Wednesday, 31 July 2024

[Review] Sakaratul Maut: Cerita Mistis Pemilik Pegangan Kepada Jin Saat Menjelang Ajal!




#Description:
Title: Menjelang Ajal (2024)
Casts: Jose Rizal Manua, Indah Permatasari, Claresta Taufan, Della Dartyan, Aksara Dena, Retno Soetarto, Maryam Supraba, Landung Simatupang, Nayla Sakhi, Rendra Bagus Pamungkas, Siti Fauziah
Director: Sidharta Tata
Studio: Rapi Films, Skymedia, Rhaya Flicks


#Synopsis:
Retno (Indah Permatasari) memutuskan ambil cuti dari pekerjaannya sebagai perawat untuk menjenguk keluarganya di kampung halaman. Kedatangan Retno disambut hangat oleh kedua orangtuanya yaitu Bapak Wiryo (Jose Rizal Manua) dan Ibu Wiryo (Retno Soetarto). Segala kebutuhan sehari-hari keluarga Pak Wiryo dibantu oleh asisten rumah tangga mereka yaitu Indah (Claresta Taufan) yang tinggal bersama dengan anak perempuannya Ismi (Nayla Sakhi).
Beberapa hari sebelum cutinya selesai, Retno mengalami mimpi buruk tentang kedua orangtuanya. Dan benar saja, mimpi tersebut menjadi kenyataan. Kedua orang tua Retno mengalami kecelakaan mobil. Sang ibu meninggal ditempat, sementara Pak Wiryo yang selamat segera dilarikan ke rumah sakit. Selama menjalani perawatan. kondisi Pak Wiryo tak kunjung membaik. Karena biaya rumah sakit terus membengkak, Wati (Della Dartyan) yang merupakan kakak dari Retno mengambil keputusan untuk merawat sang ayah dirumah saja secara bergiliran. 
Setelah selesai menguburkan Ibu Wiryo, permasalahan lain datang menghampiri keluarga Pak Wiryo. Istri kedua Pak Wiryo yaitu Ibu Giyem (Maryam Supraba) datang ke rumah untuk ikut pengajian dan menjenguk sang suami dengan mengajak anaknya, Tarjo (Aksara Dena). Kehadiran keduanya membuat Wati kesal mengingat selama ini hubungan antara keluarga istri pertama dan istri kedua tidak akur. Emosi Wati semakin tersulut saat Tarjo menanyakan perihal warisan kepadanya. Tarjo mengingnkan warisan dari ayahnya karena ia memang anak kandung dari Pak Wiryo. Melihat kondisi Pak Wiryo yang tak kunjung membaik membuat Ibu Giyem diam-diam membawa sebuah jimat untuk disimpan di kamarnya Pak Wiryo. Namun sayang, hal tersebut dipandang negatif oleh Wati dan juga Retno. Keduanya makin curiga jika Ibu Giyem lah yang menyebabkan Pak Wiryo kecelakaan dan penyakitnya tak kunjung sembuh.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Pak Wiryo semakin memprihatinkan. Sesekali ia mengalami sesak nafas sehingga kesulitan untuk sadarkan diri. Disaat yang bersamaan, serangkaian kejadian mistis dialami oleh Wati, Retno, Ibu Giyem dan Tarjo ketika mereka sedang menjaga Pak Wiryo di kamar. Mereka berempat sering melihat penampakan jin yang selalu berada di dekat Pak Wiryo. Terror jin tersebut pun perlahan mulai mengincar seluruh keluarga dari Pak Wiryo. Apa yang sebenarnya terjadi pada Pak Wiryo beserta keluarga?


#Review:
Rapi Films dan Sidharta Tata kembali berkolaborasi menggarap sebuah film horror terbaru berjudul SAKARATUL MAUT (2024) yang siap tayang di bioskop Indonesia mulai 1 Agustus 2024. Aku berkesempatan hadir pada Press Screening & Gala Premiere film SAKARATUL MAUT (2024) yang sukses digelar pada Selasa, 30 Juli 2024 kemarin di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, Sidharta mengungkapkan, ide cerita film SAKARATUL MAUT (2024) berdasarkan dari kerabatnya di Yogyakarta namun dengan penambahan ide-ide kreatif agar cocok untuk dijadikan sebuah cerita film layar lebar.


Untuk segi cerita, track record Sidharta Tata sebagai sutradara film horror sejauh ini selalu konsisten memberikan hasil yang memuaskan. Film SAKARATUL MAUT (2024) menjadi pembuktian untuk yang kesekian kalinya. Cerita keluarga yang berpoligami dan tidak akur, fenomena tentang pegangan terhadap Jin, krisis kepercayaan terhadap agama hingga hubungan antara anak dengan orangtua tersaji dengan lengkap di film ini. Kolaborasi tiga penulis yaitu  Agasyah Karim, Bayu Kurnia dan Khalid Kashogi terbukti berhasil mengembangkan premis sederhana tentang sakaratul maut menjadi lebih menarik dan juga complicated. Selain plot nya yang sangat solid, pendalaman cerita dari masing-masing karakter di film ini jempolan banget. Setiap karakter memiliki motivasi tersendiri yang pada akhirnya menjadi satu kesatuan cerita yang saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, film SAKARATUL MAUT (2024) juga berhasil menyajikan sekuens horror yang bikin penonton literally ketakutan. Penempatan jump scared selalu on point, ditambah lagi adegan-adegan horrornya sukses membuatku terkesan. Terdapat dua adegan horror yang melibatkan Della Dartyan dan Indah Permatasari di film ini yang diciptakan dengan luar biasa. Intensitas terror dan ketegangannya cakep banget! Konsistensi Sidharta Tata yang selalu executed in every aspect inilah yang membuatku selalu percaya terhadap setiap project film yang digarap olehnya.
Untuk jajaran pemain, penampilan Indah Permatasari di film SAKARATUL MAUT (2024) ini sangat memuaskan terlebih saat adegan pamungkasnya. Ekspresi dan gesture nya sangat mengerikan! Auto jadi film horror terbaik sejauh ini yang dibintangi Indah Permatasari. Penampilan Claresta Taufan, Della Dartyan, Aksara Dena, Jose Rizal Manua dan para pendukung lainnya pun sama sekali tidak mengecewakan. Penggunaan dialog Bahasa Jawa nya pun medhok nya tidak berlebihan dan natural.
Overall, film SAKARATUL MAUT (2024) menjadi salah satu film horror Indonesia terbaik dan terseram di tahun setelah PEMANDI JENAZAH (2024) dan SIKSA KUBUR (2024). You did it again mas Sidharta Tata!


[9/10Bintang]

[Review] Heartbreak Motel: Mengungkap Cerita Traumatis Yang Tersembunyi Dari Aktris Populer!



#Description:
Title: Heartbreak Motel (2024)
Casts: Laura Basuki, Reza Rahadian, Chicco Jerikho, Sita Nursanti, Sheila Dara Aisha, Pierre Gruno, Maya Hasan, Dwi Yan, Luna Maya, Jeremy Thomas, Cornelio Sunny, Della Dartyan, Lutesha, Chicco Kurniawan, Dian Sidiq, Sarah Sechan
Director: Angga Dwimas Sasongko
Studio: Visinema Pictures


#Synopsis:
Karier Ava Alessandra (Laura Basuki) sebagai seorang aktris film semakin bersinar setelah sukses membintangi film Ken Arok & Ken Dedes yang disutradarai oleh Cornelio Sunny. Kesuksesan tersebut berkat dukungan lawan mainnya yaitu Reza Malik (Reza Rahadian) yang dikenal sebagai aktor langganan peraih Piala Citra. Selain menjadi lawan main dalam sebuah film, Reza pun menjadi partner akting yang rutin membantu Ava untuk mencapai semua impiannya di industri perfilman.
Seiring berjalannya waktu, Ava dan Reza akhirnya menjalin hubungan asmara. Keduanya diidolakan banyak orang karena terlihat sangat sempurna dan ideal sebagai pasangan kekasih. Namun dibalik itu semua, Ava memendam perasaan cemas dan stress ketika berbeda pendapat dengan Reza. Tak jarang, perbedaan tersebut menimbulkan pertengkaran diantara keduanya. Hal tersebut selalu memicu rasa trauma dan kenangan pahit di masa lalu ketika Ava masih remaja. Kala itu, Ava harus kehilangan sang ibu yaitu Maya (Maya Hasan) setelah sekian lama mengalami tekanan batin dan KDRT dari ayahnya, Adnan (Dwi Yan). Ava pun dibuat sulit untuk mengakhiri hubungannya dengan Reza karena dianggap semua yang ia dapatkan saat ini berkat upaya dan dukungan dari Reza. Meskipun di belakang kamera selalu tersiksa dengan perasaan cemas dan ketakutannya, namun saat di depan kamera, baik Ava maupun Reza selalu tampil seperti pasangan ideal yang sempurna.
Tawaran untuk membintangi film layar lebar kembali menghampiri Ava dan Reza. Kali ini, mereka dipasangkan sebagai suami istri di debut film yang disutradarai oleh Luna Maya. Ava memerankan seorang istri bernama Raisa yang sering mengalami KDRT dari suaminya yang diperankan Reza. Selama proses reading hingga pengambilan gambar, Ava selalu mendapat tekanan dari Reza agar tampil maksimal meskipun memicu trauma di masa lalu kembali bangkit. Manager dari Ava yaitu Pak Tito (Piere Gruno) serta sahabatnya, Lara (Sheila Dara Aisha) pun tak bisa berbuat apa-apa karena Ava selalu memberikan kesempatan untuk yang kesekian kalinya terhadap Reza.
Hingga suatu ketika, terjadi sebuah insiden di lokasi syuting yang menyebabkan Ava mengambil langkah untuk menghilang sejenak dari industri perfilman. Ava menyamar sebagai staff housekeeping magang di sebuah hotel dengan menggunakan identitas palsu bernama Maya. Selama bekerja di hotel, Raya dibimbing oleh staff houskeeping senior yaitu Dahlia (Sita Nursanti). Selain bekerja, Ava tak sengaja berkenalan dengan salah satu tamu hotel yang sedang melakukan perjalanan bisnis bernama Raga Asaad (Chicco Jerikho). Pertemuan Ava yang menggunakan identitas sebagai Maya dengan Raga perlahan saling memiliki ketertarikan satu sama lain. Keduanya sama-sama saling jatuh hati karena memiliki sifat kesederhanaan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Tak hanya itu saja, Ava pun semakin nyaman ketika bersama Raga karena selalu berusaha menjadi pria dewasa yang membantunya untuk mengatasi serangan panik atau cemas berlebih yang selama ini selalu menghantuinya.
Disisi lain, Pak Tito dan Lara meminta Ava untuk tidak selamanya bersembunyi dan menghindari semua permasalahan yang sedang terjadi. Hingga suatu ketika, Ava memberanikan diri untuk kembali ke industri perfilman dengan menyusun sebuah rencana yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.


#Review:
Rumah produksi Visinema Pictures kembali hadir memeriahkan industri perfilman Indonesia dengan merilis film terbaru mereka yang berjudul HEARTBREAK MOTEL (2024). Film ini merupakan adaptasi dari novel best seller karya Ika Natassa yang digadang-gadang sebagai novel yang keluar dari zona nyaman sang penulis.


Aku berkesempatan hadir pada acara Press Screening dan Gala Premiere film HEARTBREAK MOTEL (2024) yang sukses digelar pada Jum'at, 26 Juli 2024 lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut banyak sekali hal menarik yang diungkapkan oleh seluruh tim yang terlibat dalam film ini. Salah satunya datang dari pemeran utama yaitu Laura Basuki. Saat sesi wawancara, Laura Basuki mengungkapkan jika dirinya cukup terkejut sekaligus tertantang saat pertama kali mendapat tawaran untuk membintangi film ini. Pasalnya, tantangan yang harus ditaklukan Laura Basuki di film ini, dirinya harus memerankan lebih dari satu karakter yang memiliki perbedaan satu sama lain. Dengan mengeksplorasi cerita versi bukunya serta berdiskusi cukup intens bersama Ika Natassa, Alim Sudio dan tentunya Angga Dwimas Sasongko, Laura Basuki akhirnya bersedia dan tampil maksimal sebagai Ava Alessandra di film ini.




Untuk segi cerita, harus diakui film HEARTBREAK MOTEL (2024) menjadi film yang paling beda dan anti mainstream sejauh ini yang diadaptasi dari novel Ika Natassa. Aku sebagai penonton yang sama sekali tidak membaca novelnya, awalnya cukup kesulitan untuk mengikuti cerita dari kehidupan Ava Alessandra yang disajikan dengan pola non-linear. Namun seiring berjalannya waktu, eksperimen non-linear yang sebelumnya sudah Angga Dwimas Sasongko terapkan di NKCTHI (2019) dan JYJJLP (2023) semakin menarik perhatianku di film ini. Penonton seolah-olah diajak untuk menyusun sebuah puzzle yang berantakan dan ketika semuanya sudah tersusun, BOOM! drama tentang toxic relationship, trauma dan anxiety yang dialami oleh Ava Alessandra terjawab dengan tuntas! Konsep non-linear tersebut didukung oleh penggunaan format kamera yang berbeda-beda. Angga Dwimas Sasongko bereksperimen dengan memakai kamera digital, seluloid 16 mm dan 35 mm. Hasilnya pun, menambah value tersendiri terhadap masing-masing cerita. Contohnya kamera seluloid digunakan saat scene karakter Maya. Secara tidak langsung, part tersebut terasa seperti film-film era tahun 2000 an yang merepresentasikan karakter Ava seolah-olah throwback menjadi ibunya di masa lalu. Plot cerita tentang toxic relationship dengan Reza dibuat serealistis dan sedekat mungkin dengan kehidupan para aktor di industri perfilman. Kejadian tentang terpaksa menjalani hubungan asmara sebagai bentuk balas budi pun bisa kita temukan dimana saja. Plot tentang trauma di masa lalu sebagai saksi KDRT juga berhasil dieksekusi dengan baik ketika Ava beranjak dewasa, trauma tersebut terus menghantuinya. Meskipun klimaks penyelesaian trauma masa kecil dari Ava menurutku masih kurang nendang dan bisa dieksplor lebih dalam lagi. Yang tak kalah menarik, plot karakter Ava menjadi Maya yang bekerja di hotel. Selain mendapatkan moment cinta sederhana dengan Raga, di plot ini juga menampilkan moment pencair suasana dari karakter Dahlia yang sukses mencuri perhatian penonton. Tak jarang gelak tawa terdengar gara-gara melihat tingkah laku Dahlia beserta dialognya yang sangat karyawan houskeeping banget! Hahaha.


Untuk jajaran aktor, film HEARTBREAK MOTEL (2024) yang memasang tiga aktor peraih Piala Citra FFI ini memang sudah menjadi jaminan mutlak bahawa film ini memuaskan. Laura Basuki sukses memerankan Ava, Maya dan Raisa dengan range emosional yang luar biasa. Definisi aktris berperan sebagai aktris dilakukannya dengan maksimal. Penampilan Reza Rahadian sebagai karakter antagonis di film ini sukses membuat siapapun yang melihatnya kesal. Aura licik, gaslighting dan otoriternya terpancar kuat sama seperti saat Reza memerankan Mas Aris, Mas Adam, Budi Baik dan Uda Aziz. Yang aku suka dari film HEARTBREAK MOTEL (2024) disini, sang sutradara dan penulis skenario tidak mengambil langkah untuk menampilkan easter egg atau cameos dari para karakter yang ada di film-film adaptasi novel Ika Natassa sebelumnya. Film ini seperti berdiri sendiri dengan didukung banyaknya cameo nama-nama besar di industri perfilman. Terlihat sangat well prepared banget.


Untuk urusan visual, kesan aesthetic, megah dan detail bisa penonton rasakan disepanjang film. Tak heran jika film HEARTBREAK MOTEL (2024) menjadi salah satu film dengan budget termahal yang pernah diproduksi Visinema Pictures. Kesan mahal dan megah bisa dilihat dari penggunaan wardrobe para pemain, pemilihan hotel asli berbintang lima yaitu Ayana Mid Plaza, Jakarta Pusat dan kehadiran para cameo yang sekali lagi membuktikan jika film ini memang dipersiapkan dengan sangat matang. Scoring music dengan intensitas yang dinamis pun menjadi kekuatan tersendiri untuk film ini.
Overall, film HEARTBREAK MOTEL (2024) berhasil menjadi sajian fresh dan paling berbeda dari film adaptasi novel Ika Natassa sejauh ini serta menjadi salah satu film paling berkesan yang diproduksi oleh Angga Dwimas Sasongko. Very well!


[9/10Bintang]

Thursday, 25 July 2024

[Review] Deadpool & Wolverine: Aksi Luar Biasa Menyelamatkan Earth-10005 Sebelum Terlambat!





#Description:
Title: Deadpool & Wolverine (2024)
Casts: Ryan Reynolds, Hugh Jackman, Emma Corrin, Matthew Macfayden, Rob Delaney, Morena Baccarin, Brianna Hildebrand, Shioli Kutsuna, Stefan Kapicic, Lewis Tan, Leslie Uggams, Karan Soni, Randal Reeder, Aaron Stanford, Tyler Mane, Jennifer Garner, Wesley Snipes, Channing Tatum, Dafne Keen, Chris Evans, Blake Lively, Matthew McConaughey, Nathan Fillion, Wunmi Mosaku, Jon Favreau, Henry Cavill
Director: Shawn Levy
Studio: Marvel Studios, Maximum Effort, 21 Laps Entertainment


#Synopsis:
Wade Wilson (Ryan Reynolds) atau Deadpool akhirnya bisa hidup tenang setelah berhasil menyelamatkan nyawa sang kekasih, Vanessa (Morena Baccarin) dan anggota X-Force yaitu Peter (Rob Delaney) dan Shatterstar (Lewis Tan), dengan menggunakan time travel device milik Cable (Josh Brolin). Selain itu, Wade pun mencoba untuk hidup lebih baik sesuai keinginan Vanessa dengan cara mengunjungi Earth-616 untuk bergabung menjadi anggota Avengers. Namun sayang, Happy Hogan (Jon Pavreau) belum bisa menerima Deadpool sebagai anggota baru di Avengers. Sejak penolakan tersebut, Wade memutuskan pensiun sebagai Deadpool dan memilih bekerja dengan Peter sebagai sales mobil.


Suatu ketika, saat Wade Wilson sedang merayakan ulang tahun bersama Vanessa, Peter (Rob Delaney), Blind Al (Leslie Ugams), Dopinder (Karan Soni), anggota X-Force, Colossus (Stefan Kapicic), Negasonic (Brianna Hildebrand) dan Yukio (Shioli Kutsuna), ia kedatangan pasukan Time Variance Authority (TVA) dan langsung ditangkap.
Wade dibawa menuju markas TVA dan bertemu dengan Mr. Paradox (Matthew Macfayden). Deadpool didakwa karena telah menimbulkan Sacred Timeline yang menyebabkan Earth-10005 atau dunianya berada di ambang kehancuran. Selain kekacauan di Sacred Timeline, kematian Logan (Hugh Jackman) atau Wolverine juga semakin mempercepat Earth-10005 menuju kehancuran. Mr. Paradox meminta Deadpool untuk segera memperbaiki universe nya dengan cara menyelamatkan nyawa Logan. Mr. Paradox yakin jika Deadpool dan Wolverine adalah Anchor Being untuk Sacred Timeline universe mereka. Karena tak ingin kehilangan Vanessa dan teman-temannya yang sudah ia anggap sebagai saudara, Deadpool pun langsung beraksi mengambil alat TeamPad milik Mr. Paradox untuk mencari variant Wolverine dari berbagai universe atau earth yang ada.


Tak membutuhkan waktu lama, Deadpool berhasil mengajak salah satu Wolverine yang bersedia untuk membantunya di TVA. Wolverine yang ikut bersama Deadpool tersebut dianggap sebagai Wolverine terburuk karena sudah menghancurkan universe atau earth nya sendiri sebelum Mr. Paradox dan TVA membuangnya ke sebuah tempat yang bernama The Void. Mendengar penjelasan dari TVA membuat Wolverine kesal. Ia pun meluapkan amarahnya disana termasuk melawan Deadpool. Mr. Paradox kemudian memindahkan mereka berdua ke The Void. Selama berada disana, Deadpool dan Wolverine bertemu dengan Cassandra Nova (Emma Corrin), penguasa The Void yang menjalin kerjasama dengan Mr. Paradox untuk mengurung apapun yang sudah tidak berguna dari seluruh universe dan nantinya menjadi makanan bagi makhluk astral bernama Alioth.



Ketika sedang berusaha untuk keluar dari The Void, keduanya bertemu dengan Johnny Storm (Chris Evans) atau Human Torch yang sudah lama terjebak disana. Mereka bertiga kemudian ditangkap dan dibawa menuju markas tersembunyi milik Cassandra. Tak lama setelah itu, Deadpool, Wolverine dan Torch bertemu dengan Cassandra dan meminta untuk mengembalikan mereka ke TVA. Namun karena Cassandra memiliki kemampuan luar biasa yang sama persis dengan saudara kembarnya, Charles Xavier (James McAvoy), mereka gagal untuk mengalahkannya. Deadpool dan Wolverine kemudian kabur menuju wilayah perbatasan dari The Void. Saat perjalanan menuju sana, Wolverine mengetahui tentang Deadpool yang bisa mengembalikan mereka berdua ke TVA dan universe masing-masing tanpa harus berurusan dengan Cassandra. Aksi perkelahian pun kembali terjadi sampai akhirnya mereka tiba di perbatasan The Void dan bertemu dengan Elektra (Jennifer Garner), Gambit (Channing Tatum), Blade (Wesley Snipes) dan X-23 (Dafne Keen). Deadpool kemudian menyusun rencana bersama dengan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Cassandra dan anak buahnya.


Untuk memblokir kekuatan super yang dimiliki Cassandra, Deadpool berencana menggunakan helm milik Jaggernaut agar bisa mengancamnya dan segera mengembalikan mereka ke universe masing-masing. Saat rencana tersebut hampir berhasil, Wolverine malah meminta Deadpool melepaskan helm tersebut dari Cassandra, karena ia sangat yakin jika Charles Xavier pasti akan menolong saudaranya sendiri ketika mengetahui keberadaan Cassandra di The Void. Mendengar hal tersebut membuat Cassandra percaya terhadap apa yang diucapkan Wolverine. Ia pun melepaskan Wolverine dan Deadpool dengan menggunakan cincin portal sihir milik variant Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk kembali ke universe mereka.


Tiba di universe atau Earth-10005, Deadpool dan Wolverine menemukan fakta tentang Mr. Paradox yang diam-diam mengaktifkan Time Ripper, sebuah alat untuk menghancurkan timeline dari sebuah universe tanpa melakukan izin kepada pusat TVA. Mr. Paradox berencana untuk memusnahkan universe atau Earth-10005 karena Deadpool dan Wolverine dianggap sudah gagal menyelamatkan tempat tinggal mereka. Di sisi lain, Cassandra ternyata sangat tertarik dengan alat Time Ripper yang dibuat oleh Mr. Paradox tanpa sepengetahuannya itu. Ia pun mendatangi Earth-10005 untuk merebut Time Ripper dan memusnahkan universe Deadpool Wolverine dan universe-universe lain agar semuanya menjadi penghuni The Void. Karena keadaan semakin kacau, Mr. Paradox memberikan petunjuk pada Deadpool dan Wolverine untuk segera menghancurkan sumber energi dari Time Ripper, meskipun resikonya harus mengorbankan nyawa mereka. Mampukah Deadpool dan Wolverine menghentikan rencana dari Cassandra?


#Review:
Setelah penantian cukup panjang, akhirnya film DEADPOOL & WOLVERINE (2024) tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 24 Mei 2024. Film ketiga dari karakter anti-hero Deadpool sangat dinanti oleh para pecinta film-film Marvel karena berbagai alasan. Yang pertama, film ini menjadi film pertama dari Deadpool setelah 20th Century Fox resmi diakuisisi oleh Disney dan Marvel Studios pada tahun 2019 lalu. Yang kedua, film ini menjadi film superhero dengan R-Rated pertama di Marvel Studios. Yang ketiga, film ini menjadi penanda yang resmi karakter Mutant muncul di jagat Marvel Cinematic Universe. Dan yang keempat, film DEADPOOL & WOLVERINE (2024) menjadi film MCU Phase 5 pertama dan terakhir di tahun ini karena sampai akhir tahun 2024, tidak ada lagi film layar lebar yang dirilis oleh Marvel Studios.


Setelah resmi menjadi bagian dari Marvel Cinematic Universe, film DEADPOOL & WOLVERINE (2024) masuk ke Multiverse Saga yang berada di Phase 5. Otomatis, tim penulis film yang terdiri dari Ryan Reynolds, Rhett Reese, Paul Wernick, Zeb Wells dan Shawn Levy masih mengandalkan konsep Multiverse dalam plot ceritanya. Meskipun konsep tersebut sudah berulang kali dilakukan Marvel Studios sejak AVENGERS: ENDGAME (2019) hingga DOCTOR STRANGE IN THE MULTIVERSE OF MADNESS (2022), tak membuat rombongan penulis kehabisan ide brilian. Secara mengejutkan, Multiverse yang hadir di film DEADPOOL & WOLVERINE (2024) berhasil tampil maksimal, out of control dan mendefinisikan Madness yang sesungguhnya! Shawn Levy selaku sutradara memberikan tribute yang luar biasa terhadap film-film superhero Marvel di era 2000an dengan menghadirkan beberapa karakter ikonik di masanya untuk sekali lagi tampil di era modern. Bagi penonton yang sudah mengikuti franchise film X-Men era Hugh Jackman, Fantastic Four era Chris Evans, Blade, Elektra, Laura X-23 hingga project film Gambit yang tak kunjung menemukan titik terang pastinya sangat gembira sekaligus terharu melihat semuanya berkumpul di film ini. Marvel Studios kembali berhasil melakukan fan service dengan mengabulkan beberapa imajinasi yang selama ini diharapkan oleh para pecinta film-film Marvel. Selain memiliki konsep Multiverse yang brutal, film DEADPOOL & WOLVERINE (2024) juga punya development story dari mereka berdua yang sangat memuaskan. Penonton kali ini bisa melihat sisi lain baik dari Deadpool maupun Wolverine yang selama ini tidak terlalu diekspos saat mereka masih belum bergabung dengan MCU. Relationship yang terjalin diantara keduanya pun dikemas dengan aksi fighting yang nyaris mendominasi cerita. Moment pertarungan Deadpool melawan agent TVA, para Mutant di The Void hingga head to head dengan Wolverine menjadi golden moments yang ada di film ini. Kegilaan lainnya, konsep breaking the fourth wall yang dilakukan Deadpool juga semakin ugal-ugalan dalam segala hal. Fox, Disney, Marvel Studios, Avengers sampai kehidupan personal siapapun menjadi bahan jokes sarkas olehnya.


Deadpool & Wolverine on IMAX? LFG!

Namun sayang, dibalik konsep Multiverse yang sangat kaya ini, plot cerita Deadpool bersama dengan rekan-rekannya di Earth-10005 menjadi terpinggirkan. Aku sempat bertanya-tanya kenapa Vanessa menganggap Wade hanya sebatas teman saja? Padahal di film DEADPOOL 2 (2018) hubungan mereka tidak putus. Absennya karakter Domino di film ini juga cukup disayangkan karena tiba-tiba hilang begitu saja. Selain plot soal kehidupan pribadi Wade Wilson yang terpinggirkan, development story dan character villain Cassandra Nova pun kurang memuaskan bagiku. Meskipun memiliki kekuatan yang sama persis dengan Charles Xavier, tapi motivasi dari Cassandra di film ini terlalu sepele dan tidak menjadi sesuatu yang menakutkan untuk masa depan MCU.
Untuk jajaran pemain, sudah jelas dua bintang utama film ini yaitu Ryan Reynolds dan Hugh Jackman tampil gemilang. Chemistry bromance keduanya dieskplor dengan sempurna di film ini. Deadpool yang makin cerewet kemudian dihadapkan dengan Wolverine yang ber-mode serius selalu berhasil menciptakan jokes-jokes out of the box. Dedikasi mereka berdua terhadap Wade Wilson dan Logan memang sudah mendarah daging banget.


Untuk urusan visual, Marvel Studios memang tak perlu diragukan di film ini. Sebagai film pertama dan terakhir Marvel Studios di tahun 2024, kualitas visual DEADPOOL & WOLVERINE (2024) berada di level yang memuaskan. Spark dan perasaan excitement penonton akan film-film bagus dari MCU akhirnya bisa dirasakan kembali setelah menonton film ini di bioskop. Untuk urusan audio dan pemilihan lagu-lagu populer yang mengiringi kegilaan duo DEADPOOL & WOLVERINE (2024) sukses membuat penonton semakin takjub dengan kelakuan mereka. Salah satu yang paling memorable di film ini yaitu moment lagu NSYNC - Bye Bye Bye yang dipadukan dengan koreografi fighting apik Deadpool. Benar-benar steal the show! Easily one of the best MCU in Multiverse Saga so far after SPIDER-MAN: NO WAY HOME (2021) and GUARDIANS OF THE GALAXY VOL. 3 (2023).


[9/10Bintang]

Tuesday, 23 July 2024

[Review] Catatan Harian Menantu Sinting: Drama Pasutri Muda Yang Direcoki Mamak Mertua!

 


#Description:
Title: Catatan Harian Menantu Sinting (2024)
Casts: Ariel Tatum, Raditya Dika, Lina Marpaung, Robby Purba, Rizma Simbolon, Ruth Riani Pasaribu, Dicky Pardosi, Simon Parulian Girsang, Raline Shah
Director: Sunil Soraya
Studio: Soraya Intercine Films 


#Synopsis:
Setelah bertemu di reunian alumni kampus, Minar (Ariel Tatum) dan Sahat (Raditya Dika) menjalani hubungan asmara dan berlanjut ke pelaminan. Setelah resmi menikah, Minar dan Sahat berencana untuk hidup mandiri. Namun sayang, karena belum memiliki tabungan yang cukup, terpaksa mereka tinggal di rumah Sahat bersama Ibunya (Lina Marpaung).
Tinggal bersama mertua meskipun sudah menikah menjadi cobaan pertama untuk rumah tangga Minar dan Sahat. Ibu mertua selalu ikut campur dalam banyak hal, termasuk urusan ranjang dan hubungan intim. Minar dan Sahat diharuskan menempati kamar dengan ranjang turun temurun keluarga Sahat yang konon bisa memberikan momongan lebih cepat jika berhubungan intim diatas ranjang tersebut.
Keinginan sang ibu mertua akan hadirnya cucu pertama berbanding terbalik dengan keinginan Minar dan Sahat. Mereka memutuskan menunda untuk memiliki anak karena ingin fokus mengembangkan karier mereka masing-masing. Sahat yang bekerja di perusahaan minyak berusaha mengejar jabatan demi hidup mapan bersama keluarganya di masa depan. Sementara itu, Minar makin sibuk sebagai translator berbagai buku dari banyak client.
Saat ibu mertua sedang membersihkan rumah, ia terkejut melihat bungkus kondom di tempat sampah kamar anaknya. Ia langsung menginterogasi Minar perihal tal tersebut. Adu argumen pun tak terhindarkan. Minar masih berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak buru-buru punya anak. Ibu mertua justru sebaliknya, ia menuntut Minar agar bisa segera mendapatkan momongan, khususnya anak laki-laki agar Sahat bisa mewariskan marga keluarganya. Ibu mertua tak ingin ketika ia meninggal belum bisa menggendong cucu. Ditambah lagi, kakak kandung dari Sahat yaitu Monang (Robby Purba) juga selalu gagal dalam urusan asmara sehingga sampai saat ini belum menikah.
Seiring berjalannya waktu, kondisi ekonomi Sahat dan Minar semakin bertambah. Demi membahagiakan sang istri, Sahat pun memutuskan untuk hidup mandiri dengan membeli rumah dan tidak lagi tinggal bersama ibunya. Tinggal di rumah baru, Sahat dan Minar makin rutin berhubungan suami istri dengan leluasa. Meskipun sudah banyak cara dilakukan, Minar tak kunjung hamil. Karena penasaran, mereka berdua pergi ke dokter kandungan untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi pada Minar dan juga Sahat. Setelah mendapat penjelasan tentang kualitas sperma dari Sahat yang tidak terlalu bagus, Sahat jadi merasa bersalah dan minder. Ia memutuskan untuk menghindar sejenak dari Minar.
Di sisi lain, Minar juga makin sibuk dengan pekerjaan barunya di kantor periklanan. Keadaan semakin memusingkan disaat ibu mertua yang selalu ikut campur dalam segala situasi tak terduga. Bagaimana nasib Minar dan Sahat selanjutnya? Akankah mereka mendapat kepercayaan untuk memiliki momongan?


#Review:
Rumah produksi Soraya Intercine Films kembali hadir dengan film drama terbarunya yang berjudul unik yaitu CATATAN HARIAN MENANTU SINTING (2024). Film ini diadaptasi dari novel drama komedi karya novelist asal Batak yaitu Rosi L. Simamora. Tak tanggung-tanggung, come back Soraya Films di genre drama berbarengan dengan Sunil Soraya yang duduk sebagai sutradara setelah film masterpiece terakhirnya yaitu TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013) yang dirilis 11 tahun silam.


Untuk segi cerita, film CHMS (2024) ini memang sengaja dikemas drama komedi dari rumah tangga pasutri muda yang selalu direcokin ibu mertua. Premis tersebut sudah sering kita temukan baik di film layar lebar, series maupun sinetron televisi. Meskipun sudah predictable, konklusi relationship antara suami istri dan istri dengan ibu mertua bisa terselesaikan dengan manis di penghujung film. Selain konflik rumah tangga, film CHMS (2024) ini dibungkus dengan budaya Batak yang bergelimang kemewahan. Hal tersebut bisa dirasakan oleh penonton lewat serangkaian acara adat budaya Batak yang tersaji disepanjang durasi film. Sinematografi grande khas Soraya Films juga konsisten terasa dari awal sampai film selesai. Moment pesta pernikahan adat Batak sudah seperti pertunjukan atraksi pariwisata yang memuaskan di film ini. Segala aspek dan perintilannya dibuat sangat well prepared.
Untuk jajaran pemain, sudah jelas tektokan maut Ariel Tatum dan Linda Marpaung menjadi yang paling bersinar dari film ini. Keduanya mampu menciptakan love hate relationship sebagai menantu dan mertua yang menghibur serta jadi saling melengkapi satu sama lain. Chemistry bareng Raditya Dika pun effort nya terlihat banget. Agak sedikit pangling melihat Raditya Dika yang kali ini bisa tampil lebih mature dan serius, meskipun sesekali image komedi nya suka muncul tiba-tiba di situasi yang tidak terduga hahaha.
Eksekusi jokes "Lampu Senter" di film ini benar-benar pecah! Bikin satu teater kemarin tertawa lepas. Gokil sih! Wkwkwk
Overall, film CATATAN HARIAN MENANTU SINTING (2024) cukup menghibur dan ringan sebagai sajian film produksi Soraya Films yang selama ini identik dengan branding mewahnya!


[7/10Bintang]

Thursday, 18 July 2024

[Review] Longlegs: Mengungkap Kasus Pembunuhan Berantai Yang Berkaitan Dengan Supranatural!



#Description:
Title: Longlegs (2024)
Casts: Maika Monroe, Nicolas Cage, Blair Underwood, Alicia Witt, Michelle Choi-Lee, Kiernan Shipka, Lisa Chandler, Jason Day, Dakota Daulby, Lauren Acala, Ava Kelders, Rryla McIntosh
Director: Osgood Perkins
Studio: C2 Motion Pictures, Saturn Films, Neon, Black Bear International


#Synopsis:
Selama belasan tahun terakhir, kasus pembunuhan berantai terus terjadi di wilayah Oregon, Amerika Serikat. Pihak FBI yang selama ini berusaha mengungkap kasus tersebut selalu gagal dan tak pernah berhasil menangkap pelakunya. Saat kasus tersebut terulang kembali, agen FBI yang baru saja bergabung yaitu Lee Harker (Maika Monroe) ditugaskan untuk menyelidikinya. Meskipun masih baru di FBI, Harker dikenal memiliki intuisi yang cukup kuat dalam menangani sebuah kasus.


Bersama dengan rekannya yaitu Fisk (Dakota Daulby), keduanya mencoba untuk menelusuri pelaku pembunuhan berantai berdasarkan intuisi dari Harker. Mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku. Rumah tersebut berada di wilayah yang sama dengan tempat tinggal Harker saat masih kecil. Saat mendatangi rumah tersebut, kejadian tak terduga dialami oleh mereka berdua. Harker yang terkejut dan panik berusaha setenang mungkin untuk masuk ke dalam rumah yang ternyata kosong.



Tak lama setelah kejadian tersebut, agen FBI kembali mendapat laporan tentang kasus tewasnya satu keluarga. Anehnya, setelah uji forensik, tidak ditemukan adanya serangan invasi dari pihak luar rumah. Harker dan atasannya yaitu Carter (Blair Underwood) ditugaskan untuk menangani kasus tersebut. Saat mengecek tempat kejadian perkara, Harker menemukan sebuah surat yang sama persis dengan surat-surat yang ditemukan pada kasus pembunuhan satu keluarga sebelumnya. Surat tersebut berisikan tulisan aneh yang diakhiri dengan sebuah nama yaitu Longlegs (Nicolas Cage). Harker kemudian melakukan analisa dan penelusuran semua surat yang ditemukan oleh FBI. Hasil analisa yang dilakukan Harker menemukan beberapa kesamaan yaitu setiap keluarga yang tewas memiliki anak perempuan berusia 9 tahun dan berulang tahun setiap tanggal 14 di tiap bulannya.



Selain itu, kejadian pembunuhan tersebut selalu terjadi 6 hari sebelum atau sesudah dari tanggal 14. Harker dan Carter kemudian menelusuri salah satu rumah korban dan menemukan sebuah boneka porselen yang ukurannya menyerupai anak kecil. Di bagian kepala boneka tersebut, Carter menemukan sebuah logam berbentuk bundar dan seketika Harker mendapat pengelihatan tentang kejadian pembunuhan yang dialami oleh keluarga di rumah tersebut. Sejak kejadian itu, Harker yakin jika serangkaian kasus pembunuhan berantai yang sudah berulang kali terjadi ini memiliki kesamaan yang sama, yaitu sama-sama mendapatkan sebuah boneka porselen yang sengaja dikirim oleh Longlegs.
Karena hal tersebut, Harker langsung pulang menemui sang ibu, Ruth Harker (Alicia Witt) yang jarang ia temui karena sibuk bekerja. Tiba di rumah, Harker melihat kondisi sang ibu yang selalu berdiam dan melamun. Ia pun menanyakan perihal masa kecilnya terutama saat ia berusia 9 tahun. Atas saran sang ibu, Harker pergi ke kamar masa kecilnya dan disana ia menemukan kumpulan foto polaroid hasil jepretannya. Salah satu foto memperlihatkan sosok Longlegs yang ternyata pernah mengunjungi rumah mereka. Foto tersebut langsung ia bawa ke kantor FBI untuk segera dilakukan pelacakan.


Harker dan agen FBI lain terus melakukan investigasi terhadap Longlegs termasuk memecahkan surat-surat yang berisikan simbol misterius dengan membentuk sebuah pola segitiga terbalik. Hingga suatu ketika, Harker menemukan sebuah fakta mengerikan tentang Longlegs yang ada kaitannya dengan kejadian di masa lalu. Mampukah Harker memecahkan teka-teki misteri kasus pembunuhan berantai yang konon dilakukan oleh Longlegs tersebut?


#Review:
Pertengahan Juli ini, para pecinta film di Hollywood digemparkan dengan film horror terbaru berjudul LONGLEGS (2024). Film yang dibintangi Maika Monroe dan Nicolas Cage ini sukses mendapatkan score sempurna 100% dan certified fresh dari Rotten Tomatoes ketika minggu pertama tayang. Selain itu, film LONGLEGS (2024) juga menjadi trending topic di sosial media X (Twitter), mencetak keuntungan yang terbilang singkat dan digadang-gadang sebagai film horror Hollywood terbaik di tahun ini. Di Indonesia sendiri, film LONGLEGS (2024) baru tayang di bioskop satu minggu setelah penayangan di Amerika Serikat. Meskipun agak telat, tak menjadi masalah bagiku karena memang harus ditonton di hari pertama tayang dan di bioskop.


Untuk segi cerita, film LONGLEGS (2024) langsung dibuka dengan situasi adegan sunyi, tenang namun memberikan kejutan yang unpredictable. Plot cerita bergerak mengikuti seorang agent FBI perempuan ditugaskan untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai yang sudah terjadi selama belasan tahun lamanya. Premis menarik tersebut sukses dikembangkan dengan unsur mistis yang sangat kuat disepanjang film. Sosok tersangka yang sengaja disembunyikan selama setengah durasi film ini membuat penonton semakin tertarik untuk ikut mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di daerah tersebut. Osgood Perkins pun menggunakan plot yang maju mundur untuk mengungkap misteri dari sosok Longlegs. Dengan durasi sekitar 102 menit, atmosfer mencekam dan tidak nyaman konsisten bisa dirasakan oleh penonton. Teknik dan angle kamera yang menangkap ekspresi serta gerakan setiap karakter di film ini diperhitungkan dengan sangat matang, sehingga kepanikan dan perasaan was-was yang dialami Lee Harker bisa ikut terasa oleh penonton. Selain itu, hal yang tak kalah menarik lainnya yaitu film LONGLEGS (2024) memiliki jump scared yang sama sekali tidak mengandalkan iblis sama sekali. Eksekusinya pun menurutku sangat brilian dan langsung ngenaaaa banget ke penonton. Sial! Klimaks penyelesaian cerita dengan plot twist yang dihadirkan film ini terasa semakin sempurna karena tidak terduga sama sekali. Aku masih speechless dengan struktur cerita film LONGLEGS (2024) ini yang ternyata sederhana namun bisa dieksekusi menjadi ide fresh!


Untuk jajaran pemain, penampilan Maika Monroe berhasil menghidupkan karakter Lee Harker yang harus berhadapan dengan kasus pembunuhan berantai. Kekalutan, rasa takut, panik dan depresi yang ia tampilkan bisa dengan mudah dirasakan oleh penonton. Yang tak kalah gilanya, big applause untuk penampilan Nicolas Cage. Perannya sebagai Longlegs disini sungguh mengerikan dan bikin pangling bagi siapapun yang melihatnya. Ensemble casts lainnya pun tampil gemilang dengan kualitas akting yang tidak perlu diragukan lagi.
Untuk urusan audio dan visual, film LONGLEGS (2024) memang sangat direkomendasikan untuk ditonton di bioskop. Experience suasana haunting, spooky dengan visual yang kontras terasa makin maksimal jika ditonton di layar yang jernih serta audio paling terbaik yang hanya tersedia di bioskop. Aku sendiri dari awal sampai film selesai, benar-benar dibuat tidak nyaman selama menonton. Gila banget!
Overall, film LONGLEGS (2024) memang sangat layak mendapat predikat film horror terseram, terbaik, tergila dan ter-unpredictable di tahun ini. Sangat memuaskan! Highly recommended untuk ditonton di bioskop!


[9/10Bintang]

Wednesday, 17 July 2024

[Review] Pusaka: Kisah Keris Misterius Yang Harus Menumbalkan Tujuh Nyawa!



#Description:
Title: Pusaka (2024)
Casts: Susan Sameh, Ajil Ditto, Ully Triani, Bukie B. Mansyur, Sofia Shireen, Shareefa Daanish, Sahila Hisyam, Joseph Kara, Ikhsan Samiaji, Coki Anwar, Slamet Rahardjo
Director: Rizal Mantovani
Studio: MVP Pictures, A & Z Films


#Synopsis:
Kakak beradik Randi (Bukie B. Mansyur) dan Bian (Sofia Shireen) mendapatkan warisan berupa sebuah rumah besar dari ayah mereka yaitu Pak Wisangko (Slamet Rahardjo) yang baru saja meninggal. Selain menerima warisan, Randi dan Bian juga mendapat surat wasiat agar rumah tersebut tidak untuk dijual dan harus dijadikan museum. Semasa hidup, Pak Wisangko merupakan salah satu kolektor besar yang mengoleksi benda-benda pusaka. Semua barang yang ia dapatkan disimpan di rumahnya. Randi pun meminta bantuan kepada temannya yang bekerja sebagai konsultan yaitu Nina (Shareefa Daanish) untuk menyulap rumah besar tersebut menjadi museum benda-benda pusaka.



Nina beserta tim nya yaitu Hanna (Susan Sameh), David (Ajil Ditto), Sandra (Ully Triani), Mayang (Sahila Hisyam) dan Ade (Ikhsan Samiaji) datang ke rumah Randi untuk melakukan riset perencanaan pembuatan museum. Setibanya disana, mereka terkejut karena rumah Randi jauh lebih besar dari bayangan. Randi meminta waktu selama 3 hari kepada Nina untuk menerima tawaran tersebut. Jika lebih dari 3 hari dan Nina tidak menyanggupi, maka ia akan mencari konsultan lain.


Karena kebutuhan finansial kantor yang mendesak, Nina pun bersedia menerima tawaran dari Randi. Ia dan timnya langsung bekerja dengan dibantu oleh Professor Dirga (Joseph Kara), rekan dari mendiang Pak Wisangko yang mempelajari banyak benda pusaka di rumah tersebut. Agar pekerjaan cepat selesai dan tak perlu bolak-balik, Randi pun mempersilahkan Nina dan timnya untuk tinggal di rumah. Nina kemudian membagi tugas kepada timnya untuk mengeksplor setiap ruangan yang ada di rumah tersebut.
Selama mereka bekerja, Hanna merasa risih dan tak nyaman terhadap sikap Sandra yang selalu membicarakan permasalahan di masa lalu yang menimpa dirinya. Selain itu, Professor Dirga dan Mayang juga dibuat kesal terhadap Sandra yang selalu berbicara sembarangan serta memainkan benda-benda pusaka dengan sembarangan. Melihat Hanna yang selalu dijelek-jelekan oleh Sandra membuat David terpancing emosi dan langsung memarahi Sandra. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Keduanya saling menyalahkan satu sama lain. Sandra yang kesal kemudian mendorong David dan tak sengaja membuka sebuah pintu tersembunyi dibalik lemari buku.


Randi dan Bian terkejut karena selama ini mereka tidak mengetahui tentang keberadaan pintu tersebut. Mereka berdua beserta Professor Dirga, Hanna, David, Sandra dan Mayang memasuki pintu yang menuju ruangan basement. Saat berada disana, mereka menemukan banyak sekali benda pusaka termasuk beberapa keris, patung dan prasasti. Ketika Professor Dirga dan Mayang berusaha membaca beberapa prasasti disana, Sandra berperilaku aneh setelah ia mengambil sebuah keris. Tak hanya itu saja, Sandra yang kerasukan langsung berlari berusaha mencelakai siapapun dihadapannya. Professor Dirga menjadi korban pertama dengan luka tusuk di bagian perut. David dan Randi langsung berlari menyelamatkan Professor Dirga. Mereka yang tersisa kemudian berlari keluar dari basement secepat mungkin.


Mendengar kegaduhan yang terjadi membuat Nina dan Ade yang ada di ruang tengah langsung berlari menemui rekan-rekannya. Mereka terkejut dan histeris melihat Professor Dirga terluka. Randi, Bian, Hanna, David, Nina, Mayang dan Ade terpaksa harus berpencar untuk bersembunyi dari Sandra yang kerasukan. Keadaan semakin kacau karena kondisi listrik di rumah tersebut tidak stabil. Satu-satunya cara untuk bisa keluar dari rumah hanya melalui pintu utama saja karena akses pintu lain dan semua jendela ditutupi oleh teralis besi. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah Pak Wisangko? Benarkah Sandra terkena kutukan jahat dari keris yang mengincar tujuh nyawa?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures kembali menghadirkan film horror terbaru di bulan Juli ini berjudul PUSAKA (2024). Film ini merupakan kolaborasi antara Rizal Mantovani dan Husein M. Atmodjo sebagai sutradara dan juga penulis skenario.
Aku berkesempatan hadir pada acara pemutaran perdana film PUSAKA (2024) yang sukses digelar pada Jum'at (12/7) lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Seperti biasanya, MVP Pictures selalu niat jika mengadakan event gala premiere di bioskop. Set dekorasi dan backdrop nya sangat proper. Tak lupa juga tersedia properti keris yang sama persis dengan yang dipakai di film PUSAKA (2024).


Untuk segi cerita, film PUSAKA (2024) ini terbilang original dan tidak berdasarkan dari novel, thread maupun podcast. Husein M. Atmodjo menghadirkan cerita tentang sekelompok pekerja yang diminta untuk merenovasi sebuah rumah mewah untuk dijadikan museum. Dengan menghadirkan banyak karakter, sang penulis dan sutradara rupanya masih terlihat kesulitan untuk mengembangkan masing-masing karakter yang ada. Beberapa karakter terasa tidak penting dan gagal untuk saling melengkapi satu sama lain. Point of view cerita pun tidak konsisten sehingga membingungkan penonton untuk bersimpati dan fokus kepada siapa. Bahkan ada satu background story dari salah satu karakter yang tiba-tiba saja muncul dan terasa keluar dari konteks utama cerita film ini. Yang tak kalah mengganggu, beberapa dialog dari para karakter pun masih terasa kaku dan tidak terkesan natural. Cukup disayangkan sih, padahal sudah memasang nama-nama aktor yang sudah sering tampil di film-film layar lebar. Memasuki moment horror dan slasher, Rizal Mantovani terlihat sekali ingin keluar dari zona nyamannya yang selama ini identik dengan pure horror saja. Lewat film KERETA BERDARAH (2024) dan PUSAKA (2024), serangkaian adegan sadis yang dihadirkan cukup berhasil bikin ngilu penonton meskipun level kengeriannya masih belum bisa mencapai level mengguncang psikologis seperti yang sudah sering dilakukan oleh Timo Tjahjanto atau Kimo Stamboel. Terlepas dari segala kekurangannya yang menurutku masih menonjol, film PUSAKA (2024) masih enjoyable untuk ditonton sampai selesai berkat plot twist tentang kutukan keris pusaka yang mengharuskan membunuh tujuh nyawa agar situasi kembali menjadi normal. Klimaks penyelesaian cerita pun cukup mengharukan berkat penampilan total dari Susan Sameh.


Untuk jajaran pemain, penampilan paling meyakinkan dan tidak annoying datang dari Shareefa Daanish yang disusul Susan Sameh dan Ajil Ditto. Ekspresif nya mereka bertiga tidak berlebihan. Big applause untuk Ajil Ditto yang berhasil berlakon tak biasa saat film ini memasuki babak akhir. Karakter Sandra yang diperankan Ully Triani sebetulnya tidaklah buruk. Adegan sadis yang ia lakukan entertaining, cuma sayang aja dialog-dialog sompral dan julid dari Sandra ini selalu cringe. Penampilan keluarga Wisangko juga menurutku tidak terlalu menarik perhatian. Comedy relief yang dihadirkan lewat Ikhsan Samiaji pun seharusnya bisa menjadi daya tarik di film ini, survival yang ia lakukan jauh realistis ketimbang yang lain. Hahaha.
Untuk urusan visual, film PUSAKA (2024) cukup berhasil memvisualkan adegan-adegan sadis namun masih dalam batas yang tidak sampai mengguncang psikologis penonton. Penggunaan rumah gedongan yang juga menjadi set lokasi film TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013) ini pun hanya sekedar rumah dengan banyak benda pusaka saja, tidak memiliki arti yang kuat dan malah menjauhkan sisi rasionalitas untuk film ini.
Overall, film PUSAKA (2024) cukup berhasil hadir sebagai alternatif untuk genre horror yang tidak terlalu mengandalkan iblis atau setan didalamnya. Moment aksi sadisnya entertaining dan ditutup dengan klimaks yang cukup memorable.


[7/10Bintang]

Tuesday, 16 July 2024

[Review] Sekawan Limo: Kejadian Mistis Ketika Mendaki Gunung Madyopuro!

 


#Description:
Title: Sekawan Limo (2024)
Casts: Bayu Skak, Nadya Arina, Benidictus Siregar, Firza Valaza, Indra Pramujito, Keisya Levronka, Dono Pradana, Tri Yudiman, Beta Sofiansyah, Audya Ananta, Sarah Tumiwa, Devina Aureel
Director: Bayu Skak
Studio: Starvision Plus, Skak Studios


#Synopsis:
Usai mendaki Gunung Madyopuro, Bagas (Bayu Skak) mendapat undangan sebagai narasumber untuk podcast horror Medeni Pol yang dipandu oleh Deri (Dono Pradana) dan Dini (Keisya Levronka). Bagas akan menceritakan pengalaman mistis yang ia alami ketika mendaki Gunung Madyopuro.


Cerita diawali oleh Bagas yang sudah merencanakan mendaki gunung bersama dengan sahabatnya, Lenni (Nadya Arina) yang sama-sama masih kuliah di Malang, Jawa Timur. Setelah satu minggu persiapan dan membawa banyak perlengkapan, mereka tiba di kaki Gunung Madyopuro dan melakukan registrasi pendaftaran. Petugas menyarankan Bagas dan Lenni untuk mendaki bersama dengan ditemani pendaki lain karena mereka baru pertama kali melakukan pendakian gunung. Untungnya, Bagas dan Lenni bertemu dengan Dicky (Firza Valaza) yang mengaku sudah punya banyak pengalaman mendaki gunung. Namun petugas masih belum mengizinkan mereka berangkat karena harus mematuhi peraturan yang selama ini wajib dilakukan yaitu harus berjumlah genap. Tak lama, muncul seorang pria bernama Juna (Benidictus Siregar) yang ikut rombongan Bagas, Lenni dan Dicky. Juni ingin kembali naik ke atas untuk menyusul ketiga temannya yang masih berada disana.


Karena sudah berjumlah genap, pendakian pun dimulai. Bagas, Lenni dan Juna sangat bersemangat mengikuti jejak Dicky yang mengaku sudah hafal jalur track menuju puncak Gunung Madyopuro. Sebelum memasuki Pos 1, Dicky mengajak mereka bertiga melalui jalan pintas yang keluar dari jalur track pendakian. Karena ingin mengejar suasana matahari terbenam, Bagas, Lenni dan Juna pun sepakat mengikuti Dicky. Namun setelah beberapa jam berjalan, mereka tak kunjung menemukan Pos 1. Kondisi juga semakin gelap dan mereka akhirnya gagal mendapatkan pemandangan matahari terbenam. Lenni pun kesal terhadap Dicky yang membuat mereka berlima jadi tersesat ditengah hutan. Karena hari semakin gelap, mereka terpaksa mendirikan tenda untuk beristirahat disana.


Ketika mereka berlima sibuk mendirikan tenda, Lenni berteriak histeris melihat sosok penampakan sedang duduk dekat bebatuan. Lenni, Bagas dan Dicky yang histeris ketakutan langsung bergegas masuk ke dalam tenda untuk berlindung. Lain dengan Juna yang memberanikan diri mendekati bebatuan tersebut. Setelah ditelusuri, Juna melihat seorang pria paruh baya yang pingsan. Mereka pun langsung menolong pria tersebut dan dimasukan ke dalam tenda. Dari identitas yang mereka temukan, pria pingsan tersebut bernama Andrew Pramujito (Indra Pramujito). Bagas yakin jika Andrew ini merupakan salah satu bagian dari keluarga Pramujito yang terkenal di Surabaya sebagai konglomerat dan pengusaha barang-barang elektronik. Tak lama setelah itu, Andrew akhirnya sadarkan diri dan berterima kasih kepada Juna, Lenni, Bagas dan Dicky yang sudah menyelamatkannya.


Disaat Bagas, Lenni, Juna dan Andrew beristirahat, diam-diam Dicky terbangun dan pergi menuju sungai yang tak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda. Dicky kemudian melakukan ritual di sungai tersebut dan mengambil sebuah batu dari dasar sungai. Setelah selesai mendapatkannya, Dicky bergegas kembali menuju tenda untuk mengambil tas nya dan meninggalkan Bagas, Lenni, Juna dan Andrew. Namun sayang, rencana Dicky untuk kabur gagal setelah dipergoki oleh Juna. Tak lama setelah itu, matahari pun terbit dan perjalanan menuju puncak dilanjutkan.


Usai menempuh perjalanan cukup melelahkan, rombongan Bagas akhirnya tiba di Pos 2. Mereka pun langsung beristirahat sejenak disana sambil memesan makanan yang ada di warung. Namun kehadiran rombongan Bagas di Pos 2 menimbulkan pandangan curiga dari para pendaki yang ada disana. Setelah selesai mengisi perut di warung, rombongan Bagas merencanakan untuk melanjutkan pendakian ke Pos 3 dan puncak gunung. Mendengar rencana tersebut membuat para pendaki lain terkejut. Mereka menyarankan Bagas, Lenni, Dicky, Juna dan Andrew untuk tidak melanjutkan pendakian karena esok hari adalah tanggal 1 Suro. Namun karena sudah terlanjur berada di Pos 2, rombongan Bagas tetap nekat melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Madyopuro.


Seiring berjalannya waktu, perjalanan rombongan Bagas mendaki banyak menemukan rintangan. Satu persatu dari mereka mengalami kejadian mistis dan melihat banyak penampakan yang terus mengejar Lenni, Dicky, Andrew dan juga Juna. Selain itu, berbagai rahasia yang selama ini disembunyikan oleh mereka berlima mulai terkuak. Apa yang sebenarnya terjadi kepada rombongan Bagas di Gunung Madyopuro ini?


#Review:
Setelah berhasil menciptakan franchise YOWIS BEN (2018), Starvision Plus dan Bayu Skak kembali berkolaborasi menghadirkan film terbaru berjudul SEKAWAN LIMO (2024) di bioskop. Menariknya, film ini terinspirasi dari podcast-podcast horror tentang pendakian yang rutin didengarkan oleh Bayu Skak ketika ia pulang dari Jakarta menuju Malang.


Untuk segi cerita, kolaborasi antara Bayu Skak dan Nona Icha sebagai sutradara dan penulis skenario sukses menghadirkan cerita tentang perjalanan mendaki gunung yang tak hanya sekedar menghibur namun juga berbobot. Fokus cerita pun tidak berpusat pada satu karakter saja. Nona Icha berhasil membangun background story dari masing-masing karakter yang menarik dan juga kuat. Tujuan dan misi dari mereka berlima untuk mendaki juga terasa rasional bagi penonton. Selain itu, aku juga suka dengan jokes medok khas Jawa Timuran yang kembali berhasil ditampilkan oleh Bayu Skak di film ini. Serangkaian dialog komedi yang ditolantarkan para pemain begitu mengalir dan sama sekali tidak kaku. Konsistensi Bayu Skak menggunakan bahasa daerah di setiap film yang ia produksi pun selalu mencuri perhatian karena penyampaiannya on point. Untuk urusan komedi film SEKAWAN LIMO (2024) ini memang memuaskan, namun untuk urusan elemen horror nya, terkadang sesekali hit and miss. Suasana mencekam hutan di gunung dan jump scared nya masih bisa ditingkatkan lebih maksimal lagi. Namun hal tersebut aku bisa maklumi karena Bayu Skak sendiri baru pertama kali menjajal genre horror yang harus dikombinasikan dengan komedi didalamnya.


Untuk jajaran pemain, pemilihan nama-nama aktor yang asli dari Jawa Timur menjadi kekuatan terbesar dari film SEKAWAN LIMO (2024). Tektokan antara Bayu Skak, Benidictus, Firza, Indra, Dono hingga Keisya Levronka selalu berhasil memancing tawa penonton. Untuk elemen drama, kehadiran Nadya Arina semakin memperkuat cerita film SEKAWAN LIMO (2024). Issue yang diangkat tentang trauma, move on dari masa lalu dan tidak terus menerus menyalahkan diri sendiri berhasil dilakukan dengan maksimal oleh Nadya Arina dan juga Indra Pramujito. Kedua subplot dari mereka berdua membuat film ini semakin kaya dan memiliki hati.
Overall, film SEKAWAN LIMO (2024) surprisingly menjadi tontonan yang asyik dan sangat menghibur di bioskop di tahun ini. Bayu Skak you did it again after saga YOWIS BEN (2018)!


[8.5/10Bintang]

Friday, 12 July 2024

[Review] Twisters: Ketika Manusia Berusaha Mencegah Bencana Badai Tornado!

 


#Description:
Title: Twisters (2024)
Casts: Daisy Edgar-Jones, Glen Powell, Anthony Ramos, David Corenswet, Brandon Perea, Maura Tierney, Harry Hadden-Paton, Sasha Lane, Daryl McCormack, Kiernan Shipka, Nik Dodani, Tude Adebimpe, Katy O'Brian, Paul Scheer, James Paxton
Director: Lee Isaac Chung
Studio: Warner Bros Pictures, Universal Pictures, Amblin Entertainment


#Synopsis:
Empat mahasiswa jurusan meteorologi yaitu Kate Cooper (Daisy Edgar-Jones), Javi (Anthony Ramos), Jeb (Daryl McCormack), Addy (Kiernan Shipka) dan Praveen (Nik Dodani) merencanakan sebuah metode penelitian dan riset yang berhubungan dengan badai tornado. Hasil penelitian yang mereka lakukan diharapkan bisa mengurangi kekuatan dari badai tornado dan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Hari uji coba penelitian pun tiba. Kate dan keempat temannya menunggu hadirnya badai tornado yang sering terjadi di wilayah Oklahoma, Amerika Serikat. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh mereka. Kate, Jeb, Addy dan Praveen menyiapkan kendaraan beserta beberapa tong yang berisi bahan kimia serta alat pengukur badai tornado yang diciptakan oleh Javi.


Tak lama setelah itu, awan hitam mulai menggumpal di langit. Kate dan ketiga temannya langsung tancap gas mendekati area yang nantinya dilewati oleh badai tornado tersebut. Sementara itu, Javi tetap berada dari kejauhan untuk memantau aktivitas dan alat pengukur yang nantinya terbawa oleh badai tornado. Seketika hujan lebat mengguyur area yang dilalui oleh mereka berempat. Kate, Jeb, Addy dan Praveen berhasil masuk ke dalam badai tornado dan melepaskan bahan kimia dan alat pendeteksi tornado. Meskipun sempat terlihat melemah, namun ternyata badai tornado susulan kembali datang dengan kekuatan yang lebih besar. Kate dan ketiga temannya berlari keluar dari mobil untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, satu persatu dari mereka terhisap oleh kencanganya badai tornado tersebut. Kate yang bertahan dengan berlindung di bawah jembatan harus kehilangan tiga temannya sekaligus. Sejak saat itu, Kate tidak ingin lagi bekerja lapangan sebagai peneliti badai tornado dan memutuskan untuk pergi ke New York.



Lima tahun berlalu, Kate bekerja di kantor pusat badan meteorologi yang ada di New York. Suatu hari, ia kedatangan tamu yang ternyata adalah Javi. Keduanya tak menyangka bisa kembali bertemu setelah sekian lama berpisah karena kesibukan masing-masing. Saat ini, Javi bekerja sebagai peneliti badai tornado dibawah perusahaan Storm PAR. Javi ingin mengajak Kate untuk bekerja sama mengembangkan prototype pendeteksi badai tornado yang nantinya dapat digunakan untuk daerah-daerah yang rawan terkena dampak badai tornado. Javi membutuhkan Kate yang memiliki insting kuat terhadap pola, arah dan pergerakan angin dari suatu wilayah. Meskipun awalnya sempat ragu, Kate pun akhirnya bersedia untuk bekerja sama dengan Javi agar prototype tersebut bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Javi pun memberikan rentang waktu selama satu minggu. Jika dalam kurun waktu tersebut tidak berhasil, Kate dipersilahkan untuk meninggalkan project tersebut.



Kate dan Javi kemudian berangkat menuju Oklahoma. Setibanya disana, Kate disambut oleh tim dari Storm PAR yang terdiri dari beberapa ahli meteorologi. Disana juga, Kate bertemu dengan perwakilan dari investor bisnis yang mendanai Javi yaitu Scott (David Corenswet). Ditengah persiapan, mereka kedatangan rombongan YouTuber yang dikenal sebagai penakluk tornado yaitu Tyler Owens (Glen Powell). Tak disangka, banyak fans yang sudah tidak sabar untuk melihat aksi Tyler menaklukan badai tornado. Tyler membawa empat rekan serta seorang jurnalis yaitu Ben (Harry Hadden-Paton).
Berbekal insting yang kuat serta peralatan sederhana untuk keperluan konten di YouTube, Tyler dan timnya merencanakan aksi gila yaitu masuk ke dalam badai tornado dan menyalakan kembang api disana. Aksi tersebut disiarkan secara langsung di YouTube yang ditonton oleh jutaan penonton dan fans dari Tyler Owens. Melihat kegilaan yang dilakukan oleh Tyler membuat Kate, Javi dan tim Storm PAR kesal karena sangat berbahaya serta tidak berdasarkan ilmu pengetahuan fisika.


Seiring berjalannya waktu, intensitas badai dan angin kencang semakin meningkat. Kate, Javi dan tim Storm PAR harus secepat mungkin memasang tiga prototype yang mengelilingi badai tornado agar bisa mendapatkan data realtime tentang badai tersebut. Sementara itu, rombongan Tyler Owens terus mengejar badai tornado demi kepentingan konten. Kedua belah pihak harus mempertaruhkan nyawa mereka dalam menghadapi badai tornado yang semakin sering terjadi.



Disaat kedua belah pihak sibuk dengan tujuan mereka masing-masing, badai tornado terus terjadi dan mengancam beberapa wilayah yang dipadati penduduk. Disaat yang bersamaan pula, Kate menemukan fakta tersembunyi saat dirinya ikut membantu Javi untuk mengembangkan prototype nya itu. Mampukah Kate dan Tyler mencapai tujuan mereka masing-masing?


#Review:
Kolaborasi tiga rumah produksi raksasa Hollywood yaitu Warner Bros Pictures, Universal Pictures dan Amblin Entertainment lewat film bencana terbaru berjudul TWISTERS (2024) akhirnya rilis di bioskop Indonesia mulai Rabu, 10 Juli 2024. Film ini merupakan standalone sequel dari film TWISTER (1996) yang dirilis 28 tahun silam.


Kolaborasi antara Joseph Kosinski dan Mark L. Smith sebagai penulis cerita dan skenario film ini, menjadikan TWISTERS (2024) terasa seperti soft remake dari film yang digarap oleh Jan De Bont, karena premis dan karakter utama yang ada di dua film ini sama-sama perempuan dengan pengalaman buruk akan badai tornado, dan kemudian berambisi untuk mencari cara agar bisa "menjinakkan" tornado. Yang menarik, kreator film TOP GUN: MAVERICK (2022) yaitu Joseph Kosinski menghadirkan cerita film TWISTERS (2024) ini dengan pendekatan mengikuti perkembangan zaman lewat kehadiran team YouTuber yaitu Tyler Owens. Penonton bisa merasakan keseruan dua belah pihak yang bertolak belakang dalam "mengejar" badai tornado. Yang satu, selalu berdasarkan science dan penuh riset ilmiah. Sementara yang satunya lagi, berdasarkan pengalaman dan modal nekat demi popularitas di YouTube. 


Benturan konflik antara Kate dengan Tyler inilah yang membuat film ini terasa hidup. Subplot tambahan lain dari masing-masing karakter yang terlibat pun saling melengkapi satu sama lain sehingga tidak ada karakter yang numpang lewat semata. Aku suka dengan treatment penggabungan karakter Kate dan Tyler lewat satu cerita yang memang bisa saja terjadi oleh oknum yang memanfaatkan situasi tersebut. Pengembangan setiap karakter juga berjalan mulus dan memiliki dinamika tersendiri. Khususnya yang terjadi kepada karakter Kate dan juga Tyler.
Untuk jajaran pemain, penampilan Daisy Edgar-Jones, Glen Powell, David Corenswet dan para pendukung lainnya tampil bersinar sekaligus meyakinkan penonton jika mereka semua memang sangat terobsesi terhadap badai tornado. Tektokan chemistry dari Daisy Edgar-Jones dan Glen Powell juga menarik perhatian meskipun kadar romansa mereka terlihat dibatasi banget.


Untuk urusan visual dan audio, film TWISTERS (2024) sudah jelas memberikan kualitas khas blockbuster summer movie Hollywood yang bombastis dan spektakuler. Serangkaian kejadian badai tornado dahsyat berhasil divisualisasikan dengan maksimal. Efek ngerinya bisa dirasakan oleh penonton dengan dukungan teknis, sound dan artistik mumpuni. Kapan lagi coba penonton menyaksikan berbagai macam badai tornado mulai dari yang paling kecil, kembar, besar sampai mengandung bara api semuanya lengkap tersaji di film ini. Luar biasa! Nonton film TWISTERS (2024) di teater IMAX menjadi pengalaman gila di tahun ini. Berasa duduk bersebelahan dengan Kate dan Tyler banget! Overall, film TWISTERS (2024) menurutku salah satu film blockbuster Hollywood terbaik yang dirilis tahun ini. Wajib ditonton di bioskop dengan layar terbesar dan audio terdahsyat!


[9/10Bintang]