Thursday, 11 October 2018

[Review] First Man: Perjalanan Manusia Pertama Ke Bulan


#Description:
Title: First Man (2018)
Casts: Ryan Gosling, Claire Foy, Pablo Schreiber, Christopher Abbott, Ethan Embry, Ciaran Hinds, Jason Clarke, Kyle Chandler, Corey Stoll, Shea Whigham, Lucy Stafford, Luke Winters, Gavin Warren
Director: Damien Chazelle
Studio: Universal Pictures, DreamWorks Pictures

#Synopsis:
Tahun 1961 sebuah pesawat luar angkasa mengalami turbulensi. Beruntung, dalam kejadian tersebut beberapa awak pesawat berhasil selamat dari maut. Salah satu diantaranya adalah Neil Armstrong (Ryan Gosling). Usai kegagalan penerbangan tersebut, Armstrong pulang ke rumah dan kembali menjadi seorang suami bagi Janet (Claire Foy) dan ayah bagi kedua anaknya Erick (Gavin Warren) dan Karen (Lucy Stafford). Pekerjaan yang ayah mereka lakukan ternyata membuat keakraban dan kedekatan antara ayah dan anak menjadi berkurang. Puncaknya, Karen, anak perempuan dari Armstrong dan Janet meninggal akibat sakit yang dideritanya. Kehilangan putri tercintanya itu membuat Armstrong terpukul. Ia semakin rapuh, pendiam dan kesulitan untuk mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan.



Suatu hari, Armstrong mendapat informasi lowongan sebagai astronot NASA untuk project penerbangan yang diberi nama Gemini 8. Dari pengalaman yang sudah ia miliki dan test pilot di penerbangan Edwards Air Force Base, Armstrong pun akhrinya diterima oleh NASA. Sebelum misi Gemini 8 membawanya pergi ke luar angkasa, Armstrong mengalami banyak sekali persoalan dan serangkaian test percobaan. Hal tersebut untuk menguji ketahanan tubuh, emosional dan juga jiwa calon astronot NASA. Tak hanya itu saja, berbagai konflik turut mengiringi misi Gemini 8 ini. Terjadi pro-kontra di dunia. Amerika Serikat sangat terobsesi untuk menerbangkan manusia ke bulan. Tujuannya untuk eksplorasi sekaligus faktor gengsi didepan Uni Soviet yang dimana mereka sedang berlomba di bidang antariksa untuk mendapat gelar terbaik. Dukungan presiden Amerika Serikat cukup membantu NASA semakin optimis untuk project ini. Namun sayang, ketika sedang uji coba roket untuk misi Gemini 8, beberapa awak pesawat harus kehilangan nyawa. Beruntung, Armstrong berhasil menyelamatkan diri. Kehilangan awak pesawat dan pilot lagi-lagi mengelilingi NASA dan juga Armstrong.



Tahun 1969, Armstrong kembali dipercaya untuk project ambisius terbaru dari NASA bernama Apollo 11. Bersama dengan kedua rekan pesawat lainnya yakni Buzz Aldrin (Corey Stoll) dan Mike Collins (Lukas Haas) mereka digadang-gadang akan menjadi orang pertama yang menginjakan kaki di bulan.

#Review:
Sebuah drama film luar angkasa kembali hadir untuk memeriahkan awards season tahun ini. Sutradara muda pemenang Oscar yakni Damien Chazelle didapuk oleh Universal Pictures dan DreamWorks Pictures untuk menggarap biopik sosok Neil Armstrong, manusia pertama yang menginjakan kaki di bulan. Chazelle merupakan sutradara salah satu film musikal terbaik sepanjang masa yakni LA LA LAND (2016). Mendengar kabar bahwa Chazelle akan menggarap sebuah film biopik tentang Neil Armstrong membuat pecinta film dibuat penasaran karena beliau sudah dikenal sebagai sutradara film-film drama bernuansa romantis atau musikal.


Surprisingly, film FIRST MAN (2018) sendiri menurutku membawa perspektif baru sebagai sebuah film tentang luar angkasa. Meskipun durasi film ini menurutku terlalu melar dan membawa penonton sedikit ngantuk dibeberapa bagian. Damien Chazelle menghadirkan film FIRST MAN (2018) tidak mengikuti arus space movie kebanyakan. Disini beliau mengemasnya dengan penuh dengan keseriusan dan sensasi menegangkan dengan caranya sendiri. Hampir 85% visual film ini menurutku bergaya seperti semi dokumenter. Paruh awal film kita langsung diajak untuk merasakan kegagalan penerbangan pesawat yang mengakibatkan Neil Armstrong terguncang. Hal itu kemudian berdampak pada kehidupan dan interaksi dengan keluarganya. Disini Chazelle terasa dengan amat baik "memanusiakan" sosok Armstrong. Kita dapat melihat dua sisi seorang Armstrong. Ketika di pekerjaan ia tampak begitu serius, jago, mengerti tentang perhitungan sains dan tangguh dalam menghadapi segala macam rintangan. Namun sisi emosionalnya bisa berubah drastis ketika ia berhadapan dengan keluarganya. Ia bisa terlihat "menerima" segala kondisi yang terjadi namun ekspresi wajahnya berkata lain. Armstrong sadar betul, disatu sisi ia akan menjadi bagian dari sejarah dunia, namun disatu sisi lainnya ia terancam bakal tewas jika misi tersebut gagal. Permainan ekspresi dan gesture yang dilakukan oleh Ryan Gosling sangat mengesankan. Konflik internal dengan istri dan kedua anaknya juga begitu kuat dan penuh emosional. Klimaks film ini terjadi ketika Armstrong tiba di bulan. Keheningan dan kesunyian yang diciptakan diluar angkasa dan bulan begitu menakjubkan. Cukup mendengar helaan nafas sang astronot saja saking heningnya suasana sudah berhasil menghadirkan sensasi tak terlupakan untuk penonton. Poin plus berikutnya untuk film ini terletak pada adegan perjalanan dan tiba di bulan. Sang sutradara mengambil visual untuk penonton lewat semi close-up para astronot. Ruang pesawat roket yang sempit serta ekspresi cemas, was-was tertangkap dengan sempurna oleh kamera.



Diluar sisi dramatis dan emosional tentang sosok Neil Armstrong dengan tugasnya dan juga keluarganya, Damien Chazelle dan penulis skenario juga tak lupa menyelipkan sedikit nuansa politik yang cukup sentimentil lewat pidato presiden Amerika Serikat dan aksi unjuk rasa demonstran berkulit hitam. Music scoring yang dihadirkan dalam film ini juga tepat sasaran banget dan berhasil menambah sisi dramatis pada filmnya. 
Overall, film FIRST MAN (2018) cukup memuaskan! Another good and new perspective about space movie.


[8/10Bintang]

No comments:

Post a Comment