#Description:
Title: Badarawuhi Di Desa Penari (2024)
Casts: Aulia Sarah, Maudy Effrosina, Jourdy Pranata, Ardit Erwandha, Moh. Iqbal Sulaiman, Claresta Taufan, Aming Sugandhi, Dinda Kanyadewi, Pipien Putri, Zainal Abidin Zetta, Maryam Supraba, Pipien Putri, Baiq Vania, Baiq Nathania, Princeza Leticia
Director: Kimo Stamboel
Studio: MD Pictures, Lionsgate
#Synopsis:
Mila (Maudy Effrosina) semakin khawatir dengan kondisi sang Ibu yaitu Inggri (Maryam Supraba) yang mengalami sakit aneh. Sudah berkali-kali mendapat perawatan dari rumah sakit dan dokter namun hasilnya tak ada perubahan. Keluarga pun mencoba pengobatan alternatif dengan bantuan orang pintar dan memberi petunjuk tentang kesembuhan untuk Ibu Inggri dengan cara mengembalikan benda berupa gelang mistis ke sebuah desa paling timur di Pulau Jawa yang telah diambil oleh Ibu Inggri di masa lalu. Orang pintar tersebut kemudian memberikan petunjuk keberadaan desa dan meyakini jika gelang mistis itu dikembalikan ke tempatnya, Ibu Inggri akan sembuh dari penyakit anehnya.
Demi kesembuhan sang ibu, Mila pun berangkat dari Surabaya ke Banyuwangi ditemani sepupunya, Yuda (Jourdy Pranata) dan Arya (Ardit Erwandha). Setelah menempuh perjalanan darat yang cukup panjang, mereka bertiga tiba di terminal Banyuwangi dan segera menemui teman dari Arya yaitu Jito (Moh. Iqbal Sulaiman) yang mengetahui desa dan daerah disana. Dengan petunjuk berupa gambar gapura, tempat pemandian serta sosok penari yang dilukis oleh orang pintar di rumah Mila, Jito yakin jika desa yang dicari Mila adalah Desa Penari yang ada di tengah hutan. Mereka berempat langsung melanjutkan perjalanan dari terminal ke Desa Penari dengan menumpang mobil pengangkut sayur dan buah-buahan milik warga.
Perjalanan mereka bertiga ke Desa Penari harus dilanjutkan dengan berjalan melewati jembatan penghubung dan menelusuri hutan. Setibanya disana, Yuda berusaha untuk mencari informasi dari warga setempat namun hasilnya nihil karena pimpinan desa yaitu Mbah Putri (Pipien Putri) sudah wafat dan mereka harus menunggu rekan dari Mbah Putri yaitu Mbah Buyut (Zainal Abidin Zetta) yang sedang berada di luar desa. Sambil menunggu kepulangan Mbah Buyut, Yuda meminta izin untuk menginap dan menitipkan Mila pada salah satu rumah milik warga yaitu Ratih (Claresta Taufan).
Saat malam hari, Mila susah untuk tidur. Ia kemudian terbangun untuk mengambil air minum di dapur. Ketika berjalan di dalam rumah, Mila tak sengaja melihat pintu kamar ibunya Mila yaitu Jiyanti (Dinda Kanyadewi) terbuka. Mila terkejut melihat kondisi ibunya Mila yang penyakitnya sama persis dengan apa yang dialami oleh ibunya di rumah. Tak hanya itu saja, Mila juga melihat sesosok perempuan misterius dengan riasan lengkap seperti penari yang memperingatkan dirinya untuk segera mengembalikan gelang mistis pada dirinya.
Waktu terus berlalu, serangkaian kejadian aneh dan mistis perlahan menghampiri Mila. Salah satunya ketika Mila dan Ratih sedang mandi di tempat pemandian umum di hutan. Mila melihat ratusan ular di kolam pemandian dan kembali melihat sosok perempuan misterius yang sama ketika di kamar ibunya Ratih. Malam harinya, Ratih mengajak Mila untuk segera mengembalikan gelang mistis yang ia miliki dengan mengunjungi Tapak Tilas, batas Desa Penari dengan wilayah gaib di tengah hutan. Setibanya di Tapak Tilas, Mila dan Ratih bertemu dengan Badarawuhi (Aulia Sarah) bersama para Dawuh yang sedang menghibur penghuni desa gaib. Badarawuhi senang akhirnya Mila dan Ratih datang menemui dirinya dengan membawa gelang mistis bernama Kawaturih. Badarawuhi menggoda mereka berdua untuk tetap tinggal di Tapak Tilas dan berjanji akan memberi kesembuhan untuk Ibu dari Mila maupun Ratih. Namun mereka memutuskan pergi dari Tapak Tilas setelah mengembalikan gelang Kawaturih tersebut.
Sementara itu, arwah Mila berusaha melarikan diri dari alam Angkara Murka dan menolak semua penawaran yang diberikan oleh Badarawuhi, meskipun penawaran tersebut menjanjikan Mila bisa bertemu dan hidup bahagia bersama ibunya. Bersama para Dawuh nya, Badarawuhi terus berusaha menahan arwah Mila di Angkara Murka agar menjadi Dawuh seutuhnya disana. Akankah Mila berhasil menyelamatkan dirinya dari incaran Badarawuhi?
#Review:
Kemunculan kelanjutan cerita dari film Box Office Hit yaitu KKN DI DESA PENARI (2022) memang sudah diprediksi dari jauh hari, mengingat film tersebut sukses menyabet gelar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa dengan raihan 10 juta lebih penonton selama penayangan di bioskop. MD Pictures menghadirkan prekuel KKN DI DESA PENARI (2022) lewat film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) dengan treatment yang lebih spesial untuk memeriahkan libur Lebaran Idul Fitri tahun ini.
Untuk segi cerita, prekuelnya ini masih dipegang oleh Lele Laila sebagai penulis naskah dengan cerita berdasarkan dari akun SimpleMan. Harus diakui, plot yang mereka tulis kali ini tidak berbeda jauh dengan film KKN DI DESA PENARI (2022). Narasi yang dibangun juga masih serupa tapi tak sama dengan film sebelumnya. Meskipun demikian, cerita BADARAWUHI (2024) disini lebih tertata dengan rapi dan setiap adegannya saling berkaitan satu sama lain. Semua misteri yang ada di Desa Penari kali ini juga terjawab dengan tuntas dan lebih clear tanpa harus menggantung yang menimbulkan banyak tanya penonton. Perubahan sutradara dari Awi Suryadi ke Kimo Stamboel memberikan dampak yang cukup signifikan. Hal tersebut bisa penonton rasakan dari segi teknis yang lebih mumpuni, artistik lebih niat serta pengadeganan setiap scene nya lebih eksploratif.
Nonton #Badarawuhi di hari terakhir penayangan di teater IMAX.
Showtime terakhir dan sendirian pula yang nonton. Mantap!
Showtime terakhir dan sendirian pula yang nonton. Mantap!
Terasa seperti booking 1 studio IMAX Cinema XXI Mall Kelapa Gading.
Untuk jajaran pemain, penampilan Aulia Sarah sebagai Badarawuhi mengalami peningkatan dibandingkan debutnya di film KKN DI DESA PENARI (2022). Aura mistis, manipulatif dan intimidatif nya terpancar kuat tanpa harus tampil berwajah seram. Penampilan Maudy Effrosina dan Claresta Taufan juga tidaklah buruk. Keduanya berhasil menghidupkan karakter Mila dan Ratih, khususnya saat mereka beradegan menari non stop, gerakannya sangat luwes dan penuh aura mistis. Cukup disayangkan, penampilan supporting characters yang diperankan Jourdy Pranata, Ardit Erwandha dan Moh. Iqbal Sulaiman hanya sebatas pelengkap saja tanpa mendapatkan eksplorasi lebih jauh. Penampilan yang tak kalah mencuri perhatian datang dari Zainal Abidin Zetta dan Dinda Kanyadewi. Tim efek visual dan wardrobe berhasil "mempermuda" sosok Mbah Buyut yang looknya tidak terlalu jauh dari versi di film KKN DI DESA PENARI (2022). Kimo Stamboel sukses "menyiksa" "Mischa" Dinda Kanyadewi dengan luka-luka disekujur tubuhnya yang membuatku misuh-misuh disepanjang film.
Untuk segi visual, film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) sudah jelas memberikan pengalaman menonton di IMAX yang sangat memuaskan. Hampir 80% menggunakan aspect ratio fullest IMAX sehingga adegan-adegan apik di film ini lebih besar, jelas dan tidak sekedar gimmick saja. Big applause untuk bagian produksi artistik dan teknis film yang sudah memberikan peningkatan besar dibandingkan film pertamanya. MD Pictures kali ini lebih jor-joran dalam menciptakan Desa Penari. Aku sangat terpukau dengan final act film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) koreografi dan pengambilan angle kameranya yang sangat apik. Sekilas rada mirip dengan adegan iconic dari film SUSPIRIA (2018) nya Dakota Johnson namun ini versi lokal dan lebih Indonesia.
Overall, film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) mengalami eskalasi cukup signifikan dari film pertamanya, meskipun lagi dan lagi filmnya tidak mengambil langkah untuk menceritakan asal-usul dari Badarawuhi itu sendiri. Aku sih yakin MD Pictures dan SimpleMan punya rencana panjang dan suatu saat akan hadir film origin dari Badarawuhi di masa yang akan datang.
[7.5/10Bintang]
No comments:
Post a Comment