
#Description:
Title: Abadi Nan Jaya - The Elixir (2025)
Casts: Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, Donny Damara, Dimas Anggara, Varen Aliandra, Claresta Taufan, Ardit Erwandha, Kiki Narendra, Vonny Anggraini, Moh. Iqbal Sulaiman, Hingka Moedra, Putri Permata, Gendhis Maharany, Karina Suwandi, Willem Bevers
Director: Kimo Stamboel
Studio: Netflix Indonesia, Mowin Pictures
#Synopsis:
Karena bisnis jamu di pabrik Wani Waras yang semakin lesu, sang pemilik yaitu Pak Sadimin (Donny Damara) berencana untuk menjualnya dan uang yang dihasilkan akan dibagikan secara merata kepada kedua anaknya yaitu Kenes (Mikha Tambayong) dan Bambang (Marthino Lio). Sebelum resmi menjual pabrik Wani Waras, Pak Sadimin rupanya sedang mengembangkan jamu terbaru yang dipercaya memiliki khasiat awet muda. Meskipun belum diuji oleh BPOM, sample jamu yang sudah diproduksi akan dicoba langsung oleh Pak Sadimin dan Ibu Grace (Karina Suwandi) rekan investornya di Jakarta.
Setelah mendapat kiriman sample jamu dari pabrik ke rumahnya, Pak Sadimin langsung meminumnya. Tak lama setelah itu, kondisi fisiknya perlahan mulai berubah menjadi lebih bugar, kerutan dan uban di rambutnya menghilang. Hal tersebut membuat Pak Sadimin dan istri barunya, Karina (Eva Celia) sangat senang karena khasiat dari jamu awet mudanya langsung terlihat nyata. Pak Sadimin yakin jika jamu awet muda tersebut akan mengembalikan kejayaan pabrik Wani Waras di tingkat nasional maupun dunia.
Siang harinya, rumah Pak Sadimin kedatangan Kenes beserta sang suami, Rudi (Dimas Anggara) dan anaknya Rayhan (Varen Aliandra). Maksud kehadiran Kenes dan Rudi tak lain untuk membahas pembagian hasil penjualan pabrik Wani Waras yang sudah disepakati bersama oleh Pak Sadimin, Kenes dan juga Bambang. Uang yang didapatkan nantinya akan digunakan oleh Kenes untuk membuka usaha setelah resmi bercerai dengan Rudi. Sementara itu, Bambang akan menyisihkan sebagian uangnya untuk melengkapi koleksi mainan favoritnya. Tapi ternyata, ayah mereka membatalkan semuanya. Pabrik Wani Waras tidak jadi dijual. Pak Samidi yang kini terlihat lebih muda dan segar pun membuat Kenes, Bambang, Rudi dan Rayhan terkejut. Di sisi lain, Pak Samidi ingin melanjutkan proyek eksperimen jamu di pabrik yang berhasil membuatnya awet muda. Ia pun kecewa terhadap sikap anak dan menantunya yang selama ini terus-terusan memaksa untuk menjual pabrik tanpa pernah memperhatikan Pak Sadimin. Kenes yakin sikap sang ayah yang berubah tersebut gara-gara istri barunya, Karina. Selain itu, Kenes juga yakin jika Karina yang merupakan mantan sahabatnya itu menikah hanya demi mengincar harta dan warisannya saja.
Ditengah situasi memanas dan saling menyalahkan satu sama lain, tiba-tiba Pak Sadimin merasakan ada yang aneh di dalam tubuhnya. Bagian leher belakang tiba-tiba mengeluarkan luka dan berdarah. Setelah itu, ia batuk mengeluarkan darah hingga jatuh tak sadarkan diri. Kenes, Karina, Bambang dan Rudi terkejut dan meminta para asisten rumah tangga segera menelepon rumah sakit untuk meminta pertolongan. Tak lama setelah itu, Pak Sadimin tiba-tiba terbangun dan langsung menyergap Rayhan yang ada didekatnya. Rudi dan Bambang berusaha melepaskan Rayhan dari Pak Sadimin. Situasi jadi tak terkendali ketika Pak Sadimin menyerang secara brutal para asisten rumah tangga dan tewas ditempat. Kenes dan Bambang berlari keluar rumah untuk mencari cara agar mereka bisa pergi dari rumah. Sementara itu, Karina, Rudi, Rayhan dan Mbok Sumi (Vonny Anggraini) bersembunyi sampai semuanya aman.
Kenes dan Bambang berhasil masuk ke dalam mobil dan pergi mencari pertolongan meskipun dikejar-kejar oleh para tetangga yang sudah berubah drastis menjadi Zombie setelah terkena gigitan orang yang terpapar dari rumah mereka. Dalam perjalanan, Kenes dan Bambang meminta Rudi, Rayhan, Karina dan Mbok Sumi pergi menuju rumah kepala kelurahan Desa Wanirejo untuk bertemu di sana. Setibanya di sana, mereka terkejut melihat pesta hajatan yang digelar pak lurah berubah menjadi kekacauan, karena orang-orang di sana sudah berubah menjadi Zombie. Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Rudi, Rayhan dan Karina berhasil masuk dan bersembunyi di salah satu rumah warga. Sementara itu, Mbok Sumi gagal menyelamatkan diri dan berubah menjadi Zombie. Di rumah tersebut, mereka bertemu dengan Ningsih (Claresta Taufan), salah satu warga yang membantu hajatan di rumah pak lurah yang berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di rumah.
Waktu terus berlalu. Kenes dan Bambang mengalami kecelakaan saat mereka sedang menuju kantor polisi Desa Wanirejo. Keadaan semakin tak terkendali setelah puluhan warga yang menjadi Zombie terus mengejar mereka dan menyerang warga lain sehingga jumlahnya semakin banyak. Tiba di kantor polisi, Kenes dan Bambang bertemu dengan anggota polisi yaitu Rahman (Ardit Erwandha) yang selamat dari kejaran warga dan rekannya yang sudah berubah menjadi Zombie. Selama terjebak di sana dan dikepung oleh ratusan Zombie, ketiganya kemudian menyadari jika para Zombie tersebut sangat sensitif terhadap suara bising dan pasti mengejar sumber suara tersebut. Ditambah lagi, saat cuaca hujan, para Zombie jadi terdistraksi oleh suara air hujan serta petir yang menggelegar. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Kenes, Bambang dan Rahman untuk bisa segera keluar dari kantor polisi.
Sementara itu, Karina, Rayhan dan Ningsih pun berusaha melarikan diri dari rumah persembunyian mereka karena Rudi terkena gigitan dan sudah berubah menjadi Zombie. Ningsih yang merupakan tunangan dari Rahman punya rencana untuk pergi menuju kantor polisi dengan menggunakan motor yang ada di rumah tersebut. Bagaimana nasib mereka selanjutnya?
#Review:
Dalam rangka memeriahkan bulan Oktober yang identik dengan Halloween, platform streaming OTT Netflx Indonesia baru saja merilis film thriller survival bertema Zombie berjudul ABADI NAN JAYA (2025), karya sutradara Kimo Stamboel, dengan produser Edwin Nazir serta tim penulis cerita skenario yaitu Agasyah Karim, Khalid Khasogi dan Kimo Stamboel.
Untuk segi cerita, film ABADI NAN JAYA (2025) menghadirkan film survival bertema Zombie dengan mengambil latar tempat di pedesaan. Hal inilah yang menurutku menjadi point plus pertama karena unsur Indonesia nya jadi lebih kuat, ketimbang mengambil set lokasi di perkotaan yang sudah banyak kita temukan di film-film Hollywood bertema sama. Paruh awal film, penonton diajak untuk mengikuti cerita dari keluarga disfungsional pemilik pabrik jamu yang terancam bangkrut serta cerita dari sepasang kekasih yang berencana akan tunangan. Pada cerita pertama, Kimo Stamboel dan tim penulis sukses menyajikan drama keluarga dengan konflik yang cukup mewakili realita di jaman sekarang tentang dua anak menginginkan harta warisan, issue perselingkuhan, kesal terhadap istri muda serta obsesi ingin awet muda. Dinamika permasalahan keluarga Pak Sadimin ini sukses terdeliver dengan baik pada penonton berkat development masing-masing karakter tampil sangat kuat. Setiap karakter dari keluarga Pak Sadimin dibuat abu-abu, karena mereka semua punya dosa masing-masing. Cerita kedua datang dari karakter Ningsih dan halo dek yaitu Rahman. Meskipun hanya subplot tambahan, kehadiran mereka berdua justru punya spotlight tersendiri yang lucu, manis sekaligus dramatis. Treatment menyatukan cerita dari keluarga Pak Sadimin dengan Ningsih Rahman yang disajikan dengan tema survival terasa believable dan berhasil memacu adrenaline penonton.
Plot survival yang dihadirkan film ABADI NAN JAYA (2025) sukses membuatku merasa capek dan gregetan in a good way. Kimo Stamboel sangat intens menyajikan aksi para Zombie yang terus mencari mangsa tanpa jeda di sepanjang film. Aku juga suka bagaimana tim penulis tidak blak-blakan menyebut Zombie terhadap para warga yang terinfeksi. Mereka lebih menyesuaikan dengan culture lokal seperti menyebut orang-orang yang terpapar itu kesurupan, kemudian menyebut orang makan orang dan para polisi menyebut aksi kerusuhan disaat situasi chaos di jalanan. Untuk sebagian orang mungkin akan kontra terhadap keputusan kreatif tim penulis dan sutradara yang dimana para karakternya tidak mengetahui tentang Zombie gara-gara menggunakan latar waktu di era modern, namun hal tersebut seharusnya masih bisa kita maklumi mengingat latar tempat yang digunakan di pedesaan dan bukan di kota besar seperti film-film atau serial bertema Zombie dari luar negeri. Toh, serial Zombie dari Korea Selatan yang berjudul KINGDOM juga setahuku tidak menggunakan istilah Zombie dalam penceritaannya. Yang bikin gregetan tentunya aksi para karakter disaat situasi harus menghadapi para Zombie. Lagi dan lagi, pada bagian ini menimbulkan pro kontra di sosial media karena menganggap setiap keputusan yang dilakukan para karakter di film ABADI NAN JAYA (2025) kok bodoh-bodoh ya. Menurutku, justru itu letak kreatifitas dan keseruan dari film ini. Mereka tak sepenuhnya bodoh kok, naluri survival manusia setiap orang tuh berbeda-beda. Mungkin untuk secara teori dan komentar mah gampang, namun jika langsung praktik dihadapkan dengan ratusan Zombie seperti di film ini, rasanya agak mustahil orang yang survival untuk berpikir logis. Yang penting kabur, menyelamatkan diri dan berusaha untuk tidak terkena gigitan Zombie.
Untuk jajaran pemain, film ABADI NAN JAYA (2025) boleh banget masuk list salah satu ensemble casts terbaik film Indonesia di tahun ini. Setiap karakter punya background dan development yang cukup kuat. Porsi masing-masing karakter juga terbagi rata. Penonton dengan mudah bisa berempati kepada mereka yang berusaha untuk survival dari pasukan Zombie. Penampilan Mikha Tambayong dan Eva Celia sukses membuatku terpukau. Menurutku, penampilan terbaik mereka berdua sebagai aktris ada di film ini. Donny Damara dan Dimas Anggara yang jadi Zombie juga surprisingly bagus bangeet! Marthino Lio juga selalu berhasil mengimbangi lawan-lawan mainnya. Penampilan mencuri perhatian selanjutnya harus kita apresiasi yaitu Ardit Erwandha dan Claresta Taufan. Keduanya bikin pangling dan memberikan kisah romansa yang dramatis sekaligus mengharukan di babak akhir film. More movie for Ardit and Claresta please! Apresiasi juga harus diberikan yang sebesar-besarnya kepada jajaran pemeran pendukung yang menjadi Zombie di film ini! Totalitas nya gila banget! Moment kejar-kejaran di jalan raya, tengah sawah hingga adegan epic pengepungan di bukit duri di kantor polisi sukses membuatku takjub! Ditambah lagi para Zombie ini juga punya sensitivitas yang tinggi terhadap sumber suara dan terdistraksi jika terkena hujan. Hal tersebut seketika mengingatku akan sosok monster di film A QUIET PLACE (2018) hahaha.
Untuk urusan visual, film ABADI NAN JAYA (2025) harus diacungi jempol karena keberaniannya menggarap film bertema survival Zombie dengan latar tempat di pedesaan dan waktu di siang hari! Ditambah lagi efek visual gore yang sadis terpampang sangat nyata di sepanjang durasi film. Set lokasi pedesaan, hajatan yang menggunakan jalanan umum, sawah, truk mengangkut warga dan kantor polisi menjadi wahana efektif bagi para Zombie untuk menebar kengerian di film ini. Terdapat satu adegan ikonik menggunakan suara Adzan dengan dialog dari Rahman dan Bambang yang kerasa Indonesia banget!
Overall, film ABADI NAN JAYA (2025) sangat pantas disebut sebagai film Indonesia bertema Zombie terbaik sejauh ini dan masuk sebagai salah satu film Indonesia terbaik di tahun ini. Good job Netflix!
[9/10Bintang]









0 comments:
Post a Comment