Wednesday, 22 May 2024

[Review] Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Cerita Berbahaya Mahasiswi Muslimah Masuk Ke Dunia Kelam Prostitusi



#Description:
Title: Tuhan, Izinkan Aku Berdosa - Harlot's Prayer (2024)
Casts: Aghniny Haque, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Andri Mashadi, Samo Rafael, Nugie, Ridwan Roull Rohaz, Goetheng Iku Ahkin, Onet Dhewanti, Cornelio Sunny, Keanu Angelo, Nikita Mirzani, Aksara Dena, Gendhis Maharany, Vika Aditya
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Dapur Films, MVP Pictures


#Synopsis:
Nidah Kiran (Aghniny Haque) dikenal sebagai salah satu mahasiswi paling pintar di kampusnya. Selain itu, Kiran juga rutin menghadiri kajian Agama Islam yang diselenggarakan oleh jamaah Dardariyah. Selama kuliah di Yogyakarta, Kiran tinggal di kost milik Mba Ami (Djenar Maesa Ayu) yang memiliki usaha salon. Kiran terpaksa kost di rumah Mba Ami yang dikenal sebagai salon berkedok rumah prostitusi itu demi menghemat uang kiriman dari orangtuanya di Salatiga.



Suatu hari, Kiran menghadiri acara kajian malam bersama dengan para mahasiswa muslim. Kajian tersebut dihadiri oleh pemilik pesantren Al-Dardariyah yaitu Ustadz Abu Darda (Ridwan Roull Rohaz). Setelah menghadiri kajian tersebut, rupanya Abu Darda tertarik untuk mengajak Kiran taaruf. Abu Darda kemudian meminta jemaahnya yang juga teman satu kampus dengan Kiran yaitu Ahmad (Aksara Dena) dan Rizda (Gendhis Maharany) untuk memberitahu kepada Kiran soal keinginannya untuk taaruf dengan Kiran. Ahmad meyakinkan Kiran untuk bersedia menjadi istri Abu Darda karena semua biaya hidup, pendidikan dan orangtua akan ditanggung olehnya. Mendengar tawaran tersebut membuat Kiran dilema. Ia masih ingin menyelesaikan pendidikan dan thesis nya. Namun disisi lain, Kiran juga tak ingin lagi menjadi beban kedua orangtuanya karena sang ayah kini sedang sakit dan butuh perawatan intensif.


Keesokan harinya, Kiran datang ke kampus dengan kondisinya yang kurang istirahat. Melihat mahasiswa nya kurang fit, Pak Tomo (Donny Damara) yang merupakan salah satu dosen di kampus mengajak Kiran untuk makan siang di kantin. Pak Tomo yang melihat potensi besar dan kepintaran dalam diri Kiran siap membantu Kiran jika dibutuhkan. Setelah selesai kuliah, Kiran mendapat telepon dari Abu Darda yang mengajaknya untuk nikah secara siri terlebih dahulu apabila Kiran belum siap untuk menikah secara resmi. Malam harinya, Kiran diundang ke pondok pesantren Al-Dardariyah atas permintaan Abu Darda. Tiba disana, perwakilan dari keluarga Abu Darda ternyata sudah menghubungi orangtua Kiran tentang rencana pernikahan tersebut. Kiran dibuat terkejut setelah mengetahui Abu Darda memiliki dua istri dan pada saat itu juga siap menggelar pernikahan dengannya. Kiran dengan tegas menolak pernikahan tersebut dan mengatakan jika Abu Darda menawarkan nikah siri melalui telepon pada siang hari. Mendengar hal tersebut membuat sang Ustadz marah. Ia menuduh Kiran telah berbohong dan memfitnah dirinya. Jamaah lain tentunya lebih mempercayai Abu Darda ketimbang pembelaan serta bukti panggilan telepon yang ada di ponsel milik Kiran.


Sejak saat itu, hidup Kiran jadi tidak tenang. Ia terus diterror oleh para jamaah  Ustadz Abu Darda termasuk mendapatkan broadcast ancaman karena Kiran sudah memfitnah Ustadz panutan mereka. Melihat Kiran yang terus dikejar oleh jamaah Abu Darda, Mba Ami tidak tinggal diam. Ia mengungsikan Kiran ke kost yang lebih aman. Mba Ami janji akan melindungi Kiran sampai semuanya kondusif. Selama bersembunyi di kost tersebut, Kiran bertemu dengan salah satu jemaah Abu Darda yaitu Da'arul (Andri Mashadi) yang memilih berada di pihak Kiran. Da'arul siap melindungi dan membela Kiran ditengah semua orang membencinya.
Namun sayang, cobaan hidup kembali menimpa di Kiran. Sosok yang ia sudah dianggap akan melindunginya itu malah pergi dan menyesali atas perbuatannya dengan Kiran. Prinsip hidup Kiran menjadi tidak karuan dan mempertanyakan tentang sikap adil dari tuhan untuk dirinya.


Ia pun memutuskan untuk melawan semua takdir dan mengikuti permainan kejamnya hidup yang diberikan dari tuhan kepada dirinya. Kiran mabuk bersama Hudan (Samo Rafael) dan mahasiswa pecinta alam lainnya. Yang lebih ekstrim lagi, ia nekat menjadi pemuas nafsu dari Pak Tomo dan dijadikan wanita simpanannya. Sejak saat itulah, kehidupan Kiran berubah drastis. Ia terjun ke dunia kelam dan berprofesi sebagai pekerja seks komersil yang dikontrol oleh Pak Tomo. Menariknya, Kiran tidak sembarangan dalam melayani client nya. Ia sangat selektif dan harus sesuai kriteria yang diinginkan. Hal tersebut membuat Kiran semakin terkenal di kalangan pejabat besar. Tak butuh lama, kerja sama antara Pak Tomo dan Kiran membuat mereka hidup dengan kekayaan yang melimpah. Setelah semuanya sudah tercapai, Kiran mempunyai misi terselubung untuk membongkar perilaku bejat para pejabat bermuka dua dengan menggunakan agama sebagai penutup kebobrokan mereka.



Hingga suatu ketika, Kiran berhasil mendapatkan client yang ternyata calon walikota yaitu Alim Suganda (Nugie). Kandidat terkuat pada pemilihan walikota yang akan segera digelar dalam waktu dekat. Sosok Alim Suganda sudah dikenal luas oleh masyarakat sebagai sosok yang beriman, sering membela rakyat, menjunjung tinggi Agama Islam dan sayang kepada keluarganya. Namun tak disangka, kali ini Kiran harus mengalami kejadian tak terduga saat berhadapan dengan Alim Suganda. Misi yang dijalankan Kiran kali ini beresiko tinggi hingga mengancam nyawa dirinya dan orang-orang disekitarnya. Akankah Kiran berhasil menyelesaikan semua 'permainan' yang ia anggap pemberian dari tuhan tersebut?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures dan Dapur Film berkolaborasi menghadirkan film terbaru yang diadaptasi dari novel kontroversial berjudul TUHAN, IZINKAN AKU JADI PELACUR karya penulis Muhidin Dahlan. Aku berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) yang sukses digelar pada Jum'at (17/5) lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan.


Pada kesempatan tersebut, banyak hal menarik diungkapkan oleh Hanung Bramantyo selaku sutradara dari film ini. Mas Hanung mengungkapkan, rencana untuk mengangkat novel karya Muhidin Dahlan ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Namun sayang, ketika Mas Hanung mencoba approach ke beberapa produser, hampir semuanya menolak ide pembuatan film ini. Selain para produser menolak, Mas Hanung juga mendapat penolakan dari beberapa aktor yang awalnya ia incar untuk membintangi film ini. Alasan yang diberikan pun mayoritas sama yaitu karena ide cerita dari film ini terbilang sangat berani dan kontroversial. Rencana pembuatan film ini juga menjadi tertunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan, mengingat tahun 2020-2021 kemarin pandemic CoVid-19 melanda dunia.


Lebih lanjut, memasuki pertengahan tahun 2021, Mas Hanung bertemu dengan produser dari MVP Pictures yaitu Raam Punjabi dan langsung ditagih olehnya mengenai film baru. Tanpa ragu, Mas Hanung menawarkan project film adaptasi novel TUHAN, IZINKAN AKU JADI PELACUR dan langsung disambut dengan sangat baik oleh Pak Raam Punjabi.
Hal menarik lainnya datang dari para pemain film ini. Aghniny Haque yang dipercaya untuk menjadi pemeran utama wanita mengungkapkan ia sangat senang dan tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran untuk memerankan karakter Nidah Kiran. Aghniny sangat menunggu peran menantang dan berbeda dari peran-peran yang pernah ia mainkan sebelumnya. Selain itu, Aghniny dan Andri Mashadi pun rutin menghadiri kegiatan kajian demi mendalami peran mereka sebagai mahasiswa dan jamaah muslim.
Untuk segi cerita, film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) menggunakan pola non-linear. Setiap perpindahan antar cerita dari karakter Kiran di masa lalu dan masa kini dilakukan secara dinamis, agar penonton tidak terlalu dibuat pusing dengan pola tersebut. Lewat film terbarunya ini, Mas Hanung Bramantyo terasa seperti kembali pada "fitrah" nya karena ide dan cerita dari film ini berpotensi menjadi bahan perbincangan layaknya film Mas Hanung terdahulu seperti DOA YANG MENGANCAM (2008), AYAT-AYAT CINTA (2008), PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (2009), TANDA TANYA (2011), CINTA TAPI BEDA (2012), HIJAB (2015) dan 2014 SIAPA DIATAS PRESIDEN (2015).


Di film ini, Mas Hanung dan penulis cerita Ifan Ismail menuangkan banyak keresahan dan issue sosial yang bisa saja pernah atau sedang terjadi di Indonesia saat ini. Issue sosial tersebut disematkan lewat karakter Nidah Kiran yang selama hidupnya berusaha menjadi seorang muslimah taat agama namun balasan yang diberikan tuhan terus menerus mengecewakan dirinya. Problematika dan pandangan hidup dari Kiran kemudian berubah drastis dengan cara mengikuti semua 'permainan' yang diberikan tuhan kepada dirinya. Development character Kiran yang sangat kuat disini membawa penonton bisa merasakan kekecewaan Kiran meskipun hal tersebut tidak dapat dibenarkan juga. Sekilas, rencana terselubung yang dilakukan Kiran hampir sama dengan karakter Sita yang ada di film SIKSA KUBUR (2024), yaitu sama-sama muak dan berambisi membongkar kedok dari orang-orang bermuka dua dengan menggunakan kebaikan serta agama untuk menutupi perilaku bejat mereka. Sang sutradara juga dengan gamblang menampilkan semua karakter di film ini tidak ada yang hitam maupun putih. Setiap manusia pasti memiliki dosa dan perilaku buruknya masing-masing. Termasuk dari karakter Mba Ami. Meskipun ia berprofesi sebagai PSK juga, namun ia juga memiliki sisi baik yaitu ketulusan dan setia kawan kepada Kiran. Tak sedikit adegan-adegan sensual dan kekerasan muncul di film ini tanpa tedeng aling-aling alias terpampang nyata disepanjang durasi film. Untungnya tim film sudah memberikan peringatan keras tentang isi konten yang sensitif dan bisa membuat sebagian penonton tersinggung ataupun terganggu, sebelum film ini dimulai. Namun yang cukup disayangkan bagiku, alur cerita film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) ini terasa terlalu panjang. Terlebih sutradara dan penulis cerita memilih mengembalikan interpretasi mengenai konklusi dan final fighting dari karakter Kiran kepada penonton, sehingga terjadilah sebuah open ending.


Untuk jajaran pemain, penampilan Aghniny Haque sudah jelas menjadi yang paling on fire di film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024). Keberanian, totalitas dan penjiwaannya sebagai Nidah Kiran sangat memuaskan. Bonding chemistry panas yang ia lakukan bersama para aktor laki-laki disini semakin menunjukkan kualitas akting Aghniny Haque. Nominasi Piala Citra sudah pasti akan mudah ia raih di tahun ini. Penampilan luar biasa selanjutnya datang dari trio Donny Damara, Nugie dan Andri Mashadi yang sukses mendalami peran sebagai trio munafik dan bejat dalam menghadapi Nidah Kiran. Penampilan Ibu Djenar Maesa Ayu yang kembali dipasangkan dengan Aghniny Haque setelah kemarin di film PEMANDI JENAZAH (2024) juga tak kalah mencuri perhatian. Sosok Mba Ami jauh lebih manusiawi ketimbang orang-orang munafik yang ada pada cerita film ini.
Visual, teknis dan scoring musik yang dihadirkan film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) tampil lebih realistis dalam memotret kehidupan Nidah Kiran sebelum dan sesudah menjadi pekerja seks komersil. Beberapa teknik pengambilan gambar terkesan raw dengan efek seperti handheld, sehingga penonton seperti terlibat dalam situasi yang sedang dialami oleh Kiran. Penggunaan cahaya yang suram dan kontras warna merah pun semakin mempertajam dan mempertegas keseluruhan cerita.
Overall, film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) memang sangat berani dan berpotensi memicu kontroversi mengingat issue yang diangkat oleh Mas Hanung disini berada di pinggir jurang banget. So Provoking!


[8.5/10Bintang]

No comments:

Post a Comment