Dari dulu, salah satu kota yang masuk bucketlist ku untuk dikunjungi adalah Yogyakarta. Tapi keinginan untuk berliburan disana tuh selalu berakhir dengan wacana, karena waktu masih tinggal di Tasikmalaya, aku disibukkan dengan bekerja di salah satu restaurant cepat saji yang dimana jadwal off-day (libur) nya tidak menentu. Ditambah lagi dengan status Crew Part-time (PKWT) bukan Crew Permanent, alhasil selama empat tahun bekerja disana, aku tak pernah mendapatkan jatah cuti seperti orang-orang. Untungnya dikasih pilihan lain yaitu bisa request off-day sesuka hati. Berkat opsi inilah akhirnya aku bisa mendapatkan off-day lebih dari dua hari. Tapi bucketlist ke Yogyakarta selama tinggal di Tasikmalaya belum pernah terwujud. Liburan paling mentok marathon nonton film, pergi ke Bandung atau Jakarta.
Alhamdulillah usai pindah dan bekerja di Jakarta, kesempatan untuk berliburan terbuka lebar. Akhirnya aku bisa punya jatah cuti selama 12 hari! Hahaha. Cuti pertama aku ambil sebanyak lima hari yaitu pada 24-28 Oktober 2019 kemarin. Karena event di Bandung diundur dan cuti sudah diapprove, akhirnya aku memutuskan untuk berliburan ke Yogyakarta untuk yang pertama kalinya! Step pertama aku langsung memesan tiket kereta api pulang pergi secara online supaya tenang ketika berliburan disana. Untuk menghemat budget, aku sengaja memilih tipe kereta api ekonomi. Awalnya sih no problem, bisalah duduk manis sembilan jam di kereta yang penting tempat duduknya tidak seperti kereta api Serayu (3-3), tapi pas naik kereta api Jaka Tingkir dari Stasiun Pasar Senen, tempat duduknya pun ternyata (2-2) berhadapan persis seperti Serayu. Hahaha..
Step kedua, aku contact beberapa temanku yang tinggal Yogyakarta untuk menanyakan soal beberapa hotel disana. Empat temanku disana untungnya sangat baik dan fast respon disaat aku bawel nanya-nanya. Aku juga mendapatkan fakta cukup unik disaat menanyakan jarak dan lokasi hotel di Yogyakarta. Riza Pahlevi, Rasyid Harry, Taufiqur Rizal dan Angga Rizky kompak mengatakan kalimat "Kalau untuk orang sini sih jarak 3-4km tuh udah jauh. Tapi kalau untuk orang Jakarta pasti bilangnya deket.." Hahaha..
from Instagram @thejourneyyogya
Btw, menentukan hotel murah, kece, dekat ke pusat keramaian di Yogyakarta itu ternyata susah juga ya! Pilihannya buset banyak banget! Selama tiga harian aku terus bawel nanya-nanya ke empat temanku itu. Mulai dari harga 45k permalam sampai yang jutaan semuanya tersedia. Setelah menimbang sana-sini dan atas rekomendasi dari Riza dan Bang Rasyid juga, aku memilih The Journey Hotel sebagai tempat staycation ku selama di Yogyakarta karena hotelnya terlihat masih baru dan juga konsep design interiornya kece bangeet. Kebetulan banget juga waktu scrolling instagram aku tak sengaja melihat iklan situs booking hotel bernama @bookinglokal. Iseng pas check websitenya TERNYATA The Journey Hotel sudah tersedia, ditambah lagi sedang ada promo booking kamar cuma Rp.1.000 perak untuk malam kedua. Tanpa mikir-mikir lagi, aku langsung pesan satu kamar disana untuk dua malam dengan total Rp.320.000+Rp.1.000 = Rp.321.000 saja! Penginapannya murah banget kan! Kece pula hotelnya.
Cobain booking kamar di BookingLokal yuk! Ada promo hemat nih! #GampangKan?
Step ketiga usai tiket kereta dan hotel aman, aku langsung meminta referensi tempat-tempat kece yang wajib dikunjungi di Yogyakarta. Aku langsung teringat ingin pergi ke Studio Gamplong karena kemarin beberapa temenku yang berliburan ke Yogyakarta pada berkunjung kesana. Untungnya temanku, Riza Pahlevi bersedia jadi guide dan menemaniku kesana yang direncanakan hari Minggu, 27 Oktober 2019.
visit highlight stories on @Rizkywinaya Instagram
Setelah menempuh perjalanan lama dan bikin pegel, akhirnya aku tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta pada Jumat, 25 Oktober 2019. Riza yang rumahnya berjarak 10 menit dari stasiun langsung menjemput dan mengantarkanku ke Asrama Penginapan salah satu kampus di Jl. Magelang, karena hari pertama aku memutuskan menginap di asrama yang kami beri nama Hotel Makmum. Riza merekomendasikan untuk mencoba menginap disana karena asrama kampus itu adalah tempat ia shooting film pendeknya berjudul MAKMUM dan juga vlog uji nyalinya dia. Setibanya disana, kawasan asramanya cukup sepi dan mempunyai tiga gedung. Halamannya pun sangat lega penuh dengan pepohonan dan terdapat pendopo tempat para mahasiswa disana berkumpul. Nah gedung yang kini dijadikan penginapan umum adalah gedung 3, sedangkan sisanya terbengkalai karena menurut Riza, semenjak program asrama dihilangkan oleh kampus, otomatis tiga gedung disini tak dipakai untuk keperluan asrama kampus lagi. Untuk sebuah penginapan seharga 125k permalam dengan kamar yang luas, kasur empuk, TV LCD, kulkas, lemari besar, kursi, toilet besar, water heater dan ada balkon juga ini tuh udah bagus dan murah banget.
Usai maghrib dan makan di Jogja City Mall, kami berdua pulang ke Hotel Makmum. Kamarku berada di lantai 2 dan pada hari itu yang menginap di lantai 2 cuma aku seorang diri. Riza pulang karena keesokan harinya ia menjadi narasumber seminar acara tvOne. Sibuk banget emang dia setelah sukses besar dengan MAKMUMnya itu ampun~
Malam semakin larut, bukannya bisa tidur lebih cepat karena lelah seharian di kereta, tapi aku malah melek. Biasanya juga kalau nginep di hotel atau penginapan sendirian tuh bodoamatan, tapi waktu malam itu berasa ada yang aneh. Mau tidur aja susah. Volume TV makin malam makin dikencengin. Handphone terus play Joox biar suasana kamar tidak sunyi. Aku pun terus online whatsapp dan chat beberapa temanku yang masih online. Aku bisa tertidur sekitar pukul 23:45 WIB. Pada jam 02:00 dini hari, aku terbangun karena mendengar suara-suara aneh. Suara pertama seperti "gedak-geduk" kasur yang mentok ke tembok sebanyak dua kali. Suaranya terdengar cukup jelas terasa seperti disebelahnya, tapi kenyataannya kan dua kamar sebelah yang mengapit kamarku kosong. Suara kedua berasal dari tetesan air yang terus terdengar. Aku ogah untuk ngecek ke kamar mandi lah emangnya film horror, tiap ada yang aneh disamperin. Aku lebih milih untuk terus memejamkan mata agar bisa tidur lagi.
Pagi harinya, aku terbangun jam enam pagi dan langsung membuka tirai balkon agar cahaya matahari masuk. Aku langsung berani ngecek ke toilet untuk memastikan soal suara tetesan air semalam. Dan pas aku check, lantai kamar mandi kering tidak basah sama sekali. Shower dan water heater yang terpasang pun tidak bocor. Kemudian aku check juga takutnya AC luar yang ada di balkon yang bocor, tapi ternyata tidak. Usai mandi dan beres-beres, aku memutuskan untuk check-out lebih awal. Ketika menunggu Grab di lobby asrama, aku menceritakan kejadian semalam di group whatsapp dan juga ke Riza. Dia cuma bisa ketawa dan bilang akhirnya aku merasakan wahana makmum yang sesungguhnya. Dia juga bilang kalau dulu waktu zaman ia masih ngampus disana, ada kejadian di salah satu gedung, adik kelasnya dicakar sesuatu yang gaib dan ceritanya bahkan sampai viral di Line. Untungnya semalam aku cuma mendengar suara-suara aneh tidak sampai dicakar segala. Ngeselin emang sutradara Makmum itu ngasih referensi hotel malah yg horror. Untung cuma semalam saja disana.
Usai checkout, aku pergi ke Malioboro dan bertemu dengan temanku, Angga Rizky disana. Seharian jalan-jalan sekitaran Malioboro, lanjut ke Pasar Bringharjo membeli pakaian batik lurik, jajan oleh-oleh bakpia dan mengunjungi Benteng Vredeberg juga. Sore harinya langsung check-in ke The Journey Hotel di Jl. Sorosutan Yogyakarta untuk menyimpan barang bawaan agar tidak ribet. Tiba di hotel, aku langsung jatuh hati dengan hotelnya karena konsep budget hotelnya lucu sekalii. Setiap sudut hotel dan kamarnya bisa banget dijadikan spot untuk stok foto di Instagram. Hahaha.
Sore hingga malam, kembali jalan-jalan disekitaran Alun-Alun Yogyakarta, Tugu 0 km dan juga sholat maghrib di Masjid Agung Kauman. Suasananya rame banget. Tidak lupa juga mencoba makanan angkringan di Alun-Alun. Sepulang dari jalan-jalan dan tiba di hotel yang baru, akhirnya aku bisa tidur dengan nyenyak.
Budget seharian jalan-jalan di kawasan Malioboro:
1. Grab dari Hotel Makmum ke Maliobro Rp.13.000
2. Jajan Bakpia Malioboro 3 Box (Perbox Rp,10.000) Rp.30.000
3. Jajan Es Cendol Dawet Didi Kempot Rp.5.000
4. Jajan Batik Lurik Rp.150.000 dapat dua pcs. Batik biasa mulai dari harga Rp.20.000an
5. Berkunjung ke Benteng Vradeberg Rp.3.000
6. Parkir motor di Vradeberg Rp.2.000
7. Jajan Angkringan di Alun-Alun Yogyakarta Rp.15.000 (Nasi, Tahu Tempe Bacem, Telor Puyuh, Usus, Ceker)
8. Jajan Nasi Kucing & Gorengan Rp.3.000
Keesokan harinya, aku dan Riza pergi ke Studio Alam Gamplong yang berjarak kurang lebih 16km dari The Journey Yogyakarta. Tiba disana sekitar pukul 11:00 WIB dengan cuaca yang sangat terik. Studio Alam Gamplong sendiri terletak di wilayah Sleman, Yogyakarta yang dibangun oleh Dapur Films dan Falcon Pictures untuk kebutuhan shooting film BUMI MANUSIA (2019) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Setelah proses shooting dan film tayang di bioskop pada Agustus 2019 lalu, kawasan Studio Alam Gamplong menjadi ramai dikunjungi oleh warga. Pihak Dapur Films selaku pengelola kawasan Studio Alam Gamplong ini menjadi kawasan wisata dan juga akan menjadi kawasan properti terpadu untuk keperluan shooting film-film berikutnya. Set properti film BUMI MANUSIA (2019) yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Mawar Eva ini terdiri atas tiga zona. Yaitu zona Rumah Annelies Mellema, zona kawasan wilayah modern dan zona kawasan wilayah kumuh.
Ada tips nih jika mau datang ke Studio Alam Gamplong biar disana bisa santuy tanpa harus kecapean dan kelelahan akibat kepanasan. Ini berdasarkan apa yang dipakai temanku, Riza. Karena kemarin seharian di Gamplong, outfit dan perlengkapannya seperti ini:
1. Sebelum berangkat, harap make sure dulu apakah Studio Alam Gamplong nya buka atau tutup. Caranya gampang banget tinggal cek akun instagram @Gamplong_Studio. Karena disana kamu bakal melihat status di bio apakah dibuka untuk umum atau tidak.
2. Setelah make sure buka, jangan lupa pakai jaket kalau menggunakan motor karena lokasinya cukup jauh 15km dari pusat kota Yogyakarta.
3. Gunakan masker, kacamata hitam dan topi serta pakai sunblock karena di kawasan Studio Gamplong ini panas terik banget. Belum lagi udaranya bakal banyak debu jika ada angin menerpa.
4. Bawa payung atau bisa juga sewa payung di sekitar area parkir.
Budget seharian jalan-jalan di kawasan Studio Alam Gamplong:
1. Biaya parkir seikhlasnya
2. Biaya masuk ke kawasan wilayah modern dan wilayah kumuh seikhlasnya
3. Biaya masuk ke kawasan Rumah Annelies Rp.10.000/orang
4. Jika bawa kamera selain handphone dikenakan biaya Rp.10.000/kamera
5. Jajan di warung kawasan wilayah modern Rp.10.000 untuk minuman botol
6. Toilet Rp.3.000/orang
More photo & video check highlight story @Rizkywinaya
Setelah seharian berputar-putar di Rumah Annelies mencari spot foto dengan konsep miring-miring gak penting dan lanjut panas-panasan di kawasan wilayah modern-kumuh, akhirnya kita memutuskan kembali ke hotel karena sudah lelah kepanasan disana. Sebelum menuju hotel, aku dan Riza jajan Fried Chicken fenomenal di Yogyakarta yaitu Olive Fried Chicken. Kenapa bisa fenomenal, karena banyak orang Yogyakarta dan Jawa Tengah termasuk Riza nya sendiri mengklaim Fried Chicken terenak sedunia adalah dari Olive. Tak cuma itu saja, harganya pun super murah banget! Paket nasi+ayam+minum termurah itu Rp.7.000 dan termahal Rp.15.000 saja! Dan ketika disantap di hotel biar bisa makan sekaligus ngadem, rasanya emang ENAK banget! Ayamnya juicy, gurihnya pas dan tepungnya tuh crispy lembek gimana gitu bikin nagih.
Daftar menu Fried Chicken Olive. Murah sekali~
Setelah beristirahat sejenak, usai sholat isya kita lanjut kulineran malam hari. Destinasi pertama yaitu Nasi Goreng Notaris. Namanya cukup unik. Aku kira penjualnya seorang notaris tapi ternyata bukan. Si mas-mas penjual nasi gorengnya berjualan tepat didepan dan berada di halaman kantor notaris. Hahaha.. Oia untuk harganya pun cukup murah gak nyampe Rp.15.000. Usai dari sana, dilanjut lagi jajan minuman tradisional rempah-rempah diseduh dadakan yang berada tak jauh dari Masjid Agung Kauman. Aku kira minumannya itu bakalan seperti jamu-jamu gitu, tapi pas minumannya jadi eh rasanya enak dan bener-bener menghangatkan! Pilihan paket rempah-rempahnya pun banyak banget sampe bingung pilih yang mana. Kata Riza, kita juga bisa konsultasi sama mas penjualnya sebelum memilih jika kondisi badan sedang tidak fit. Harganya pun murah gak nyampe Rp.10.000 pergelas.
Budget jalan-jalan malam di Yogyakarta:
1. Fried Chicken Olive Rp.15.000/paket
2. Nasi Goreng Notaris Rp.13.000/porsi
3. Bakpia Malioboro untuk oleh-oleh Rp.50.000/untuk lima box
4. Minuman Rempah Rp.5.000/gelas
5. Bensin Rp.20.000
Setelah seharian berkeliling Yogyakarta ke tempat-tempat mainstream, berwisata ke Studio Alam Gamplong dan jajan kuliner khas Jogja kesana-kemari, saatnya menikmati staycation di The Journey Hotel Yogyakarta. Untuk ukuran budget hotel dengan roomrate termahalnya cuma Rp.350.000/permalam inituh menurutku udah worth it banget. Konsep design interior dan bangunnya cantik minimalist banget. Gambar antara di instagram dan realnya sama-sama bagus. Tiap sudut kamar, lorong kamar, lobby hotel hingga area parkir bisa jadi spot menarik buat stok foto Instagram ahaha. Oia hotel ini juga mengusung hotel yang ramah lingkungan. Penggantian linen sheet dan towelnya sesuai keinginan tamu, bisa diganti dengan syarat meletakkan sign penggantian di atas kasur. Untuk urusan breakfast, The Journey Yogyakarta ini tidak buffet, melainkan makanan akan dikirim ke kamar hotel sesuai dengan permintaan tamu disaat pertama kali check-in. Ada tiga pilihan menu yaitu: Nasi Goreng, Nasi Ayam dan Nasi Gudeg beserta Teh Manis Hangat.
Receptionist & Area Luar The Journey Hotel
Breakfast menu The Journey Hotel
from Instagram @thejourneyyogya and @rizkywinaya
Akhirnya, last day in Yogyakarta is coming. Senin, 28 Oktober 2019 kemarin menjadi hari terakhir berada disana. Waktu tiga hari berasa kurang banget untuk bisa mengeksplor Yogyakarta. Beberapa kuliner seperti Ayam Geprek Bu Rum, Bakmi Jawa yang antriannya rame, Jajanan Pasar yang ada Netflix, Wisata AADC, Trip ke Candi Prambanan / Borobudur, Tebing Breksi, Teras Kaca, Tamansari dan masih banyak lagi belum dikunjungi. Total budget selama berliburan di Yogyakarta setelah di calculating ternyata tidak memakan biaya gede banget. Tipsnya biar bisa menghemat budget, cari informasi soal promo diskonan atau special rate dari semua OTA (Online Travel Agent) untuk hotel. Alhamdulillah sekali berkat @bookinglokal aku bisa dapet The Journey Hotel dengan promo Rp.1.000 aja dong! Yuk visit https://bookinglokal.com atau install aplikasinya di PlayStore untuk informasi lebih detail seputar promo menarik ini! Bahkan saat ini sedang ada #PromoPlusPlus hingga 50% untuk penginapan murah di kota-kota tujuan liburan loh! Penasaran? Yuk follow dan kunjungi @BookingLokal sekarang jugaa!
Budget akomodasi di Yogyakarta:
1. Tiket Kereta Jakarta-Yogyakarta (PP) Rp.350.000
2. Hotel Makmum Rp.125.000 untuk semalam
3. The Journey Hotel Rp.321.000 untuk dua malam
4. Oleh-oleh Bakpia Rp.300.000 (kalap beli Bakpia Premium)
Sampai bertemu lagi Yogyakarta! Miss you!
No comments:
Post a Comment