Thursday, 27 February 2025

[Review] Rahasia Rasa: Berburu Resep Rahasia Yang Hilang Dari Buku Mustika Rasa!



#Description:
Title: Rahasia Rasa (2025)
Casts: Jerome Kurnia, Nadya Arina, Slamet Rahardjo, Valerie Thomas, Cicio Manassero, Yati Surachman, Ully Triani, Aksara Dena, Siti Fauziah, Ephy Pae, Nagra Kautsar, Landung Simatupang
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Dapur Films, Anak Muda Jago Productions


#Synopsis:
Ressa (Jerome Kurnia) adalah seorang chef terkenal dengan spesialisasi western dan italian food yang memiliki ambisi besar untuk membuka restoran di Italia, tempat kelahiran mendiang ayahnya. Untuk mewujudkan impiannya itu, Ressa mendapat tantangan harus menjamu tamu-tamu penting dari calon mertuanya yaitu seorang mantan perwira bernama Pak Subroto Mangkuprojo (Slamet Rahardjo). Bersama dengan timnya, Ressa menghidangkan kuliner Italia andalannya. Karena Ressa sangat perfeksionis dan tidak ingin ada kesalahan sedikitpun, dengan mudahnya bisa memarahi sampai memecat anak buahnya yang bekerja tidak sesuai dengan aturan yang ia terapkan. Acara menjamu tamu undangan Pak Subroto berjalan dengan lancar. Pak Subroto dan seluruh tamu sangat puas dengan hidangan italian food yang disajikan oleh Ressa dengan timnya. Mereka tak meragukan skill memasak dari Ressa yang sudah sangat expert dalam urusan western food.
Pak Subroto kemudian memberikan tantangan baru kepada Ressa untuk mengeksplor kuliner Nusantara. Tak hanya itu saja, Pak Subroto juga menginginkan Ressa bisa mengkreasikan antara western food dengan kuliner Indonesia. Jika hasilnya memuaskan, Pak Subroto siap membantu Ressa mewujudkan restoran impiannya di Italia. Tantangan yang terasa cukup sederhana itu rupanya menjadi ketakutan luar biasa untuk Ressa. Selama ini ia sangat menghindari kuliner Nusantara dengan alasan alergi terhadap rempah-rempah dan bumbu Indonesia. Bahkan Ressa bisa sampai muntah hanya sebatas mencium aroma rempah atau bumbu masakan lokal.
Pak Subroto pun meminjamkan buku resep legendaris bernama Mustika Rasa, warisan dari Presiden pertama Republik Indonesia kepada Ressa untuk dijadikan bahan penelitian. Pak Subroto memberikan tenggat waktu pada Ressa untuk menyajikan kombinasi antara western food dengan kuliner Nusantara. Meskipun terasa sangat berat, Ressa mendapat dukungan penuh dari calon istrinya yaitu Dinda (Valerie Thomas). Usai bertemu dengan Pak Subroto, Ressa berencana untuk merayakan keberhasilannya menyelesaikan tantangan pertama sekaligus anniversary pacaran dengan Dinda. Saat tiba di rumahnya, Ressa terkejut melihat Dinda sedang bercumbu dengan asisten Chef nya yaitu Alex (Ciccio Manassero). Pertengkaran pun tak terhindarkan. Dinda memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Ressa dan lebih memilih Alex yang lebih berani untuk menerima tantangan kedua dari ayahnya itu.
Dalam perjalanan pulang, Ressa merasakan sakit hati, marah dan kecewa karena banyak hal. Ressa semakin jauh untuk mewujudkan mimpinya dan dikhianati pula oleh calon istri serta asistennya sendiri. Tak lama setelah itu, Ressa mengalami tabrakan yang membuatnya tak sadarkan diri selama beberapa hari. Setelah siuman, Ressa terkejut karena lidahnya tidak bisa merasakan hal apapun. Setelah diperiksa oleh dokter, Indera perasa Ressa mengalami mati rasa. Hal tersebut bisa saja terjadi karena Ressa mengalami tabrakan yang cukup parah sehingga merusak indera perasanya. Selain itu, faktor stress, trauma dan kurangnya istirahat pun dapat memicu hal tersebut. Ressa semakin panik dan memaksa dokter untuk secepat mungkin memulihkan kembali lidahnya, karena ia harus segera test food kuliner Nusantara sebelum menjalankan tantangan dari Pak Subroto. Dokter menyarankan Ressa agar tetap tenang, istirahat yang cukup serta berani untuk menghadapi stress atau trauma.
Ressa pun memutuskan untuk istirahat sejenak dari hiruk-pikuk Jakarta dengan pergi ke kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah. Setibanya disana, Ressa langsung mencari tempat tinggal masa kecilnya di rumah Mbah Wongso (Yati Surachman). Selain itu, Ressa juga ingin bertemu lagi dengan teman semasa kecilnya yang pemberani yaitu Tika (Nadya Arina). Melihat Ressa yang pulang ke Magelang setelah belasan tahun pergi tanpa pamit membuat Tika kesal. Selain itu, Tika dan Mbah Wongso juga merasa sakit hati karena selama Ressa di Jakarta dan terkenal sebagai Chef, selalu menyembunyikan identitas asli sebagai orang yang dibesarkan di Magelang. Ressa pun langsung meminta maaf kepada Tika dan juga Mbah Wongso. Ia kemudian menceritakan tentang kondisi lidahnya yang mengalami mati rasa kepada mereka berdua. Mbah Wongso kemudian meracik ramuan tradisional rempah-rempah untuk Ressa. Setelah meminumnya, Ressa langsung terlelap tidur seharian penuh. Usai terbangun, indera perasa Ressa perlahan mulai membaik. Kondisi badannya pun mulai fit setelah sekian lama ia tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak. Sebagai ucapan terima kasih, Ressa siap membantu warung makan milik Mbah Wongso yang dikelola oleh Tika bersama dengan Gembluk (Siti Fauziah) dan Gareng (Ephy Pae).
Waktu terus berlalu. Kehadiran Ressa di warung makan Mbah Wongso membuat jumlah pengunjung semakin meningkat. Tak sedikit dari para pengunjung yang menyadari jika warung makan Mbah Wongso yang sekarang turut dikelola oleh Chef terkenal dari Jakarta. Masakan Mangut menjadi primadona berkat olahan bumbu rempah dan teknik memasaknya yang berbeda dari kebanyakan. Mbah Wongso sangat senang akhirnya Ressa dan Tika dipertemukan kembali di Magelang setelah sekian lama terpisah oleh jarak dan cita-cita. Karena merasa menemukan kenyamanan, Ressa memilih untuk mengabdi sepenuhnya di warung makan Mbah Wongso. Hal tersebut tentunya membuat Mbah Wongso senang. Untuk menambah wawasan kuliner Nusantara, ia memberikan materi asli kumpulan resep Mustika Rasa yang selama ini belum diketahui oleh siapapun. Hal tersebut membuat Ressa terkejut, karena calon mertuanya juga memiliki buku resep itu. Setelah ditelusuri, buku Mustika Rasa yang dimiliki Pak Subroto belum sepenuhnya terkumpul. Dari 1945 resep yang sudah disusun oleh Presiden RI pada tahun 1965, hanya 1000an saja yang ada di buku milik Pak Subroto, dan sisanya ada di tangan Mbah Wongso.
Popularitas dan viralnya masakan Mangut dari warung makan Mbah Wongso membuat Pak Subroto sangat tertarik untuk mencicipinya. Ia langsung terbang dari Jakarta ke Magelang dengan pengawalan yang cukup ketat. Setibanya disana, Pak Subroto rela mengeluarkan uang lebih banyak demi menikmati masakan Mangut dari warung makan Mbah Wongso. Setelah dicicipi, Pak Subroto sangat puas karena rasanya hampir mirip dan sesuai dengan resep Mangut yang pernah ia coba saat masih muda. Pak Subroto yakin jika resep yang dimiliki Mbah Wongso itu berasal dari bagian dari buku Mustika Rasa yang hilang. Kehadiran Pak Subroto ke Magelang ternyata mempunyai rencana terselubung tanpa sepengetahuan Dinda dan juga Ressa. Rencana apa yang sedang dipersiapkan oleh Pak Subroto?


#Review:
Sutradara Hanung Bramantyo memulai tahun 2025 dengan produktifitas yang padat. Di bulan Februari ini, ia merilis dua film layar lebar sekaligus dengan jarak penayangan beda satu minggu saja. Film RAHASIA RASA (2025) menjadi film kolaborasi antara Dapur Films dengan Anak Muda Jago Productions milik produser asal Pulau Dewata, Bali yaitu Arsa Linggih.
Untuk segi cerita, film RAHASIA RASA (2025) dibuka dengan situasi chaos di dapur restoran yang sedang mempersiapkan hidangan spesial khasi Italia. Penonton langsung dikenalkan dengan Chef Ressa yang arogan, perfeksionis dan sangat detail sebelum menyajikan hidangan kepada tamu. Pada paruh awal film inilah karakteristik mereka langsung terlihat siapa yang antagonis dan protagonis. Plot kemudian bergerak pada elemen drama romansa dan perselingkuhan. Pada bagian ini, Hanung Bramantyo menampilkannya cukup explicit. Ressa yang patah hati, kemudian mengalami kecelakaan lalu indera perasanya hilang dan memutuskan untuk healing sejenak ke kampung halamannya. Setibanya di Magelang, Ressa bertemu lagi dengan teman semasa kecil yang selalu melindunginya. Pada bagian drama kehidupan Ressa ini, formula ini sudah sangat mainstream ditemukan di banyak judul sinetron, FTV maupun film lain. Untungnya elemen kuliner dan masak memasaknya terbilang konsisten dimunculkan mulai dari hidangan western food sampai kuliner Nusantara yang kaya akan bumbu rempahnya. Teknik pengambilan gambar untuk elemen kuliner nya cukup detail dan terlihat menggugah selera.
Memasuki babak ketiga, film RAHASIA RASA (2025) tiba-tiba banting setir dari drama romansa menjadi teka-teki misteri, sejarah dan juga action. Hanung Bramantyo menghadirkan plot tentang legenda buku resep Mustika Rasa yang disusun oleh Presiden Ir. Soekarno yang kemudian diramu menjadi sebuah plot ambisius tentang sejarah, perburuan harta karun sampai menambahkan elemen action didalamnya. Tak dilupakan juga moment dramatisasi juga turut meramaikan babak akhir film ini. Keputusan tentang multi genre yang unpredictable ini sebetulnya bisa menimbulkan dua kubu penonton yang pro dan kontra. Namun bagiku, keputusan yang diambil oleh film RAHASIA RASA (2025) jadi "over seasoning".
Terlepas dari kejutan multi genre tersebut, film ini berhasil menampilkan performa berkelas dari ketiga pemain utamanya yaitu Jerome Kurnia, Nadya Arina dan tentunya Slamet Rahardjo. Overall, film RAHASIA RASA (2025) cukup berhasil memberikan warna baru di jajaran film Indonesia tahun ini dengan kejutan multi genre yang unpredictable dan "over seasoning".


[7/10Bintang]

Tuesday, 25 February 2025

[Review] Conclave: Drama Penuh Kejutan Saat Pemilihan Paus Yang Baru Di Vatikan!


#Description:
Title: Conclave (2025)
Casts: Ralph Fiennes, Stanley Tucci, John Lithgow, Isabella Rossellini, Lucian Msamati, Carlos Diehz, Sergio Castellitto, Brian F. O'Byrne, Jacek Koman, Balkissa Souley, Bruno Novelli, Merab Ninidze
Director: Edward Berger
Studio: FilmNation Entertainment, House Productions, Indian Paintbrush, Focus Features


#Synopsis:
Dewan Kardinal Vatikan mengumpulkan para pejabat senior dari seluruh Gereja Kristen Katolik di dunia untuk segera datang Vatikan usai kematian Uskup atau Paus yang mendadak. Setelah proses pemakaman, Dewan Kardinal harus segera memilih Paus yang baru dengan melakukan tradisi Konklaf. Kardinal Thomas Lawrence (Ralph Fiennes) yang ketua Kardinal dari Inggris telah memiliki empat kandidat utama sebagai Paus yang baru yaitu Aldo Bellini (Stanley Tucci) dari Amerika Serikat, Joshua Adeyemi (Lucian Msamati) dari Nigeria, Joseph Tremblay (John Lithgow) dari Kanada dan Goffredo Tedesco (Sergio Castellitto) dari Italia.
Tradisi Konfklaf atau pemilihan Paus yang baru dilakukan secara tertutup. Para pejabat senior atau Kardinal dari seluruh dunia dikumpulkan di satu tempat yang sama, semua alat komunikasi dikumpulkan dan dilarang berinteraksi dengan dunia luar selama proses Konklaf berlangsung. Malam sebelum hari pertama Konklaf, para Kardinal menggelar pertemuan sambil makan malam bersama. Pada kesempatan tersebut, Aldo yang sudah kenal dekat dengan Thomas mengatakan alasan ia bersedia mencalonkan diri sebagai Paus yang baru demi menghalangi rencana Tedesco yang sangat berambisi ingin menjadi Paus. Aldo khawatir dengan sikap serta pemikiran dari Tedesco yang selama ini dikenal sebagai Kardinal dengan pemikiran tradisional dan juga keras. Disaat situasi sedang memanas, mereka kedatangan Kardinal yang baru tiba yaitu Vincent Benitez (Carlos Diehz). Benitez sendiri dikenal sebagai Kardinal yang dicintai banyak umatnya karena sudah berjasa melindungi dan menjaga perdamaian di negara-negara rawan konflik seperti Afghanistan, Kongo dan Iraq.
Keesokan harinya, proses Konklaf pun dimulai. Untuk memenuhi syarat dan terpilih menjadi Paus yang baru, kandidat Kardinal harus memperoleh 2/3 dari total Kardinal yang mengikuti Konklaf. Usai proses penghitungan, Adeyemi memimpin perolehan suara yang kemudian disusul Bellini, Tedesco, Tremblay, kemudian Lawrence dan Benitez. Namun jumlah suara yang diraih Adeyemi belum 2/3 yang dibutuhkan sehingga harus menggelar Konfklaf yang kedua.
Sambil menunggu Konklaf kedua, Lawrence meminta asistennya yaitu Raymond O'Malley (Brian F. O'Byrne) untuk mengumpulkan informasi tentang Benitez, Tedesco dan juga Tremblay. Awalnya Lawrence sepakat jika Adeyemi menjadi Paus yang baru karena memiliki prinsip liberal sama seperti Paus sebelumnya. Lawrence kemudian memberikan homili atau pidato di depan para Kardinal. Isi pidato tersebut membuat dirinya terlihat semakin berambisi untuk menjadi Paus yang baru. Namun pada kenyataannya, Lawrence sama sekali tidak ingin menjadi Paus. Ia justru mempertanyakan tentang keimanan dirinya sebagai seorang Kardinal dan juga kepercayaannya tentang agama di gereja. Ia hanya mencari sosok Kardinal yang sesuai kriteria untuk dijadikan Paus selanjutnya.
Saat makan siang, terjadi adu mulut antara Adeyemi dengan seorang biarawati bernama Shanumi (Balikissa Souley). Lawrence tak tinggal diam, ia langsung menemui Shanumi meskipun awalnya dilarang oleh pimpinan biarawati yaitu Agnes (Isabella Rossellini). Sebagai ketua Kardinal disana, Lawrence memiliki tanggung jawab terhadap semua orang yang ada di gereja. Setelah berbincang secara personal, Lawrence terkejut dengan hubungan di masa lalu antara suster Shanumi dengan Adeyemi. Lawrence kecewa terhadap Adeyemi yang merahasiakan hal tersebut karena untuk menjadi seorang Kardinal, diharuskan sudah menebus semua dosa yang pernah dilakukan. Dengan sangat terpaksa Lawrence pun memberitahukan hal ini sebelum proses Konklaf yang kedua.
Waktu terus bergulir. Lawrence semakin penasaran tentang Adeyemi dan juga suster Shanumi yang kembali dipertemukan di tempat yang sama. Ia pun bekerja sama dengan suster Agnes untuk mendapatkan kejelasan. Setelah mencari berbagai dokumen, Lawrence menemukan fakta mengejutkan yang berkaitan dengan salah satu Kardinal yang ada disana. Selain itu, fakta tersebut berkaitan juga dengan mendiang Paus yang berkaitan dengan cara mendapatkan jabatan sebagai Kardinal dengan melakukan praktek Simoni atau membeli jabatan secara materi kepada mendiang Paus.
Proses Konklaf kedua pun digelar. Perolehan suara yang diraih Adeyemi dan Tremblay menurun drastis. Sementara itu, suara yang didapatkan Bellini, Tedesco, Benitez dan Lawrence meningkat. Memasuki proses Konklaf yang ketiga, Lawrence memutuskan bekerja sama dengan Bellini untuk menentang hasil suara yang diperoleh Tedesco. Mereka khawatir suara kebencian dan kekerasan akan meningkat jika Tedesco terpilih menjadi Paus yang baru.
Saat memasuki proses Konklaf yang keenam, terjadi insiden bom bunuh diri tak jauh dari gereja. Ledakan tersebut merusak bagian atas gereja sehingga semua Kardinal dan orang-orang yang disana harus segera dievakuasi. Ditengah situasi yang cukup darurat, mereka tetap melanjutkan proses Konklaf. Tedesco dengan lantang menyuarakan untuk perang agama usai insiden pengeboman. Hal tersebut mengejutkan para Kardinal. Benitez yang selama ini diam, akhirnya menyuarakan pendapat yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan Tedesco. Hal inilah yang membuat jumlah suara untuk Tedesco langsung menurun drastis. Setelah proses Konklaf yang ketujuh, Kardinal Vincent Benitez akhirnya terpilih menjadi Paus yang baru.
Menjelang pelantikan Benitez, Lawrence kembali menemukan sebuah fakta tak terduga yang berpotensi dapat memicu pertentangan secara global. Rahasia apa yang kali ini harus dihadapi oleh Lawrence?


#Review:
Oktober tahun lalu, pecinta film di Amerika Serikat dan Eropa dikejutkan dengan film drama terbaru karya sutradara asal Jerman yaitu Edward Berger berjudul CONCLAVE (2024). Film ini diadaptasi dari novel fiksi berjudul sama karya Robert Harris yang dirilis tahun 2016. Untuk segi cerita, film CONCLAVE (2024) langsung memberikan knowledge baru kepada penonton tentang proses pemilihan Paus yang baru di Vatikan.


Jika dalam beberapa tahun terakhir film-film yang berlatar gereja selalu identik dengan genre horror, di film CONCLAVE (2024) ini lebih menonjolkan drama dan intrik antar sesama Kardinal. Development story dan character dari setiap karakter yang ada tampil sangat kuat dan bisa saling terkoneksi satu sama lain. Sosok Kardinal Lawrence yang dipilih untuk mengadakan Konklaf dilanda kebingungan dan kegelisahan karena harus menemukan sosok Kardinal yang tepat. Tahapan demi tahapan dari tradisi Konklaf ini dijelaskan dengan baik, sehingga penonton non-Kristen Katolik juga dapat memahami sekaligus menambah wawasan. Selama proses pemungutan suara inilah, sang sutradara dan penulis naskah menampilkan kejutan lewat para karakter Kardinal yang memiliki ambisi dan agendanya masing-masing. Selama ini, jika melihat sosok pastur, biarawati dan romo tuh identik sebagai sosok yang teladan, bijaksana dan menenangkan. Namun tidak dengan apa yang ada di film CONCLAVE (2024) ini. Mereka semua sama seperti manusia kebanyakan yang memiliki dosa, ambisi dan ego yang besar. Kejutan plot twist yang disajikan dengan berlapis sehingga dan menimbulkan efek domino sampai film selesai. Tak disangka sih, film bertema gereja seperti ini bisa tampil sangat kompleks dan penuh dengan intrik didalamnya.
Untuk jajaran pemain, Ralph Fiennes yang memerankan Kardinal Lawrence sukses menghidupkan karakternya di film ini. Rasa penasaran, beban yang harus ia emban kemudian perasaan ragu dan dilema yang ia tampilkan tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Para pemain lainnya yang menyimpan banyak rahasia pun tampil memukau dengan karakteristiknya masing-masing. Moment adu argumen dan ketegangan yang terjadi diantara para Kardinal terasa nyata, seolah penonton ikut berada langsung di gereja yang sengaja mengisolasikan diri itu. Tak heran jika Ralph Fiennes dan Isabella Rossellini sukses masuk nominasi Academy Awards tahun ini dan beberapa nominasi penghargaan bergengsi lainnya.
Untuk urusan visual, film CONCLAVE (2024) subhanallah, benar-benar memanjakan mata banget! Teknik pengambilan gambar, pergerakan kamera, set lokasi, sinematografi sampe costume design nya sangat-sangat aesthetic dan serba simetris! Hampir semua adegan dan set lokasi yang disatukan selalu presisi dan on point banget. Selain visualnya yang mengesankan, film CONCLAVE (2024) juga turut didukung dengan scoring yang tak kalah luar biasa. Setiap adegan diiringi dengan scoring dahsyat, menghentak dan memancing adrenaline penonton. Overall, film CONCLAVE (2024) berhasil menyajikan drama penuh kejutan yang memukau dibalik peristiwa pemilihan Paus yang baru di Vatikan. Terima kasih sudah memberikan knowledge baru lewat film ini! Mengesankan!


[9/10Bintang]

Sunday, 23 February 2025

[Review] Wicked: Kisah Persahabatan Elphaba dan Galinda Ketika Di Shiz University!




#Description:
Title: Wicked Part One (2024)
Casts: Cynthia Erivo, Ariana Grande, Jonathan Bailey, Michelle Yeoh, Jeff Goldblum, Ethan Slater, Marissa Bode, Peter Dinklage, Bowen Yang, Bronwyn James, Keala Settle, Colin Michael, Andy Nyman
Director: Jon M. Chu
Studio: Universal Pictures, Marc Platt Productions
 
 
#Synopsis:
Kedatangan Glinda The Good (Ariana Grande) di Land of Oz disambut suka cita oleh para warga. Mereka sangat senang, saat mengetahui Galinda berhasil mengalahkan Wicked Witch (Cynthia Erivo) yang menguasai wilayah barat. Saat akan kembali ke Emerald City, Galinda mendapat pertanyaan dari seorang anak tentang persahabatannya dengan Wicked. Glinda tak membantah hal tersebut karena memang mereka pernah bersahabat saat kuliah di Shiz University.
Memasuki tahun ajaran baru, Galinda Upland tiba di kampus yang selama ini ia idamkan. Dengan parasnya yang cantik dan berasal dari keluarga kaya raya, Galinda langsung menjadi pusat perhatian oleh para mahasiswa disana. Disisi lain, Elphaba Thropp diminta sang ayah untuk mengantar dan mengawasi adiknya, Nessarose (Marissa Bode) yang ingin kuliah di Shiz University. Para mahasiswa yang ada disana dibuat terkejut saat melihat Elphaba karena warna kulitnya yang berwarna hijau. Tak sedikit yang memandang sebelah mata dan menganggap Elphaba aneh dengan bentuk fisiknya yang seperti itu. Para mahasiswa baru pun diminta berkumpul di taman sambil menunggu kehadiran Madame Morrible (Michelle Yeoh), yang menjabat sebagai pimpinan sekaligus Dean of Sorcery di Shiz University. Tugas Elphaba mengantarkan Nessarose sebetulnya sudah selesai. Namun karena aksi bullying yang Nessarose dapatkan gara-gara menggunakan kursi roda, membuat Elphaba marah hingga mengeluarkan kekuatan sihirnya. Seluruh mahasiswa terkejut dengan apa yang terjadi. Madame Morrible seketika langsung melindungi Elphaba dengan berkata jika sihir tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri.
Di depan Madame Morrible, akhirnya Elphaba menceritakan tentang kemampuan sihirnya yang selama ini ia sembunyikan karena sulit untuk dikuasai. Madame Morrible langsung menawarkan Elphaba kursus sihir secara privat dengan dirinya dan dipersilahkan bergabung sebagai mahasiswa baru di Shiz University. Elphaba langsung menolak tawaran tersebut dengan alasan yang ingin kuliah disana hanya adiknya. Selain itu, jika dirinya ikut kuliah pasti tidak akan mendapat izin dari sang ayah. Melihat Elphaba yang bisa dengan mudah didekati oleh Madame Morrible, membuat Galinda berusaha mencari perhatian juga. Madame Morrible kemudian memanfaatkan Galinda untuk membujuk Elphaba bersedia kuliah di Shiz University dan nantinya Galinda bisa ikut kursus privat dengan Madame Morrible jika rencana tersebut berhasil. Elphaba akhirnya bersedia ikut kuliah di Shiz University dan mendapat satu kamar asrama yang sama dengan Galinda. Awalnya Galinda merasa keberatan dan risih karena harus berbagi kamar dengan Galinda, namun seiring berjalannya waktu Galinda mulai terbiasa dirinya bisa kursus secara privat dengan Madame Morrible.
Suatu hari, Shiz University kedatangan mahasiswa baru yaitu Fiyero Tigelaar (Jonathan Bailey). Para mahasiswa baru kemudian berencana menggelar pesta dansa di Ozdust Ballroom. Seluruh mahasiswa bisa hadir dengan membawa pasangan mereka masing-masing. Kehadiran Fiyero membuat Galinda langsung jatuh hati kepadanya. Sementara itu, Eplhaba yang awalnya tidak ingin datang, diminta oleh Galinda untuk datang juga ke pesta dengan mengenakan gaun serta topi aneh yang sengaja Galinda berikan pada Elphaba. Kehadirannya di Ozdust Ballroom, kembali mengundang bullying dari para mahasiswa lain. Mereka menganggap penampilan busana Elphaba aneh dan juga menyeramkan. Setelah itu, Madame Morrible muncul di pesta tersebut dan menemui Galinda. Ia bersedia mengajarinya ilmu sihir secara privat atas paksaan dari Elphaba. Jika, Madame Morrible tidak menyanggupi hal tersebut, maka Elphaba akan keluar dari Shiz University.
Seiring berjalannya waktu, berbagai kebijakan aneh muncul di Shiz University. Para Doktor dan Professor hewan yang ada disana tiba-tiba mendapat perilaku diskriminatif. Salah satu yang mengalaminya yaitu Dr. Dillamon (Peter Dinklage) yang mengaku kemampuannya untuk berbicara dan berfikir seperti manusia mendadak berkurang secara drastis. Puncaknya, Shiz University mengeluarkan surat yang memerintahkan jika seluruh hewan yang selama ini mengajar sebagai dosen, Doktor maupun Professor harus dikembalikan ke habitatnya. Kejadian tersebut membuat Elphaba sangat sedih dan kesal. Keadilan dan kesetaraan sebagai sesama makhluk hidup harus kembali ditegakkan. Elphaba pun kini berjanji jika sudah berhasil menguasai kekuatannya, ia akan membantu Dr. Dillamon dan seluruh hewan lainnya agar bisa kembali seperti semula.
Waktu terus berlalu, Shiz University mendapat kiriman sebuah surat dari Wizard of Oz (Jeff Goldblum). Surat tersebut ternyata undangan untuk Elphaba yang memintanya untuk datang ke Emerald City. Madame Morrible sangat senang akhirnya Elphaba bisa bertemu Wizard of Oz dan mewujudkan impiannya disana sebagai seorang penyihir dengan kemampuan luar biasa. Ketika rombongan pengantar Elphaba sedang menunggu kereta, Galinda menunjukkan solidaritasnya dengan mendukung semua impian dan cita-cita Elphaba yang ingin mengembalikan hak-hak para hewan di Shiz University. Galinda pun memutuskan untuk mengganti nama panggilannya menjadi Glinda, sama seperti nama panggilan yang diberikan Dr. Dillamon kepada dirinya. Karena merasa terharu dengan sikap sahabatnya itu, Elphaba tiba-tiba saja langsung mengajak Glinda untuk ikut ke Emerald City dengan menaiki kereta. Setibanya disana, mereka disambut dengan penuh suka cita oleh para warga dengan berbagai atraksi spektakuler.
Tiba di istana, Elphaba dan Glinda disambut dengan hangat oleh Wizard of Oz. Tak lama setelah itu, mereka juga kedatangan Madame Morrible. Usai menjelajahi setiap sudut istana, Elphaba dan Glinda dipertemukan dengan sebuah buku keramat bernama Grimmerie. Buku tersebut berisikan berbagai mantra tersembunyi yang tulisannya sangat sulit untuk dibaca. Namun siapa sangka, Elphaba berhasil membuka dan membaca salah satu mantra dalam buku Grimmerie tersebut. Mantra yang ia ucapkan yaitu tentang levitasi. Mantra tersebut ternyata berhasil mengubah pasukan penjaga Wizard of Oz jadi memiliki sayap dan bisa terbang. Tak hanya itu saja, Elphaba pun kini memiliki kemampuan yang sama. Disaat yang bersamaan Elphaba menemukan fakta mengejutkan tentang rencana dari Wizard of Oz. Apa yang sebenarnya terjadi disana? Akankah Elphaba mengikuti semua perintah dari Madame Morrible dan juga Wizard of Oz?
 
 
#Review:
Rumah produksi Universal Studios akhirnya merilis live action WICKED (2024) yang diadaptasi dari panggung musikal Wicked The Untold Story of The Witches of Oz tahun 2003 karya Stephen Schwartz dan Holzman. Pentas musikal tersebut berdasarkan dari novel ikonik berjudul Wicked karya Gregory Maguire yang sama-sama terinspirasi dari series buku legendaris The Oz Book yang sudah ada sejak tahun 1900 silam.


Untuk segi cerita, film WICKED (2024) ini lebih fokus pada karakter penyihir Wicked dan Glinda. Karena sebelumnya, kedua karakter ini sudah muncul sebagai karakter pendukung dalam film live action OZ THE GREAT AND POWERFUL (2013) yang diproduksi oleh studio sebelah. Keputusan sutradara Jon M. Chu membagi film WICKED (2024) menjadi dua bagian adalah keputusan yang sangat tepat. Pada bagian pertamanya yang dirilis November 2024 kemarin, film ini berhasil membangun cerita dan pendalaman masing-masing karakter dengan sangat baik. Melanjutkan tradisi dari Hollywood belakangan ini yang dimana menghadirkan sisi lain dari sosok villain ikonik dalam dongeng-dongeng klasik. Sosok Elphaba terlahir dengan warna kulit hijau. Ia merupakan anak dari hasil hubungan terlarang mendiang ibunya dengan seorang salesman. Kondisi Elphaba yang berwarna hijau tersebut memang tidak dijelaskan dengan gamblang mengapa bisa seperti itu dan kenapa juga ia bisa memiliki kekuatan sihir, padahal kedua orangtuanya bukan penyihir. Elphaba tumbuh menjadi seorang remaja perempuan yang sudah terbiasa dengan bully dari orang-orang disekitarnya, termasuk sang ayah yang lebih menyayangi anak keduanya ketimbang Elphaba. Backstory dari karakter Glinda pun sama. Ia muncul sebagai sosok remaja perempuan cantik serba pink yang sangat berambisi ingin menjadi seorang penyihir. Untungnya, saat plot memasuki latar Shiz University, dinamika drama remaja tampil dengan baik dan juga menghibur. Meskipun bertema fantasy dan dongeng, konflik remaja yang dihadirkan di lingkungan Shiz University ini menurutku cukup related dengan kondisi di era modern yang dimana tindakan bullying masih bisa ditemukan dimanapun. Sosok Glinda yang selama ini identik dengan sosok peri baik, image nya diubah menjadi seorang remaja centil, caper, pick me dan bermuka dua wkwkwk. Hampir sepanjang film, aku bisa merasakan tidak ada ketulusan dari Glinda yang ingin berteman dengan Elphaba hahaha. Semuanya terasa sangat fake dan banyak niat terselubung lah pokoknya. Bahkan saat memasuki final act di istana Wizard of Oz pun, keputusan, ketulusan dan sikap Glinda belum bisa meyakinkan penonton kalau dirinya satu visi dengan Elphaba. Mungkin semuanya bisa terjawab dengan tuntas nanti di WICKED PART TWO: FOR GOOD (2025) yang akan dirilis November tahun ini. Selain problematika khas remaja, babak pertama dari film WICKED (2024) juga turut menyoroti perilaku diskriminatif, memanfaat kondisi dan memutarbalikkan fakta yang related lagi dengan kondisi sosial saat ini. Namun disatu sisi, treatment konflik dan dialog di beberapa bagian menurutku ada yang terlalu modern, serta adanya issue woke agenda pun semakin menjauhkan film ini dari kesan klasik.
Untuk jajaran pemain, duo Cynthia Erivo dan Ariana Grande sudah jelas jadi bintang utama dalam film WICKED (2024) ini. Kualitas akting serta vokal dari Erivo sebagai Elphaba terasa sangat konsisten dari awal sampai akhir film. Kesan independen, tegas, berpegang teguh terhadap pendirian terpancar kuat dari sosok Elphaba yang meskipun gaya busananya culun dan warna kulitnya beda dari yang lain. Vokalnya yang lantang namun tetap memberikan rasa menyentuh setiap ia menyanyi menjadi daya tarik tersendiri ketika Elphaba sedang sing a long di film ini. Selanjutnya, penampilan Ariana Grande sebagai Glinda pun sangat berhasil mencuri perhatianku. Image Glinda diubah total olehnya menjadi centil, caper dan juga bermuka dua. Hahaha. Meskipun demikian, visual Ariana Grande sebagai Glinda masyaallah cantik banget! Outfit serba pink dengan gaya rambut blonde yang bergelombang membuat level cantiknya makin paripurna. Vokal Ariana dalam bernyanyi dan berdansa di film ini juga bagus! Duet maut dengan Erivo juga tak kalah memukau. Tak heran jika keduanya berhasil masuk nominasi Best Actress dan Best Supporting Actress di berbagai ajang penghargaan bergengsi seperti Golden Globes dan Academy Awards 2025. Jajaran pemain pendukung lainnya tampil sesuai dengan porsinya masing-masing dan memang cukup tertutupi oleh pesona Erivo dan juga Ariana.
Untuk urusan visual, to be honest, film WICKED (2024) ini jauh lebih memukau dan juga realistis dibandingkan film OZ THE GREAT AND POWERFUL (2013) nya Disney. Jon M. Chu tidak terlalu mabok visual efek di semua bagian. Beberapa scene terlihat menggunakan set lokasi sungguhan. Penggunaan visual efek juga sangat smooth. Scoring musik dan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam film ini juga easy listening, sangat modern dan punya pesan powerful bagi pendengarnya. Overall, film WICKED (2024) memang layak masuk jajaran film Hollywood terbaik di tahun 2024 lalu. Makin tidak sabar untuk menunggu PART TWO nya November tahun ini!
 
 
[9/10Bintang]

Saturday, 22 February 2025

[Review] Anak Kunti: Misteri Sosok Kuntilanak Gentayangan Di Desa Wonoenggal!



#Description:
Title: Anak Kunti (2025)
Casts: Gisellma Firmansyah, Wavi Zihan, Abun Sungkar, Nita Gunawan, Iwa K, Jajang C. Noer, Ruth Marini, Selvi Kitty, Rendra Bagus, Kukuh Prasetya, Pritt Timothy, Retno Soetarto, Muhammad Abe
Director: Bambang Drias
Studio: KipasKipas, Drias Film Productions


#Synopsis:
Libur sekolah telah tiba, para santriwati yang ada di pondok pesantren pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun tidak bagi Sarah (Gisellma Firmansyah). Sebagai anak yatim piatu dan tidak memiliki kampung halaman, Sarah menghabiskan hari liburnya di pesantren membantu keluarga Pak Kyai (Pritt Timothy). Suatu malam, Sarah mendengar suara yang meminta dirinya untuk segera pulang. Tak lama itu, Sarah mengalami kesurupan dan tak sadarkan diri. Usai siuman, Bapak dan Ibu Kyai akhirnya menceritakan masa lalu Sarah ketika masih kecil. Kala itu, Sarah dititipkan ke pesantren oleh seorang wanita bernama Aminah (Ruth Marini). Aminah titip pesan kepada Ibu Kyai untuk merawat Sarah dan memohon untuk tidak memberitahu tentang asal-usul Sarah demi kebaikannya. Sebelum pergi, Aminah hanya turut menitipkan peta petunjuk yang ditulis tangan kepada Ibu Kyai. Kini, Ibu Kyai memberikan petunjuk tersebut kepada Sarah dengan harapan muridnya itu bisa menemui Aminah atau keluarganya di Desa Wonoenggal.
Keesokan harinya, Sarah izin pamit dari pesantren untuk pergi ke Desa Wonoenggal. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Sarah tiba disana. Ia bergegas mencari rumah sahabatnya di pesantren yaitu Azizah (Wavi Zihan) yang ternyata tinggal di satu desa yang sama dengan Aminah. Kedatangan Sarah membuat Azizah senang. Tiba di rumah Azizah, Sarah disambut oleh ayahnya, Hasan (Iwa K). Saat mereka sedang makan di pasar, Sarah menanyakan tentang Aminah kepada Azizah. Namun sebagai warga asli Desa Wonoenggal, Azizah tidak ada yang memiliki nama Aminah. Azizah pun menanyakan kepada ayahnya tentang sosok Aminah yang sedang dicari oleh Sarah. Pertanyaan tersebut membuat Pak Hasan terkejut. Ia langsung meminta Sarah untuk pulang dan tidak menginap dirumahnya dengan berbagai alasan. Azizah kesal dan marah kepada ayahnya. Karena merasa sungkan, Sarah memilih keluar dari rumah. Azizah kemudian mengajak Sarah menuju sebuah langgar atau masjid yang ada di pinggir desa. Azizah meminta Sarah untuk sementara tinggal disana sambil mencari keberadaan Aminah.
Waktu terus berlalu, Sarah dan Azizah masih belum berhasil menemukan apa yang mereka cari, meskipun mereka sudah dibantu oleh seorang mahasiswa magang bernama Najib (Abun Sungkar) yang ada di puskesmas. Disaat yang bersamaan, warga desa semakin sering diganggu oleh sosok gaib berwujud Kuntilanak saat malam hari. Puncaknya, satu persatu warga ditemukan tewas dengan cara yang mengenaskan usai melihat penampakan Kuntilanak tersebut. Pak Hasan yang semakin gelisah kemudian menemui dukun Mbah Darmi (Jajang C. Noer) untuk meminta pertolongan mengusir Kuntilanak tersebut. Mbah Darmi, Hasan dan para warga yakin jika sosok Kuntilanak gentayangan itu adalah Wati (Nita Gunawan) yang berkaitan dengan masa lalu dari Sarah. Para warga yakin jika Sarah merupakan anak dari Wati dan menyebabkan Kuntilanak gentayangan di desa mereka. Mbah Darmi memerintahkan Hasan dan warga untuk segera mengusir Sarah dari Desa Wonoenggal agar Kuntilanak tersebut tak lagi mengganggu mereka. Akankah semua rencana mereka berhasil?


#Review:
Sutradara Bambang Drias atau yang kini lebih familiar dipanggil Drias baru saja merilis film horror terbarunya berjudul ANAK KUNTI (2025). Untuk segi cerita, film ini memiliki premis yang sebetulnya cukup menarik dan mudah diikuti.


Film dibuka dengan adegan flashback dan penonton pun bisa dengan mudah apa yang akan terjadi selanjutnya setelah anak dari Wati dititipkan kepada Aminah. Hampir setengah durasi film lebih menonjolkan drama ketimbang horror. Plotnya berfokus membangun cerita dan konflik saat karakter Sarah tiba di Desa Wonoenggal. Konflik yang dihadirkan di desa tersebut juga cukup potensial bisa dikembangkan, karena mengangkat issue tentang kondisi desa yang lebih percaya terhadap dukun dan meninggalkan ajaran agama. Ide ini langsung mengingatkanku akan film THAGHUT (2024) yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo. Namun sayang, di film ANAK KUNTI (2025) ini issue tersebut jadi serba nanggung dan banyak hal yang tidak konsisten. Salah satunya ketika salah satu karakter meninggal, tiba-tiba warga menggelar tahlilan dan membaca yasin. Padahal di tengah film sudah diperlihatkan jika warga Desa Wonoenggal sudah meninggalkan sholat dan juga agama. Wkwkw aneh. Keganjilan demi keganjilan terus terjadi sampai menuju akhir film. Kemunculan karakter Linda yang diperankan Selvi Kitty menurutku terlalu dipaksakan untuk ada. Dari segi visual dan penampilan, sangat tidak cocok dengan plot cerita. Andai saja peran Linda disini hanya sebatas orang kota yang ingin aborsi ke dukun saja pasti jauh lebih realistis. Inimah malah jadi salah satu warga desa dengan looks yang seksi dan oplas dimana-mana. Jomplang banget dengan para pemain lain yang sudah semaksimal mungkin tampil sederhana dengan wardrobe yang sesuai pada tempatnya. Satu kejutan ternyata disiapkan oleh tim penulis skenario film ANAK KUNTI (2025) yang melibatkan Linda dengan Majid yang diperankan Abun Sungkar. Untung plot twist tersebut tidak diteruskan lebih jauh lagi. Kesian Abun deh wkwkwk! Untuk urusan jump scared, sepertinya sutradara Drias masih belum bisa menampilkan yang bisa membuat penonton terkesan. Kemunculan Kuntilanak di film ini jauh lebih seram saat blur saja ketimbang eksis di depan kamera dengan close-up berkali-kali. Cara si Kuntilanak eksekusi incarannya pun emang sadis sih, tapi tahapannya itu loh, terlalu cepat. Efek visualnya juga jauh dari kata memuaskan, karena eksekusinya selalu dalam situasi gelap-gelapan. Tata sinematografi dan pergerakan kamera nya juga tipikal film-film kelas B dan C banget.


Terlepas dari segala kekurangan yang sudah disebutkan, film ANAK KUNTI (2025) masih punya beberapa hal yang patut diapresiasi. Penyelesaian konflik dengan open ending jadi punya potensi untuk hadirnya sekuel dan diharapkan bisa tampil jauh lebih baik lagi. Lebih lanjut, penampilan Gisellma Firmansyah dan Wavi Zihan sebagai bestie pesantren disini terasa believable, meskipun dialog-dialog antara mereka dan juga Abun Sungkar masih kurang luwes dan too scripted. Jajaran pemain senior yang paling menonjol tentunya Ruth Marini. Peran apapun selalu ia lahap dengan mudah dan penuh totalitas. Duo antagonis ibu Jajang C. Noer dan Iwa K disini terasa disia-siakan banget. Development character nya terlalu biasa sehingga penampilan keduanya jadi tidak memorable.
Overall, film ANAK KUNTI (2025) tidak memberikan hal baru untuk genre horror Indonesia. Belum sampai di level yang memuaskan.


[5/10Bintang]

Sunday, 16 February 2025

[Review] Captain America Brave New World: Potensi Adamantium Yang Dapat Memicu Perang Dunia!

 


#Description:
Title: Captain America: Brave New World (2025)
Casts: Anthony Mackie, Harrison Ford, Danny Ramirez, Shira Haas, Tim Blake Nelson, Carl Lumbly, Giancarlo Esposito, Xosha Roquemore, Jóhannes Haukur Jóhannesson, William Mark McCullough, Takehiro Hira, Harsh Nayyar, Rick Espaillat, Sebastian Stan, Liv Tyler
Director: Julius Onah
Studio: Marvel Studios


#Synopsis:
Sam Wilson (Anthony Mackie) dan Joaquin Torres (Danny Ramirez) kini mengemban tugas sebagai Captain America dan Falcon yang baru untuk Amerika Serikat. Keduanya bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat yang kini dipimpin oleh Thaddeus Ross (Harrison Ford) untuk melindungi seluruh wilayah dan warga disana.
Suatu hari, Sam dan Torres ditugaskan untuk menghentikan pencurian barang-barang ilegal di Meksiko oleh organisasi Serpent Society yang dipimpin oleh Sidewinder (Giancarlo Esposito). Selama menjalankan tugasnya tersebut, Sam juga menjadi incaran untuk dibunuh oleh para anggota Serpent Society karena selama ini selalu menggagalkan semua rencana mereka. Meskipun Sam dan Torres tidak menggunakan super serum dalam tubuhnya seperti Steve Rogers (Chris Evans), keduanya selalu berusaha semaksimal mungkin di setiap misi-misi mereka. Setelah berhasil menyelesaikan tugas, Sam mengajak Torres untuk berlatih kemampuan fisik dengan Isaiah Bradley (Carl Lumbly), mantan prajurit Amerika Serikat yang menggunakan super serum seperti Captain America sebelumnya.
Presiden Ross mengundang Sam dan Torres ke acara pertemuan puncak yang dihadiri para pemimpin dari seluruh dunia di kantor pemerintahan Amerika Serikat. Sam dan Torres bersedia hadir jika Ross turut mengundang Iasiah ke acara tersebut. Sam ingin membuktikan pada sahabatnya itu jika pemerintah Amerika Serikat kini sudah berbenah dan tidak lagi bereksperimen kepada para prajurit dengan menggunakan super serum seperti Isaiah. Sebelum memulai acara, Presiden Ross meminta Sam untuk segera membentuk Avengers yang baru agar Amerika Serikat dan seluruh dunia bisa lebih aman lagi.
Acara pertemuan pun dimulai. Presiden Ross mengungkapkan penemuan logam baru yang berasal dari Pulau Celestial bernama Adamantium. Pulau tersebut terbentuk dari kemunculan Celestial Tiamut yang berada di samudra hindia. Setelah diteliti, Adamantium memiliki kekuatan setara dengan Vibranium dari Wakanda. Munculnya Pulau Celestial dengan kandungan Adamantium yang sangat besar tersebut membuat Presiden Ross tertarik untuk dikelola dengan bijak, adil dan dapat didistribusikan secara merata ke seluruh dunia. Tak lama setelah itu, terjadi insiden penembakan yang dilakukan oleh Isaiah dan para tamu undangan disana. Peristiwa tersebut menjadi issue panas dan menciptakan opini jika Amerika Serikat ingin menguasai sepenunya Pulau Celestial dan juga Adamantium. Kepala keamanan pemerintah yaitu Ruth Bat-Seraph (Shira Haas) dan pasukannya langsung menangkap Isaiah dan dijebloskan ke penjara atas penembakan tersebut.
Sam merasa bersalah atas tertangkapnya Isaiah oleh pemerintah. Isaiah mengaku tidak sadar dan terasa dikendalikan atas insiden penembakan tadi. Sam berjanji akan segera membebaskan Isaiah sambil menelusuri apa yang sebenarnya tejadi saat insiden penembakan tersebut. Sementara itu, Presiden Ross dan Amerika Serikat kini menjadi sorotan dunia. Pemerintah Jepang, India, Perancis dan negara-negara lain jadi ragu dengan perjanjian tentang pengelolaan Pulau Celestial dan Adamantium.
Di sisi lain, Sam dan Torres menyelidiki tentang super serum yang selama ini menjadi project eksperimen rahasia Amerika Serikat kepada para prajurit terpilih. Hasil penelusuran Sam bertemu lagi dengan komplotan dari Sidewinder lalu membawanya ke sebuah lokasi tersembunyi bernama Camp Echo One. Disana, Sam bertemu dengan Dr. Samuel Sterns (Tim Blake Nelson) yang sengaja dikurung oleh pemerintah Amerika Serikat setelah peristiwa Abomination di Harlem. Sterns memiliki kecerdasan luar biasa usai dirinya terpapar radiasi dari Hulk. Sterns bahkan berhasil menciptakan teknologi canggih dan obat-obatan yang bisa memberikan kekuatan super kepada penggunanya. Sterns jugalah yang berhasil membantu Ross menjadi Presiden Amerika Serikat.
Usai terkuaknya sosok Dr. Samuel Sterns, Sam dan Torres bekerja sama dengan Ruth untuk menghentikan semua rencana dari Sterns yang ingin menghancurkan reputasi dan hidup Presiden Ross. Di sisi lain, Sterns terus mengendalikan pikiran Ross dan orang-orang disekitarnya agar perang dunia kembali tejadi lagi dengan cara memperebutkan kepemilikan Pulau Celestial dan Adamantium. Seiring berjalannya waktu, Presiden Ross akhirnya mengaku jika dirinya mengalami gagal jantung dan harus bergantung pada obat-obatan yang dibuat oleh Sterns. Ross tak ingin meninggalkan anak semata wayangnya, Betty Ross (Liv Tyler) karena menderita gagal jantung tersebut. Namun tak disangka, Sterns diam-diam menambahkan radiasi gamma pada obat-obatan yang dikonsumsi Ross. Radiasi tersebut membuat Sterns dapat mengendalikan pikiran Ross dan merubah wujud Ross menjadi seperti Hulk. Agar semua rencananya berjalan dengan lancar, Sterns kembali mengendalikan pikiran Ross untuk mengirim pasukan militer ke Pulau Celestial dan menyerang pasukan militer dari Jepang yang sama-sama ingin menguasai Pulau tersebut. Akankah perang dunia akan kembali pecah?


#Review:
Mengawali tahun 2025, Marvel Studios kembali melanjutkan Phase 5 nya dengan menghadirkan film CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD (2025) yang tayang di bioskop Indonesia mulai 12 Maet 2025 lalu. Film ini menjadi film keempat tentang Captain America dan film kelima di Phase 5 MCU.


Untuk segi cerita, film BRAVE NEW WORLD (2025) ini terasa seperti multiple sekuel untuk tiga film dan satu series MCU sekaligus, yaitu THE INCREDIBLE HULK (2008), CAPTAIN AMERICA 3 CIVIL WAR (2016), ETERNALS (2021) dan serial FALCON & THE WINTER SOLDIER (2021). Bagi para pengikut dan penggemar setia cerita MCU, plot yang terus berkelanjutan ini tidak akan menjadi masalah, namun untuk sebagian penonton yang tidak mengikutinya pasti akan merasa kebingungan dengan plot serta konflik yang dihadirkan. Meskipun demikian, film BRAVE NEW WORLD (2025) ini masih tergolong cerita yang cukup mudah diikuti dan tidak terlalu berat seperti tiga film CAPTAIN AMERICA sebelumnya.
Yang menjadi daya tarik dari film BRAVE NEW WORLD (2025) ini yaitu sosok Captain America yang baru yang diemban oleh Sam Wilson memang hanya manusia biasa saja, tidak seperti sosok Steve Rogers yang menggunakan super serum. Karakter Sam Wilson disini tampil semakin penuh wibawa dan menjalankan tugasnya sebaik mungkin tanpa bantuan sosok superhero disekitarnya. Siapa sangka juga, plot secara keseluruhan dari film ini sama sekali tidak menyinggung konsep Multiverse. Berasa jadi kembali ke era Phase 1-3 yang fokus terhadap plot yang berkelanjutan dengan jelas. Yang paling aku suka dari pengembangan cerita film ini yaitu konektivitas dengan ending film ETERNALS (2021). Bangkai Celestial Tiamut yang sebesar itu akhirnya disinggung dan digunakan sebagai salah satu backstory yang cukup kuat untuk film BRAVE NEW WORLD (2025). Empat tahun terakhir kemana aja hey Marvel Studios? Sibuk banget dengan Multiverse sih ya! Hahaha.


Lebih lanjut, pendalaman karakter dari sososk Thaddeus Ross yang sebelumnya diperankan oleh mendiang William Hurt dan kemudian digantikan oleh Harisson Ford juga sangat apik. Sebagai salah satu karakter di MCU yang sudah eksis sejak 17 tahun lalu, akhirnya Thaddeus Ross mendapat development story dan character yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Dibalik sikapnya sebagai Presiden Amerika Serikat yang keras dan tegas, siapa sangka ia hanyalah seorang ayah yang kangen terhadap putrinya.
Untuk urusan visual, entah kenapa film BRAVE NEW WORLD (2025) ini kualitasnya tidak konsisten dari awal sampai akhir film. Efek CGI nya terlalu kentara banget di beberapa bagian. Untungnya koreografi dan adegan-adegan action dari Sam Wilson, Joaquin Torres dan karakter lain tampil memuaskan, dengan didukung juga oleh scoring musik yang semakin meningkatkan adrenaline penonton. Overall, film CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD (2025) memang tidak sebombastis tiga film dari Steve Rogers, tapi setidaknya, legacy dan value dari sosok Captain America masih bisa kita rasakan dengan baik di versi Sam Wilson ini.


[7.5/10Bintang]

Tuesday, 11 February 2025

[Review] Allo Bank Hangout With Mingyu & Wonwoo Seventeen!



Grup K-Pop Seventeen sukses menggelar world tour concert "Seventeen Right Here in Jakarta" pada Jum'at dan Sabtu, 08-09 Februari 2025 kemarin di Jakarta International Stadium, Jakarta Utara. Keesokan harinya, tepat pada hari Senin, 10 Februari 2025, dua member Seventeen yaitu Mingyu dan Wonwoo menggelar meet & greet di acara Allo Bank Hangout.
Allo Bank dari CT Corp resmi menggandeng Mingyu dan Wonwoo sebagai brand ambassador Allo Bank pada bulan Oktober tahun 2024, menggantikan Baekhyun dari EXO. Perilisan TVC atau iklan perdana Allo Bank edisi Mingyu dan Wonwoo langsung menjadi perbincangan hangat netizen dan juga Carats, para penggemar dari grup K-Pop Seventeen di sosial media.


Pada 18 Desember 2024, Allo Bank mengumumkan akan menggelar Allo Bank Hangout yang kedua dengan menghadirkan brand ambassador terbaru mereka yaitu Mingyu dan Wonwoo. Mekanisme untuk mendapatkan tiket ke acara Allo Bank Hangout pun cukup menarik. Terdapat tiga kategori tiket yaitu:
- Starter (Transaksi belanja menggunakan scan QRIS atau tarik dana instant menggunakan Allo Bank Paylater sebesar Rp.2.000.000 atau menabung deposito sebesar Rp.2.000.000 dengan tenor enam bulan)
- Advanced (Transaksi belanja menggunakan scan QRIS atau tarik dana instant menggunakan Allo Bank Paylater sebesar Rp.5.000.000 atau menabung deposito sebesar Rp.5.000.000 dengan tenor enam bulan)
- Premium (Transaksi belanja menggunakan scan QRIS atau tarik dana instant menggunakan Allo Bank Paylater sebesar Rp.10.000.000 atau menabung deposito sebesar Rp.15.000.000 yang dapat diambil enam bulan kemudian)
Khusus untuk kategori Premium, akan mendapatkan Special Packaged satu set goodie bag Allo Bank yang berisikan merchandise Allo Bank dan akses mengikuti Press Conference Allo Bank Hangout yang dipilih secara raffle.


Sedikit cerita, sebagai fanboy dari Mingyu Seventeen, tentunya moment meet & greet ini tidak boleh dilewatkan begitu saja. Setelah install mobile banking Allo Bank dan upgrade account ke Allo Prime, masih maju mundur untuk apply Pay Later Allo Bank, karena harus belanja minimal Rp.2.000.000 atau deposito enam bulan dengan nominal yang sama agar bisa mendapatkan tiket termurah event Allo Bank Hangout tahun ini. Selama bulan Januari sampai awal Februari kemarin berusaha untuk tahan dan ujung-ujungnya paling nanti beli tiketnya on the spot saja karena pasti bakalan ada aja orang yang menjual tiketnya.


H-5 menjelang event Allo Bank Hangout, akun Instagram Allo Bank update Instagram Story tentang undian mendapatkan tiket Allo Bank Hangout dengan cara yang menurutku sangat mudah. Caranya, harus belanja minimal Rp.200.000 di Indomaret atau Rp.100.000 di M-Tix, Tix ID, Blibli, Lazada atau Ruparupa (Azko, Informa, Selma, Ataru) dengan menggunakan scan QRIS dari Allo Bank yang sudah Prime. Bukti transaksi kemudian di submit ke Google Form yang sudah disediakan oleh Allo Bank. Batas pengiriman H-1 event Allo Bank Hangout dan pemenang undian akan langsung mendapatkan e-ticket kategori Advance yang dikirim melalui email.
Aku langsung belanja di Ruparupa sebesar Rp.185.000 dan Blibli sebesar Rp.170.000 lalu submit ke Google Form yang sudah disediakan. Tepat pada Sabtu (8/2), aku mendapatkan email dari Allo Bank dan memenangkan e-ticket Advance Left Row 5 seat number 090. Rasanya sangat senaaaang bisa ikutan Allo Bank Hangout Meet & Greet dengan Mingyu dan Wonwoo tanpa harus jajan atau pay later jutaan rupiah wkwkwk. Terima kasih Allo Bank!


Hari Senin (10/2) pun tiba. Sekitar jam 13:00 WIB, aku sengaja mampir dulu ke Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur untuk melihat situasi disana. Ternyata sudah mulai ramai oleh para penonton yang sedang antri di beberapa titik seperti di food truck Minwoo, spot foto dan beberapa instalasi permainan yang dihadirkan oleh Allo Bank. Selain itu, event Allo Bank Hangout juga diramaikan oleh beberapa tenant makanan yang bervariasi. Tak lupa juga banyak penjual unofficial merchandise Seventeen berupa kipas, lanyard, photocard, banner dan atribut lainnya disana. Khusus untuk pemilik tiket premium yang mendapatkan akses press conference Allo Bank Hangout dengan cara raffle, mereka bertemu lebih dulu dengan Mingyu dan Wonwoo bersama dengan rekan-rekan media yang meliput kegiatan tersebut sekitar pukul 16:00 WIB.


Sambil menunggu open gate, aku dan banyak fans dari Seventeen mengabadikan banyak foto di beberapa titik. Sekitar pukul 17:00 WIB, gate A, B, C dan D dibuka. Para penonton masuk dengan scan barcode yang dari email sambil menunjukkan identitas diri. Setelah itu, oleh panitia diberi wristband dan hand banner Allo Bank Hangout. Gemes! Tiket kategori Advance terdapat dua section yaitu di tribun sebelah kiri dan kanan stage serta di floor, tepat di belakang kategori premium. Sebelum masuk ke area Velodrome, penonton disambut dua standee Mingyu dan Wonwoo. Setelah masuk, panitia mengantar setiap penonton ke row yang mereka tempati. Di kursi juga disediakan roti keju, air minum dan pembalut dari brand softex yang menjadi salah satu sponsor Allo Bank Hangout tahun ini.


Event Allo Bank Hangout 2025 resmi dimulai pukul 18:30 WIB dengan MC Indra Herlambang. Saat Mingyu dan Wonwoo muncul, suasana histeris serta teriakan dari para penggemar keduanya menggema di Velodrome. Kapan lagi coba, bisa satu domisili di Jakarta Timur dan satu udara yang sama dengan Mingyu dan Wonwoo ahahaha. Pada kesempatan tersebut, Mingyu dan Wonwoo berbincang membahas tentang mereka sebagai brand ambassador, product-product dari Allo Bank dan tips-tips (read: gimmick) menarik tentang finansial versi mereka. wkwkw.
For the first time mengikuti acara fanmeet seperti ini ternyata seru juga. Reaksi fans garis keras Mingyu dan Wonwoo ketika idolanya bergerak pun selalu memancing teriakan luar biasa. Setiap dialog-dialog yang dilontarkan mereka berdua juga tak jarang membuat penonton histeris hahaha. Cuma yang cukup disayangkan, meet and greet Allo Bank Hangout ternyata singkat banget ya cuma sejam doang. wkwkw. Interaksi nya pun kebanyakan lebih dominan tentang Allo Bank melulu. Yang cukup menghibur saat segment games kuliner nusantara yang dimana Mingyu membuat gado-gado dan Wonwoo membuat es cincau. Setiap keduanya bergerak selalu memancing histeria dan pujian luar biasa dari para penonton buset hahaha. Interaksi Mingyu, Wonwoo dengan MC Indra Herlambang juga tidak kaku. Jam terbang tinggi sebagai host dan spesialis acara-acara fanmeet bintang dari Korea Selatan membuat Indra Herlambang tak kesulitan sama sekali untuk mencairkan suasana.
Tak terasa satu jam sudah berlalu, tepat pukul 19:30 WIB, Allo Bank Hangout 2025 berakhir dengan salam perpisahan "Goodbye Sayang" yang diucapkan oleh Mingyu dan Wonwoo kepada penonton. Padahal aku dan para penonton lain berharap Mingyu dan Wonwoo bernyanyi satu judul lagu sajaa ketika segment terakhir. Tapi ternyata tidak ada. wkwkwkwk. Sad!
Terima kasih Allo Bank sudah membawa Mingyu dan Wonwoo ke Indonesia lewat event Allo Bank Hangout. Ditunggu kehadiran Mingyu selanjutnya di Jakarta dengan durasi yang lebih lamaaa!

Monday, 3 February 2025

[Review] Dark Nuns: Perjuangan Dua Biarawati Melakukan Ritual Eksorisme Terhadap Iblis Gamigin!

 
 
#Description:
Title: The Priests 2: Dark Nuns (2025)
Casts: Song Hye-Kyo, Jeon Yeo-Been, Lee Jin-Uk, Moon Woo-Jin, Huh Joon-Ho, Kim Kuk-Hee, Shin Jae-Hwi, Gang Dong-Won
Director: Kwon Hyeok-jae
Studio: Zip Cinema, Next Entertainment World, CBI Pictures
 
 
#Synopsis:
Seorang remaja laki-laki bernama Hee-Jun (Moon Woo-Jin) mengalami kerasukan iblis jahat dan saat ini dirawat secara intensif dalam pengawasan rumah sakit yang ada di lingkungan gereja. Selama mendapat perawatan di rumah sakit, kondisi kesehatan dan mental dari Hee-Jun dipantau oleh psikolog sekaligus pendeta gereja yaitu Father Paul (Lee Jin-Uk) yang meyakini jika pasiennya tersebut dapat disembuhkan secara medis.
Kabar mengenai Hee-Jun yang mengalami kerasukan dan tak kunjung sembuh membuat seorang biarawati bernama Sister Junia (Song Hye-Kyo) khawatir. Ia pun mengajukan diri pada gereja untuk membantu Father Paul untuk melakukan ritual eksorsisme pada Hee-Jun. Namun sayang, rencana Junia tersebut mendapat penolakan dari pimpinan gereja yaitu Father Andrea (Huh Joon-Ho) lantaran proses eksorsisme harus dilakukan oleh pendeta dan sudah mendapat izin secara resmi dari Vatikan. Junia khawatir akan keselamatan Hee-Jun jika eksorsisme tak segera dilakukan.
Junia kemudian mengajak asisten dari Paul yaitu Sister Mikhaela (Jeon Yeo-Been) untuk membantunya menyusun rencana proses eksorsisme kepada Hee-Jun. Selama proses persiapan tersebut, Junia dan Mikhaela menemukan banyak sekali hal-hal mistis mereka rasakan, termasuk bayang-bayang masa lalu kembali menghantui mereka. Karena tak kunjung mendapat izin dari gereja, Junia dan Mikhaela mendatangi rekan mereka yaitu Hyo-Won (Kim Kuk-Hee) yang berprofesi sebagai cenayang. Dengan dibantu asistennya yaitu Ae-Dong (Shin Jae-Hwi), mereka berempat melakukan ritual pengusiran setan secara tradisional. Setelah melakukan ritual tersebut, Junia dan Mikhaela akhirnya mengetahui sosok iblis yang menguasai tubuh Hee-Jun ternyata 12 manifestasi yang sangat sulit dilepaskan. Sosok iblis tersebut tak hanya mengancam nyawa Hee-Jun, namun turut mengincar nyawa dari Junia, Mikhaela dan seluruh umat manusia. Junia dan Mikhaela harus segera melakukan eksorsisme sebelum semuanya terlambat.
Pihak gereja beserta Paul akhirnya mengizinkan Junia dan Mikhaela untuk melakukan eksorsisme pada Hee-Jun setelah melihat secara langsung kejadian sebenarnya. Junia dan Mikhaela kemudian membawa Hee-Jun ke tempat pertama kali ia mengalami kerasukan yaitu sebuah pabrik terbengkalai. Setibanya disana, Hee-Jun langsung diikat untuk menjalani eksorsisme. Berhasilkan Junia melenyapkan iblis 12 manifestasi dalam diri Hee-Jun?
 
 
#Review:
Mengawali tahun 2025, industri perfilman Korea Selatan dimeriahkan dengan hadirnya film thriller horror terbaru berjudul DARK NUNS (2025). Film ini dibintangi salah satu aktris besar Korea Selatan yaitu Song Hye-Kyo yang semakin populer berkat Drakor DESCENDANTS OF THE SUN (2016) dan yang terbaru, THE GLORY (2022).
 

Untuk segi cerita, film DARK NUNS (2025) sendiri merupakan stand-alone sekuel sekaligus spin-off dari film THE PRIESTS (2015) yang dibintangi Gang Dong-Won. Kedua film ini menurutku cukup berhasil menawarkan hal baru untuk genre horror di industri sinema Korea Selatan maupun Asia, karena mengangkat tema eksorsisme dan agama kristen katolik yang terbilang jarang dieksplorasi oleh para sineas di benua Asia. Plot film DARK NUNS (2025) ini mengisahkan tentang upaya eksorsisme yang dilakukan oleh seorang biarawati. Dari premis tersebut, dikembangkan menjadi sebuah plot yang cukup menarik tentang betapa ribetnya birokrasi dalam ruang lingkup gereja ketika menghadapi kasus eksorsisme yang harus dilakukan oleh pendeta. Selain itu, birokrasi yang ribet tersebut secara tidak langsung menampilkan budaya patriarki yang sangat dominan. Karakter Sister Junia dihadirkan sebagai biarawati yang selalu mendobrak aturan baku gereja dan melangkahi setiap ketetapan yang sudah diberlakukan. Setiap tindakan, gaya bahasa, perilaku, gesture dan ambisinya untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi terasa believable. Sister Junia dan rekannya, Sister Mikhaela pun selalu menampilkan sisi manusiawi nya seperti berbicara kasar, merokok, ketakutan dan hal-hal lainnya yang mengisyaratkan jika biarawati juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun sayang, dibalik pendalaman masing-masing karakter yang sudah bagus ini, terasa cukup membosankan saat film memasuki babak pertengahan. Banyak sekali adegan yang cukup kompleks yang sangat minim adegan-adegan horror. Sang sutradara lebih menonjolkan atmosfer mencekam, hening dan adegan-adegan metafora yang pastinya mengingatkan penonton terhadap film-film horror dengan gaya art-house. Untungnya, saat film memasuki babak ketiga, klimaks cerita tentang eksorsisme dieksekusi sangat memuaskan! Tahapan demi tahapan yang dilakukan oleh dua biarawati yang bekerja sama dengan orang ketiga sungguh menegangkan. Situasi mencekam, penuh ancaman, intimidasi dan kengerian tersampaikan dengan maksimal kepada penonton. Tak dilupakan juga moment dramatis yang menghentak khas film atau Drakor pun bisa dirasakan dalam film ini.
Untuk jajaran pemain, penampilan Mama Song Hye-Kyo dan yang lainnya sudah berada di level yang memuaskan. Rasa optimis, gelisah, panik dan ketakutan yang dialami oleh Junia, Mikhaela terasa real dan tidak lebay. Selain jajaran aktor senior yang memukau, penampilan aktor muda Moon Woo-Jin yang mengalami kerasukan juga tak kalah memukau. Transformasi perubahan gesture, suara dengan dukungan tata riasnya sukses membuat siapapun yang melihatnya ketakutan. Gokil!
Overall, film DARK NUNS (2025) sangat layak ditonton. Effort Song Hye-Kyo sebagai biarawati dan para pemain lainnya sungguh luar biasa!
 
 
[8/10Bintang]

Saturday, 1 February 2025

[Review] Nosferatu: Cerita Mengerikan Tentang Cinta Segitiga Dengan Drakula!



#Description:
Title: Nosferatu (2024)
Casts: Bill Skarsgard, Lily-Rose Depp, Nicholas Hoult, Aaron Taylor-Johnson, Willem Dafoe, Emma Corrin, Ralph Ineson, Simon McBurney, Stacy Thunes, Gregory Gudgeon, Jordan Haj
Director: Robert Eggers
Studio: Maiden Voyage Pictures, Studio 8, Focus Features, Universal Pictures


#Synopsis:
Sejak remaja, Ellen (Lily-Rose Depp) sering mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpinya, Ellen selalu memohon pada makhluk gaib untuk datang dan menemani karena ia selalu merasa kesepian. Hal tersebut membuat dirinya jadi sensitif dan mudah sekali ketakutan. Seiring berjalannya waktu, kondisi kesehatan mental Elle perlahan mulai membaik. Delapan tahun kemudian, Ellen memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya, Thomas Hutter (Nicholas Hoult). Setelah menikah, mereka tinggal di kota Wisburg, Jerman.



Thomas sendiri berprofesi sebagai agen real estate yang sering ditugaskan untuk mencari, menjual dan membeli properti-properti di wilayah Eropa. Suatu hari, Thomas mendapat tugas dari atasannya untuk menjual rumah bekas panti jompo kepada pembeli yang tertarik pada properti tersebut. Pembeli tersebut bernama Count Orlok (Bill Skarsgard) yang tinggal wilayah pegunungan Alpen dan membutuhkan perjalanan darat cukup panjang selama beberapa hari untuk menuju kesana. Thomas pun menitipkan Ellen kepada dua sahabat mereka yaitu pasutri Frederich (Aaron Taylor-Johnson) dan Anna (Emma Corrin). Thomas berjanji akan selalu mengirimkan surat kepada Ellen melalui dua sahabatnya itu selama dirinya pergi bekerja.


Dengan mengendarai kuda, Thomas bergegas pergi menuju tempat tinggal calon pembeli. Setelah seharian berkuda, Thomas kelelahan dan merasa harus segera istirahat. Ia pun tiba di sebuah desa kecil dan ingin menyewa kamar untuk beristirahat. Warga desa terkejut saat mengetahui tujuan Thomas yang akan pergi menemui Orlok. Keesokan harinya saat Thomas terbangun, ia mendapati semua warga desa dan kudanya hilang. Ia pun langsung pergi dari desa dan melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggal Orlok.


Waktu terus berlalu, perlahan salju mulai turun. Thomas yang terus berjalan kaki tiba-tiba melihat siluet kendaraan dari jauh. Tak lama setelah itu, kendaraan ternyata sebuah kereta kencana kuda yang dikirim oleh Orlok untuk Thomas agar cepat sampai ke tempat tinggalnya. Tiba di kediaman Orlok, Thomas terkejut saat melihat rumah kliennya itu ternyata sebuah kastil besar. Orlok langsung ingin mempercepat proses pembelian properti agar ia bisa segera menempati rumah barunya itu. Saat menikmati makan malam, Thomas tak sengaja membuat jarinya luka dan mengeluarkan darah. Ia kemudian pingsan lalu tak sadarkan diri. Setelah siuman, Thomas mendapati luka gigitan di bagian dadanya. Selain itu, liontin pemberian Ellen yang ia pakai pun hilang. Saat berlari mencari jalan keluar dari kastil, Thomas melihat sebuah peti yang sama persis ia lihat di dalam mimpi saat menginap di desa. Ketika dibuka, terlihat sosok mayat yang bangkit dan berusaha menyerangnya. Thomas berlari dan akhirnya ia berhasil keluar dari kastil tersebut dengan cara terjun ke sungai.



Di sisi lain, Orlok yang berhasil mencuri liontin milik Thomas langsung berlayar menuju Wisburg menaiki kapal yang dipenuhi tikus-tikus pembawa wabah. Rupanya Orlok mencari keberadaan Ellen untuk menagih janji sehidup semati yang telah mereka lakukan ketika Ellen masih remaja dan belum menikah dengan Thomas. Sementara itu, selama sang suami pergi, Ellen sering mengalami sleepwalking, tak sadarkan diri dan bertingkah aneh saat malam hari. Frederich dan Anna yang khawatir kemudian menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan sahabatnya itu. Pihak dokter cukup kesulitan untuk mendeteksi penyakit yang dialami oleh Ellen. Mereka lalu meminta bantuan pada seorang Professor asal Swiss yaitu Albin Eberhart Von Franz (Willem Dafoe) yang dikenal memiliki banyak pengalaman dengan hal-hal mistis. Bagaimana nasib Ellen dan Thomas selanjutnya? Mampukah Orlok memisahkan mereka berdua?


#Review:
Akhir tahun 2024 lalu, para pecinta film horror di Hollywood mendapat suguhan apik dari Universal Pictures yang merilis film berjudul NOSFERATU (2024). Film ini merupakan remake dari horror klasik berjudul sama yang dirilis tahun 1922 silam. Menariknya, kedua film NOSFERATU ini menjadi adaptasi non resmi dari novel klasik karya Bram Stoker berjudul DRACULA yang dipublikasikan pada tahun 1897. Selain itu, aku baru ngeh juga ternyata sosok Nosferatu yang ikonik ini pernah muncul dalam salah satu episode serial animasi populer SpongeBob Squarepants berjudul Graveyard Shift. Hahaha.


Untuk segi cerita, film NOSFERATU (2024) versi terbaru Robert Eggers ini tidak berbeda jauh dengan versi originalnya. Setting waktu masih menggunakan era tahun 1800an yang dimana penonton sangat dimanjakan dengan suasana vintage dengan didukung tata busana serta riasan yang sangat kerajaan Eropa banget. Konsistensi sang sutradara dalam menyuguhkan kesan jadul, vintage dan nuansa folklore nya terasa sangat kuat di film ini sama seperti tiga film sebelumnya yaitu THE VVITCH (2015), THE LIGHTHOUSE (2019) dan THE NORTHMAN (2022). Lebih lanjut, plot dari film NOSFERATU (2024) juga cukup mudah diikuti oleh penonton dan formulanya pun tidak berbeda jauh dengan film-film horror kebanyakan. Yang menjadi daya tarik dari cerita film NOSFERATU (2024) yaitu sosok villain nya disembunyikan dengan baik dari awal sampai pertengahan film. Siapa sangka, karakter Count Orlok yang menyendiri di kastilnya itu ternyata sosok Vampire mengerikan yang bisa membawa wabah sekaligus malapetaka bagi warga sekitar. Hampir disepanjang film, kesan folklore dan dongeng dengan unsur fantasi serta gothic nya sangat kuat serta ditambah lagi, sang sutradara selalu menyembunyikan sosok Nosferatu, sehingga membuat penonton selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Narasi cerita pasangan suami istri Ellen dan Thomas serta Frederich dan Anna juga suprisingly memuaskan. Mereka berempat mendapatkan pengembangan cerita yang bagus sekaligus tragis. Ellen tidak hanya pasrah dan lemah, tapi ia punya tekad kuat untuk bisa terlepas dari ikatan bersama Nosferatu, Thomas berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab dan berusaha melindungi sang istri meskipun harus berhadapan dengan Nosferatu, Frederich yang sangat tidak mempercayai hal-hal gaib dan Anna, seorang ibu sekaligus sahabat yang sangat baik meskipun mendapat balasan yang sangat tragis. Kemunculan karakter Albin Eberhart yang seperti "dukun" di Eropa juga punya daya tarik tersendiri khususnya saat memasuki babak akhir film. Kerjasama yang ia lakukan bersama Thomas, Ellen dan asistennya benar-benar membuatku ikutan terkecoh! Hahaha.



Untuk jajaran pemain, penampilan ensemble casts nya menurutku sangat luar biasa dalam merepresentasikan legenda cerita Nosferatu dengan sentuhan modern di film ini. Lily-Rose Depp mengalami peningkatan kualitas akting sangat signifikan dibandingkan performa di serial kontroversialnya, IDOL yang tayang tahun 2023 lalu. Nicholas Hoult, Emma Corrin dan Willem Dafoe juga tak kalah bagusnya karena mereka saling melengkapi satu sama lain. Applause berikutnya harus diberikan pada Bill Skarsgard yang kembali mendapatkan peran creatures atau sosok gaib sebagai Nosferatu setelah sebelumnya sukses dengan Pennywise, Kro Eternals dan The Crow. Aura kelam, bengis dan sadis dari Count Orlok yang siap memangsa darah dari incarannya di film ini sukses menciptakan perasaan takut sekaligus ngeri kepada penonton. Serangkaian adegan-adegan sadis dengan tone kelam yang dilakukan oleh Orlok disini emang bikin mimpi buruk!
Overall, film NOSFERATU (2024) versi terbaru kali ini berhasil menjadi sajian horror gothic yang mencekam sekaligus sadis. Sebuah remake yang merepresentasikan tentang salah satu sosok mahkluk mistis gaib klasik Dracula dengan hasil memuaskan! Tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Februari 2025!


[8.5/10Bintang]