#Description:
Title: Final Destination: Bloodlines (2025)
Title: Final Destination: Bloodlines (2025)
Casts: Kaitlyn Santa Juana, Teo Briones, Rya Kihlstedt, Richard Harmon, Owen Patrick Joyner, Anna Lore, Brec Bassinger, Max Lloyd-Jones, Tony Todd, Andrew Timpo Lee, Gabrielle Rose, Alex Zahara, April Telek, Jayden Oniah, Noah Bromley
Director: Zach Lipovsky, Adam Stein
Studio: Warner Bros Pictures, New Line Cinema
#Synopsis:
Dalam beberapa bulan terakhir, seorang mahasiswi bernama Stefani Reyes (Kaitlyn Santa Juana) sering mendapatkan mimpi buruk dan pengelihatan mengerikan tentang peristiwa rubuhnya Sky View Tower. Dalam pengelihatannya itu, Stefani melihat dari sudut pandang seorang perempuan cantik bernama Iris Campbell (Brec Bassinger) yang datang ke Sky View Tower bersama kekasihnya, Paul (Max Lloyd-Jones). Setibanya di depan Sky View Tower, Iris merasakan firasat yang aneh terlebih saat menaiki lift menuju lantai menuju puncak menara. Setibanya di lantai paling atas, Iris dan Paul terkesima dengan pemandangan kota dari ketinggian dan kemewahan restoran Sky View Tower dengan lantai kaca dan berbentuk 360 derajat. Paul kemudian mengajak Iris untuk menuju balkon dan melamarnya disana. Iris menerima lamaran sang kekasih sambil menahan diri agar tidak terlihat panik dan gelisah karena ia takut dengan ketinggian. Mereka kemudian kembali masuk ke dalam restoran dan menikmati pertunjukan musik sambil berdansa disana.
Firasat dan kekhawatiran Iris ternyata benar adanya. Ia menghentikan seorang anak laki-laki yang iseng melempar koin dari ketinggian dan meminta semua orang yang sedang berdansa untuk segera pergi dari lantai kaca karena mengalami keretakan. Iris berhasil menyelamatkan semua orang yang ada di sana termasuk menghentikan rubuhnya Sky View Tower. Namun sayang, sejak saat itu, Iris dan Paul dianggap sebagai pasutri gila oleh banyak orang dan keduanya pun memutuskan bersembunyi dari keluarga besar mereka.
Sementara itu, Stefani berusaha mencari jawaban tentang pengelihatan dan mimpi buruknya yang berasal dari Iris Campbell tersebut. Karena tak mendapat jawaban yang jelas dari sang ayah, Stefani kemudian menemui keluarga pamannya dan berharap bisa membantunya untuk membuka misteri tentang apa yang terjadi pada Iris. Setelah bertemu paman dan bibinya yaitu Brenda (April Telek) dan Howard (Alex Zahara), Stefani masih belum dapat jawaban yang puas karena Howard menolak untuk membahas tentang Iris (Gabrielle Rose) yang merupakan ibu kandungnya. Keluarga besar sudah sepakat melupakan Iris dan juga Paul sejak puluhan tahun lalu. Stefani makin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi terhadap neneknya itu. Untungnya, Brenda mengizinkan Stefani membuka sebuah box yang isinya kumpulan surat dan paket kiriman dari Iris. Saat box tersebut dibuka, mayoritas isi surat yang diterima oleh keluarga Howard merupakan peringatan dari Iris tentang kematian yang sampai saat ini mengejar keluarga besar Iris.
Keesokan harinya, Stefani nekat mendatangi rumah Iris yang lokasinya sangat terpencil. Setibanya disana, Iris merasa lega karena salah satu anggota dari keluarga besarnya datang menemui dirinya. Di dalam kabin, Iris langsung menjelaskan jika selama 57 tahun terakhir ini, maut mengincar semua orang yang seharusnya tewas pada rubuhnya Sky View Tower. Namun karena firasat Iris disana, hal tersebut tidak terjadi dan semua orang yang ada di sana tetap hidup sampai pada akhirnya satu persatu dari orang-orang yang selamat itu mulai menemui ajalnya masing-masing, termasuk Paul, suami dari Iris dan juga nenek dari Stefani. Usai kematian sang suami, Iris memilih menghabiskan hidup di dalam kabin dan tak pernah keluar sama sekali karena demi menghindari maut. Selama berada di sana, Iris mendalami riset dan analisis tentang bagaimana maut mendatangi orang-orang yang seharusnya tidak hidup di dunia. Mendengar semua ucapan neneknya itu membuat Stefani terkejut sekaligus tak mempercayainya. Saat Stefani memutuskan pergi dari kabin, Iris mengejarnya dan memberikan sebuah buku petunjuk agar keluarga yang tersisa bisa menghindari maut yang sudah mengejar selama 57 terakhir. Karena nekat ke luar kabin, tak lama setelah itu, maut menghampiri Iris dengan cara yang sangat tragis.
Kematian Iris akhirnya diketahui oleh orang tua Stefani termasuk Howard, Brenda dan anggota keluarga lainnya. Stefani kemudian menjelaskan tentang teori maut yang selama ini dipelajari oleh neneknya itu dihadapan keluarga. Namun sayang, mereka semua menganggap omong kosong semata. Semua ramalan yang dilakukan oleh Iris itu hanya menebar ketakutan semata. Untungnya, adik dari Stefani yaitu Charlie (Teo Brionnes) percaya dengan apa yang diucapkan kakaknya itu.
Waktu terus berlalu, ramalan dari Iris tentang maut yang mengincar keluarga besarnya mulai datang, bersamaan dengan ibu kandung dari Iris dan Charlie yaitu Darlene Campbell (Rya Kihlstedt). Satu persatu dari anggota keluarga Howard terbukti mengalami kecelakaan tragis dan berujung dengan kematian. Bagaimana nasib Stefani dan keluarganya? Apakah berhasil menghindari maut yang selama ini sudah mengincar mereka semua?
#Review:
Berjarak 14 tahun dari film kelimanya, franchise film horror paling traumatik dari Hollywood yaitu FINAL DESTINATION akhirnya hadir dan tayang lagi di bioskop di bulan Mei tahun ini. Sejak perilisan teaser poster, trailer sampai final trailer, kemunculannya selalu berhasil "bikin gaduh" sosial media. Generasi Millenials yang tumbuh bersama dengan lima film FINAL DESTINATION terpecah menjadi dua kubu, ada yang sangat excited menanti kehadiran film ini dan ada juga yang langsung terguncang mengingat trauma masa lalu yang ternyata masih membekas sampai sekarang! (Padahal aku cuma nonton FD5 saja sewaktu masih jaman sekolah jelang kelulusan. Saat test mata pelajaran penjaskes, aku sampai ogah mengikuti test penilaian gymnastic gara-gara di FD5 ada adegan gymnastic nya. huhuhu) Terlepas dari segala kekonyolan dan absurd nya cerita dari lima film terdahulu, harus diakui moment-moment maut mengerikan lewat kecelakaan tragis yang menimpa para karakternya menjadi sajian paling membuatku stress dan anxiety saat menonton. Lalu apakah film terbaru FINAL DESTINATION: BLOODLINES (2025) kali ini bisa mengulang kegilaan lima film sebelumnya?
Untuk segi cerita, film FINAL DESTINATION: BLOODLINES (2025) masih setia menggunakan premis dan konsep seperti kelima film sebelumnya. Yang menjadi daya tarik disini, karakter yang diincar maut kali ini merupakan satu keluarga. Meskipun tanpa menonton lima film sebelumnya, penonton tetap bisa menikmati plot yang disajikan. Teka-teki yang berusaha dipecahkan oleh karakter Stefani disini sukses memancing penasaran penonton tentang "kutukan maut" yang mengintai keluarga besar mereka. Meskipun "kutukan maut" memang mengincar orang-orang yang seharusnya mati pada tragedi runtuhnya Sky View Tower, namun cara hadirnya si "maut" ini menurutku terasa masih random dan tidak terjelaskan dengan baik. Tapi benar juga sih, di kehidupan nyata, takdir dan maut seseorang memang tidak bisa ditebak kapan akan terjadi. Hahaha. Yang menjadi nilai plus dari BLOODLINES (2025) ini yaitu penonton bisa memberikan simpati terhadap karakter keluarga besar Stefani yang satu persatu sedang menunggu ajalnya dengan cara yang tragis. Bonding keluarga Stefani yang awalnya saling acuh dan tak peduli kemudian saling membantu satu sama lain juga eksekusinya bagus! Hal inilah yang aku rasakan saat menonton film FD5, empat belas tahun yang lalu.
Golden moment dari franchise film FINAL DESTINATION yang ditunggu-tunggu tentunya parade kecelakaan tragis yang menimpa satu persatu para karakternya. Di BLOODLINES (2025), langsung dibuka dengan kejadian rubuhnya Sky View Tower yang sukses menghadirkan new trauma dan new anxiety bagi penontonnya. Gedung tinggi, koin yang dilempar, lift, lantai kaca, piano sampai cincin tunangan jadi wadah kecelakaan yang sukses membuatku stress selama menontonnya. Setelah throwback adegan di Sky View Tower, serangkaian kejadian tragis dan bisa dibilang bodoh karena teledor juga berhasil dihadirkan dengan ugal-ugalan oleh duet sutradara Zach Lipovsky dan Adam Stein. Adegan pecahan gelas, mesin pemotong rumput, trampoline, kipas angin, fiercing, truk pengangkut sampah, snack vending machine hingga yang paling GONG dan g*blog banget yaitu mesin MRI. Aku sampai stress lagi dan ikutan ngilu melihat anggota keluarga Stefani tewas dengan cara yang brutal seperti itu.
Kelar nonton, aku langsung angkat tangan dan menyerah! Film FINAL DESTINATION BLOODLINES (2025) berhasil menjadi sajian horror maut yang traumatik sekaligus berkesan!
[8.5/10Bintang]
No comments:
Post a Comment