Film 'Perempuan Bergaun Merah' tayang di bioskop mulai 3 November 2022. Bagi yang belum nonton film ini, disarankan untuk skip postingan ini karena mengandung full Spoiler alur cerita film 'Perempuan Bergaun Merah'.
Pertama kali aku nonton film 'Perempuan Bergaun Merah' pada saat Gala Premiere-nya yang diselenggarakan pada 26 Oktober lalu. Usai menonton, aku merasa jika ada beberapa hal yang mengganjal berupa plot hole. Kemudian aku menonton lagi untuk yang kedua kalinya saat hari pertama tayang di bioskop, 3 November lalu.
Sinopsis lengkap:
Dinda dan Kara berencana untuk pergi ke club. Sambil menunggu jemputan dari Gerry dan Rossa, mereka mempercantik diri. Dinda mengenakan pakaian casual yaitu jaket denim dan kaos. Sementara itu Kara begitu cantik dengan mengenakan gaun pendek berwarna merah. Disela-sela mereka make-up, Kara terus menghubungi kekasihnya, Putra namun tidak ada jawaban.
Besar kemungkinan Kara ingin mengajak Putra untuk ikut ke club namun Putra malah tidak merespon sehingga Kara kesal dan memilih untuk bersenang-senang dengan teman-temannya.
"PLOT HOLE ini membuatku bertanya-tanya karena tidak ada adegan yang menjelaskan alasan Putra tidak merespon dan menemui Kara. Selain itu, hubungan asmara antara Kara dengan Putra pun tidak diperlihatkan sama sekali, sehingga bikin penonton jadi tidak care terhadap Kara maupun Putra."
Tak lama kemudian, Gerry dan Rossa tiba di Apartment Kara dengan keadaan sudah mabuk. Mereka turut mengajak kedua teman laki-lakinya yaitu Marko dan Wisnu. Gerry dan Rossa sepakat untuk berpesta saja di rumah Kara dengan alasan pergi ke club mahal dan kebetulan juga Ibunya Kara sedang tidak ada dirumah. Malam semakin larut, Dinda, Kara dan yang lainnya berpesta sambil bersenang-senang hingga mabuk berat. Dinda yang tidak terbiasa minum alkohol hampir tak sadarkan diri dan langsung pergi ke toilet karena mual ingin muntah. Disaat Dinda sedang berada di toilet, tiba-tiba Wisnu masuk dan berusaha untuk memperkosa Dinda. Untungnya Dinda masih mempunyai tenaga untuk melawan dan mendorong tubuh Wisnu ke kaca pembatas di toilet. Dinda langsung kabur dari Apartment Kara.
Keesokan harinya, Ibunya Kara pulang ke Apartment dan menemukan ruang tamunya berantakan. Ia langsung berteriak mencari Kara ke kamarnya namun sang ibu tak menemukan anaknya. Yang ia temukan kamar Kara berantakan, ada noda darah di toilet dan cermin meja rias Kara retak. Ibunya Kara kemudian menelepon Dinda untuk menanyakan keberadaan Kara. Namun sayang, Dinda yang baru tersadar dari pengarnya itu tak tahu menahu mengenai sahabatnya itu.
Hari demi hari terus berlalu, Kara tak kunjung ditemukan. Sang ibu sudah melapor ke pihak kepolisian namun hasilnya sia-sia. Ia pun langsung meminta bantuan pada seorang cenayang tuna netra bernama Nenek Wong yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Nenek Wong pun bersedia untuk membantunya. Setelah melakukan ritual, Nenek Wong memastikan jika Kara sudah meninggal. Mendengar hal tersebut membuat Ibunya Kara sangat sedih dan shock. Setelah itu, Ibunya Kara pulang ke Apartment dan melakukan ritual sembahyang pada anaknya itu dengan menggunakan Dupa dan beberapa pernak-pernik lainnya.
Sementara itu, Dinda terus berusaha mencari keberadaan Kara dengan memasang selebaran info orang hilang. Dinda juga merasa kecewa terhadap Putra yang terkesan tidak peduli dengan hilangnya Kara. Putra beralasan ia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan dan juga sudah pasrah jika Kara memilih pergi dan meninggalkannya.
Suatu ketika, Dinda mendapat telepon dari Ibunya Kara untuk datang ke Apartment. Saat Dinda menunggu lift, tak sengaja ia mendengar keluhan penghuni Apartment tentang kondisi air yang bau.
"Menurutku part ini PLOT HOLE banget karena penonton bisa menebak dengan mudah jika mayat Kara disembunyikan di tempat penampungan air Apartment tersebut."
Setibanya di Apartment Kara, Dinda terkejut melihat kondisi Ibunya Kara dan Apartment yang tidak terurus. Dinda juga terkejut melihat Ibunya Kara melakukan ritual sembahyang seolah-olah Kara sudah meninggal. Ibunya Kara memaksa Dinda untuk berkata jujur tentang keberadaan Kara agar Kara bisa pergi dengan tenang. Dinda ketakutan sekaligus memang ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu. Ibunya Kara kemudian menangis histeris dan pergi ke kamar Kara. Saat Dinda membuka kamar, ia terkejut melihat Ibunya Kara mengganti bajunya sambil membawa pisau dan menyebut jika Dinda, Gerry, Rossa, Marko dan Wisnu harus bertanggung jawab atas kematian Kara. Mendengar hal tersebut membuat Dinda ketakutan dan langsung pergi meninggalkan Apartment Kara.
"Menurutku part ini mengisyaratkan jika Ibunya Kara memutuskan untuk bunuh diri dan melakukan balas dendam kepada Dinda, Gerry, Rossa, Marko dan Wisnu."
Waktu terus bergulir, satu persatu temannya Kara mulai diterror sosok misterius yang mengenakan gaun berwarna merah.
1. Dinda paling sering diganggu oleh hantu bergaun merah alias Ibunya Kara itu karena dianggap sebagai orang terdekat dari Kara. Dinda dan adiknya sering melihat hantu tersebut di lorong rusun mereka. Suatu ketika saat menjelang pagi hari, Dinda terbangun dari tidurnya untuk ke toilet. Ia merasa aneh melihat adiknya sudah mandi sepagi itu. Tapi ternyata sosok yang ada dibalik tirai itu bukanlah adiknya melainkan sesosok hantu yang memanggil nama Dinda.
"Besar kemungkinan hantu tersebut adalah hantu Kara yang meminta pertolongan. Hal tersebut terlihat saat ada adegan Dinda mengalami mimpi buruk yang memperlihatkan ia diganggu dan dicekik di toilet".
2. Wisnu tewas secara mengenaskan di lift Apartment nya setelah diganggu oleh hantu bergaun merah.
Kematian Wisnu membuat Dinda dan yang lainnya panik. Dinda sangat yakin jika hantu dari Kara lah yang melakukan hal tersebut. Apa yang diucapkan Dinda sangat tidak masuk akal bagi Gerry dan Rossa. Mereka berdua berusaha untuk melupakan kejadian mengenaskan tersebut dan pergi dari acara kremasi Wisnu.
"Gerry, Rossa dan Marko merasa yakin jika mereka tidak terlibat dengan hilangnya Dinda dan kematian Wisnu karena mereka sudah memberikan laporan yang sejujur-jujurnya saat diperiksa oleh pihak kepolisian."
3. Dalam perjalanan pulang mengendarai mobil, Gerry dan Rossa tak sengaja menabrak sesuatu dan membuat mereka berhenti. Disaat keduanya mengecek ke jalan, Gerry melihat hantu bergaun merah berdiri dan langsung menghampirinya. Gerry ketakutan setengah mati dan langsung masuk ke mobil lalu pergi. Dengan kecepatan tinggi, Gerry terkejut melihat orang disampingnya itu bukanlah Rossa. Gerry langsung berhenti dan keluar dari mobil lalu tertabrak mobil hingga langsung tewas seketika.
4. Pada malam yang bersamaan, adiknya Dinda kembali dihantui oleh hantu bergaun merah itu. Setelah berhasil menenangkan adiknya, Dinda kedatangan Rossa yang menangis histeris karena kematian Gerry. Keesokan harinya Dinda, Rossa dan Putra memutuskan untuk menemui Nenek Wong yang selama ini selalu memperhatikan Dinda karena Nenek Wong selalu melihat sesosok perempuan pucat yang mengenakan pakaian putih. Dinda meminta bantuan pada Nenek Wong untuk mengungkap sosok hantu bergaun merah itu. Nenek Wong kemudian melakukan ritual pemanggilan arwah untuk berkomunikasi dengan sosok hantu yang menganggu Dinda. Setelah ditelusuri, ternyata hantu tersebut adalah hantu bergaun merah bernama Nu Gui yang berasal dari seseorang yang bunuh diri dengan tujuan untuk melakukan balas dendam sampai dendamnya terbayarkan.
5. Ternyata ritual pemanggilan arwah itu bukan mengundang arwah Kara, melainkan arwah Ibunya Kara berwujud Nu Gui dan langsung merasuki tubuh Nenek Wong. Keadaan pun menjadi kacau. Rossa diserang oleh Nenek Wong yang mengalami kerasukan. Dalam situasi yang tak terkendali itu, Dinda mendapat pengelihatan tentang misteri hilangnya Kara. Ia melihat Kara berteriak histeris dan tercebur ke dalam air. Setelah itu, Putra dan Dinda berusaha menyelamatkan Rossa. Arwah Nenek Wong berusaha mengendalikan kembali tubuhnya dan mengatakan jika apa yang dicari oleh Dinda ada di tempat awal semuanya terjadi.
"Menurutku saat ritual pemanggilan arwah yang dilakukan Nenek Wong dan Dinda itu arwah asli Kara dan Nu Gui dua-duanya datang. Nu Gui merasuki tubuh Nenek Wong dan Kara merasuki tubuh Dinda untuk memberikan sedikit petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Kara."
6. Rossa yang mengalami luka-luka, kemudian dibawa ke rumah sakit. Keesokan harinya, Dinda dan Putra datang ke Apartment Kara. Keduanya terkejut melihat kondisi Apartment yang gelap dan pengap. Saat membuka kamarnya Kara, Dinda berteriak histeris melihat Ibunya Kara mengenakan gaun berwarna merah dengan rambut tergerai panjang telah meninggal dunia dengan cara gantung diri. Dinda, Putra dan Marko kemudian melakukan kremasi jenazah Ibunya Kara.
7. Sementara itu, Rossa yang sedang dirawat di rumah sakit tiba-tiba diganggu oleh Nu Gui dengan cara merusak kasur elektrik lalu melipat tubuh Rossa hingga tewas secara mengenaskan.
8. Setelah kematian Rossa, Nu Gui kembali mengganggu Dinda dirumahnya disaat sang adik baru saja pulang sekolah. Nu Gui langsung merasuki tubuh adiknya Dinda dan berusaha menyerang Dinda dengan cara menenggelamkannya ke bath tub. Kejadian itu membuat Dinda kembali bisa melihat kejadian yang terjadi pada Kara, yang ternyata diperkosa oleh Marko disaat mereka sedang pesta dan mabuk berat. Dinda kemudian memanggil Putra untuk kembali ke Apartment karena masih terngiang dengan ucapan Nenek Wong tentang jawaban yang selama ini mereka cari ada di tempat awal semuanya terjadi.
"Menurutku ada PLOT HOLE lagi disini. Arwah Kara dan Nu Gui yang mengganggu Dinda terasa membingungkan karena disatu sisi Nu Gui berusaha menghabisi Dinda dan adiknya, namun disatu sisi lainnya Arwah Kara berusaha memberikan petunjuk pada Dinda. Aku yakin gangguan-gangguan yang dialami Dinda saat di toilet lalu ditenggelamkan ke air itu berasal dari arwah Kara. Selain gangguan itu baru dilakukan oleh Nu Gui."
9. Dinda terlebih dahulu tiba di Apartment Kara. Ia kemudian masuk lagi ke dapur dan curiga tentang kondisi kran air yang bau serta mengeluarkan gumpalan rambut. Dinda langsung berlari ke tempat penampungan air di Apartment tersebut. Setelah dibuka, ternyata benar jasad Kara ditemukan tenggelam dalam tempat penampungan air. Disaat yang bersamaan, Putra tiba disana dan menghantam kepala Dinda hingga ia masuk ke dalam penampungan air tersebut. Putra terpaksa melakukan itu karena apa yang dilakukan Dinda sudah terlalu jauh. Di dalam air itu, Dinda akhirnya mendapatkan pengelihatan tentang kejadian sebenarnya yang terjadi pada Kara.
10. Saat pesta dan mabuk berat, Kara hampir pingsan dan jatuh ke pelukan Marko. Disaat Dinda, Gerry, Rossa dan Wisnu tengah teler, Marko membawa Kara ke kamar dan memperkosanya. Keesokan harinya, sebelum sang Ibunya Kara pulang, ternyata Putra sudah datang terlebih dahulu ke Apartment. Ia terkejut melihat Marko tidur tanpa pakaian di kamar Kara. Sementara itu, Kara tengah menangis di toilet dan langsung menghampiri Putra. Putra yang marah lalu mendorong Kara hingga kepalanya terbentur ke pinggiran Bath Tub dan seketika tewas.
11. Karena panik dan tidak ingin menjadi tersangka pembunuhan, Putra melakukan rencana untuk menjebak Marko. Jasad Kara ia pindahkan ke kasur dan bersebelahan dengan Marko yang masih tertidur. Putra kemudian keluar Apartment dan selang beberapa saat, ia kembali masuk sambil pura-pura terkejut melihat Marko dan Kara satu ranjang. Marko berjanji akan bertanggung jawab, namun Putra malah memaksa Marko untuk ikut membantunya untuk menghilangkan Kara dengan cara memasukan jasad Kara ke tempat penampungan air.
12. Disaat yang bersamaan Marko datang ke Apartment karena dipanggil oleh Putra. Dinda berteriak meminta tolong pada Marko untuk mengeluarkannya dari tempat penampungan air. Dinda juga menjelaskan tentang jebakan yang dilakukan oleh Putra terhadap dirinya. Marko sangat terkejut dengan fakta yang diungkap oleh Dinda. Marko dan Putra pun berkelahi saat Marko berusaha menolong Dinda. Namun sayang, apa yang dilakukan oleh Marko gagal. Ia didorong oleh Putra dari ketinggian dan langsung tewas seketika.
13. Disaat Putra menyeret jasad Marko untuk disembunyikan, tiba-tiba saja tempat penampungan air bergetar lalu terjatuh dan mengeluarkan semua air yang ada didalamnya. Setelah itu, Dinda muncul dari dalam penampungan air yang sudah kerasukan arwah Kara. Ia mengejar Putra dan berusaha membunuhnya. Tapi ternyata Putra masih bisa melindungi dirinya dan menusuk tubuh Kara. Seketika arwah Kara keluar dari tubuh Dinda. Kini, jasad Kara yang masih dalam penampungan air itu bangkit dan menyeret Putra hingga keduanya terjatuh dari Apartment dan Putra pun akhirnya tewas. Jasad Kara yang sudah ditemukan kini dikremasi dan abunya disimpan bersebelahan dengan abu jasad ibunya di rumah abu. Kini, Dinda beserta adiknya dan juga Nenek Wong bisa melanjutkan hidup dengan tenang.
Saat sesi Interview dengan Sutradara, Produser dan para pemain film PEREMPUAN BERGAUN MERAH (2022), ada hal menarik yang disampaikan oleh William Chandra. Film ini memang berada di universe yang sama dengan film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT karya sutradara Timo Tjahjanto. Tidak menutup kemungkinan di masa depan kedua cerita film ini bisa disatukan karena Timo sendiri kabarnya sudah mempunyai planning yang cukup besar untuk universe SEBELUM IBLIS MENJEMPUT. Bahkan, beliau sudah mendapatkan lampu hijau untuk menggarap film ketiga SEBELUM IBLIS MENJEMPUT! Bisa dibayangin gak sih guys, Chelsea Islan dan Tatjana Saphira yang selama ini kita anggap seperti mirip ini akhirnya dipersatukan dalam film layar lebar dan filmnya bergenre horror! I can't imagine!!
No comments:
Post a Comment