Sunday, 4 September 2022

[Review] Miracle In Cell No.7: Mencari Keadilan Sejati Untuk Terdakwa Yang Tak Bersalah!




#Description:
Title: Miracle In Cell No.7 (2022)
Casts: Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Rigen Rakelna, Indra Jegel, Denny Sumargo, Mawar Eva De Jongh, Agla Artalidia, Iedil Dzuhrie Alaudin, Nadila Ernesta, Makayla Rose, Yati Surachman, Sheila Dara Aisha, Marsha Timothy, Rukman Rosadi
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Falcon Pictures


#Synopsis:
Setelah kematian sang istri, Dodo (Vino G. Bastian) berusaha menjadi ayah dan single parent yang terbaik untuk anak semata wayangnya yaitu Kartika (Graciella Abigail). Meskipun ayahnya memiliki keterbatasan dalam hal kecerdasan tak membuat Kartika malu. Ia justru sangat sayang dan juga bangga pada sang ayah karena sering membuat Ika bahagia setiap saat. Untuk mendapatkan penghasilan, Dodo berjualan balon keliling dengan menggunakan sepeda kesayangannya. 


Suatu hari, disaat Dodo dan Ika mengirimkan pesanan balon, mereka tak sengaja melihat anjing kesayangan dari pemilik rumah tertabrak motor. Kejadian itu membuat sang pemilik yaitu Melati (Makayla Rose) sangat sedih dan berduka. Dodo dan Ika kemudian pergi meninggalkan rumah itu. Keesokan harinya, Dodo kembali ke rumah tersebut dan ingin memberikan balon berbentuk anjing agar Melati tidak sedih dan menangis lagi. Namun sayang, niat baik Dodo itu malah membuat dirinya dituduh sebagai pelaku pembunuhan sekaligus pemerkosaan terhadap Melati. Dodo yang mengidap autisme itu tidak bisa menjelaskan dengan baik tentang apa yang sebenarnya terjadi.Orangtua dari Melati yaitu Willy (Iedil Dzuhrie Alaudin) dan Sonya (Nadila Ernesta) langsung menjebloskan Dodo ke penjara dan berharap Dodo dihukum mati karena telah menyebabkan anak mereka meninggal dengan cara yang tragis.



Kejadian tersebut menggemparkan media massa dan berita. Dodo berpotensi mendapatkan ancaman hukuman mati jika terbukti telah membunuh dan memperkosa anak dibawah umur. Selama proses persidangan, Dodo ditahan di penjara dan satu ruangan sel bersama Japra (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen Rakelna), Atmo (Indra Jegel) dan Asrul (Bryan Domani). Kasus yang menimpa Dodo itu membuat Japra dan yang lainnya sangat kesal. Mereka yang awalnya sangat membenci Dodo perlahan bisa melihat sisi yang tak terungkap. Selama di sel penjara juga Dodo terus meminta untuk bisa menghubungi anaknya.



Kepala sel tahanan yaitu Sanusi (Denny Sumargo) pun merasa ada yang tidak beres dengan kasus Dodo. Ia pun menyelidiki berkas kasus Dodo untuk memastikan kebenaran akan tindakan kriminal yang konon dilakukan oleh Dodo. Apakah Dodo bisa terbebas dari hukuman berat yang mengancamnya?


#Review:
Tahun 2013 lalu, film asal Korea Selatan berjudul MIRACLE IN CELL NO.7 sukses mencetak box office dan mendapat respon luar biasa dari para penontonnya. Film yang dibintangi oleh Park Shin-Hye itu bahkan memenangkan dua penghargaan Paeksang Arts Awards serta masuk jajaran film Korea Selatan terlaris sepanjang masa.
Popularitas film MIRACLE IN CELL NO.7 terus berlanjut dan beberapa negara secara resmi melakukan remake film ini diantaranya India, Filipina, Turki dan yang terbaru Indonesia. Rumah produksi Falcon Pictures menghadirkan versi Indonesia untuk film MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) yang akan tayang di bioskop mulai 8 September 2022 mendatang. Project remake ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang selama ini dikenal sebagai salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Indonesia.



Aku berkesempatan hadir ke acara Press Conference dan Gala Premiere film MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) produksi Falcon Pictures yang digelar pada Kamis, 1 September kemarin di Cinema XXI Epicentrum Jakarta Selatan. Seperti biasanya, Gala Premiere film produksi Falcon Pictures tuh selalu well prepared dan sangat meriah. Sejak siang hari, suasana area bioskop sudah ramai oleh para tamu undangan. Pembagian showtime untuk rekan-rekan media, fans dan tamu undangan pun selalu dipisah sehingga tidak menimbulkan chaos atau tumpukan penonton di lobby bioskop.
Pada sesi Press Conference, turut dimeriahkan dengan kehadiran sutradara dan produser film MIRACLE IN CELL NO.7 versi Korea yaitu Lee Hwan-Kyung dan Kim Min-Ki. Keduanya mengaku sangat excited akan versi Indonesia nya ini. Mereka juga dibuat kagum dengan beberapa perubahan yang dibawa oleh Hanung Bramantyo. Kim Min-Ki bahkan mengklaim jika versi Indonesia ini adalah yang paling baik dibandingkan remake dari India, Filipina maupun Turki.



Gala Premiere film-film Falcon Pictures memang tidak pernah gagal! Selalu meriah dan keren!

Untuk segi cerita, aku yakin sih mayoritas penonton pasti sudah tahu akan kisah mengharu biru dari MIRACLE IN CELL NO.7 ini. Namun ditangan Alim Sudio dan Hanung Bramantyo, versi Indonesia-nya menampilkan cerita yang lebih mudah dicerna untuk semua kalangan. Proses kreativitas dengan menambahkan atau menggantinya dengan unsur Indonesia dalam film ini juga terbilang cukup baik. Penyesuaian budayanya masih make sense dan bisa related dengan kondisi disekitar kita. Kritik dan sentilan untuk situasi dunia perhukuman yang tumpul keatas dan tajam kebawah bisa penonton rasakan di film ini.
Untuk urusan komedi, versi Indonesia nya juga melakukan penyesuaian agar bisa membuat penonton tertawa lebih lepas. Hal tersebut ternyata berhasil! Serangkaian jokes yang dilakukan geng napi di penjara itu it really works! Tektokan Indro Warkop, Tora Sudiro, Rigen Rakelna, Indra Jegel dan Bryan Domani asik dan candu banget! Baru kali ini aku bisa menikmati kelakuan Rigen Rakelna di film layar lebar. Hahaha. Meskipun tampil menghibur, film ini menurutku masih ada beberapa bagian yang bolong. Plot hole paling terasa pada saat si anak kecil yang tiba-tiba bisa pentas dan masuk ke sel penjara. Adegan tersebut sama sekali tidak ada build-up nya, sehingga tak sedikit membuat penonton agak bingung dan mengucap 'kok bisa?'. Kalau di versi Korea kan dijabarin. Selain itu, ada juga beberapa scene yang sebenarnya tidak perlu dan jika dihilangkan pun tak menjadi masalah besar. Andaikan di cut juga, akan lebih efektif karena durasi filmnya sendiri sudah kepanjangan.


Terlepas dari beberapa plot hole serta peran supporting character yang begitu minim eksplorasi, film MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) versi Indonesia masih bisa menghadirkan moment mengharukan yang luar biasa. Chemistry Vino G. Bastian, Graciella Abigail dan Mawar Eva menjadi ujung tombak film ini. Penampilan mereka bertiga sudah berada di level yang memuaskan! Adegan persidangan, balon udara, perpisahan dengan para napi dan ending film aku yakin bisa membuat siapapun menangis dibuatnya. Haru biru penonton semakin sempurna dengan lagu Andaikan Kau Datang Kembali yang dinyanyikan dengan amat pedih oleh Andmesh.
Pemeran Bule Asrul yaitu Bryan Domani yang menjadi pemain termuda di geng napi secara mengejutkan bisa mengimbangi para pemain seniornya. Development character Asrul yang jago IT juga menjadi nilai plus untuk film ini. Penampilan Denny Sumargo juga tak kalah bagusnya dengan yang lain. Ia berhasil menampilkan sosok suami, ayah sekaligus aparat yang adil dan juga tidak mengutamakan citra dirinya sendiri.



Untuk segi visual, film MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) mungkin agak sedikit lebay dengan penggunaan tone orange serta camera movement yang berputar-putar. Kedua hal tersebut sudah pasti bikin gambar jadi tidak jernih dan bikin pusing untuk penonton. Adegan persidangan pasti akan jauh lebih intens dan mengesankan jika angle kamera dibuat statis saja ketimbang harus berputar-putar. Pusing tau.
Overall, film MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) versi Indonesia tidaklah buruk sebagai adaptasi resmi dari versi Korea nya. Masih mempunyai poin plusnya dari ensemble casts dan moment mengharukannya.


[7/10Bintang]

No comments:

Post a Comment