dengan Hans (Adam Jagwani) untuk urusan bisnis. Hans meminta Doel dan Mandra ke Amsterdam untuk menyuplai barang-barang khas betawi yang akan dipamerkan di Festival Tong-Tong yang akan digelar dua bulan lagi.
Doel pun pamitan pada Nyak, Ibunya (Aminah Tjendrakasih) yang kondisinya sedang terbaring lemah gara-gara glukoma yang menyerang tubuhnya. Sang istri, Zaenab (Maudy Koesnaedy) nampaknya agak sedikit berat hati ditinggal sang suami selama seminggu pergi ke Amsterdam. Namun apalah daya, Zaenab mau tak mau harus merelakan suaminya pergi kesana untuk kepentingan bisnis bersama dengan Hans.
Ini merupakan kali pertama Mandra pergi ke luar negeri. Ia tak pernah absen untuk mengirimkan foto-foto kepada Atun (Suty Karno) di Jakarta, dengan tujuan agar membuatnya iri karena bisa berliburan ke Amsterdam. Setibanya di Amsterdam, Doel dan Mandra disambut oleh Hans yang sudah belasan tahun tak berjumpa. Hans sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh Doel. Berkat keluarga Hans lah, Doel bisa melanjutkan pendidikannya dan hingga meraih gelar insinyur kala itu. Maka dari itulah, Doel tanpa pikir panjang langsung mau membantu Hans untuk menyuplai barang-barang khas betawi yang akan dipamerkan pada Festival Tong-Tong mendatang.
Tapi ternyata Hans mempunyai tujuan lain mendatangkan Doel ke Amsterdam. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Doel. Ialah Sarah (Cornelia Agatha). Cinta terbesarnya Doel empat belas tahun silam sebelum Sarah memutuskan untuk pergi menghilang dari kehidupan Doel. Mereka akhirnya bertemu kembali di Tropen Museum Amsterdam, Belanda. Doel tidak bisa berkata-kata ketika melihat Sarah. Perbincangan diantara keduanya membuka kisah lama mereka. Empat belas tahun yang lalu, Sarah pergi meninggalkan Doel yang tengah mengandung dan lebih memilih tinggal mandiri di Belanda. Kini anak mereka sudah beranjak remaja. Ia bernama Abdullah (Fahreyza Anugrah). Sarah meminta bantuan pada Hans untuk mengundang Doel ke Amsterdam agar anak mereka bisa bertemu dengan ayah kandungnya.
Melihat anaknya yang kini sudah remaja. Membuat Doel tidak bisa berkata-kata. Pertemuannya dengan Sarah dan sekarang dengan anaknya sudah membuatnya kaget. Tanpa pikir panjang, Doel malah memutuskan untuk pulang ke Indonesia lebih cepat. Mendengar hal tersebut membuat Mandra, Sarah dan Abdullah sedikit kecewa. Sementara itu, Zaenab di Jakarta semakin uring-uringan. Ia nyaris susah mendapat kabar dari suaminya, Doel meskipun hanya sebatas berkabar melalui pesan instan di ponsel. Gara-gara Atun pula lah, Zaenab semakin berfikir jika suaminya itu bertemu dengan Sarah di Amsterdam. Lalu bagaimanakah kisah cinta Doel selanjutnya?
#Review:
Siapa yang tak kenal dengan sinetron legendaris Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di RCTI pada tahun 90'an? Sinetron Si Doel Anak Sekolahan menjadi salah satu Sinetron Terbaik Indonesia yang pernah dibuat. Karakter-karakter yang dalam sinetron tersebut menjadi ikonik dan mengesankan untuk para penontonnya. Sinetronnya sendiri menurut Wikipedia berakhir pada musim ke-7 pada awal 2000'an dengan judul Si Doel Anak Gedongan.
Tahun demi tahun berlalu. Semua pemain Si Doel Anak Sekolahan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. H. Rano Karno disibukkan menjadi orang penting di Tangerang dan Banten. Maudy Koesnaedy sendiri semakin sibuk bermain dalam film-film Indonesia berkualitas. Cornelia Agatha pun kini lebih memilih fokus di bidang pementasan teater.
Tahun 2010, Karnos Films merilis sebuah film drama berjudul SATU JAM SAJA (2010) yang dibintangi Revalina S. Temat, Vino G. Bastian dan Andhika Pratama. Usai film tersebut, Rano Karno berangan-angan ingin melanjutkan cerita Si Doel ke layar lebar. Hingga delapan tahun kemudian, ide tersebut terwujud. Bekerjasama dengan Falcon Pictures, salah satu rumah produksi film Indonesia yang sedang populer dan terkenal "royal" akhirnya angan Rano Karno ini terwujud.
Pada event Gala Premiere film SI DOEL THE MOVIE (2018) yang diselenggarakan di Amsterdam beberapa waktu yang lalu, kemudian berlanjut selama dua hari berturut-turut di Epicentrum XXI pada tanggal 28-29 Juli 2018 yang dihadiri kurang lebih 8000 undangan, seluruh team film ini mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai film Indonesia PERTAMA yang melakukan Gala Premiere di Belanda dan film Indonesia PERTAMA yang melangsungkan Gala Premiere di Indonesia selama dua hari berturut-turut. Penyerahan piagam MURI ini diberikan secara langsung pada saat Gala Premiere di Epicentrum XXI pada sore hari di hari ke-2. Tak hanya itu saja, materi promosi film ini yang dilakukan oleh Falcon Pictures pada saat Gala Premiere juga sangat meriah. Dihadiri oleh banyak tamu undangan dan juga Festival Kuliner Betawi secara GRATIS bagi seluruh tamu undangan. Para audience juga dihibur oleh atraksi musik khas betawi, ondel-ondel hingga set rumah khas betawi dipasang di lobby luar Epicentrum XXI.
Untuk segi cerita, film SI DOEL THE MOVIE (2018) ini memang dibuat sebagai kelanjutan dari sinetronnya. Plot nya empat belas tahun usai Sarah menghilang dari kehidupan Doel. Aku suka skenario dalam film ini yang dihadirkan begitu jelas, tegas dan tidak bertele-tele. Porsi dramatisasi-nya juga surprisingly minimalis banget mirip versi sinetronnya yang sederhana. Konflik yang bergejolak dalam batin Doel, Sarah dan Zaenab tampil sangat dewasa. Meskipun begitu, tak membuat penonton tersentuh. Justru kesederhanaan yang dijaga versi filmnya sukses membuat penonton baper dan simpati terhadap semua karakter.
Tiga karakter perempuan dalam film ini mempunyai GONG-nya yang sukses bikin mata berkaca-kaca. Sosok ibu single parent yang mencoba untuk mandiri dan teguh pada pendiriannya namun dalam hatinya tak bisa berbohong yaitu Sarah tampil sangat maksimal oleh Cornelia Agatha. Sosok istri yang khawatir akan suaminya mencari cinta lamanya yang dihadirkan lewat karakter Zaenab yang diperankan oleh Maudy Koesnaedy juga sukses membuat kita bersimpati terhadapnya. Dan yang terakhir sosok Nyak, Ibu dari Doel yang diperankan oleh Hj. Aminah Tjendrakasih. Meskipun beliau terbaring lemah akibat glukoma, tapi tak membuat beliau kesulitan sama sekali dalam berperan sebagai Nyak. Beliau sangat profesional meskipun dalam keadaan sangat terbatas. Tiap adegan Nyak muncul di layar lebar dengan dialognya, sukses membuatku terharu dan menahan tangis. Dialog-dialog yang beliau ucapkan begitu sederhana dan mengesankan. Yang cukup disayangkan menurutku sih soosk Doel dalam film ini sisi emosional dalam dirinya masih kurang nampol dan dibuat terlalu cool. Andai saja moment perjumpaan perdana dengan Sarah dan Abdullah dibuat sedikit dramatis pasti akan meninggalkan kesan yang amat mendalam untuk film ini. H. Mandra dan Suty Karno menjadi scene stealer dalam film ini. Tingkah polah Mandra di film ini nyaris selalu membuat kesal namun tetap menghibur dengan amat baik. Kelakuan "norak"nya itu memang menjadi moment komedi epik untuk film ini.
Untuk segi visual pun, film SI DOEL THE MOVIE (2018) tampil sederhana seperti versi sinetronnya. Meskipun kali ini berlatar luar negeri, tapi entah kenapa aku kali ini bisa memakluminya. Lingkungan rumah Doel di Jakarta pun dihadirkan kembali dengan sangat niat. Soundtrack yang mengiringi film ini juga sukses membuat sensasi nostalgia. Lagu Si Doel Anak Betawi baik itu versi asli maupun versi remake yang dinyanyikan Band Armada berhasil membuatku selalu bersenandung. Lagu Selamat Jalan Kekasi yang di remake oleh Wizzy Williana juga sukses membuat merinding ketika muncul pada saat moment GONG antara Sarah dan Doel.
Overall, film SI DOEL THE MOVIE (2018) ini memuaskan! Meskipun berakhir nanggung karena akan berlanjut disekuelnya, tapi aku akan menjadi salah satu orang yang menunggu kelanjutannya. Siapakah yang akan dipilih Doel? Sarah ataukah Zaenab?
[8/10Bintang]
No comments:
Post a Comment