Thursday, 15 August 2024

[Review] Alien Romulus: Aksi Survival Horror Dari Terror Xenomorph Di Stasiun Luar Angkasa!



#Description:
Title: Alien Romulus (2024)
Casts: Cailee Spaeny, David Jonsson, Archie Renaux, Isabela Merced, Spike Fearn, Aileen Wu, Ian Holm, Trevor Newlin
Director: Fede Alvarez
Studio: 20th Century Studios, Scott Free Productions


#Synopsis:
Tahun 2142, umat manusia sudah tidak lagi tinggal di bumi. Sebagian besar sudah pindah ke planet lain dan membentuk peradaban baru. Sebuah planet yang menyerupai planet Saturnus, bernama Jackson dihuni oleh peradaban manusia yang diatur oleh Weyland-Yutani Corp. Setiap orang yang tinggal di planet tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dalam berbagai bidang pekerjaan. Untuk bertahan hidup, orang-orang disana diharuskan mengabdi seumur hidup kepada perusahaan. Karena tak ingin selamanya menjadi budak bagi perusahaan, empat pemuda disana yaitu Tyler (Archie Renaux), Kay (Isabela Merced), Bjorn (Spike Fearn) dan Navarro (Aileen Wu) berencana kabur ke Planet Tyvaga yang konon memiliki kehidupan lebih baik dibandingkan planet yang mereka huni saat ini.


Untuk menuju Planet Tyvaga, Tyler dan ketiga rekannya menyusun rencana untuk masuk ke sebuah stasiun luar angkasa yang sedang mengorbit dekat dengan atmosfer planet mereka. Stasiun tersebut terdeteksi bernama Romulus Remus yang tak berawak alias kosong. Tyler dan Navarro yakin jika disana terdapat beberapa space capsule yang nantinya bisa digunakan untuk pergi ke Planet Tyvaga.
Agar rencana kabur mereka berjalan dengan mulus, Tyler mengajak mantannya yaitu Rain (Cailee Spaeny) yang memiliki asisten Robot Sintetis berwujud manusia bernama Andy (David Jonsson). Mereka berharap keduanya bisa ikut bergabung karena Andy bisa berguna untuk membuka akses masuk ke stasiun luar angkasa tersebut. Awalnya Rain menolak bergabung dengan Tyler karena hanya memanfaatkan Andy saja, namun Andy berjanji akan melindungi Rain selama menjalankan rencana dari Tyler dan ketiga rekannya itu.
Setelah berbagai persiapan telah dilakukan, Tyler, Rain, Andy, Kay, Bjorn dan Navarro pun terbang menuju stasiun pesawat luar angkasa. Tiba disana, Tyler, Bjorn dan Andy menelusuri setiap area stasiun luar angkasa tersebut untuk mencari space capsule dan juga bahan bakar yang bisa digunakan kabur menuju Planet Tyvaga.


Tak membutuhkan waktu lama, Tyler berhasil menemukan ruangan bahan bakar stasiun yang digenangi air. Dengan menggunakan kemampuan teknologi dari Andy, mereka membuka akses masuk ke ruangan tersebut. Saat Bjorn berusaha mengeluarkan tabung bahan bakar dari tempatnya, alarm peringatan berbunyi dan membuat mereka terjebak disana. Kepanikan melanda Tyler dan juga Bjorn yang berusaha memadamkan alarm tersebut. Disaat yang bersamaan pula, temperature di stasiun luar angkasa mulai meningkat. Rain dan Navarro langsung keluar dari kapal untuk menyelamatkan mereka bertiga. Saat menuju ruangan bahan bakar, Rain dan Navarro menemukan bangkai Robot Sintetis dan mengambil chip di bagian kepalanya. Rain pun memberikan chip yang ia ambil jasad Robot Sintetis tadi dan meminta Tyler untuk memasangkannya pada tubuh Andy agar mereka bisa membuka akses pintu yang terkunci. Saat Andy sedang proses rebooting, Tyler dan Bjorn melihat gerakan aneh yang ada di bawah air. Seketika Bjorn diserang oleh makhluk misterius. Setelah selesai rebooting, Andy langsung berlari menuju pintu untuk menyelamatkan Tyler dan juga Bjorn.



Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Makhluk misterius tersebut merupakan fase kedua dari metaformosis Xenomorph yang disebut Facehugger. Ratusan Facehugger yang dibekukan untuk kepentingan penelitian di stasiun luar angkasa Romulus Remus tersebut rupanya mencair akibat temperature suhu yang terus meningkat. Facehugger berhasil menyerang Navarro dan membuatnya tak sadarkan diri. Tyler dan Bjorn berusaha melepaskan Facehugger, namun malah makin menjerat lehernya Navarro. Andy yang masih menggunakan chip dari jasad Robot Sintetis tadi akhirnya mengetahui jika Facehugger sedang melakukan transfer embrio ke dalam tubuh Navarro yang nantinya akan muncul Chestburster kecil dan berevolusi dengan cepat menjadi sosok Alien mengerikan bernama Xenomorph.


Tyler, Rain, Andy, Bjorn dan Kay berusaha mencari jalan keluar untuk segera pergi dari sana. Disaat yang bersamaan, mereka harus menghadapi ratusan Facehugger dan juga Xenomorph yang sudah berkembang biak dengan pesat. Akankah mereka berempat berhasil menyelamatkan diri dari sarang Alien berbahaya tersebut?


#Review:
Setelah tujuh tahun penantian, akhirnya film terbaru dari Universe Alien berjudul ALIEN: ROMULUS (2024) tayang di bioskop Indonesia mulai 14 Agustus kemarin. Film ini menjadi film pertama dari Universe Alien setelah 20th Century Fox resmi diakuisisi oleh Disney menjadi 20th Century Studios pada tahun 2019 lalu.


Untuk segi cerita, film ALIEN: ROMULUS (2024) mengambil keputusan sebagai standalone sekuel dari dua film ALIEN yang dirilis tahun 1979 dan 1986 silam. Meskipun demikian, penonton tidak perlu-perlu banget untuk menonton film-film dari Universe Alien sebelumnya karena plot yang dihadirkan memang berdiri sendiri dan mudah dipahami oleh siapapun yang pertama kali menonton film ini di bioskop. Sutradara Fede Alvarez menyajikan plot ALIEN: ROMULUS (2024) dengan menggabungkan antara adventure, survival, sci-fi dan horror yang terjadi di luar angkasa. Kombinasi tersebut surprisingly menjadi tontonan yang memuaskan bagiku. Intensitas ketegangan yang mencekam sudah dibentuk dengan maksimal saat rombongan pemuda ini masuk ke stasiun luar angkasa terbengkalai. Elemen horror dan thriller nya seketika langsung menghentak penonton saat mereka harus berhadapan dengan gerombolan Facehugger. Signature horror dari Fede Alvarez yang sukses dilakukan di film EVIL DEAD (2013) dan DON'T BREATH (2016) terulang lagi di film ini. Moment-moment hening tanpa suara, serangkaian jump scared yang unpredictable dan body horror berdarah-darah dieksekusi dengan sangat maksimal. Yang tak kalah menarik, moment-moment survival dari semua karakter selalu berhasil memberi efek mendebarkan kepada penonton. Kapan lagi coba nonton film di bioskop dengan suasana yang tidak tenang dari awal sampai film selesai. Development dan pengembangan masing-masing karakter pun berjalan mulus sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. Namun dari keenam karakter ini, aku takjub dengan penampilan David Jonsson sebagai Robot Sintetis. Chemistry yang ia build up dengan Cailee Spaeny benar-benar saling melindungi satu sama lain. Transisi perubahan sikap setelah ganti chip juga terasa Robot Sintetis banget.


Meskipun mengklaim sebagai standalone sekuel, film ALIEN: ROMULUS (2024) tetap menghadirkan tribute apik kepada film-film ALIEN lawas maupun dua film Alien di era tahun 2010an yaitu PROMETHEUS (2012) dan ALIEN: COVENANT (2017). Hal tersebut bisa dirasakan dengan sederet easter egg tentang Weyland-Yutani Corp, metamorfosis Xenomorph dan beberapa adegan memorable dari film-film ALIEN terdahulu juga direka ulang oleh film ini.


Nonton Alien Romulus (2024) di IMAX sangat worth it! Aspect ratio nya fullest dari awal sampai akhir film. Survival nya makin mengerikan!

Untuk urusan visual dan audio, sudah jelas jaminan kualitas memuaskan berhasil diraih oleh film ALIEN: ROMULUS (2024). Aku awalnya mengira jika rombongan Facehugger dan Xenomorph di film ini adalah CGI, ternyata tim produksi film memilih untuk menggunakan practical dengan mendesign secara nyata dari Facehugger dan juga Xenomorph. Penampakan tiga Alien yang ada di film ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi siapapun yang menontonnya, Ngeri! Yang bikin takjub selanjutnya yaitu visualisasi luar angkasa nya sangat megah khas film-film dari Universe Alien. Iringan scoring musiknya juga juara banget bikin betah menonton film ini di bioskop.
Overall, film ALIEN: ROMULUS (2024) sudah jelas jadi salah satu film Hollywood terbaik di tahun ini. Fede Alvarez kembali membuktikan diri sebagai sineas horror yang mampu menciptakan kengerian dalam segala situasi, termasuk di luar angkasa sekalipun. Keren!


[9/10Bintang]

No comments:

Post a Comment