#Description:
Title: Penyalin Cahaya (2022)
Casts: Shenina Cinnamon, Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Giulio Parengkuan, Lukman Sardi, Ruth Marini, Mian Tiara, Rukman Rosadi, Landung Simatupang, Tanta Ginting, Adipati Dolken, Khiva Iskak, Yayan Ruhian, Elisabeth Pasaribu, Donny Damara
Director: Wregas Bhanuteja
Studio: Rekata Studio, Kaninga Pictures
#Synopsis:
Suryani (Shenina Cinnamon) adalah seorang mahasiswi jurusan Informasi Teknologi yang baru saja bergabung menjadi bagian dari Teater Mata Hari. Suryani mendapat tugas untuk mengembangkan website teater agar tampil lebih menarik dan banyak pengunjung. Untuk itu, Suryani mencari segala informasi dan foto-foto pementasan untuk menjadi bahan postingan di website.
Suatu hari, acara pementasan Teater Mata Hari berjalan dengan sukses dan mendapat kesempatan untuk pentas di Kyoto, Jepang. Seluruh anggota teater diajak untuk merayakan kemenangan tersebut dengan berpesta di rumah Rama (Giulio Parengkuan), salah satu anggota senior di teater. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Suryani datang ke acara pesta ia sangat senang bisa menjadi bagian penting dalam Teater Mata Hari. Ia pun mengajak Amin (Chicco Kurniawan), tukang fotokopi di kampus untuk menemaninya ke pesta itu.
Setibanya di rumah Rama, Suryani bertemu dengan Anggun (Dea Panendra), Tariq (Jerome Kurnia) dan teman-teman teater lainnya. Pesta yang digelar sejak sore itu terus berlanjut hingga larut malam. Suryani yang awalnya akan pulang sebelum jam sembilan malah kebablasan sampai tengah malam. Ia mabuk berat dan akhirnya tak sadarkan diri di acara pesta itu.
Pagi harinya, Suryani terbangun di kamar tidurnya dan bergegas untuk segera pergi ke kampus untuk menghadiri seleksi calon penerima beasiswa. Setibanya di kampus, Suryani dikejutkan dengan teguran yang dilayangkan para dosen kepada dirinya. Pihak kampus mengancam akan mencabut hak Suryani mendapatkan beasiswa gara-gara foto selfie dirinya yang tengah mabuk berat beredar di Instagram. Suryani semakin terkejut dan langsung mengecek ponselnya. Ia langsung menghapus seluruh foto telernya dan pergi ke sanggar teater untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Anggun dan Tariq pun menjelaskan jika saat malam pesta itu, Suryani memang mabuk berat hingga jatuh tak sadarkan diri. Lalu, Anggun sendiri yang memesan Netcar untuk Suryani pulang. Suryani pun tak percaya begitu saja, ia yakin jika dirinya diberi obat bius pada minuman alkohol yang diberikan Tariq kepada dirinya. Suryani curiga jika pada malam itu teman-teman teaternya menjahili dirinya dan sengaja mengunggah foto-foto Suryani sedang teler ke Instagram.
Keadaan semakin kacau disaat Suryani diusir dari rumah karena dianggap menjadi aib bagi Ayah (Lukman Sardi) dan Ibunya (Ruth Marini). Suryani pun terpaksa tinggal sementara di tempat fotokopi milik Amin. Selama berada disana, Suryani mencoba mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Ia pun berencana untuk meretas akses ponsel dan email seluruh temannya untuk mencari barang bukti lainnya.
Seiring berjalannya waktu, semua tuduhan yang mengarah ke Tariq pun terbantahkan. Suryani tak menyerah. Ia terus mencari keadilan untuk mempertahankan beasiswanya. Hingga pada akhirnya, Suryani menemukan sebuah fakta yang sangat mengejutkan sekaligus mengerikan tentang apa yang ia alami pada saat malam pesta itu. Sebuah kejadian yang benar-benar tak terduga dan mengguncang psikis dari Suryani.
#Review:
Pada bulan Oktober tahun 2021 lalu, film PENYALIN CAHAYA (2022) garapan sutradara Wregas Bhanuteja resmi berkompetisi di Busan International Film Festival. Selain itu, film ini juga menorehkan prestasi di ajang Festival Film Indonesia 2021. Film PENYALIN CAHAYA (2022) sukses menggondol 12 Piala Citra termasuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Penulis Naskah Film Asli Terbaik! Hal tersebut menjadi rekor baru karena baru pertama kali dalam sejarah FFI, sebuah film bisa meraih 12 Piala Citra sekaligus. Sungguh luar biasa bukan? Tak heran jika film PENYALIN CAHAYA (2022) menjadi film Indonesia paling ditunggu kehadirannya.
Namun sayang, tiga hari menjelang perilisan di Netflix, film PENYALIN CAHAYA (2022) menuai kontroversi dan permasalahan. Hal tersebut bermula dari unggahan pernyataan sikap Rekata Studio dan Kaninga Pictures yang memutuskan menghapus kredit nama Co-Writer Naskah dari film ini karena tersandung kasus pelecehan seksual. Seketika gegap gempita dan sanjungan terhadap film ini langsung berubah drastis di sosial media. Tak sedikit para netizen dibuat kecewa dan marah dengan fakta mengejutkan itu. Bahkan beberapa diantaranya meminta Komite FFI untuk menarik gelar predikat terbaik dari film ini karena sangat tidak layak pelaku pelecehan seksual mendapat apresiasi tertinggi dari Festival Film Indonesia.
Terlepas dari kontroversinya yang memang mengejutkan dan mengecewakan, film PENYALIN CAHAYA (2022) masih sangat bisa dinikmati sebagai sajian film dengan cerita dan kualitas yang tak main-main. Meskipun baru pertama kali menggarap sebuah film layar lebar, namun Wregas Bhanuteja sudah sangat paham dalam urusan membangun cerita dan visual yang mumpuni. Lewat film ini, sang sutradara yang merangkap sebagai penulis naskah menampilkan sebuah cerita ironi tentang sulitnya korban pelecehan seksual mendapatkan keadilan. Tak hanya itu saja, Wregas Bhanuteja juga memberikan jawaban tragis tentang alasan korban pelecehan seksual mayoritas memilih untuk bungkam dan enggan untuk berbicara. Dengan durasi yang panjang, film PENYALIN CAHAYA (2022) sangat lengkap dalam menuturkan cerita dan permasalahan yang dialami oleh karakter Suryani. Meskipun pada paruh awal film terasa cukup lambat, namun pada babak selanjutnya, atmosfer drama suspense thriller mulai mencuat dan langsung mencengkram penonton. Elemen misteri dan teka-teki tentang siapa yang mengunggah foto selfie mabuk tanpa izin itu dieksekusi dengan sangat baik. Karakter Suryani tidak dibuat bodoh atau ceroboh. Ia mengerahkan segala kemampuannya sebagai seorang mahasiswi IT untuk mencari si pelaku. Proses hacking dan pelacakan yang dilakukannya pun tampil sangat realistis sehingga sangat mudah related dengan kehidupan kita sehari-hari. Lebih lanjut, pengembangan cerita film ini semakin menarik dan penuh dengan kejutan disaat Suryani terus menggali lebih dalam apa yang selama ini terjadi kepada dirinya dan orang-orang disekitar.
Moral value yang disampaikan film PENYALIN CAHAYA (2022) ternyata jauh lebih tragis dari apa yang aku bayangkan. Perasaan setelah menonton film ini sungguh campur aduk. Wregas Bhanuteja memang ingin menampilkan realita di kehidupan nyata, bahwa kekuasaan, privilege, kekayaan dan jabatan sangat bisa untuk memutarbalikan fakta. Lewat film ini juga kita bisa tahu jika arti kekerasan dan pelecehan seksual itu sangatlah luas.
Untuk jajaran pemain, film PENYALIN CAHAYA (2022) mempunyai talenta muda yang sangat mengesankan. Shenina Cinnamon akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah film layar lebar. Kesempatan yang diperolehnya itu dimanfaatkan dengan sangat baik dan maksimal. Terbukti karakter Suryani bisa dilahap dengan sempurna oleh Shenina Cinnamon. Selain itu, penampilan Chicco Kurniawan, Jerome Kurnia, Dea Panendra, Lutesha dan Giulio Parengkuan pun dibuat senyata mungkin. Semua gesture, dialog dan konflik yang terjadi diantara mereka tidak kaku dan sangat natural. Untuk segi visual, teknis dan artistik, film PENYALIN CAHAYA (2022) juga mempunyai nilai yang sangat memukau. Tone warna hijau hingga kekuningan semakin memperkuat sensasi suspense dalam film ini. Elemen musik yang dihadirkan pun terasa begitu otentik.
Overall, terlepas dari kontroversinya yang mengecewakan itu, film PENYALIN CAHAYA (2022) menurutku tetap berhasil sebagai sebuah film yang sangat bagus dan melampaui ekspektasi. Yuk segera nonton hanya di Netflix.
[9/10Bintang]
No comments:
Post a Comment