Wednesday, 6 November 2019

[Review] Ratu Ilmu Hitam: Kembali Ke Panti Asuhan Membawa Petaka


#Description:
Title: Ratu Ilmu Hitam (2019)
Casts: Ario Bayu, Hannah Al-Rashid, Zara JKT48, Ari Irham, Muzzaki Ramadhan, Miller Khan, Salvita Decorte, Tanta Ginting, Imelda Therinne, Sheila Dara Aisha, Ade Firman Hakim, Sheninna Cinnamon, Giulio Parengkuan, Yayu Unru, Putri Ayudya
Director: Kimo Stamboel
Studio: Rapi Film, Skymedia


#Synopsis:
Hanif (Ario Bayu) dan Nadia (Hannah Al-Rashid) adalah sepasang suami istri yang kini sudah memiliki tiga orang anak. Mereka adalah Sandi (Ari Irham), Dina (Zara JKT48) dan Haqi (Muzzaki Ramadhan). Suatu hari, keluarga ini memutuskan untuk pergi ke panti asuhan yang merupakan tempat dimana sang ayah berasal. Dalam perjalanan, mobil mereka tiba-tiba berhenti karena terasa seperti menabrak sesuatu. Disaat Hanif mengecek, ternyata mobil mereka menabrak seekor rusa hingga mati. Ia dan keluarganya lalu kembali melanjutkan perjalannya ke panti asuhan.


Setibanya disana, keluarga Hanif disambut oleh kedua temannya yang masih bertahan disana yaitu Maman (Ade Firman Hakim) dan Siti (Sheila Dara Aisha). Di panti juga ada anak lainnya yaitu Rani (Sheninna Cinnamon) dan Hasbi (Giulio Parengkuan). Sedangkan anak-anak panti lainnya sedang pergi ke kota untuk karyawisata dengan mengendarai bus. Tak lama setelah Hanif tiba, anak panti satu angkatan dengan Hanif yaitu Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) juga tiba dengan membawa istri mereka masing-masing yaitu Eva (Imelda Therinne) dan Lina (Salvita Decorte).



Alasan mereka datang ke panti asuhan karena mendapat kabar dari Maman dan Siti seputar kesehatan pemilik panti asuhan yaitu Pak Bandi (Yayu Unru) yang semakin menurun. Keduanya mengumpulkan Hanif, Anton dan Jefri untuk memberi semangat karena ketiganya merupakan anak-anak kesayangan dari Pak Bandi.
Disana Sandi, Dina dan Haqi berkenalan dengan Rani dan Hasbi. Mereka kemudian diajak untuk berkeliling melihat setiap ruangan yang ada di panti asuhan. Sosok Hasbi yang pendiam membuat Dina tertarik. Namun berbeda dengan Rani, ia malah menakut-nakuti Haqi ketika melewati sebuah pintu dan ruangan yang sudah puluhan tahun tak pernah dibuka. Rani menceritakan bahwa disana telah terjadi kasus bunuh diri cukup sadis yang dilakukan oleh Bu Mirah (Ruth Marini), mantan pengasuh di panti asuhan yang dituduh sebagai tersangka pembunuhan dan penyebab hilangnya salah seorang anak panti dan juga kebakaran yang menewaskan tiga anak panti. Mendengar hal tersebut membuat Haqi ketakutan.




Sementara itu, usai Hanif membawa barang dari bagasi mobilnya, ia melihat noda darah di lampu depan mobilnya. Ia langsung pergi ke tempat dimana mobil menabrak ketika di jalan menuju ke panti asuhan dengan ditemani Jefri. Setibanya disana, rupanya Hanif bukan menabrak seekor rusa, tapi ia menabrak seorang bocah perempuan. Ketika ditelusuri, mereka berdua pun menemukan sebuah bus yang mengalami kecelakaan dan didalamnya terdapat banyak anak-anak yang sudah tak bernyawa. Hanif dan Jefri panik dan memutuskan untuk kembali ke panti asuhan untuk meminta pertolongan dengan menghubungi polisi.



Tiba di panti asuhan, Hanif dan Jefri menceritakan kejadian tersebut pada Anton. Mereka tak ingin semua orang yang ada di panti asuhan itu tahu soal penemuan bus yang kecelakaan agar tidak menimbulkan kepanikan. Ketiganya mencoba untuk menghubungi polisi tapi disana jaringan seluler tidak tersedia. Telepon yang ada di panti asuhan pun tidak berfungsi karena sudah lama tidak dibayar. Anton kemudian memutuskan untuk pergi ke kantor polisi di kota yang berjarak kurang lebih dua jam dari panti asuhan. Sementara itu Hanif dan Jefri kembali ke panti asuhan memberitahukan perihal bus kecelakaan itu pada Maman dan Siti.


Malam makin larut, orang-orang yang ada di panti asuhan mulai merasakan hal-hal aneh. Lina yang sangat insecure akan bentuk tubuhnya tiba-tiba melukai dirinya sendiri didepan cermin. Eva pun tiba-tiba di kamarnya diganggu oleh hewan kelabang hingga menggerayangi dan masuk ke dalam tubuhnya. Melihat teman-temannya mengalami kejadian itu membuat Hanif, Jefri dan Nadia panik. Dibantu oleh Maman dan Siti mereka memberikan pertolongan pertama pada Lina dan Eva. Sementara itu, Sandi, Dina dan Haqi yang tengah berkeliling bersama Rani dan Hasbi juga mulai merasakan ada yang tak beres diantara salah satu dari mereka.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa keluarga dari ketiga anak panti asuhan ini mengalami hal-hal sangat mengerikan?


#Review:
Sukses dengan film DREADOUT (2019) yang dirilis pada awal tahun lalu, kini sutradara Kimo Stamboel ditunjuk oleh Rapi Film untuk menggarap remake film horror legendaris yang dibintangi almarhumah Suzzanna berjudul RATU ILMU HITAM (2019) yang akan siap tayang di bioskop mulai 7 November 2019 mendatang. Pihak rumah produksi pun tak main-main dalam menggarap film ini. Mereka juga menggandeng sutradara Joko Anwar yang kemarin baru saja merilis film horrornya yaitu PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) sebagai penulis naskah skenario film ini. Tak cuma itu saja, ensemble casts yang dipilih bukan main. Nama-nama besar seperti Ario Bayu, Hannah Al-Rashid, Imelda Therinne, Tanta Ginting, Salvita Decorte, Miller Khan dan Putri Ayudya yang sering wara-wiri di film horror siap dipertemukan disini. Jajaran pemain milenial yang sedang naik daun seperti Ari Irham, Zara JKT48, Muzzaki Ramadhan, Shenina Cinnamon, Sheila Dara Aisha hingga Giulio Parengkuan pun diajak untuk memeriahkan film RATU ILMU HITAM (2019) ini.
Secara keseluruhan, komposisi rumah produksi, sutradara, penulis skenario dan ensemble casts film ini terlihat sangat menjanjikan dan menjadi film horror yang paling kutunggu kehadirannya. Aku berkesempatan bisa menonton film ini lebih dulu pada moment Halloween, 31 Oktober 2019 lalu bersama dengan Forum Group Discussion dari ScreenPlay Pictures atas undangan Daffa Akhmad di Cinema XXI Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan dan juga tadi malam, 4 November 2019 di Gala Premiere film RATU ILMU HITAM (2019) di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta.




Untuk segi cerita, aku sendiri belum pernah menyaksikan film RATU ILMU HITAM versi original yang dirilis pada tahun 1983 silam. Namun sekilas membaca sinopsis lengkapnya, film yang berhasil membawa almarhumah Suzzanna masuk nominasi Piala Citra itu memiliki perbedaan dengan plot film RATU ILMU HITAM versi Kimo Stamboel. Untuk versi terbarunya, film ini menceritakan tiga orang mantan penghuni panti asuhan beserta dengan keluarga mereka datang ke panti untuk menjenguk ayah panti mereka yang sedang sakit parah. Premis cerita film ini sebenarnya sudah tak asing lagi dan banyak ditemukan dalam film-film horror lainnya. Paruh awal film, penonton diajak untuk berkenalan dengan seluruh karakter tanpa ada yang terlewat satupun. Tapi menurutku, pengenalan masing-masing karakter disini terasa kurang meyakinkan dan dieksplor lebih mendalam. Ditambah lagi beberapa dialog mereka terasa cukup baku dan kaku sehingga kurang menimbulkan kesan yang natural. Di paruh awal film juga, atmosfer horrornya menurutku tidak terlalu menonjol. Aku jadi ingin buru-buru saja dan penasaran kapan sih terror film ini akan mulai ditebar Kimo dan JokAn.


Permainan horror pun dimulai saat karakter Anton pergi meninggalkan panti asuhan. Moment saat mengecek bus yang kecelakaan dieksekusi sangat bagus. Visual efek yang digunakan pun sangat meyakinkan dan tidak jelek sama sekali. Seketika bulukuduk merinding dan jantung berdebar pada saat adegan itu. Signature khas Kimo Stamboel dalam urusan gore-slasher berdarah-darah memang tak perlu diragukan lagi. Adegan gore lainnya lewat karakter Lina dan Eva tampil sangat memukau. Visual efek dan CGI nya sangat meyakinkan. Adegan kelabang, ulat bulu, serangga keluar dari kulit itu sumpah ya ngeri banget dan masih aja terbayang-bayang sampai saat ini. Selain Imelda Therinne dan Salvita Decorte yang disiksa sangat epic, karakter Hasbi yang diperankan Giulio Parengkuan pun cara disiksanya tak kalah mengenaskan. Thanks Kimo dan Jokan yang sudah menciptakan rasa mual dan menutup mata disepanjang paruh tengah film. Menuju paruh akhir, film RATU ILMU HITAM (2019) memberikan multiple twist yang dieksekusi cukup baik. Salah satu karakter menurutku berhasil menggiring opini tentang siapa sesungguhnya yang antagonis. Meskipun background karakter tersebut hingga akhir film sama sekali tidak dijelaskan.
Kejutan paling memukau dari film RATU ILMU HITAM (2019) ada di babak akhir film ketika sosok Queen of Black Magic itu muncul. Balas dendam dan amarah yang mendarah daging, disalurkan oleh sang Ratu lewat siksaan-siksaan santet paling ngeri pada seluruh karakter, tanpa pandang bulu. Namun sayang, menurutku kegilaan tersebut sedikit terganggu karena motif sebab-akibat dan korban-tersangka film ini terlalu massive.


Untuk jajaran pemain, Aktor Ario Bayu, Hannah Al-Rashid, Imelda Therinne, Salvita Decorte, Tanta Ginting dan Ade Firman Hakim tampil memukau. Yang cukup disayangkan yaitu potensi Ari Irham dan Zara JKT48 tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Kimo dan JokAn. Karakter yang mereka perankan menurutku mubazir banget. Mereka berdua makin menuju akhir film terasa hanya lalu lalang saja. Cerita love interest karakter Dina pada Hasbi pun kaku sekali. Image Zara JKT48 sebagai Euis KELUARGA CEMARA (2019) masih melekat dalam karakter Dina. Penampilan yang menurutku cukup mencuri perhatian ada ditangan Muzzaki Ramadhan, Sheila Dara Aisha, Ruth Marini, Putri Ayudya dan Sheninna Cinnamon. Mereka semua tampil melampaui ekspektasi khususnya penampilan Putri Ayudya dan juga Sheila Dara Aisha yang semakin menunjukkan kualitasnya sebagai seorang aktris.


Overall, film RATU ILMU HITAM (2019) versi modern ini mempunyai nilai plus dan bagus pada saat seluruh karakternya disantet. Brutal, ngeri, bikin merinding dan terbayang-bayang sampai saat ini berkat visual efek dan CGI nya yang bagus banget. Aku yakin sisi visual efek film ini bakal banyak mendapat apresiasi di ajang penghargaan perfilman nasional tahun depan. Keren!


[7.9/10Bintang]

No comments:

Post a Comment