#Description:
Title: Waktu Maghrib (2023)
Casts: Ali Fikry, Bima Sena, Nafiza Fatia, Aulia Sarah, Taskya Namya, Sadana Agung, Andri Mashadi, Kevin Albani, Muhammad Abe, Kusuma Sulist, Nasarius, Bambang Paningron, Jeje Malvin, Heru Prasetyo
Director: Tata Sidharta
Studio: Rapi Films, Skymedia
#Synopsis:
Adi (Ali Fikry) dan Saman (Bima Sena) merupakan dua siswa yang sering telat saat masuk ke sekolah. Hal tersebut membuat guru di kelasnya yaitu Ibu Woro (Aulia Sarah) sangat kesal terhadap Adi dan Saman. Mereka berdua pun sering mendapatkan hukuman dari Ibu Woro karena susah sekali untuk disiplin. Selain sering telat, Saman juga pelupa. Sudah dua hari terakhir Saman tidak mengantarkan madu botol ke warung kelontong milik Pak Marto (Nasarius). Sifat Saman yang pelupa itu membuat kakaknya yaitu Samiun (Kevin Albani) marah karena usahanya mencari madu di hutan jadi sia-sia karena tak kunjung dititipkan ke warung.
Suatu hari, Adi dan Saman kembali telat sekolah. Ibu Woro semakin marah kepada mereka dan langsung memberi hukuman untuk membersihkan toilet. Selain itu, Ibu Woro pun mengancam akan mengeluarkan mereka berdua jika terus melakukan kesalahan. Ali dan Saman juga makin benci pada Ibu Woro karena selalu menghukum dan membandingkan dengan Ayu (Nazifa Fatia) yang merupakan siswi pintar kesayangan Ibu Woro.
Setelah menyelesaikan hukuman, Adi dan Saman berencana untuk pergi ke pentas wayang yang ada di desa tetangga dengan menumpang pada warga yang membawa mobil pick-up. Dalam perjalanan itu, mereka berdua masih dibuat sakit hati gara-gara hukuman dari Ibu Woro. Adi berandai-andai jika Ibu Woro tidak ada di sekolah, mungkin akan lebih tenang dan terbebas dari hukuman. Saman pun setuju dan berharap Ibu Woro mati saja ketimbang harus tetap hidup tapi sering marah-marah. Perjalanan mereka menuju desa tetangga harus terhenti dan segera kembali ke desa karena mendapat kabar jika Ibu Woro mengalami kecelekaan dan meninggal dunia. Kabar kematian Ibu Woro tersebut membuat Adi dan Saman sangat terkejut. Mereka masi tak percaya jika ucapan tentang Ibu Woro tadi di mobil seketika langsung terwujud.
Keesokan harinya, Saman masih merasa tidak enak hati. Ia lebih pendiam dan juga jadi jarang bermain dengan Adi. Selain itu, ia juga sering melihat penampakan misterius berwujud Ibu Woro. Setelah kejadian itu, Saman diganggu oleh makhluk misterius hingga dirinya mengalami kerasukan. Keadaan menjadi mencekam saat Saman mulai mengganggu anak-anak yang tinggal di desa.
Sementara itu, sekolah kedatangan guru baru pengganti Ibu Woro yaitu Ibu Ningsih (Taskya Namya). Kehadiran guru baru itu membuat suasana kelas berubah drastis. Ibu Ningsih sangat baik hati dan tidak pernah marah-marah pada muridnya. Hal itu membuat Ayu kesal karena guru barunya itu mudah saja tertipu oleh Adi dan siswa bandel lain. Sepulang sekolah, Adi tidak ingin pulang lebih cepat, ia ingin mengerjakan tugas di kelas sambil ditemani Ibu Ningsih. Disisi lain, warga desa dihebohkan dengan perilaku Saman yang semakin tak terkendali. Mereka langsung menangkap Saman dan mengurungnya di gudang milik Pak Lurah (Muhammad Abe). Saman tidak bisa diajak bicara dan hanya bersenandung saja. Melihat muridnya yang sedang terkena masalah membuat Ibu Ningsih khawatir. Ia berusaha mengajak Saman untuk berbicara namun hasilnya nihil.
Keadaan desa semakin mencekam disaat Saman tewas gantung diri. Berbagai kejadian aneh terus dialami oleh warga desa. Adi, Ayu dan anak-anak lainnya mulai merasakan gangguan gaib yang mengancam nyawa mereka. Melihat kondisi desa yang semakin tak terkendali, warga pun langsung menemui seorang pria tua bernama Karta (Andri Mashadi) yang tinggal di dalam hutan. Mereka yakin petaka yang terjadi di desa itu disebabkan oleh Karta. Apa yang sebenarnya terjadi?
#Review:
Rapi Films membuka tahun 2023 dengan merilis film horror terbarunya yang berjudul WAKTU MAGHRIB (2023). Film ini terinspirasi dari film pendek karya Luthfi Aulia Chandra berjudul sama yang cukup populer di platform YouTube. Aku cukup penasaran dengan project film ini lantaran sutradaranya yaitu Sidharta Tata. Nama beliau berhasil mencuri perhatian saat era Pandemi CoVid-19 berkat serial TUNNEL versi Indonesia dan HITAM The Series nya. Kedua serial tersebut sukses menyajikan kombinasi antara drama, thriller dan horror yang memuaskan. Kamis, 9 Februari 2023 ini, Sidharta Tata akhirnya mendapat kepercayaan untuk merilis debut film layar lebar pertamanya bersama dengan Rapi Films dan Skymedia berjudul WAKTU MAGHRIB (2023).
Untuk segi cerita, film WAKTU MAGHRIB (2023) ini mengangkat kisah tentang mitos masyarakat tentang larangan keluar rumah saat menjelang waktu maghrib. Mitos tersebut berhasil dinarasikan dengan sangat baik saat dimunculkan pada sebuah desa di tahun 2002. Terror nya nampak organik dan meyakinkan. Atmosfer suasana desa yang belum terjamah teknologi kemudian langsung sepi saat malam hari benar-benar membuat penonton seolah-olah ikut berada di desa tersebut. Setiap sudut desa seperti rumah penduduk, sekolah, kelas, masjid, warung hingga kandang ternak dimanfaatkan dengan maksimal serta mempunyai pengaruh juga terhadap keseluruhan cerita. Alur cerita pun bergerak cukup cepat melalui petaka kematian yang satu persatu menghampiri para karakter.
Yang cukup disayangkan, pemilihan ending cerita film WAKTU MAGHRIB (2023) terkesan buru-buru dan masih banyak sekali plot hole yang bikin mengganjal. Bahkan menurutku Plot Twist yang seharusnya mengejutkan jadi anti klimaks karena tidak diselesaikan dengan maksimal. Sayang banget sih, padahal paruh awal film ini tidak terlalu mengecewakan. Ditambah lagi, beberapa jump scared penampakannya gak murahan. Paling suka saat adegan Ali Fikry berlari mengejar Nafiza Fatia. Epic sih!
Untuk jajaran pemain, penampilan ensemble cast anak-anaknya bagus! Mayoritas wajah baru dan tidak memasang aktor blasteran menjadi nilai plus untuk film ini. Para pemain dewasa juga performance nya tidak mengecewakan. Pemain lain yang memerankan warga desa dimanfaatkan dengan maksimal tidak hanya sebagai figuran saja.
Overall, film WAKTU MAGHRIB (2023) tampil cukup memuaskan berkat atmosfer suasana desa terasa nyata, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan yang lumayan mencolok.
[7.5/10Bintang]
No comments:
Post a Comment