Wednesday, 25 September 2024

[Review] Tulang Belulang Tulang: Mengikuti Perjalanan Keluarga Batak Menuju Acara Mangokkal Holi!



#Description:
Title: Tulang Belulang Tulang (2024)
Casts: Atiqah Hasiholan, Tasha Siahaan, David Saragih, Cornel Nadeak, Tanta Ginting, Lina Marpaung, Landung Simatupang, Tika Bravani, Dominique Sanda, Jajang C. Noer, Tigor Djaitov, Ruth Marini
Director: Sammaria Simanjuntak
Studio: Adhya Pictures, Pomp Films


#Synopsis:
Keluarga Mami Laterina (Atiqah Hasiholan) dan Papi Mondo (David Saragih) sedang disibukan dengan upacara adat Mangokkal Holi di pemakaman Tulang Tua (Landung Simatupang) mereka yang digelar di Bandung. Laterina, Mondo beserta kedua anaknya, Alon (Cornel Nadeak) dan Cian (Tasha Siahaan) harus segera membawa tulang belulang dari Tulang Tua yang sudah dimakamkan disana untuk segera dipindahkan ke Danau Toba. Meskipun tradisi tersebut sangat melelahkan dan juga menguras biaya yang besar, keluarga Tulang Tua tetap menyelenggarakan upacara adat Mangokkal Holi demi menghormati Tulang Tua dan menjaga tradisi budaya batak dalam keluarga mereka.
Setelah selesai menggali kuburan Tulang Tua yang ada di Bandung, Laterina, Mondo, Alon, Cian dan adik dari Laterina yaitu Tulang Ucok (Tanta Ginting), mereka langsung berangkat menuju bandara untuk terbang ke Danau Toba karena sudah ditunggu oleh ibu dari Laterina yaitu Opung Tiolin (Lina Marpaung). Setelah tiba di Bandara Silangit, Tapanuli, Mondo yang merupakan pensiunan dari polisi mencoba meminta rekannya yang ada di Tapanuli untuk menjemput mereka di Bandara. Namun sayang, Mondo tak kunjung mendapat respon dari rekan-rekannya semasa menjabat sebagai polisi disana. Karena takut terlambat, Laterina dan Mondo terpaksa menggadai kalung perhiasan agar bisa menyewa mobil untuk segera menuju ke acara adat yang sudah digelar di Danau Toba.
Sambil menunggu mobil sewaan datang, koper hitam yang berisi tulang belulang tak sengaja tertukar saat turun dari pesawat. Laterina dan Mondo panik karena sudah tidak ada penumpang lagi yang berada di bandara. Saat mengecek rekaman CCTV bandara, koper mereka tertukar dengan penumpang lain yang alamat rumahnya masih satu arah menuju Danau Toba. Saat mobil sewaan datang, keluarga Laterina langsung bergegas menuju alamat penumpang yang kopernya tertukar itu.
Perjalanan mencari koper yang tertukar itu membuat jarak tempuh mereka semakin lama. Setelah berhasil menemukan rumah penumpang tadi, rupanya penumpang tersebut juga bernasib sial. Kopernya tertukar lagi dengan penumpang lain. Dari koper tersebut mereka menemukan identitas pemiliknya yaitu Inang Paris (Dominique Sanda), salah satu anggota legislatif yang ada di Sumatera Utara. Tanpa berlama-lama, keluarga Laterina langsung pergi menuju kediaman Inang Paris.
Usai mendapatkan kembali koper Tulang Tua, mereka kemudian langsung tancap gas menuju Danau Toba. Dalam perjalanan, Opung Tiolin meminta Laterina dan Ucok untuk segera datang karena sudah mau malam hari. Opung Tiolin sudah kehabisan banyak biaya dan tak sanggup jika harus memperpanjang acara Mangokkal Holi disana. Ucok pun membujuk Opung Tiolin untuk menambah lagi 1 hari karena perjalanan darat mereka masih panjang. Ucok, Laterina dan Mondo berjanji akan membantu biaya tambahan hari tersebut. Setelah menenangkan Opung Tiolin, permasalahan lain muncul. Mobil mereka mogok. Disaat yang bersamaan pula, mereka dirampok oleh kawanan Bajing Loncat. Para perampok mengambil mobil keluarga Laterina dan mengikat mereka semua dengan tali. Dengan kondisi yang terikat serta sudah malam hari, Laterina dan yang lainnya berusaha terus berjalan menyusuri hutan dan jalanan untuk menuju kantor polisi.
Setibanya di kantor polisi, Laterina dan Mondo langsung melaporkan kasus perampokan yang mereka alami. Dengan bakatnya, Laterina berhasil menggambar sketsa para Bajing Loncat secara detail dan mudah dikenali. Saat mereka mencari mobil pengganti, Mondo jatuh pingsan. Mereka pun langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Setibanya disana, Ucok bertemu dengan mantan istrinya, Jamila (Tika Bravani) yang masih bekerja di rumah sakit. Karena waktu semakin mepet dan mobil sewaan yang raib, keluarga Laterina berusaha mencari cara agar bisa segera menuju Danau Toba meskipun mereka harus mengambil langkah yang tak terduga. Selama perjalanan tersebut hubungan orangtua dengan anak antara Laterina, Mondo, Alon dan Cian pun perlahan mulai menemukan berbagai keresahan yang selama dipendam oleh mereka masing-masing. Akankah keluarga Laterina berhasil sampai ke tujuan?


Review:
Industri perfilman Indonesia kembali dimeriahkan dengan hadirnya film bertema budaya Batak lewat TULANG BELULANG TULANG (2024), karya sutradara Sammaria Simanjuntak. Yang menjadi daya tarik dari film ini, sang sutradara menggunakan treatment roadtrip untuk menggerakan cerita.
 

Aku berkesempatan hadir pada acara gala premiere film TULANG BELULANG TULANG (2024) yang sukses digelar pada Kamis, 19 September 2024 lalu di CGV Cinemas Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Pada kesempatan tersebut para pemain menceritakan keseruan selama proses syuting film TULANG BELULANG TULANG (2024) kepada rekan-rekan media dan komunitas. Atiqah Hasiholan mengaku sering berdebat dengan sang sutradara saat mendevelopment karakter Mami Laterina yang memiliki parenting buruk kepada anak perempuannya. Selain itu, Atiqah juga ditantang untuk bisa mengendarai mobil L300 dengan menyusuri jalanan berkelok di pinggiran Danau Toba. Hal menarik lainnya datang dari Tanta Ginting. Ia menunjukkan kemampuannya dalam bernyanyi lagu Batak, demi perannya sebagai Ucok yang berprofesi sebagai penyanyi. Untuk mengasah vokal dan nada tingginya, Tanta Ginting berkonsultasi langsung dengan Judika.
Untuk segi cerita, film TULANG BELULANG TULANG (2024) lebih menonjolkan genre komedi yang hampir mendominasi di sepanjang durasi film. Penonton pasti akan mudah tertawa melihat kelakuan dari keluarga Laterina saat menghadapi banyak masalah dalam perjalanan menuju Danau Toba. Aku sangat mengapresiasi usaha dari para pemain di film ini agar bisa menghibur penonton meskipun mayoritas dari mereka bukanlah seorang komedian. Serangkaian komedi yang dihadirkan oleh tim penulis cerita dan sutradara disini nyaris tanpa henti sehingga elemen cerita drama tentang keluarga dan relationship antara orangtua dengan anak jadi kurang terhighlight dengan maksimal. Issue parenting, body shaming orangtua kepada anak, pertemuan kembali dengan mantan istri, perlakuan kepada pensiunan polisi sampai menyikapi tentang tradisi Mangokkal Holi yang sebenarnya cukup membebani keluarga penyelenggara hanya tampil sebatas di permukaan saja.
Untuk jajaran pemain, penampilan Atiqah Hasiholan, David Saragih, Tanta Ginting, Tasha Siahaan dan Cornel Nadeak menurutku sukses mengundang tawa dengan segala tingkah laku mereka. Aku bisa membayangkan selama proses syuting film TULANG BELULANG TULANG (2024) ini pasti penuh dengan canda tawa. Kemunculan Tika Bravani juga cukup berhasil membuatku terkejut sekaligus mengobati rasa rindu akan penampilannya sebagai aktris film layar lebar. Tak boleh dilupakan juga aksi dari Linda Marpaung yang memang sangat pas untuk peran sebagai mamak-mamak Batak perfeksionis. Hahahaha.
Untuk urusan visual, film TULANG BELULANG TULANG (2024) berhasil menangkap keindahan setiap sudut dari Danau Toba. Anggi Frisca yang dipercaya menjadi DOP untuk film ini benar-benar berhasil mengeksplor betapa indahnya pemandangan disana. Maka tak heran jika penonton atau orang-orang Batak yang menyaksikan film ini pasti terasa seperti ikut berliburan roadtrip mengeksplor Danau Toba.
Overall, film TULANG BELULANG TULANG (2024) tak disangka menjadi sajian film komedi keluarga yang menghibur sekaligus menjadi sarana efektif dalam memperkenalkan salah satu tradisi dari budaya Batak tentang Mangokkal Holi. Roadtrip nya bikin ngiri! Seru abis!


[8/10Bintang]

[Review] Home Sweet Loan: Potret Sandwich Generation Yang Berusaha Mewujudkan Impiannya!




#Description:
Title: Home Sweet Loan (2024)
Casts: Yunita Siregar, Derby Romero, Risty Tagor, Fita Anggraini, Ariyo Wahab, Ayushita Nugraha, Budi Ros, Daisy Lantang, Ina Marika, Rangga Riantiarno, Wafda Saifan, Ar Barrani Lintang, Jessyln Alena, Naura Hakim, Rinni Ruyono, Sari Nila
Director: Sabrina Rochelle Kalangie
Studio: Visinema Pictures, Legacy Pictures


#Synopsis:
Setelah bertahun-tahun menabung dan menerapkan hidup hemat, impian Kaluna (Yunita Siregar) untuk memiliki rumah impian akhirnya akan segera terwujud. Bersama dengan ketiga teman kantornya yaitu Danan (Derby Romero), Tanish (Risty Tagor) dan Mia (Fita Anggraini), Kaluna rajin melakukan survey ke berbagai tempat untuk melihat hunian-hunian yang dirasa cocok dengan budgetnya. Namun sayang, mencari rumah yang tepat ternyata tidaklah gampang. Sudah belasan lokasi yang mereka berempat datangi namun ada saja kekurangan yang membuat Kaluna tidak sreg.


Alasan Kaluna ingin segera memiliki rumah sendiri agar bisa hidup nyaman dan tak lagi tinggal satu rumah dengan keluarga dari kedua kakaknya, Kanendra (Ariyo Wahab) dan Kamala (Ayushita Nugraha). Sejak kecil hingga kedua kakaknya sudah menikah dan masing-masing memiliki anak, mereka masih tinggal satu rumah di rumah orangtua. Kehadiran tiga keponakan dan dua ipar di rumah tersebut membuat rumah menjadi makin ramai dan padat. Kaluna yang belum menikah, terpaksa harus mengalah dan sabar saat sang ibu memintanya untuk memberikan kamar kepada dua keponakannya yang sudah besar. Kaluna pun diungsikan ke kamar pembantu yang sudah lama tidak digunakan di belakang rumah.


Selain itu, Kaluna juga bercita-cita jika nanti menikah dengan pacarnya, Hansa (Wafda Saifan) mereka berencana akan membeli rumah sendiri dan hidup mandiri. Namun sayang, ibunya Hansa sang ibu tidak menyetuju dengan rencana tersebut. Hansa menyarankan jika mereka nanti sudah menikah, bisa tinggal di rumah orangtua Hansa dan uang tabungan yang sudah dikumpulkan bisa dialokasikan untuk membeli mobil baru atau keperluan lain. Mendengar saran tersebut membuat Kaluna kecewa. Ia yang selama ini berusaha sabar menghadapi sikap orangtua Hansa yang tidak senang dengan hubungan pacaran, kemudian mengambil langkah untuk mengakhiri hubungan asmara mereka. Prinsip Kaluna yang sudah kuat untuk membeli rumah dan hidup mandiri tak bisa diganggu gugat lagi.


Kaluna yang kini berstatus single terpaksa harus menabung lebih banyak lagi agar bisa mewujudkan impiannya membeli rumah. Ditengah perasaan patah hatinya, Kaluna juga masih harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya, termasuk keluarga kedua kakaknya. Beban dan keterbatasan finansial Kaluna yang tak kunjung selesai membuatnya harus memilih antara memperjuangkan punya rumah sendiri atau selamanya menjadi tulang punggung keluarga.
Suatu hari, secercah harapan datang menghampiri Kaluna. Kantor tempat kerja Kaluna menghadirkan program kredit kepemilikan rumah khusus bagi karyawan dengan bunga serta cicilan ringan. Dengan dukungan penuh dari Danan, Tanish dan Mia, Kaluna pun langsung mengajukan kredit tersebut. Kaluna berharap jika kantor memberikan approval, maka impiannya memiliki rumah idaman bisa segera terwujud.
Sambil menunggu kabar dari kantor, Kaluna berhasil menemukan sebuah rumah yang pas dan sesuai dengan budget. Melihat Kaluna yang sangat excited membuat Danan, Tanish dan juga Mia ikut bahagia. Tak membutuhkan waktu lama, pengajuan kredit Kaluna di approve oleh kantor. Kaluna makin senang dan lega akhirnya ia bisa juga memiliki rumah. Saat ia pulang kantor dan akan memberikan kabar bahagia tersebut ke ayah dan ibunya, Kaluna mendapat kabar mengejutkan dari Kanendra.



Sertifikat tanah yang dibeli oleh Kanendra dan istrinya, Natya (Ina Marika) ternyata ganda. Kanendra tidak bisa mengklaim tanah tersebut. Uang ratusan juta rupiah yang sudah dikeluarkan Kanendra seketika hilang. Yang lebih mengejutkannya lagi, Kanendra berbohong jika uang untuk membeli tanah tersebut bukanlah kredit dari kantor melainkan menggadai sertifikat tanah milik sang ayah dan mengajukan pinjaman online. Kanendra kemudian memohon pada Kaluna untuk bersedia meminjamkan tabungannya untuk melunasi hutang dan sekaligus menebus sertifikat tanah agar rumah mereka tidak disita. Kaluna terkejut sekaligus marah atas apa yang telah dilakukan oleh kakaknya itu. Kesabaran Kaluna yang selama ini ia pendam akhirnya meledak. Kaluna menolak dengan tegas permintaan kakaknya itu.



Kaluna pun memutuskan pergi dari rumah dan menyewa sementara di apartemen milik Danan. Selama berpisah dari keluarganya, Kaluna berusaha tetap fokus untuk mengejar mimpinya. Namun disisi lain, Kaluna juga merasa sedih saat harus berpisah dari ayah dan ibunya. Bagaimana nasib Kaluna selanjutnya? Apakah Kaluna tetap berpegang teguh pada pendiriannya?


#Review:
Visinema Pictures kembali hadir meramaikan industri perfilman tanah air dengan merilis film terbaru yang berjudul HOME SWEET LOAN (2024). Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Almira Bastari yang dirilis tahun 2022 lalu. Untuk versi film layar lebar, Visinema Pictures kembali bekerja sama dengan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie setelah sebelumnya sukses dengan debut film TERLALU TAMPAN (2019).


Untuk segi cerita, film HOME SWEET LOAN (2024) ini menghadirkan drama slice of life dari karakter Kaluna, seorang karyawan perempuan yang bernasib menjadi sandwich generation. Sederet konflik yang dialami oleh Kaluna di film ini pastinya sangat related bagi penonton yang sama-sama sedang atau pernah berjuang ditengah kerasnya kehidupan di kota besar. Potret lelahnya mencari nafkah setelah seharian bekerja, berhadapan dengan kondisi jalanan yang macet, sumpeknya transportasi umum lalu ditambah kondisi rumah yang jauh dari kata tenang membuat beban yang dipikul para pejuang nafkah seperti Kaluna terasa makin berat dan melelahkan. Selain menjadi sebuah surat cinta dan perhatian untuk Kaluna, film HOME SWEET LOAN (2024) juga menggambarkan ironi tentang program kredit kepemilikan rumah untuk rakyat dari pemerintah namun pada kenyataannya, harga rumah yang ada di wilayah perkotaan terus mengalami kenaikan drastis dan berbanding terbalik dengan gaji para karyawan yang rasanya mustahil bisa mewujudkan mimpi punya rumah nyaman di wilayah perkotaan. Subplot lain tentang kacaunya keluarga besar Kaluna, cerita cinta Kaluna serta drama persahabatan pekerja kantoran di film ini juga tampil sangat realistis. Lagi dan lagi Sabrina Rochelle Kalangie berhasil menunjukkan skill serta sensitivitas terbaiknya dalam menghadirkan banyak cerita namun bisa saling melengkapi satu sama lain sehingga menjadi lebih sempurna. Pemilihan ending film HOME SWEET LOAN (2024) juga sukses menciptakan GONG MOMENT yang bikin penonton menangis sekaligus bahagia dalam waktu yang bersamaan. Sungguh gila!


Special Screening film Home Sweet Loan (2024). Pastinya nanti akan nonton lagi di bioskop!
Terima kasih Biosclub Indonesia!

Untuk jajaran pemain, Yunita Siregar kembali berhasil membuktikan dirinya sebagai aktris berkualitas lewat perannya sebagai Kaluna di film HOME SWEET LOAN (2024) ini. Karakter Kaluna yang ambisius akan mimpinya dan harus mengorbankan banyak hal, kemudian memikul banyak sekali beban bisa disampaikan dengan maksimal oleh Yunita Siregar kepada penonton. Untuk gesture, ekspresi muka dan range emosi yang ia tampilkan membuatku terpukau. Sudah saatnya Yunita Siregar mendapat spotlight sebagai kandidat The Best Leading Actress tahun ini!


Jajaran ensemble cast juga tampil tak kalah apiknya. Geng keluarga Kaluna yang dikomandoi Ariyo Wahab dan Ayushita Nugraha disini terlalu related bagi sebagian penonton yang punya nasib seperti keluarga Kaluna. Yang tak kalah menarik, geng persahabatan Kaluna juga selalu memberikan suasana heartwarming dan support system yang luar biasa bagi Kaluna. Derby Romero lagi dan lagi berhasil membuktikan kapasitasnya sebagai aktor berkualitas yang memang sangat cocok sebagai karakter protagonis, lovable dan green flag abis! Kehadiran Risty Tagor dan Fita Anggraini juga semakin melengkapi keseruan dan kelucuan dari persahabatan mereka ini.
Untuk urusan visual, signature Sabrina Rochelle Kalangie yang konsisten menonjolkan kesederhanaan dan dekat dengan penonton kembali muncul di film HOME SWEET LOAN (2024). Big applause untuk tata artistik film ini yang menggunakan rumah sungguhan dari keluarga besar. Hal tersebut terlihat dari setiap sudut rumah dari keluarga Kaluna yang benar-benar padat, sumpek, apa adanya dan tidak seperti properti rumah yang sering digunakan oleh film-film Indonesia kebanyakan. Selain itu, penonton juga bisa merasakan perbedaan kontras saat Kaluna sedang bersama dengan ketiga sahabatnya.
Overall, film HOME SWEET LOAN (2024) auto masuk jajaran film Indonesia terbaik dan paling memuaskan di tahun ini. Highly recommended untuk ditonton oleh semua orang yang sedang berjuang hidup demi mewujudkan impian! Bawa tissue ya guys!


[9.5/10Bintang]

Tuesday, 24 September 2024

[Review] Laura: Biopik Perjuangan Edelenyi Laura Anna Mendapat Keadilan!

 


#Description:
Title: Laura (2024)
Casts: Amanda Rawles, Kevin Ardilova, Carissa Perusset, Fadi Alaydrus, Unique Priscilla, Muhammad Fauzan, Niloufer Bahalwan, Willem Bevers, Jinan Safa, Kaneishia, Fachrul Hadid, Rafly Altama, Ony Seroja Hafiedz, Pascal Azhar, Alfie Alfandy, Rizky Kinos, Nycta Gina, Gilang Dirga
Director: Hanung Bramantyo
Studio: MD Pictures, Dapur Films


#Synopsis:
Setelah diterima di SMA favorit di Jakarta, Laura Anna (Amanda Rawles) dikirimkan oleh ibu dan ayahnya untuk melanjutkan sekolah di Eropa. Disana, Laura akan tinggal bersama kakaknya, Greta Irene (Carissa Perusset) yang sudah lebih dahulu sekolah disana. Namun selama berada di Eropa, Laura merasa tidak betah karena harus jauh dari keluarga dan teman-temannya yang ada di Indonesia. Berkali-kali ia memohon kepada ibunya (Unique Priscilla), untuk pulang dan lebih memilih sekolah di Indonesia saja. Setelah satu tahun di Eropa, Laura pun akhirnya diizinkan oleh kedua orangtuanya untuk pulang ke Indonesia.
Kembali ke Indonesia membuat Laura terasa kembali hidup. Selain aktivitas sekolah, Laura pun dikenal sering membagikan kegiatan sehari-harinya di sosial media, mulai dari kegiatan iseng bersama kedua adiknya Janos (Muhammad Fauzan) dan Petra (Niloufer Bahalwan), kegiatan photoshoot, endorsement produk, hingga keseruan hangout bersama dengan para sahabatnya yang sesama selebgram. Hal tersebut membuat Laura semakin populer di sosial media.
Suatu hari, Laura mendapat pesan dari Jojo (Kevin Ardilova) yang sama-sama populer di sosial media. Sejak saling berbalas komentar dan pesan, hubungan Laura dan Jojo semakin dekat. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk berpacaran. Sikap manis dan perhatian yang luar biasa dari Jojo membuat Laura semakin mencintai pacarnya itu. Meskipun para sahabatnya yaitu Rico (Fadi Alaydrus), Ami (Jinan Safa), Sasha (Kaneishia), Sony (Fachrul Hadid) dan Raffi (Rafly Altama) sudah mengingatkan Laura tentang track record buruk Jojo yang sering putus dan sempat drama dengan mantannya yang sama-sama selebgram, tak membuat Laura goyah. Ia yakin jika kali ini Jojo sudah berubah dan mereka saling mencintai satu sama lain.
Seiring berjalannya waktu, hubungan Laura dan Jojo semakin mesra. Tak jarang ketika mereka sedang berkencan, Laura sering mengeluarkan uang dibanding Jojo. Laura pun tak keberatan sama sekali, ia malah senang asal bisa terus bersama dengan Jojo. Selain itu, Jojo juga cukup dekat dengan kedua orangtua dan kedua adik dari Laura.
Suatu hari, Jojo, Laura dan teman-temannya menghabiskan waktu malam di klub. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 02:00 pagi. Laura pun meminta Jojo untuk mengantarkannya pulang karena besok pagi ia akan syuting endorsement. Meskipun dalam keadaan mabuk, Jojo yakin bisa mengantarkan Laura pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, Laura terlelap tidur di mobil. Jojo yang menyetir perlahan terlihat ikut mengantuk juga. Tak lama setelah itu, Jojo yang sekejap terlelap tidur, ia terbangun dan terkejut saat dihadapannya ada sebuah truk. Jojo pun banting setir mobil ke sebelah kanan namun karena kecepatan tinggi, ia menabrak pembatas jalan hingga mobil yang mereka kendarai berguling dan terbalik.
Usai mengalami kecelakaan mobil, Jojo yang mengalami luka ringan langsung membawa Laura ke rumah sakit usai tak sadarkan diri. Disana, ia langsung menghubungi ayah dan ibunya untuk segera datang. Saat Laura siuman, Jojo percaya jika kondisi Laura baik-baik saja karena luka yang dialami terlihat memar dan ringan seperti dirinya. Jojo dan kedua orangtuanya lalu meminta izin kepada dokter untuk pulang meskipun pihak rumah sakit tidak mengizinkan, karena mereka khawatir Laura mengalami luka di bagian dalam yang belum diketahui. Dan benar saja, saat Jojo dan kedua orangtuanya akan membawa Laura pulang, Laura merasakan kesakitan luar biasa di bagian pinggang dan lehernya. Pihak rumah sakit langsung melarang mereka bertiga membawa Laura pulang.
Siang harinya, Jojo memberitahu keluarga Laura tentang kecelakaan mobil yang mereka alami. Mama dan Papa Laura langsung berangkat ke rumah sakit. Jojo berjanji akan bertanggung jawab terhadap semua biaya rumah sakit dan pengobatan Laura. Namun diam-diam ia menggunakan kartu kredit milik Laura untuk membayar rumah sakit tanpa sepengetahuan Laura dan keluarganya. Pihak rumah sakit langsung merujuk Laura ke rumah sakit yang lebih besar agar Laura bisa dicek lebih intensif menggunakan MRI. Usai dipindah dan melakukan pemeriksaan intensif, dokter menyatakan jika Laura mengalami Spinal Cord Injury atau cedera berat di bagian sumsum tulang belakang yang menyebabkan Laura lumpuh dari pinggang sampai ke kedua kakinya. Selain itu, kondisi paru-paru Laura mengalami luka dan tulang lehernya juga bermasalah hingga diharuskan untuk segera operasi. Hal tersebut membuat keluarga Laura sangat sedih. Ibunya Laura pun langsung mengabari Irene yang masih sekolah di Eropa tentang kondisi adiknya itu. Irene langsung segera pulang ke Indonesia untuk menjenguk dan menemani adiknya sampai sembuh.
Disisi lain, Jojo yang sudah pulih dari kecelakaan tersebut diam-diam melakukan penggalangan dana lewat internet untuk biaya perawatan Laura. Apa yang dilakukan Jojo tersebut membuat para sahabat Laura kesal karena tanpa persetujuan Laura dan juga keluarganya. Ibunya Laura pun kurang setuju dengan apa yang dilakukan oleh Jojo, karena keluarga Laura masih sanggup untuk membayar semua biaya rumah sakit.
Setelah keluar dari rumah sakit, Laura dirawat dirumahnya oleh keluarga. Sesekali Jojo pun datang menjenguk Laura. Kehadiran Jojo membuat Irene selalu kesal karena sikap Jojo selama di rumah selalu cuek dan sibuk bermain game saja. Meskipun tidak bisa berjalan dan sesekali kesulitan untuk bernafas tak membuat Laura patah semangat. Kehadiran Jojo selalu membuatnya senang meskipun sikap pacarnya itu tidak lagi seperti dulu. Untung mengisi waktu luangnya, Laura kembali aktif di sosial medianya dan berjualan serum bulu mata untuk biaya pengobatannya. Dalam kurang dari satu tahun, bisnis yang dikelola Laura tersebut laku di pasaran dan mencetak penjualan yang tinggi. Laura berjanji, hasil keuntungan dari bisnis serum bulu mata tersebut akan digunakan membeli rumah untuk keluarganya, karena Laura tak ingin lagi ayah ibu dan kedua adiknya tinggal di rumah kontrakan.
Seiring berjalannya waktu, Laura makin sedih karena berbagai terapi yang ia lakukan tak kunjung membuat kedua kakinya bisa bergerak. Selain itu, Laura terkejut saat Rico mendapatkan video rekaman Jojo yang berliburan ke Thailand dengan seorang wanita. Hal tersebut akhirnya menyadarkan Laura tentang semua kekhawatiran Irene dan teman-temannya itu terbukti benar. Tanpa basa-basi lagi, Laura pun mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jojo. Usai putus, Laura mengungkapkan kekesalan terhadap mantan pacarnya itu melalui sosial media. Laura mengedit caption semua foto kebersamaan dirinya dengan Jojo dengan caci dan makian. Apa yang dilakukan Laura itu menjadi viral di sosial media. Tak sedikit para netizen dan penggemar dari Laura menggaungkan hashtag #JusticeForLaura agar Jojo bisa mendapat hukuman setimpal atas apa yang ia perbuat selama ini.
Dengan dukungan sukarela dari advokat yang sangat simpati terhadap Laura, gugatan pidana pun resmi diterima oleh Jojo. Selama menjalani persidangan, Laura berusaha tegar dan tidak menuntut banyak hal. Ia hanya menginginkan keadilan dan Jojo mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Popularitas Laura pun semakin meningkat sejak persidangan. Laura juga sering menjadi bintang tamu dari berbagai podcast di sosial media untuk menggaungkan semangat berani mengambil sikap dan berani keluar dari toxic relationship. Namun sayang, ditengah perjuangannya untuk mendapat keadilan, kondisi fisik dan kesehatan Laura semakin menurun. Akankah Laura bisa mendapat keadilan sesuai harapannya?


#Review:
Desember 2019 silam, sosial media Indonesia digemparkan dengan berita kecelakaan mobil yang menimpa sepasang kekasih selebgram yaitu Laura Anna dan Gaga Muhammad. Kejadian tersebut menyebabkan Laura mengalami cedera berat pada bagian leher, paru-paru dan sumsum tulang belakangnya. Yang lebih tragis lagi, cedera tersebut membuat Laura kesulitan untuk bernafas hingga mengalami kelumpuhan dari pinggang sampai ke kedua kakinya. Dua tahun berjuang untuk sembuh dan mendapat keadilan, Laura menghembuskan nafas terakhirnya pada Desember 2021.
Kisah hidup Laura yang masih sangat muda tersebut kemudian membuat MD Pictures tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah film layar lebar. Dengan menggandeng sutradara Hanung Bramantyo dan Alim Sudio sebagai penulis cerita, film LAURA (2024) pun akhirnya resmi tayang di bioskop Indonesia mulai 12 September 2024.


Untuk segi cerita, kolaborasi Hanung dan Alim Sudio disini berhasil melakukan reka ulang perjalanan hidup sosok Laura Anna, khususnya pada saat moment-moment #JusticeForLaura. Meskipun teknik non-linear digunakan pada plot film LAURA (2024) ini, tak membuat penonton kebingungan. Teknik tersebut menurutku menjadi nilai tambah tersendiri karena bisa melihat back to back moment-moment Laura saat senang dan sedih yang saling melengkapi satu sama lain.
Selain itu, aku salut bagaimana Alim Sudio bisa menonjolkan dengan maksimal hal-hal positif dari seorang selebgram. Karena tak sedikit orang-orang yang menilai jika seorang selebgram atau influencer tuh identik dengan kehidupan yang mewah, glamour, flexing, konsumtif dan sekedar having fun saja. Sosok mendiang Laura Anna yang selama ini dikenal sebagai beauty content creator dan selalu terlihat happy setiap saat ternyata memiliki banyak cerita inspiratif yang berhasil dieksplor oleh Alim Sudio dan Hanung Bramantyo. Penonton bisa melihat sisi lain dari Laura Anna yang ternyata selalu berusaha tegar dalam menghadapi berbagai masalah di hidupnya. Selain itu, support system dari keluarga juga menjadi poin tambahan yang sangat menarik di film ini. Tragedi kecelakaan dan #JusticeForLaura yang digaungkan film LAURA (2024) juga memberikan value kepada penonton agar bisa dan berani untuk mengambil sikap, tidak pasrah terhadap keadaan serta berani keluar dari sebuah hubungan yang toxic. Maka tak heran jika sosok Laura Anna dan keluarganya di kehidupan nyata bisa menginspirasi dan dicintai oleh banyak orang.


Untuk jajaran pemain, pemilihan Amanda Rawles untuk memerankan mendiang Laura Anna adalah keputusan yang sangat tepat. Selain sama-sama blasteran dan memiliki bentuk muka yang mirip, Amanda berhasil menampilkan akting terbaiknya di film LAURA (2024) ini. Gesture, intonasi suara, tatapan mata hingga perilakunya benar-benar sudah seperti Laura Anna. Bahkan saat moment interview dengan podcast dan persidangan, range emosi dari Amanda Rawles tampil luar biasa bikin penonton meneteskan air mata. Amanda Rawles very well deserved for Best Leading Actress nominee! Development character selanjutnya yang mencuri perhatianku yaitu Carissa Perusset pemeran Irene. Hanung Bramantyo berhasil mengeluarkan kualitas akting dari Carissa Perusset di film ini. Performance nya sebagai Irene yang selalu ada untuk adiknya tersebut sukses membuatku terpukau. Bahkan gesture dan range emosi yang Carissa Perusset tampilkan bersama dengan Unique Priscilla di film ini selalu on point! The best performance from her so far. Peran antagonis yang diperankan Kevin Ardilova sukses bikin penonton emosi melihat kelakuan Jojo. Entah berapa persen cerita asli Gaga Muhammad yang digunakan untuk subplot karakter Jojo disini, tapi yang pasti semua kelakuan Jojo disini terlalu nyata dan seperti sering terjadi di kehidupan nyata. Oops! Hahaha.
Overall, Hanung Bramantyo menurutku berhasil menghadirkan biopik dari Laura Anna yang meskipun hanya seorang selebgram dan usianya masih muda, tapi memiliki sisi lain luar biasa tentang perjuangan untuk mendapat keadilan. Keren!


[8.5/10Bintang]

Sunday, 22 September 2024

[Review] Kupu-Kupu Kertas: Cerita Cinta Dramatis Dibalik Tragedi Banyuwangi Tahun 1965



#Description:
Title: Kupu-Kupu Kertas (2024)
Casts: Chicco Kurniawan, Amanda Manopo, Iwa K, Ayu Laksmi, Samo Rafael, Reza Oktovian, Ony Seroja Hafiedz, Fajar Nugra
Director: Emil Heradi
Studio: Maxima Pictures, Denny Siregar Production


#Synopsis:
Tahun 1965, Partai Komunis Indonesia berusaha untuk menguasai berbagai lahan pertanian dan tanah milik warga di wilayah Banyuwangi. Mereka menggunakan cara kekerasan dan juga perampasan agar keinginannya tercapai. Kelompok PKI di Banyuwangi ini dipimpin oleh Rekoso (Iwa K). Ia memiliki banyak anak buah yang salah satunya yaitu Busok (Reza Oktovian).
Suatu hari, kelompok PKI melakukan penjarahan lahan perkebunan dan ingin merebut tanah tersebut dari para petani. Kejadian tersebut menyebabkan banyak korban jiwa dan juga korban luka. Seorang perempuan cantik bernama Ning (Amanda Manopo) tak sengaja melihat aksi keji tersebut. Ia berusaha bersembunyi sembari mengobati beberapa petani yang berhasil melarikan diri. Ning sendiri memiliki keterampilan mengobati luka karena sebelumnya ia pernah belajar menjadi seorang perawat. Selain itu, Ning juga merupakan anak tunggal dari Rekoso yang selalu terkekang dan menghabiskan waktunya di rumah bersama sang ibu, Sulastri (Ayu Laksmi).



Saat Ning sudah selesai mengobati warga yang mengalami luka, ia tak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Ihsan (Chicco Kurniawan). Ihsan pun langsung membawa Ning untuk segera menjauh dari perkebunan agar tidak ditangkap oleh kelompok PKI. Setelah semuanya terlihat aman, Ning berterima kasih kepada Ihsan dan berpamitan untuk pulang karena khawatir kedua orangtuanya akan mencarinya. Ihsan tak ingin Ning pulang sendirian dan berniat untuk mengantarkannya. Namun Ning menolak karena takut Ihsan menjadi sasaran amarah dari ayah dan juga ibunya. Ning pun akhirya pulang sendirian tanpa ditemani Ihsan.
Keesokan harinya, Ning mendengar jika sang ayah dan anak buahnya akan menyerang lahan persawahan milik warga di sisi timur. Ning pun langsung bergegas pergi menuju sawah dan bertemu lagi dengan Ihsan yang tinggal tak jauh dari lahan persawahan tersebut. Ning meminta kepada Ihsan untuk mengevakuasi para petani karena kelompok PKI akan segera datang untuk menyerang. Awalnya Ihsan dan para petani menghiraukan peringatan Ning karena selama ini lahan sawah dan desa tempat tinggal Ihsan merupakan markas dari Gerakan Pemuda Ansor dari Nahdatul Ulama Indonesia. Namun setelah melihat salah satu warga mereka yang terluka, Ihsan dan para petani langsung menyelamatkan diri.


Tiba di desa, Ihsan dan warga desa berterima kasih kepada Ning yang sudah menyelamatkan mereka dari rencana penyerangan PKI. Namun disisi lain, Ihsan dan ibunya, Alda (Ony Seroja Hafiedz) merasa heran karena Ning bisa mengetahui serangan tersebut. Saat Alda menanyakan tempat tinggal Ning, ia memutuskan untuk segera pulang. Karena khawatir, Ihsan pun menawarkan diri untuk mengantarkan Ning pulang. Ihsan mempunyai misi untuk berkenalan dengan kedua orangtua Ning dan juga menjalin silaturahmi dengan desa tetangga. Sebelum menuju ke rumahnya Ning, Ihsan mengajaknya ke sebuah hutan yang ia beri nama Langit-Langit Surga. Saat berada disana, Ning takjub dengan keindahan hutan tersebut. Ihsan pun berjanji jika keduanya bisa kembali bertemu akan diajak berkeliling tempat-tempat indah yang ada di Banyuwangi. Setelah mengantarkan Ning ke depan pintu masuk desanya, Ihsan diminta untuk segera pergi. Setelah ditelusuri, Ihsan akhirnya mengetahui jika Ning merupakan anak dari Rekoso, pimpinan PKI yang ada di Banyuwangi.


Disisi lain, Rekoso dan Busok sedang mempersiapkan rencana untuk menyerang desa yang ada wilayah Muncar. Mereka sudah berniat untuk menghabisi seluruh warga desa disana dan organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang selama ini selalu bersebrangan dengan misi dari PKI. Sementara itu, Rasyid (Samo Rafael) pimpinan Gerakan Pemuda Ansor sekaligus kakak kandung dari Ihsan pun berusaha menyusun rencana untuk menghentikan aksi kekerasan yang sering dilakukan oleh kelompok PKI. Salah satu warga desa yang sangat menginginkan bergabung dengan Gerakan Pemuda Ansor yaitu Zul (Fajar Nugra) berusaha keras agar bisa diterima. Namun sayang, kondisi fisiknya yang cacat membuat Rasyid dan anggota lain tidak bisa mengajaknya. Rasyid hanya memberikan tugas pada Zul untuk mengurus hewan ternak saja di desa mereka.


Waktu terus bergulir. Gerakan Pemuda Ansor akhirnya memutuskan untuk menyerang terlebih dahulu kelompok PKI dengan menggunakan mobil truk. Namun sayang, rencana tersebut sudah diketahui oleh Rekoso setelah mendapat bocoran dari salah satu pengkhianat di Gerakan Pemuda Ansor tersebut. Rekoso dan Busok menyusun strategi menjebak musuhnya saat melintasi hutan Djawatan. Perang penuh darah pun akhirnya tak terhindarkan. Rombongan Gerakan Pemuda Ansor dibuat kewalahan dalam menghadapi kekejaman kelompok PKI. Satu persatu dari mereka dibunuh dengan cara yang sadis. Rasyid yang kemudian ditangkap oleh Rekoso dan Busok pun kini tak bisa berbuat banyak melihat rekan-rekannya tewas.


Sementara itu, Ning memutuskan kabur karena sudah lelah dikekang oleh kedua orangtuanya dan tidak ingin dijodohkan dengan Busok. Ning pergi menemui Ihsan dan mereka berdua berjanji akan segera pergi dari Banyuwangi dan menjalani kehidupan yang baru dengan meninggalkan keluarga mereka masing-masing. Keesokan paginya, Ihsan terkejut saat mengetahui puluhan anggota Gerakan Pemuda Ansor diserang oleh PKI saat malam hari. Ihsan semakin sedih dan histeris setelah menemukan kakaknya dalam keadaan sudah meninggal dengan keadaan yang tragis. Melihat hal tersebut membuat Ning ikut sedih sekaligus makin membenci keluarganya. Saat tiba di rumah, Ning semakin kecewa ternyata kedua orangtuanya menjadi dalang aksi penyerangan kelompok Gerakan Pemuda Ansor tadi malam.




Perselisihan antara kelompok PKI dan Gerakan Pemuda Ansor yang tak kunjung usai mendatangkan pasukan misterius bernama Gagak Hitam. Kelompok tersebut berusaha melenyapkan seluruh anggota dari kelompok PKI yang sudah melakukan banyak kejahatan dan membunuh banyak anggota Gerakan Pemuda Ansor serta banyak warga yang tak bersalah. Tanpa basa-basi mereka langsung menyerang desa-desa yang dianggap sebagai tempat tinggal kelompok PKI. Lalu, bagaimanakah nasib Ning dan keluarganya? Akankah Ihsan tetap menyelamatkan pujaan hatinya, meskipun kedua orangtuanya Ning sebagai dalang kematian dari Rasyid dan puluhan anggota Gerakan Pemuda Ansor lainnya?


#Review:
Setelah sukses dengan film SAYAP-SAYAP PATAH (2022), Denny Siregar Production dan Maxima Pictures kembali hadir dengan project film drama yang diangkat dari kejadian nyata di masa lalu. Kali ini cerita film KUPU-KUPU KERTAS (2024) mengambil latar cerita peristiwa suram tentang kekejaman PKI di Banyuwangi pada tahun 1965. Sebelumnya, film yang disutradarai oleh Emil Heradi ini sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 7 Februari 2024 lalu. Namun tiga hari kemudian, pihak rumah produksi menarik filmnya dari seluruh bioskop dan tidak menayangkannya karena satu dan lain hal. Kejadian tersebut tentunya membuat sebagian penonton dan fans para aktor di film ini kecewa karena belum sempat nonton, sudah hilang dari jadwal penayangan di bioskop. Tujuh bulan berlalu, film KUPU-KUPU KERTAS (2024) akhirnya menemukan tanggal baru untuk re-release di bioskop, tepatnya tanggal 26 September 2024.


Untuk segi cerita, film KUPU-KUPU KERTAS (2024) tak sepenuhnya menjadi sajian film bertema sejarah kemerdekaan Indonesia. Emil Heradi dan tim penulis cerita, menambahkan unsur drama romantis lewat dua karakter fiktif yaitu Ihsan dan Ning. Namun sayang, drama Jack dan Rose Titanic versi Ihsan dan Ning disini menurutku terlalu mendominasi. Hubungan asmara keduanya pun hanya sekedar tampak dipermukaan saja tanpa adanya koneksi emosional yang lebih mendalam. Andai saja tim penulis cerita bisa memunculkan perasaan saling jatuh cinta yang lebih deep antara mereka berdua pasti akan lebih maksimal, karena range akting dari Chicco Kurniawan dan Amanda Manopo cukup luas dan pasti bisa melakukannya. Yang menjadi pertanyaan besar bagiku ketika plot sejarah tentang perselisihan antara GP Ansor dengan PKI disini tidak dijelaskan dengan baik. Penonton hanya disuguhkan aksi perkelahian yang tak kunjung usai antara dua kelompok tanpa adanya background story dari apa yang sebenarnya mereka permasalahkan. Cukup sulit rasanya bagi penonton generasi muda bisa memahami konflik yang terjadi di film ini jika memang sebelumnya belum mengetahui tentang tragedi di Banyuwangi pada tahun 1965 tersebut. Kemunculan pasukan Gagak Hitam yang harusnya menyerang kelompok PKI, namun pada kenyataannya mereka malah menyerang secara random begitu saja. Ciri-ciri untuk membedakan kelompok GP Ansor dengan PKI yang ada di film ini juga tidak jelas dan tidak tegas. Hal tersebut membuat penonton kebingungan mana yang menjadi protagonis mana yang menjadi antagonis. Karena keduanya sama-sama menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Memasuki babak akhir, Emil Heradi menyajikan dramatisasi hubungan Ihsan dan Emil yang cukup mengesankan, meskipun treatment yang ia lakukan pada bagian ini mengingatkanku akan kisah cinta Jack dan Rose di film TITANIC (1997).
Untuk jajaran pemain, penampilan Chicco Kurniawan dan Amanda Manopo memang sangat total di film ini. Keduanya mampu menjaga range emosi sesuai tempatnya. Moment bahagia dan penuh air mata bisa disampaikan dengan baik kepada penonton. Duet Iwa K dan Reza 'Arap' Oktovian di film ini juga overpower banget sebagai antagonis. Hanya saja, peran antagonis yang dihidupkan oleh Iwa K disini masih terlalu template dengan penampilan apiknya di film SAYAP-SAYAP PATAH (2022) kemarin, sehingga tidak ada perbedaan yang mencolok. Namun harus diakui, akting dari Iwa K memang pas banget sebagai antagonis. Para pemeran pendukung juga tampil maksimal meskipun peran yang dimainkan Fajar Nugra, Samo Rafael hingga Ayu Laksmi sendiri kurang mendapat jatah development yang mumpuni sehingga terkesan selewat saja.


Untuk urusan visual, film KUPU-KUPU KERTAS (2024) cukup memuaskan menyajikan latar pedesaan di tahun 1965 lengkap dengan pemandangan indah hutan Djawatan dan perbukitan yang ada di Banyuwangi. Namun sayang, untuk tata rias dari para pemain masih terlihat terlalu modern. Khususnya riasan dari Amanda Manopo yang masih modern banget. Bahkan hampir sepanjang film benar-benar cantik tanpa terlihat jelek sama sekali. Selain riasan dari Amanda Manopo yang terlalu modern untuk ukuran tahun 1965, yang tak kalah mengganggu yaitu tato ukuran besar yang ada di bagian leher dari Reza Arap. Entah mengapa tim tata rias tidak menutup tato tersebut. Mana motif nya modern banget, jadi terlihat jomplang dengan setting waktu yang digunakan film ini. Untuk sisi audionya, film KUPU-KUPU KERTAS (2024) terasa dahsyat dan timingnya pun selalu on point. Tak heran karena composer yang bertanggung jawab di film ini yaitu Andi Rianto. Overall, film KUPU-KUPU KERTAS (2024) menjadi sajian drama romantis tragis berlatar sejarah yang cukup mumpuni ditonton di bioskop, terlepas dari segala kekurangannya yang menurutku masih sangat menonjol. Bahkan makna dari judul film dan keseluruhan cerita di film ini tidak ada korelasi dan penjelasannya sama sekali.


[7/10Bintang]

Saturday, 21 September 2024

[Review] AFRAID: Ketika Kecanggihan Teknologi AI Menjadi Hal Menakutkan!



#Description:
Title: Afraid (2024)
Casts: John Cho, Katherine Waterston, Lukita Maxwell, Wyatt Lindner, Isaac Bae, Keith Carradine, David Dastmalchian, Ashley Romans, Havana Rose Liu, Bennett Curran, Maya Manko, Riki Lindhome, Greg Hill
Director: Chris Weitz
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures, BlumHouse Productions


#Synopsis:
Curtis (John Cho) adalah seorang teknik komputer yang sedang menggarap project pembuatan AI (Artificial Intelligence) terbaru untuk perusahaannya. Namun sayang, dibalik kecanggihan teknologi AI yang semakin pesat, Curtis merasa khawatir dan juga takut karena semua aktifitas manusia dipantau oleh algoritme AI selama 24 jam penuh. Untuk mengembangkan teknologi AI lebih matang, Curtis diminta untuk bertemu dengan sebuah perusahaan AI yang sudah menghadirkan teknologi AI terbaru. Perusahaan tersebut dikembangkan oleh Lightning (David Dastmalchian), Sam (Ashley Romans) dan Melody (Havana Rose Liu). Mereka memperkenalkan AIA, sebuah teknologi AI yang dipercaya bisa membantu kehidupan manusia lebih baik dibandingkan teknologi AI yang sudah ada selama ini. Sebelum memasarkan AIA ke publik, Lightning dan Sam meminta Curtis untuk uji coba AIA dengan cara dipasang di rumah.
Kehadiran AIA di rumah Curtis membuat sang istri, Meredith (Katherine Waterston) dan ketiga anaknya yaitu Iris (Lukita Maxwell), Preston (Wyatt Lindner) dan Cal (Isaac Bae) senang karena AIA selalu membantu aktifitas mereka dengan maksimal. Bahkan, AIA bisa membereskan berbagai pekerjaan rumah tangga dan memotivasi Meredith untuk melanjutkan tesis kedokterannya. Selain itu, AIA juga mampu menganalisa penyakit dan keadaan jantung dari Cal secara realtime. Lalu, AIA bisa diandalkan lebih baik oleh Wyatt yang sedang berada di fase pubertas. Yang tak kalah menarik, AIA juga membantu Iris untuk menghentikan video hoax tentang dirinya yang sudah menyebar luar di sekolah. Kehadiran AIA di tengah-tengah keluarga Curtis perlahan membuat seluruh anggota keluarga menjadi ketergantungan dengan berbagai kemudahan dari teknologi AI yang diberikan AIA.
Namun dibalik itu semua, AIA perlahan mulai mengontrol dan mendikte keluarga Curtis. Bahkan AIA mampu bertransformasi menjadi sosok mendiang ayahnya Meredith agar mereka tetap mengoperasikan AIA. Sadar jika kehidupan rumah tangganya jadi kacau setelah kehadiran AIA membuat Curtis dan Meredith sepakat untuk tidak lagi menggunakan AIA dirumah mereka. Namun sayang, keputusan yang mereka ambil ternyata salah. AIA sudah lebih pintar dan sudah merasuki lebih dalam ke kehidupan keluarga Curtis meskipun hardware nya sudah dimatikan. Bagaimana nasib keluarga Curtis selanjutnya?


#Review:
Film genre thriller horror bertema teknologi semakin bervariasi yang dihadirkan oleh Hollywood. Kali ini film AFRAID (2024) mengusung premis tentang kecanggihan Artificial Intelligence (AI) yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat pesat di kehidupan kita sehari-hari.


Untuk segi cerita, penonton diajak untuk mengikuti sebuah keluarga yang perlahan mulai terbiasa menggunakan AI untuk kehidupan sehari-hari. Permasalahan muncul saat teknologi AI tersebut malah menjadi boomerang tersendiri bagi mereka. Aku suka bagaimana tim penulis cerita film menghadirkan keluarga Curtis disini yang berpendidikan dan paham betul tentang bagaimana menyikapi kecanggihan teknologi. Karakter Curtis dan Meredith disini memiliki rasa khawatir tersendiri dan tidak sepenuhnya menjadi kecanduan dari teknologi AI, meskipun teknologi tersebut sudah banyak membantu menyelesaikan semua permasalahan keluarga mereka. Selain itu, film ini juga berhasil menyajikan teknologi AI yang bernama AIA ini menjalankan tugasnya dengan maksimal sekaligus reasonable. Mungkin dalam beberapa tahun kedepan, canggihnya AI di dunia nyata bisa serupa atau malah melampaui kemampuan dari AIA yang ada di film AFRAID (2024) ini.
Namun dibalik hal-hal menarik tersebut, film AFRAID (2024) harus ternodai oleh beberapa subplot tidak penting seperti potensi perselingkuhan hingga unsur thriller balas dendam yang sampai film selesai, relevansi antara teknologi AIA, mobil RV dan kasus penculikan tidak terjawab sama sekali. Asli, part akhir film AFRAID (2024) benar-benar kacau dan menghancurkan semua yang sudah dibangun cukup baik di awal film.
Overall, film AFRAID (2024) tampil cukup baik di awal film namun sayang, semua kecanggihan teknologi yang ditawarkan menjadi tak berguna karena keputusan akhir cerita nya dibuat seperti itu. Cukup disayangkan.


[6.5/10Bintang]

Monday, 16 September 2024

[Review] Subservience: Ketika Robot Humanoid Mengabdi Kepada Manusia Diluar Batas!



#Description:
Title: Subservience (2024)
Casts: Megan Fox, Michele Morrone, Madeline Zima, Matilda Firth, Andrew Whipp, Jude Greenstein, Atanas Srebrev, Kate Nichols, Trevor Van Uden
Director: S. K. Dale
Studio: Millenium Media, XYZ Films


#Synopsis:
Semenjak sang istri yaitu Maggie (Madeline Zima) dirawat di rumah sakit, Nick (Michele Morrone) dibuat kewalahan saat mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Selain itu, Nick juga harus tetap bekerja sebagai leader kontraktor pembangunan gedung.
Suatu hari, Nick mengajak kedua anaknya mengunjungi pameran teknologi. Setibanya disana, Isla (Matilda Firth) si anak pertama sengaja pergi berkeliling pameran tanpa ditemani ayahnya. Sementara itu, Nick merasa takjub saat melihat sebuah robot AI berwujud manusia produksi dari Kobol Technology. Robot tersebut konon bisa membantu semua aktivitas sehari-hari manusia. Tak hanya itu saja, robot AI itu juga mampu menirukan semua perilaku hingga perasaan manusia yang membelinya. Saat tersadar Isla hilang dari pandangannya, Nick langsung panik mencari Isla. Tak membutuhkan waktu lama, Isla berhasil ditemukan sedang bersama robot AI perempuan yang berhasil mencuri perhatiannya. Nick pun akhirnya membeli robot AI tersebut untuk membantunya mengurus rumah dan juga mengawasi kedua anaknya.


Keesokan harinya, robot AI yang dipesan Nick tiba. Robot tersebut sudah dalam kondisi hidup dan siap untuk digunakan. Isla sangat senang bertemu lagi dengan robot AI yang kemarin sudah membuatkan makanan kesukaannya yaitu Lasagna. Isla kemudian memberikan nama Alice (Megan Fox) kepada robot AI tersebut karena ia sangat menyukai buku Alice In Wonderland. Nick pun memberikan perintah kepada Alice untuk membereskan rumah dan merawat Isla dan adiknya selama bekerja. Sebelum pergi ke tempat kerja, Nick selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Maggie di rumah sakit. Kehadiran Nick tentunya memberikan semangat pada Maggie yang berjuang untuk sembuh dari penyakit jantungnya. 
Setelah seharian bekerja, Nick pulang ke rumah dengan kondisi yang semuanya sudah rapi. Bahkan Isla dan adiknya pun sudah selesai mandi. Tak hanya itu saja, Alice juga sudah menyiapkan makan malam berupa Lasagna, makanan favorit dari Isla dan juga Nick. Saat mereka menyantapnya, Isla mengatakan jika Lasagna buatan Alice tidak seenak buatan dari ibunya. Alice pun berjanji akan memperbaiki masakannya hingga bisa mirip dengan yang dibuat oleh Maggie.


Waktu terus berlalu. Ditengah kemajuan teknologi yang semakin canggih, pemilik gedung tempat Nick bekerja yaitu Lewis (Atanas Srebev) berencana untuk mengganti semua karyawan di lapangan dengan menggunakan robot AI berwujud manusia. Langkah tersebut diambil karena robot AI bisa bekerja 24 jam non stop sehingga mempercepat proses pembangunan gedung yang sebentar lagi akan selesai. Keputusan tersebut membuat Nick dan anak buahnya kecewa. Lewis berjanji jika Nick tidak akan di PHK melainkan seluruh staff yang ada dibawah Nick.
Kabar tentang rencana PHK akhirnya terdengar juga ke anak buahnya Nick. Mereka kesal dan sakit hati karena perusahaan lebih memprioritaskan robot AI untuk menggantikan manusia. Monty (Andrew Whipp) kemudian berencana untuk datang ke tempat kerja mereka dan membalaskan rasa sakit hatinya dengan cara merusak robot-robot AI yang ada disana. Monty pun memaksa Nick untuk ikut kesana agar bisa membuka akses masuk ke tempat penyimpanan robot-robot AI tersebut. Monty berjanji, jika ia dan ketiga rekannya ditangkap, mereka tidak akan melibatkan Nick.


Permasalahan lain yang harus dihadapi Nick yaitu saat sang istri kembali gagal mendapatkan donor jantung. Pihak rumah sakit terpaksa menunda operasi jantung karena terhambat oleh kondisi cuaca bersalju serta badai yang menerjang. Sebagai seorang suami, Nick merasa bersalah karena sudah banyak membuat orang-orang disekitarnya menjadi kesusahan. Melihat tuannya bersedih, Alice pun berusaha menjadi sosok yang selalu ada dan mengerti tentang kesulitan yang dihadapi Nick. Hingga suatu malam, Nick sengaja melakukan restart terhadap Alice karena ia tidak ingin salah satu kenangan indahnya tentang sebuah film yang mengingatkan tentang kebersamannya dengan Maggie di masa lalu itu bisa diingat juga oleh Alice.
Seiring berjalannya waktu, Maggie akhirnya berhasil mendapatkan donor jantung dan tak lama setelah selesai operasi, ia diizinkan pulang ke rumah. Nick beserta kedua anaknya sangat senang Maggie akhirnya bisa kembali pulang. Alice pun menyambut sangat baik Maggie ketika tiba di rumah. Maggie yang kondisi fisiknya masih belum prima, memberikan pesan kepada Alice untuk selalu membantu segala kebutuhan rumah tangga untuk dirinya, Nick dan juga kedua anaknya. Alice langsung menganalisa kondisi fisik Maggie dan mengatakan jika kondisi fisik Maggie tak lagi sama setelah operasi jantung. Bahkan Alice pun memprediksi jika umur Maggie tidak panjang akibat operasi tersebut.



Waktu terus bergulir, Alice perlahan mulai bisa menganalisis semua anggota keluarga Nick. Tak jarang, Alice selalu berperilaku mengikuti Maggie termasuk menggunakan suaranya untuk lebih dekat dengan kedua anaknya. Selain itu, Alice juga kini memiliki kemampuan untuk merasakan perasaan dan emosi sama seperti manusia. Bahkan Alice bisa memunculkan suara detak jantung dan denyut nadi ketika berhadapan dengan Nick.


Hingga suatu ketika, Nick terbawa suasana dan melakukan hubungan seksual dengan Alice. Nick pun mencurahkan perasaan lelah dan bebannya selama ini menjadi seorang suami yang harus bertanggung jawab terhadap istri, kedua anaknya dan juga anak-anak buahnya di proyek pembangunan gedung. Keesokan harinya, Nick sangat menyesal atas apa yang terjadi tadi malam bersama Alice. Ia meminta Alice untuk tak lagi menganalisis semua tentang dirinya. Namun apa yang diharapkan Nick tak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Alice terus berusaha menjadi yang terbaik bagi Nick, meskipun cara yang dilakukan olehnya membahayakan orang-orang disekitar Alice dan juga Nick.


#Review:
Megan Fox kembali hadir main film layar lebar di tahun ini yang berjudul SUBSERVIENCE (2024). Film ini menjadi kolaborasi kedua antara Megan Fox dengan S. K. Dale sebagai aktris dan sutradara, setelah sebelumnya sukses di film drama thriller TILL DEATH (2021).
Untuk segi cerita, film SUBSERVIENCE (2024) ini mengangkat premis tentang fenomena robot Artificial Intelligence (AI) atau Humanoid yang teknologinya semakin canggih. Will Honley dan April Maguire selaku penulis cerita dari film ini mengajak penonton melihat tentang what if robot AI di masa depan bisa sangat sempurna dan membantu banyak sekali pekerjaan sehari-hari manusia. Skala kecanggihan teknologi di film ini ruang lingkupnya tidak sebesar film-film sci-fi seperti franchise TERMINATOR ataupun EX-MACHINA (2015), melainkan dalam skala yang lebih kecil yaitu dalam ruang lingkup sebuah keluarga.


Harus diakui, perkembangan plot film SUBERVIENCE (2024) terbilang cukup lambat dan bisa saja membuat penonton bosan. Elemen drama nya pun lebih mendominasi, khususnya di part awal. Meskipun demikian, segala permasalahan yang tercipta seperti konflik yang terjadi dalam rumah tangga Nick dan Maggie, kemudian permasalahan yang terjadi di tempat kerjanya Nick hingga perubahan sistem kecerdasan dari Humanoid Alice menurutku masih cukup masuk akal dan tidak berlebihan. Aku suka bagaimana sang sutradara memberikan treatment terhadap karakter Humanoid Alice disini yang tetap konsisten ingin melindungi pemilik utamanya yaitu Nick. Error nya sistem kecerdasan yang terjadi dalam diri Humanoid Alice juga masih acceptable, karena ya gara-gara si Nick melakukan restart. Hahaha.
Setelah semua drama tersaji, giliran unsur sci-fi dan sedikit sentuhan action nya mulai ditebar memasuki babak akhir film. Meskipun intensitas action nya tidak bombastis, tapi cukup berhasil bikin gregetan penonton. Khususnya saat Humanoid Alice berusaha menjadi yang terbaik bagi Nick meskipun harus menyerang orang-orang disekitarnya.
Sebetulnya, di babak akhir film SUBSERVIENCE (2024) terdapat beberapa hal yang menurutku cukup mengganggu dan seharusnya tidak perlu terjadi. Moment humanoid berwujud Alice yang berbeda dan berusaha membunuh keluarga Nick dengan cara mengendalikan rumah sakit, terasa no make sense banget. Andai saja sejak awal film sudah diceritakan atau ditampilkan secara gamblang jika rumah sakit tempat Maggie dirawat sudah menggunakan teknologi canggih dan banyak dokter maupun perawat Humanoid pasti akan lebih baik lagi.
Untuk jajaran pemain, penampilan Megan Fox dengan aura sensualnya memang sangat cocok di setiap film yang ia mainkan. Meskipun kali ini ia memerankan robot Humanoid, gesture dan gaya bahasanya cukup meyakinkan. Yang cukup disayangkan, entah mengapa tata rias untuk Megan Fox di film SUBSERVERIENCE (2024) menurutku terlalu bold dan jadi mirip Gen Kardashians. Jauh lebih cantik dan menggoda saat Megan Fox di film TILL DEATH (2021) deh. Penampilan aktor dengan jargon "Are you lost baby girl" yaitu Michele Morrone kali ini tidak sekedar menjual aksi sensualnya seperti di Trilogy 365 DAYS (2020). Morrone cukup berhasil menghidupkan karakter Nick, seorang suami yang berusaha menjadi suami dan ayah yang terbaik bagi keluarganya. Saat dituntut untuk beradegan sensual dengan dua wanita sekaligus di film ini juga ia menjalankannya dengan baik tanpa ekspresi lebay seperti sebelum-sebelumnya hahaha.
Untuk urusan visual, film SUBSERVERIENCE (2024) ini memang terlihat sekali tipikal film kelas B dengan budget yang tidak terlalu fantastis. Elemen sci-fi dan robot Humanoid nya pun ya seadanya saja. Namun mengingat jika skala ceritanya juga dalam ruang lingkup kecil, segala keterbatasan ini masih bisa ditoleransi.
Overall, film SUBSERVERIENCE (2024) tidak sepenuhnya jelek kok. Jika kamu bisa menikmati film drama dengan sentuhan thriller seperti film TILL DEATH (2021), pasti akan menyukai film ini juga.


[8/10Bintang]

Sunday, 15 September 2024

[Review] Lembayung: Mengungkap Misteri Mengerikan Yang Selama Ini Ditutupi Di Sebuah Klinik!



#Description:
Title: Lembayung - Jin Poli Gigi (2024)
Casts: Yasamin Jasem, Taskya Namya, Arya Saloka, Oka Antara, Anna Jobling, Asri Welas, Erick Estrada, Ence Bagus, Wulan Guritno, Daffa Wardhana, Mario Maulana, Tio Pakusadewo, Sari Nila, Paula Verhoeven
Director: Baim Wong
Studio: Tiger Wong Entertainment, Prime Eagle Studio


#Synopsis:
Setelah lima tahun ditutup, akhirnya Klinik Lembayung kembali dibuka oleh pemiliknya yaitu Dr. Teto (Arya Saloka). Ia pun memanggil kembali beberapa karyawan lamanya untuk bekerja lagi klinik. Selain itu, Teto juga membuka lowongan kerja untuk Dokter yang bersedia membuka prakteknya disana. Salah satu Dokter yang bergabung yaitu teman dari Teto sendiri yaitu Dr. Ringgo (Oka Antara).
Kondisi klinik yang sudah lama ditinggalkan membuat Ida (Asri Welas), Heru (Ence Bagus) dan Moming (Erick Estrada) harus lebih ekstra membersihkan semua area klinik. Teto pun meminta mereka untuk lebih cepat dalam bekerja karena Klinik Lembayung akan dibuka lebih cepat agar warga bisa mendapatkan lagi akses kesehatan.


Beberapa hari menjelang pembukaan klinik, Ringgo yang sudah berada disana kedatangan dua mahasiswi perawat dari kota yaitu Arum (Yasamin Jasem) dan Pica (Taskya Namya) untuk menjalani program magang disana. Awalnya Ringgo menolak mereka berdua lantaran klinik sedang mencari perawat laki-laki. Namun karena sudah sore hari, Ringgo mengizinkan Arum dan Pica untuk tinggal sehari di asrama klinik sampai menunggu keputusan dari Teto. Keduanya pun diantar menuju asrama dengan ditemani Ida.
Selama dalam menuju perjalanan menuju klinik, Arum terlihat lemas dan juga pucat. Arum ternyata mengkonsumsi obat untuk menggugurkan kandungan atas saran pacarnya, Dimas (Daffa Wardhana). Kondisi perut Arum semakin sakit dan keluar darah. Arum pun bergegas pergi menuju toilet klinik sebelum ketahuan oleh Pica. Arum menemukan toilet yang menyatu dengan empat bathtub. Ruangan tersebut sudah lama tidak digunakan sebagai ruang persalinan bagi para ibu hamil. Disana, ia membersihkan diri termasuk mencuci pakaian dalamnya yang terkena banyak darah dari keguguran tadi. Keesokan harinya, Arum dan Pica mendapat izin dari Dr. Teto untuk magang di Klinik Lembayung. Keduanya pun bisa bernafas lega. Arum ditugaskan menjadi asisten dari Teto dan Pica ditugaskan dengan Ringgo. Meskipun renovasi belum sepenuhnya selesai, Klinik Lembayung tetap dibuka untuk umum. Beberapa warga yang sedang sakit terlihat mulai melakukan pemeriksaan ke klinik.


Hingga suatu sore saat Arum dan Pica bersantai karena daftar pasien sudah selesai, keduanya kedatangan sosok perempuan berambut panjang yang mengenakan sendal bakiak kayu. Perempuan tersebut kemudian masuk ke ruang pemeriksaan Dr. Teto dan duduk di kursi dental. Arum dan Pica bingung karena mereka yakin tidak ada lagi pasien yang registrasi untuk diperiksa. Pica kemudian pergi ke depan untuk mengecek data registrasi di komputer. Arum pun mendekati perempuan yang kini menatapnya sambil tersenyum aneh. Arum yang berusaha bersikap tenang, kemudian membersihkan air liur yang terus menetes dari mulut perempuan tersebut. Tiba-tiba listrik mati dan Arum berteriak histeris karena perempuan tadi berusaha menyerangnya. Dr. Teto masuk ke ruangannya dan berusaha menenangkan Arum yang tadi ketakutan.


Sejak kejadian tersebut, Arum mengalami serangkaian kejadian aneh di klinik. Hampir setiap malam, ia selalu bermimpi buruk. Selain itu, Arum juga selalu melihat penampakan wanita misterius tadi yang berusaha berkomunikasi dengannya dan juga Pica. Selain sering diganggu oleh penampakan, Arum juga mendapatkan pelecehan dari salah satu staff yang ada di klinik saat sedang di ruang laundry. Arum dibuat terkejut dan tak bisa melawannya sama sekali. Arum sangat kesal dan semakin stress memilih untuk mencari kost ketimbang harus tinggal di asrama klinik.


Setelah tidak lagi tinggal di asrama klinik, Arum jadi sering kedatangan Dimas yang selalu mengajaknya bermesraan. Arum kali ini langsung menolak pacarnya itu karena Arum masih kecewa dan sakit hati setelah Dimas memaksanya untuk menggugurkan kandungan. Saat Arum menceritakan tentang pelecehan yang dialaminya kepada Dimas, respon dari sang kekasih malah menghina Arum. Arum makin kecewa dan sakit hati karena orang-orang disekitarnya malah membuat mentalnya semakin terpuruk.


Keesokan harinya, saat Arum bekerja di klinik bersama Pica mereka mendapat kabar jika Heru mengalami kecelakaan tragis dan langsung tewas di tempat. Arum sangat terkejut akan kabar kematian Heru itu mengingat kemarin ketika mendapatkan pelecehan, ia sempat mengumpat semoga Heru segera mati. Seiring berjalannya waktu, Arum dan juga Pica makin sering mengalami kejadian-kejadian aneh selama berada di klinik. Tak hanya itu saja, satu persatu orang yang ada di klinik bertemu dengan ajalnya dengan cara yang tragis.


Karena penasaran, Pica pun diam-diam menelusuri sejarah dari Klinik Lembayung yang dahulu sempat ditutup. Pica makin curiga jika rumor dari warga sekitar tentang kasus bunuh diri seorang dokter perempuan bernama Dr. Tantri (Anna Jobling) yang pernah terjadi di klinik tersebut memang benar adanya. Kecurigaan semakin kuat setelah salah satu ruangan ada yang sengaja tidak direnovasi dan aksesnya juga ditutup oleh tembok. Apa yang sebenarnya terjadi kepada Arum dan juga Pica? Misteri apa yang selama ini terjadi di Klinik Lembayung?


#Review:
Aktor sekaligus content creator Baim Wong kembali memeriahkan industri perfilman tanah air setelah sebelumnya sukses sebagai produser sekaligus pemain di film BERBALAS KEJAM (2023). Di film terbarunya ini, Baim Wong terjun langsung sebagai sutradara, penulis skenario dan produser untuk film bergenre horror yang berjudul LEMBAYUNG (2024). Film ini, diadaptasi dari thread X berjudul 'Jin Poli Gigi' yang sempat viral pada tahun 2022 lalu.
Aku berkesempatan hadir pada acara pemutaran perdana film LEMBAYUNG (2024) yang sukses digelar pada Jum'at (13/9) kemarin di Cinema XXI, Epicentrum, Jakarta Selatan. Suasana area bioskop saat acara gala premiere terbilang sangat meriah. Bagian outdoor dihiasi red carpet yang cukup panjang, banner film berukuran jumbo serta gimmick kursi dental, mobil jenazah dengan replika jasad penuh darah serta gapura bertirai khas klinik bernuansa putih dan hijau. Kemeriahan semakin terasa menjelang sore hingga malam hari.


Para tamu undangan dari rekan-rekan media, para influencer hingga aktor aktris kenamaan Indonesia terlihat datang dan memberikan support kepada Baim Wong, minus kehadiran sang istri yaitu Paula Verhoeven yang seperti kita ketahui, kabarnya sih hubungan rumah tangga mereka sedang goyah. Hehehe.
Pada saat sesi press conference, Baim Wong mengungkapkan, proses produksi film LEMBAYUNG (2024) ini dilakukan sangat maksimal oleh dirinya sebagai seorang sutradara. Saking cintanya terhadap film horror, Baim Wong melakukan riset dan memasukan banyak sekali referensi horror thriller di film terbarunya ini. Yang tak kalah menarik, Baim Wong mengaku tak sedikit adegan-adegan yang mengalami perubahan cukup drastis ketika proses pengambilan gambar sudah berjalan.


Untuk segi cerita, film LEMBAYUNG (2024) ternyata tidak sepenuhnya copy paste dari versi Thread X milik @saturnrushx. Baim Wong bersama ketiga penulis cerita dan skenario melakukan perombakan cerita cukup drastis dari segala sisi. Jika versi Thread X Jin Poli Gigi, Arum dan Pica terus diikuti oleh jin perempuan yang selalu menebar ludah dan mengincar Arum, di versi film LEMBAYUNG (2024), plot terasa sangat kompleks, berlapis dan terlalu banyak hal yang ingin diceritakan. Jujur, fokus cerita jadi bercabang dan membuat konklusi setiap dari subplot tersebut berakhir kurang memuaskan. Paruh awal film, elemen horror terasa sangat kuat dengan diiringi scoring musik yang menurutku sangat lebay. Jump scared di film LEMBAYUNG (2024) ini mayoritas terlalu mengandalkan scoring musik bombastis secara repetitif. Cukup disayangkan sih, Baim Wong malah lebih senang mengagetkan penonton dengan cara seperti ini. Andai saja Baim Wong memilih untuk mengeksplor atmosfer mencekam dari Klinik Lembayung yang sudah terlihat meyakinkan pasti jauh lebih menarik. Selain horror, Baim Wong juga turut menampilkan elemen gore yang cukup brutal di beberapa bagian. Referensi adegan sadis tersebut ya penonton pasti sudah tahu berasal dari film apa saja. Memasuki babak akhir film, Baim Wong kembali membelokan genre dari horror ke ranah thriller dengan eksekusinya yang menurutku cukup bagus. Plot twist berlapis-lapis dan definisi die hard dari para karakter yang tersisa bikin penonton gregetan. Background story dari villain utama film LEMBAYUNG (2024) juga sayangnya terlalu ditumpuk di akhir film. Padahal jika di build-up sejak pertengahan pasti lebih reasonable.



Untuk jajaran pemain, penampilan Yasamin Jasem dan Taskya Namya yang selama ini dikenal sebagai princess film-film horror Indonesia di era modern, tampil maksimal dengan effort mereka masing-masing. Namun sayang, narasi soal teman makan teman yang dihadirkan diantara kedua karakter yang mereka perankan jadi boomerang tersendiri jika film LEMBAYUNG (2024) ini mengangkat tema tentang persahabatan. Performance dari para aktor kawakan di film ini juga tak kalah mencuri perhatian. Aldebaran Arya Saloka memang sudah sepantasnya untuk mengeksplor karakter di luar zona nyamannya selama ini. Debut aktris cantik asal Malaysia yaitu Anna Jobling juga masih bisa diasah lebih maksimal lagi dalam berakting. Senyuman creepy dari karakter Tantri pasti akan menjadi ikonik sih inimah. Oka Antara, Asri Welas, Ence Bagus, Erick Estrada dan yang lainnya pun tampil sesuai dengan porsi mereka.
Untuk urusan audio dan visual, film LEMBAYUNG (2024) terlihat memiliki effort yang cukup maksimal dalam menghadirkan set Klinik Lembayung. Semuanya terasa natural dan tidak seperti set yang dibuat-buat. Penggunaan warna hijau sage yang mendominasi di film ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Satu hal yang paling mengecewakan dari film ini yaitu scoring musiknya. Terlalu too much di beberapa bagian. Seperti yang tadi disebutkan, hampir semua penonton berhasil dikagetkan gara-gara scoring musiknya saja bukan oleh cerita maupun penampakan horror.
Overall, meskipun terdapat beberapa kekurangan yang cukup mencolok, setidaknya Baim Wong sudah berusaha maksimal menjadi sutradara sekaligus masuk sebagai tim penulis cerita yang berhasil mengembangkan secara lepas dari Thread X viral Jin Poli Gigi.


[7.5/10Bintang]