Sunday, 23 February 2025

[Review] Wicked: Kisah Persahabatan Elphaba dan Galinda Ketika Di Shiz University!




#Description:
Title: Wicked Part One (2024)
Casts: Cynthia Erivo, Ariana Grande, Jonathan Bailey, Michelle Yeoh, Jeff Goldblum, Ethan Slater, Marissa Bode, Peter Dinklage, Bowen Yang, Bronwyn James, Keala Settle, Colin Michael, Andy Nyman
Director: Jon M. Chu
Studio: Universal Pictures, Marc Platt Productions
 
 
#Synopsis:
Kedatangan Glinda The Good (Ariana Grande) di Land of Oz disambut suka cita oleh para warga. Mereka sangat senang, saat mengetahui Galinda berhasil mengalahkan Wicked Witch (Cynthia Erivo) yang menguasai wilayah barat. Saat akan kembali ke Emerald City, Galinda mendapat pertanyaan dari seorang anak tentang persahabatannya dengan Wicked. Glinda tak membantah hal tersebut karena memang mereka pernah bersahabat saat kuliah di Shiz University.
Memasuki tahun ajaran baru, Galinda Upland tiba di kampus yang selama ini ia idamkan. Dengan parasnya yang cantik dan berasal dari keluarga kaya raya, Galinda langsung menjadi pusat perhatian oleh para mahasiswa disana. Disisi lain, Elphaba Thropp diminta sang ayah untuk mengantar dan mengawasi adiknya, Nessarose (Marissa Bode) yang ingin kuliah di Shiz University. Para mahasiswa yang ada disana dibuat terkejut saat melihat Elphaba karena warna kulitnya yang berwarna hijau. Tak sedikit yang memandang sebelah mata dan menganggap Elphaba aneh dengan bentuk fisiknya yang seperti itu. Para mahasiswa baru pun diminta berkumpul di taman sambil menunggu kehadiran Madame Morrible (Michelle Yeoh), yang menjabat sebagai pimpinan sekaligus Dean of Sorcery di Shiz University. Tugas Elphaba mengantarkan Nessarose sebetulnya sudah selesai. Namun karena aksi bullying yang Nessarose dapatkan gara-gara menggunakan kursi roda, membuat Elphaba marah hingga mengeluarkan kekuatan sihirnya. Seluruh mahasiswa terkejut dengan apa yang terjadi. Madame Morrible seketika langsung melindungi Elphaba dengan berkata jika sihir tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri.
Di depan Madame Morrible, akhirnya Elphaba menceritakan tentang kemampuan sihirnya yang selama ini ia sembunyikan karena sulit untuk dikuasai. Madame Morrible langsung menawarkan Elphaba kursus sihir secara privat dengan dirinya dan dipersilahkan bergabung sebagai mahasiswa baru di Shiz University. Elphaba langsung menolak tawaran tersebut dengan alasan yang ingin kuliah disana hanya adiknya. Selain itu, jika dirinya ikut kuliah pasti tidak akan mendapat izin dari sang ayah. Melihat Elphaba yang bisa dengan mudah didekati oleh Madame Morrible, membuat Galinda berusaha mencari perhatian juga. Madame Morrible kemudian memanfaatkan Galinda untuk membujuk Elphaba bersedia kuliah di Shiz University dan nantinya Galinda bisa ikut kursus privat dengan Madame Morrible jika rencana tersebut berhasil. Elphaba akhirnya bersedia ikut kuliah di Shiz University dan mendapat satu kamar asrama yang sama dengan Galinda. Awalnya Galinda merasa keberatan dan risih karena harus berbagi kamar dengan Galinda, namun seiring berjalannya waktu Galinda mulai terbiasa dirinya bisa kursus secara privat dengan Madame Morrible.
Suatu hari, Shiz University kedatangan mahasiswa baru yaitu Fiyero Tigelaar (Jonathan Bailey). Para mahasiswa baru kemudian berencana menggelar pesta dansa di Ozdust Ballroom. Seluruh mahasiswa bisa hadir dengan membawa pasangan mereka masing-masing. Kehadiran Fiyero membuat Galinda langsung jatuh hati kepadanya. Sementara itu, Eplhaba yang awalnya tidak ingin datang, diminta oleh Galinda untuk datang juga ke pesta dengan mengenakan gaun serta topi aneh yang sengaja Galinda berikan pada Elphaba. Kehadirannya di Ozdust Ballroom, kembali mengundang bullying dari para mahasiswa lain. Mereka menganggap penampilan busana Elphaba aneh dan juga menyeramkan. Setelah itu, Madame Morrible muncul di pesta tersebut dan menemui Galinda. Ia bersedia mengajarinya ilmu sihir secara privat atas paksaan dari Elphaba. Jika, Madame Morrible tidak menyanggupi hal tersebut, maka Elphaba akan keluar dari Shiz University.
Seiring berjalannya waktu, berbagai kebijakan aneh muncul di Shiz University. Para Doktor dan Professor hewan yang ada disana tiba-tiba mendapat perilaku diskriminatif. Salah satu yang mengalaminya yaitu Dr. Dillamon (Peter Dinklage) yang mengaku kemampuannya untuk berbicara dan berfikir seperti manusia mendadak berkurang secara drastis. Puncaknya, Shiz University mengeluarkan surat yang memerintahkan jika seluruh hewan yang selama ini mengajar sebagai dosen, Doktor maupun Professor harus dikembalikan ke habitatnya. Kejadian tersebut membuat Elphaba sangat sedih dan kesal. Keadilan dan kesetaraan sebagai sesama makhluk hidup harus kembali ditegakkan. Elphaba pun kini berjanji jika sudah berhasil menguasai kekuatannya, ia akan membantu Dr. Dillamon dan seluruh hewan lainnya agar bisa kembali seperti semula.
Waktu terus berlalu, Shiz University mendapat kiriman sebuah surat dari Wizard of Oz (Jeff Goldblum). Surat tersebut ternyata undangan untuk Elphaba yang memintanya untuk datang ke Emerald City. Madame Morrible sangat senang akhirnya Elphaba bisa bertemu Wizard of Oz dan mewujudkan impiannya disana sebagai seorang penyihir dengan kemampuan luar biasa. Ketika rombongan pengantar Elphaba sedang menunggu kereta, Galinda menunjukkan solidaritasnya dengan mendukung semua impian dan cita-cita Elphaba yang ingin mengembalikan hak-hak para hewan di Shiz University. Galinda pun memutuskan untuk mengganti nama panggilannya menjadi Glinda, sama seperti nama panggilan yang diberikan Dr. Dillamon kepada dirinya. Karena merasa terharu dengan sikap sahabatnya itu, Elphaba tiba-tiba saja langsung mengajak Glinda untuk ikut ke Emerald City dengan menaiki kereta. Setibanya disana, mereka disambut dengan penuh suka cita oleh para warga dengan berbagai atraksi spektakuler.
Tiba di istana, Elphaba dan Glinda disambut dengan hangat oleh Wizard of Oz. Tak lama setelah itu, mereka juga kedatangan Madame Morrible. Usai menjelajahi setiap sudut istana, Elphaba dan Glinda dipertemukan dengan sebuah buku keramat bernama Grimmerie. Buku tersebut berisikan berbagai mantra tersembunyi yang tulisannya sangat sulit untuk dibaca. Namun siapa sangka, Elphaba berhasil membuka dan membaca salah satu mantra dalam buku Grimmerie tersebut. Mantra yang ia ucapkan yaitu tentang levitasi. Mantra tersebut ternyata berhasil mengubah pasukan penjaga Wizard of Oz jadi memiliki sayap dan bisa terbang. Tak hanya itu saja, Elphaba pun kini memiliki kemampuan yang sama. Disaat yang bersamaan Elphaba menemukan fakta mengejutkan tentang rencana dari Wizard of Oz. Apa yang sebenarnya terjadi disana? Akankah Elphaba mengikuti semua perintah dari Madame Morrible dan juga Wizard of Oz?
 
 
#Review:
Rumah produksi Universal Studios akhirnya merilis live action WICKED (2024) yang diadaptasi dari panggung musikal Wicked The Untold Story of The Witches of Oz tahun 2003 karya Stephen Schwartz dan Holzman. Pentas musikal tersebut berdasarkan dari novel ikonik berjudul Wicked karya Gregory Maguire yang sama-sama terinspirasi dari series buku legendaris The Oz Book yang sudah ada sejak tahun 1900 silam.


Untuk segi cerita, film WICKED (2024) ini lebih fokus pada karakter penyihir Wicked dan Glinda. Karena sebelumnya, kedua karakter ini sudah muncul sebagai karakter pendukung dalam film live action OZ THE GREAT AND POWERFUL (2013) yang diproduksi oleh studio sebelah. Keputusan sutradara Jon M. Chu membagi film WICKED (2024) menjadi dua bagian adalah keputusan yang sangat tepat. Pada bagian pertamanya yang dirilis November 2024 kemarin, film ini berhasil membangun cerita dan pendalaman masing-masing karakter dengan sangat baik. Melanjutkan tradisi dari Hollywood belakangan ini yang dimana menghadirkan sisi lain dari sosok villain ikonik dalam dongeng-dongeng klasik. Sosok Elphaba terlahir dengan warna kulit hijau. Ia merupakan anak dari hasil hubungan terlarang mendiang ibunya dengan seorang salesman. Kondisi Elphaba yang berwarna hijau tersebut memang tidak dijelaskan dengan gamblang mengapa bisa seperti itu dan kenapa juga ia bisa memiliki kekuatan sihir, padahal kedua orangtuanya bukan penyihir. Elphaba tumbuh menjadi seorang remaja perempuan yang sudah terbiasa dengan bully dari orang-orang disekitarnya, termasuk sang ayah yang lebih menyayangi anak keduanya ketimbang Elphaba. Backstory dari karakter Glinda pun sama. Ia muncul sebagai sosok remaja perempuan cantik serba pink yang sangat berambisi ingin menjadi seorang penyihir. Untungnya, saat plot memasuki latar Shiz University, dinamika drama remaja tampil dengan baik dan juga menghibur. Meskipun bertema fantasy dan dongeng, konflik remaja yang dihadirkan di lingkungan Shiz University ini menurutku cukup related dengan kondisi di era modern yang dimana tindakan bullying masih bisa ditemukan dimanapun. Sosok Glinda yang selama ini identik dengan sosok peri baik, image nya diubah menjadi seorang remaja centil, caper, pick me dan bermuka dua wkwkwk. Hampir sepanjang film, aku bisa merasakan tidak ada ketulusan dari Glinda yang ingin berteman dengan Elphaba hahaha. Semuanya terasa sangat fake dan banyak niat terselubung lah pokoknya. Bahkan saat memasuki final act di istana Wizard of Oz pun, keputusan, ketulusan dan sikap Glinda belum bisa meyakinkan penonton kalau dirinya satu visi dengan Elphaba. Mungkin semuanya bisa terjawab dengan tuntas nanti di WICKED PART TWO: FOR GOOD (2025) yang akan dirilis November tahun ini. Selain problematika khas remaja, babak pertama dari film WICKED (2024) juga turut menyoroti perilaku diskriminatif, memanfaat kondisi dan memutarbalikkan fakta yang related lagi dengan kondisi sosial saat ini. Namun disatu sisi, treatment konflik dan dialog di beberapa bagian menurutku ada yang terlalu modern, serta adanya issue woke agenda pun semakin menjauhkan film ini dari kesan klasik.
Untuk jajaran pemain, duo Cynthia Erivo dan Ariana Grande sudah jelas jadi bintang utama dalam film WICKED (2024) ini. Kualitas akting serta vokal dari Erivo sebagai Elphaba terasa sangat konsisten dari awal sampai akhir film. Kesan independen, tegas, berpegang teguh terhadap pendirian terpancar kuat dari sosok Elphaba yang meskipun gaya busananya culun dan warna kulitnya beda dari yang lain. Vokalnya yang lantang namun tetap memberikan rasa menyentuh setiap ia menyanyi menjadi daya tarik tersendiri ketika Elphaba sedang sing a long di film ini. Selanjutnya, penampilan Ariana Grande sebagai Glinda pun sangat berhasil mencuri perhatianku. Image Glinda diubah total olehnya menjadi centil, caper dan juga bermuka dua. Hahaha. Meskipun demikian, visual Ariana Grande sebagai Glinda masyaallah cantik banget! Outfit serba pink dengan gaya rambut blonde yang bergelombang membuat level cantiknya makin paripurna. Vokal Ariana dalam bernyanyi dan berdansa di film ini juga bagus! Duet maut dengan Erivo juga tak kalah memukau. Tak heran jika keduanya berhasil masuk nominasi Best Actress dan Best Supporting Actress di berbagai ajang penghargaan bergengsi seperti Golden Globes dan Academy Awards 2025. Jajaran pemain pendukung lainnya tampil sesuai dengan porsinya masing-masing dan memang cukup tertutupi oleh pesona Erivo dan juga Ariana.
Untuk urusan visual, to be honest, film WICKED (2024) ini jauh lebih memukau dan juga realistis dibandingkan film OZ THE GREAT AND POWERFUL (2013) nya Disney. Jon M. Chu tidak terlalu mabok visual efek di semua bagian. Beberapa scene terlihat menggunakan set lokasi sungguhan. Penggunaan visual efek juga sangat smooth. Scoring musik dan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam film ini juga easy listening, sangat modern dan punya pesan powerful bagi pendengarnya. Overall, film WICKED (2024) memang layak masuk jajaran film Hollywood terbaik di tahun 2024 lalu. Makin tidak sabar untuk menunggu PART TWO nya November tahun ini!
 
 
[9/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment