Saturday, 12 October 2024

[Review] Pulau Hantu: Cerita Tragis Saat Rombongan Tak Sengaja Terdampar Di Pulau Misterius!

 


#Description:
Title: Pulau Hantu (2024)
Casts: Taskya Namya, Bukie B. Mansyur, Samo Rafael, Cindy Nirmala, Hannah Hanon, Amanda Green, Verdi Solaiman, Patty Sandya, Azkya Mahira, Izabel Jahja, Pipien Putri
Director: Ferry Pei Irawan
Studio: MVP Pictures


#Synopsis:
Noah (Bukie B. Mansyur), Dara (Taskya Namya), Niki (Cindy Nirmala), Lathi (Hannah Hannon) dan Pandu (Samo Rafael) akhirnya berangkat menuju sebuah resort yang ada di pulau untuk dinner sekaligus berliburan. Sepanjang perjalanan menggunakan kapal, Dara terus dihubungi oleh ibunya yang selalu menanyakan kabar dan keberadaan Dara. Sikap overprotective ibunya tersebut membuat Dara kesal karena merasa terkekang dan tidak bisa leluasa untuk hidup mandir. Sementara itu, Niki yang melakukan reservasi dinner merasa panik karena khawatir jika mereka telat datang maka reservasi dan DP mereka akan hangus. Noah berusaha menenangkan Niki karena kapal dan nahkoda yang mereka sewa sudah berpengalaman dan sering disewa oleh keluarganya. Sang nahkoda kapal berjanji mereka akan tiba ke resort tepat waktu.


Disaat kapal mengarungi lautan, tiba-tiba saja memasuki perairan dangkal dan terdampar di sebuah pulau yang muncul di hadapan mereka. Karena kapal mogok, sang nahkoda meminta seluruh penumpang untuk turun. Nahkoda akan memeriksa kondisi kapal dan berjanji akan segera membereskannya. Noah dan lainnya pun mengikuti arahan nahkoda untuk turun dan menunggu di pinggir pantai.
Waktu terus bergulir. Langit menuju sore dan membuat Niki semakin frustasi karena mereka belum sampai di resort. Noah dan yang lainnya berusaha menghubungi kerabat mereka namun kesulitan karena tidak ada sinyal di pulau tersebut. Tak lama setelah itu, Noah tak sengaja mendengar suara anak perempuan yang berteriak memanggil ibunya dari dalam hutan. Noah yang berpengalaman dalam menjelajah hutan langsung masuk ke hutan untuk mencari sumber suara tersebut dengan ditemani Dara. Noah meminta Niki, Lathi dan Pandu tetap di pinggir pantai.
Noah dan Dara berjalan masuk ke dalam hutan meskipun hari semakin gelap. Dengan bermodalkan pencahayaan dari flashlight ponsel, mereka menelusuri hutan dan berharap bisa menemukan anak perempuan tadi. Setelah berjalan cukup lama, mereka dikejutkan menemukan banyak mayat yang tergeletak di dalam hutan. Awalnya Noah mengira jika jasad-jasad yang ditemukan itu diserang oleh hewan buas. Namun saat Dara melihat jasad lainnya yang tersangkut di atas pohon dengan keadaan mengenaskan, mereka yakin jika hal tersebut bukanlah diserang oleh hewan buas.


Disisi lain, Pandu juga mendengar suara perempuan yang meminta pertolongan dari dalam hutan. Pandu pun langsung bergegas berlari menuju hutan untuk menuju sumber suara tersebut. Ia meminta Niki dan Lathi untuk tetap di pinggir pantai sambil menemani nahkoda yang masih memperbaiki kapal. Saat Pandu masuk ke dalam hutan, ia malah tersesat. Berkali-kali ia berusaha mengejar sosok perempuan yang ia lihat namun hasilnya nihil. Hal serupa dialami juga oleh Noah dan Dara. Kini, mereka bertiga tersesat di dalam hutan. Setiap berlari untuk keluar hutan, mereka selalu kembali ke tempat yang sama. Dara semakin ketakutan dan panik. Sementara itu, Pandu tiba-tiba mendengar suara rantai dan akhirnya bertemu dengan sosok gaib berwujud perempuan yang menyeramkan. Pandu terus dikejar dan diseret oleh makhluk gaib tersebut.


Niki dan Lathi semakin khawatir karena ketiga temannya tak kunjung kembali ke pantai. Di saat yang bersamaan, mereka harus melihat kejadian tragis yang dialami oleh nahkoda. Selain itu, Niki dan Lathi juga melihat penampakan sosok perempuan yang berdiri diatas kapal. Karena ketakutan, mereka berdua berlari masuk ke hutan sambil mencari keberadaan Noah, Dara dan Pandu. Tak terasa waktu sudah malam hari. Mereka berlima yang berada di dalam hutan berusaha saling mencari satu sama lain. Noah, Dara, Niki dan Lathi akhirnya bertemu. Mereka berempat kemudian berlari menuju sebuah bangunan terbengkalai yang terlihat di tengah hutan. Niki dan Lathi khawatir dengan nasib Pandu yang masih berada di dalam hutan. Tak lama setelah itu, Pandu ternyata berhasil berjalan menuju tempat persembunyian Noah, Dara, Niki dan Lathi meskipun tubuhnya yang penuh luka. Noah berusaha menutupi semua luka yang ada di tubuh Pandu. Namun sayang, Pandu meninggal karena kehabisan darah. Lathi sangat sedih atas kematian Pandu yang tragis tersebut. Mereka berempat kemudian berusaha mencari informasi dan juga alat komunikasi agar bisa memanggil bantuan secepatnya. Noah dan Dara menuju ruang mesin, Niki dan Lathi menuju gudang untuk mencari peralatan yang bisa membantu mereka keluar dari pulau tersebut.
Saat menelusuri berbagai ruangan di bangunan tersebut, mereka menyadari jika tempat persembunyian yang mereka kunjungi adalah rumah rehabilitasi sekaligus rumah sakit jiwa bernama Oasis yang memang dibangun secara tersembunyi di tengah pulau terpencil. Saat Lathi melihat foto para pasien, pengelola dan para perawat yang ada disana, ia terkejut karena salah satu diantaranya sangat mirip dengan yang ia lihat di atas kapal tadi. Lathi dan Niki yakin jika sosok perempuan tersebut sudah meninggal dan arwahnya bergentayangan disana.


Noah, Dara, Niki dan Lathi kemudian mencari informasi tentang perempuan tersebut di ruang administrasi. Disana, mereka menemukan banyak file dan rekaman rehabilitasi dari banyak pasien. Salah satunya yaitu seorang perempuan bernama Mala Putri (Amanda Green). Berdasarkan dari penemuan mereka, Mala merupakan anak yang sengaja dikirim ke rumah sakit jiwa Oasis dan ditinggalkan selamanya oleh sang ibu (Patty Sandya). Hal tersebut terpaksa dilakukan oleh sang ibu setelah Mala membunuh ayahnya (Verdi Solaiman). Pengelola rumah sakit Oasis (Pipien Putri) dibuat kewalahan dalam mengurus Mala yang selalu memberontak dan berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. Hingga pada akhirnya, Mala ditemukan tewas bunuh diri di kamar isolasinya dan jasadanya tak pernah dijemput oleh sang ibu.
Noah, Dara, Niki dan Lathi kemudian menyusun rencana untuk mencari jasad dari Mala untuk segera dikuburkan dengan layak agar tidak lagi bergentayangan. Namun saat mereka menjalankan misi tersebut, arwah perempuan yang ada di hutan tadi kembali bergentayangan dan mengincar mereka berempat. Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Mampukah mereka keluar dari pulau tersebut?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures kembali hadir dengan film horror terbarunya di bioskop. Yang menarik, film horror kali ini merupakan remake dari salah satu IP ikonik milik MVP Pictures sendiri yaitu PULAU HANTU (2024). Hampir semua pecinta film Indonesia pasti sudah tidak asing dengan judul tersebut. Tiga film PULAU HANTU yang konsisten disutradarai oleh Jose Poernomo kala itu cukup sukses mencetak box office selama penayangan di bioskop. Selain itu, film PULAU HANTU yang dirilis tahun 2007, 2008 dan 2012 juga memiliki sosok setan ikonik dengan mulutnya terbuka lebar, atau yang lebih populer disebut setan mangap.


Di versi terbarunya ini, film PULAU HANTU (2024) disutradarai oleh Ferry Pei Irawan dan ditulis oleh Erwanto Alphadullah, sosok penulis skenario dibalik kesuksesan film DI AMBANG KEMATIAN (2023) dan KERETA BERDARAH (2024). Untuk segi cerita, film PULAU HANTU (2024) versi modern mengambik langkah untuk meninggalkan unsur komedi dan umbar keseksian dalam filmnya. Keputusan tersebut menurutku cukup tepat dan terlihat mengikuti perkembangan zaman yang dimana industri perfilman Indonesia sudah lama meninggalkan unsur sensualitas di setiap filmnya. Plot cerita film ini terbagi menjadi dua bagian. Cerita pertama mengambil sudut pandang dari lima sahabat yang tiba-tiba terdampar di pulau tak berpenghuni. Cerita kedua menjelaskan tentang masa lalu dari sebuah rumah rehabilitasi yang ada di pulau tersebut. Kedua cerita tersebut dikombinasikan dalam satu alur yang mudah dipahami serta saling melengkapi satu sama lain. Namun sayang, elemen horror serta jump scared yang dihadirkan film PULAU HANTU (2024) ini terasa repetitif dan tidak memiliki something new di setiap adegannya. Selain itu, film ini juga masih setia menggunakan formula klasik khas film-film horror mainstream seperti disesatkan di dalam hutan, para karakter berpencar lalu menemukan ajal mereka masing-masing dan sosok gaib yang menghabisi orang-orang tak bersalah. Untungnya semua adegan horror tersebut sedikit terselamatkan dengan tambahan elemen gore yang berhasil bikin penonton misuh-misuh melihatnya. Eksekusi kematian penuh darahnya bagus. Terlepas dari unsur horrornya yang tidak terlalu istimewa, Pei Irawan dan Alphadullah menghadirkan cerita flashback dari karakter Mala Putri dengan unsur drama yang cukup kuat. Plotnya mengangkat banyak issue didalamnya seperti bad parenting, kekerasan terhadap anak dibawah umur hingga gangguan mental yang diakibatkan oleh trauma sedari kecil. Kisah masa lalu dari Mala Putri tersebut dieksekusi dengan sangat dramatis dan berhasil memancing rasa simpati dari penonton.


Untuk jajaran pemain, pemilihan para aktor di film ini sudah sangat pas dan sesuai dengan porsi mereka masing-masing. Pendalaman karakter yang diperankan Taskya Namya, Bukie B. Mansyur, Cindy Nirmala, Hannah Hannon, Samo Rafael sampai Amanda Green masih berada di level yang believable dan tidak annoying. Chemistry persahabatan mereka berlima juga cukup meyakinkan penonton. Part kekacauan yang terjadi saat mereka berada di rumah rehabilitasi Oasis berhasil tersampaikan dengan baik ke penonton.
Untuk urusan visual, film PULAU HANTU (2024) versi modern ini sudah jelas mengalami peningkatan dari versi terdahulu. Pei Irawan sangat konsisten dalam mengandalkan alam untuk teknis film ini. Suasana gelap serta terangnya terlihat natural. Yang patut diapresiasi selanjutnya yaitu tata artistik dan design produksi karena berhasil menciptakan sebuah bangunan rehabilitasi yang terlihat benar-benar terbengkalai. Setiap sudut ruangan terasa nyata dan tidak seperti studio atau properti film.
Overall, film PULAU HANTU (2024) masih enjoyable ditonton di bioskop terlepas dari beberapa poin yang masih bisa ditingkatkan lebih maksimal lagi. Jika di masa yang akan datang bakal hadir sekuelnya, aku berharap dengan cerita baru dan tidak ada kaitannya dengan cerita di film ini.


[7.5/10Bintang]

No comments:

Post a Comment