Monday, 15 September 2025

[Review] The Long Walk: Perjuangan Mendapatkan Hadiah Tak Ternilai Dengan Cara Gerak Jalan!



#Description:
Title: The Long Walk (2025)
Casts: Cooper Hoffman, David Jonsson, Garrett Wareing, Tut Nyuot, Charlie Plummer, Ben Wang, Jordan Gonzalez, Joshua Odjick, Roman Griffin Davis, Mark Hamill, Judy Greer, Josh Hamilton
Director: Francis Lawrence
Studio: Vertigo Entertainment, About Blank, Lionsgate


#Synopsis:
Di masa depan, Amerika Serikat diperintah oleh rezim militer yang membuat kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat semakin terpuruk. Pemerintah mengadakan sebuah acara tahunan yaitu "The Long Walk" atau gerak jalan jarak jauh dengan hadiah uang tak ternilai dan mengabulkan satu permohonan bagi pemenang. Ribuan remaja laki-laki dari seluruh penjuru Amerika Serikat mendaftar pada acara tersebut. Dari ribuan yang mendaftar, hanya 50 orang saja yang terpilih secara acak.


Setelah itu, mereka mendapat surat yang isinya informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan dan dilarang selama mengikuti acara "The Long Walk" tersebut, diantaranya peserta harus berjalan dengan kecepatan tidak kurang dari 5 km per jam (3 mile per hour) tanpa henti di sepanjang rute yang sudah ditentukan, dan peserta akan mendapatkan stok minuman dan ransum selama mengikuti acara dari tentara yang mengawal mereka. Jika terdapat peserta yang kecepatannya tidak sesuai aturan akan mendapat peringatan pertama. Peringatan tersebut akan dihapus jika peserta kembali mencapai kecepatan sesuai aturan dan konsisten selama satu jam. Jika peserta sudah mendapat peringatan sebanyak tiga kali, ia akan ditembak dan dibunuh oleh tentara yang mengawal. Peserta terakhir yang tersisa satu orang akan menjadi pemenangnya mendapatkan uang tak ternilai dan satu permohonan akan langsung dikabulkan.


Salah satu peserta yang terpilih mengikuti acara "The Long Walk" tahun ini yaitu Raymond Garraty (Cooper Hoffman). Meskipun awalnya tidak direstui ibunya, Ginnie Garraty (Judy Greer), Raymond tetap nekat mengikuti acara tersebut karena ia sudah menyerah dengan kondisi ekonomi keluarga yang semakin berantakan. Setibanya di titik awal acara, Raymond bertemu dan berkenalan dengan para peserta yang terpilih yaitu Peter McVries (David Jonsson), Billy Stebbins (Garrett Wareing), Arthur Baker (Tut Nyuot), Gary Barkovitch (Charlie Plummer), Hank Olsen (Ben Wang), Richard Harkness (Jordan Gonzalez), Collie Parker (Joshua Odjick), Thomas Curley (Roman Griffin Davis) dan yang lainnya. Mayoritas peserta memiliki tujuan yang sama dengan Raymond yaitu ingin mendapatkan hadiah uang tak ternilai agar bisa selamat dari kondisi perekonomian Amerika Serikat yang semakin terpuruk.


Acara "The Long Walk" pun resmi dimulai dengan pembukaan oleh The Major (Mark Hamill). Ke-50 peserta mulai berjalan dan selama perjalanan tersebut disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah. Hari pertama berjalan dengan lancar, 50 peserta berhasil berjalan dengan menempuh puluhan kilometer. Menjelang sore hari, salah satu peserta yaitu Curley mengalami kram kaki dan membuat kecepatan berjalannya di bawah batas peraturan. Curley berusaha tetap berjalan dengan kondisi kesakitan namun akhirnya ia gagal dan ditembak oleh tentara. Kejadian tersebut membuat peserta yang tersisa ketakutan dan kembali melanjutkan perjuangan mereka.


Waktu terus berlalu. Para peserta berhasil berjalan melewati ratusan kilometer tanpa istirahat sama sekali. Selama perjalanan, mereka melihat kondisi perkebunan, pertokoan dan rumah-rumah warga yang terbengkalai. Tak lama setelah itu satu persatu peserta mulai berguguran. Puncaknya, ketika mereka melewati jalanan yang berbukit di malam hari. Banyak peserta tumbang karena tidak kuat dengan jalanan yang menanjak dan juga diguyur hujan deras. Motivasi para peserta yang semula hanya mengincar uang pun perlahan mulai berubah. Raymond mengungkapkan alasannya ikut acara "The Long Walk" karena ingin balas dendam atas kematian sang ayah setelah dibunuh The Major karena menentang politik rezim militer. Sementara itu, McVries menginginkan juara "The Long Walk" menjadi dua orang.


Hari demi hari terus berjalan. Kondisi para peserta yang masih tersisa semakin tidak waras. Salah satunya yaitu Olsen yang tiba-tiba menyerang salah satu tentara karena ia sudah menyerah. Selanjutnya yaitu Harkness yang bercita-cita ingin merilis buku tentang perjalanannya mengikuti acara "The Long Walk" harus berakhir karena cedera parah kakinya. Kematian Olsen pun membuka fakta tentang cita-cita Olsen yang ingin membahagiakan istrinya karena baru saja menikah. Peserta yang tersisa pun sepakat akan membagikan hadiah yang didapatkan kepada istrinya Olsen.


Setelah jutaan langkah dan mencapai lebih dari 500 km, peserta yang tersisa tinggal 5 orang. Kondisi kesehatan mereka semakin menurun. Parker nekat mengambil senapan milik tentara dan berhasil membunuh salah satu dari mereka. Namun sayang, aksi tersebut membuat Parker langsung ditembak oleh tentara lain karena dianggap membahayakan. Setelah itu, Arthur mengalami pendarahan yang semakin parah dan akhirnya ia menyerah. Kini, peserta yang tersisa tinggal Billy Stebbins, Peter McVries dan Raymond Garraty. Siapakah yang berhasil di acara "The Long Walk" tahun ini?


#Review:
Lionsgate kembali hadir dengan project film bertema dystopian terbarunya yang berjudul THE LONG WALK (2025). Film ini disutradarai oleh Francis Lawrence yang sebelumnya sukses besar dengan trilogy The Huger Games dan prekuelnya. Menariknya, film THE LONG WALK (2025) kali ini diadaptasi dari novel karya Stephen King yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1979.


Untuk segi cerita, konsep dystopian yang disajikan di film THE LONG WALK (2025) ini terasa lebih sederhana, punya arti yang mendalam dan mungkin saja related dengan kondisi di era modern saat ini. Meskipun konsep dystopian nya tidak se-grande franchise The Hunger Games atau The Maze Runner,  penulis Jeffrey Tyler Mollner mengadaptasi karya Stephen King ini memilih pendekatan lebih realistis melalui penggambaran bagaimana jika rezim militer menjadi pemimpin negara. Penonton bisa merasakan secara gamblang, negara Amerika Serikat ketika dibuat militer ternyata memiliki dampak buruk yang berkepanjangan. Meskipun hanya ditampilkan lewat adegan para warga disepanjang rute acara The Long Walk, kondisi terpuruk yang dialami warga bisa dirasakan oleh penonton. Aksi survival yang dilakukan 50 remaja pria demi mendapatkan hadiah tak ternilai juga dihadirkan secara luar biasa oleh sang penulis dan sutradara, Francis Lawrence. Dengan bekal sudah menggarap total 5 judul THE HUNGER GAMES, Francis berhasil mendevelopment masing-masing karakter yang kemudian membangkitkan humanisme, semangat pertemanan, tolong menolong tanpa pandang bulu dan saling mendukung satu sama lain. Perasaan sedih, menangis dan patah hati akan dirasakan oleh penonton saat satu persatu dari mereka gugur. Ditambah lagi, eksekusi ditembak di tempat nya juga mayoritas ditampilkan secara gamblang. Sumpah ya, sukses membuatku ke triggered!


Setiap karakter yang awalnya memiliki motivasi sama dalam mengikuti acara The Long Walk tersebut perlahan berubah seiring perjalanan mereka melintasi ratusan kilometer. Kolaborasi Mollner dan Francis secara tidak langsung menciptakan narasi tentang coming of age dan banyak sekali moment mengharukan saat para peserta berjuang di jalanan. Keputusan akhir cerita yang ditampilkan pun sangat realistis dan melegakan hati penonton, meskipun pedihnya sakit hati tetap akan muncul.
Untuk jajaran pemain yang mayoritas para pemain muda seperti Cooper Hoffman, David Jonsson, Garrett Wareing, Tut Nyuot, Charlie Plummer, Ben Wang, Jordan Gonzalez, Joshua Odjick dan "Jojo Rabit" Roman Griffin Davis tampil memukau serta saling melengkapi satu sama lain. Bonding mereka yang menjalin pertemanan sukses membuatku haru. Overall, film THE LONG WALK (2025) jadi salah satu film thriller (atau horror) terbaik di tahun ini. Sungguh pedih tapi mengesankan!


[9/10Bintang]

Wednesday, 10 September 2025

[Review] Sukma: Mengungkap Misteri Tak Terduga Yang Tersembunyi Dibalik Cermin Gaib!



#Description:
Title: Sukma (2025)
Casts: Luna Maya, Christine Hakim, Fedi Nuril, Oka Antara, Krishna Keitaro, Anna Jobling, Kimberly Ryder, Amanda Soekasah, Giovanni Tobing, Asri Welas, Kiano Tiger Wong, Kenzo Eldrago Wong
Director: Baim Wong
Studio: Tiger Wong Entertainment, Legacy Pictures, ROLE Entertainment


#Synopsis:
Pernikahan Arini (Luna Maya) dengan Hendra (Fedi Nuril) semakin tidak harmonis usai Hendra didiagnosis mengidap schizophrenia. Tak jarang Arini mendapatkan KDRT yang dilakukan sang suami meskipun Hendra terkadang tak menyadari telah melakukan hal tersebut. Arini pun akhirnya mengambil keputusan untuk bercerai dengan Hendra. Setelah resmi berpisah, Arini dan anak semata wayang mereka, Iyan (Krishna Keitaro) memulai hidup yang baru di kota kecil dengan menyewa sebuah rumah atas pilihan dari kekasih Arini yaitu Pram (Oka Antara).
Meskipun rumahnya terlihat tak terawat, Arini dan Iyan cukup senang karena Pram menjanjikan akan pindah lagi ke rumah yang lebih bagus ketika renovasi sudah selesai. Untuk mengurus keperluan rumah tangga, Pram juga sudah menyiapkan ART yaitu Ibu Sri (Christine Hakim) agar Arini bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan usaha menjahit dan mengurus Iyan.
Waktu terus berlalu, Arini dan Iyan mulai merasakan adanya hal aneh selama tinggal di sana. Mereka sering mendengar suara dan bayangan-bayangan misterius yang lalu lalang di dalam rumah. Selain itu, kehadiran cermin besar yang ada di salah satu ruangan membuat Arini dan juga Iyan ketakutan. Untungnya Pram dan Ibu Sri selalu menenangkan Arini agar menghiraukan semua hal-hal aneh tersebut.
Suatu hari, Hendra tiba-tiba datang ke rumah Arini sambil membawa kado untuk Iyan. Awalnya terlihat biasa-biasa saja. Namun tak lama setelah itu, schizophrenia Hendra kambuh lagi dan membuatnya berusaha merebut Iyan dari Arini. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Pram yang baru saja pulang langsung menyeret dan mengusir Hendra dari rumah mereka. Sejak saat itu, Pram berjanji akan lebih protektif melindungi Arini dan Iyan agar kejadian seperti tadi tak terulang kembali.
Seiring berjalannya waktu, hal-hal aneh terus menghantui Arini. Dari cermin tua yang ada di ruangan menjahitnya, Arini sering melihat penampakan sesosok perempuan yang berusaha berkomunikasi dengannya. Hal serupa juga turut dirasakan oleh Iyan. Hingga suatu ketika, Arini mendapatkan sebuah petunjuk berupa kata "Masuk, Raga Nerawi" yang tiba-tiba muncul dari permukaan cermin. Saat bertanya pada Pram pun, ia tak mengerti dengan hal tersebut. Ketika Arini menjemput Iyan ke sekolah, ia bertemu lagi dengan Hendra. Di sana, Hendra kembali meminta maaf atas kejadian di rumah. Hendra menjelaskan jika ia melihat secara jelas penampakan dari cermin dan menyebabkan schizophrenia nya kambuh. Arini pun akhirnya menceritakan semua pengalaman mistis nya selama tinggal di sana pada Hendra. Saat melihat bukti foto tulisan "Masuk, Raga Nerawi", Hendra meyakini jika tiga suku kata tersebut merupakan anagram. Setelah ditelusuri, anagram tersebut merujuk pada nama perempuan yaitu Sukma Wiranegara.
Atas petunjuk tersebut, Arini kemudian mencari tahu perihal sosok Sukma Wiranegara. Penelusuran yang dilakukan Arini tersebut mengarah pada cerita keluarga penghuni rumah sebelumnya yang terjadi dua tahun lalu. Kala itu, rumah tersebut disewa oleh seorang ibu dan kedua anaknya. Anak pertama yaitu Tyas (Kimberly Ryder) pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Naasnya, sang ibu dan anak keduanya, Sari (Anna Jobling) harus meregang nyawa tak lama setelah Tyas pergi. Kejadian tersebut membuat Tyas terpukul dan memutuskan tak lagi menyewa rumah itu. Ibu Sukma yang merupakan ART di rumah tersebut selamat dari kejadian mengerikan tersebut dan mengaku sangat terpukul atas kematian majikannya.
Karena semakin penasaran, Arini menanyakannya pada Ibu Sri. Untuk jawaban tersebut, Ibu Sri mengajak Arini ke rumahnya dan akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Tyas dua tahun lalu. Setibanya di rumah, Arini merasa ada yang disembunyikan oleh ART nya itu. Firasat Arini terbukti. Ibu Sri mengunci rumah dan tiba-tiba menyerang Arini. Beruntung, Arini berhasil kabur dan bertemu dengan Pram yang sedang menyusul. Mereka berdua langsung pergi meninggalkan rumah Ibu Sri.
Setibanya di rumah, Arini langsung mencari keberadaan Iyan dan meminta pada Pram untuk segera pergi dari rumah. Ditengah kepanikan dan rasa takut yang melanda, sebuah rahasia besar yang selama ini ditutupi oleh Ibu Sri akhirnya ketahuan oleh Arini. Rahasia apa yang akhirnya terkuak?


#Review:
Setelah sukses dengan film LEMBAYUNG (2024), aktor sekaligus konten kreator dan sutradara yaitu Baim Wong kembali hadir dengan project film layar terbarunya berjudul SUKMA (2025). Film ini menjadi film kedua bagi Baim Wong sebagai sutradara, produser sekaligus penulis cerita dan skenario. Aku berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film SUKMA (2025) yang sukses digelar pada Senin, 8 September kemarin di Cinema XXI Gandaria City, Jakarta Selatan. Pada saat sesi press conference, Baim Wong mengungkapkan film SUKMA (2025) mengusung tema tentang keresahan mayoritas perempuan akan kecantikan dan keabadian dalam hidup mereka. Penggunaan cermin dalam film ini juga sebagai simbol refleksi antara ketidaksempurnaan dan keabadian. Selain itu, Baim Wong pun berhasil menggaet Fedi Nuril untuk main film horror yang pertama kalinya. Baim yakin dengan kelebihan dari film yang ia garap ini punya hal sangat menarik sampai bisa memincut Fedi Nuril bersedia main horror.


Untuk segi cerita, kolaborasi Baim Wong dengan Ratih Kumala 'Gadis Kretek' dalam menulis plot film SUKMA (2025) tampil cukup kompleks dan digarap serius. Hal tersebut bisa penonton rasakan bagaimana masing-masing karakter memiliki background story yang penuh dinamika dan tak sekedar jualan horror atau jump scared semata. Kompleks nya karakter Arini dan Pram sebagai mantan pasangan suami berhasil dieksplor dengan baik di film ini. Mereka berdua sebetulnya saling mencintai satu sama lain demi anak, namun karena Hendra mengidap schizophernia, perlahan mulai merusak hubungan mereka. Sikap tempramental, emosi tak terkendali hingga lupa dengan semua hal berhasil digambarkan dengan baik lewat karakter Hendra di sini. Lebih lanjut, narasi cerita dari karakter Arini juga tidak hanya sekedar korban saja, ia berusaha bangkit untuk menata kembali hidupnya meskipun harus menghadapi kejadian apes karena bertemu dengan Pram dan juga Ibu Sri. Jika di film LEMBAYUNG (2024) plot twist nya terasa dipaksakan dan tidak dibangun dengan maksimal, maka hal sebaliknya dilakuan dengan sangat baik di film SUKMA (2025) ini. Baim dan Ratih sukses menutup dengan sangat rapat dan juga rapi kejutan yang disiapkan di babak akhir film. Eksekusinya pun tak sekedar horror semata, tapi ya itu tadi, Baim Wong memberikan sentilan berbobot tentang kecantikan seorang wanita dan juga mitos tentang hidup abadi seorang manusia.


Untuk jajaran pemain, melimpahnya nama-nama besar yang sudah lama eksis di industri perfilman Indonesia di film SUKMA (2025) ini dimanfaatkan sangat baik oleh Baim Wong. Pemeran Arini yaitu Luna Maya mengaku sangat senang saat mendapat tawaran film ini karena ia tidak dituntut untuk menggunakan make-up selama proses syuting. Totalitas Luna Maya saat adu akting dengan tiga nama besar yaitu Christine Hakim, Fedi Nuril dan Oka Antara menurutku sangat memukau. Emosi, gesture dan range akting mereka berempat sukses membuatku takjub. Effort para pemain di film ini memang luar biasa dan profesional. Dikira bakal biasa-biasa saja karena sutradaranya juga teman sendiri, eh ternyata dugaan tersebut sukses dipatahkan oleh seluruh pemain.
Untuk urusan visual, Baim Wong memang semakin kritis dan melakukan upgrade yang menurutku sangat signifikan dibandingkan debut film pertamanya. Di film SUKMA (2025) ini, visual dan sinematografi nya semakin oke, meskipun menurutku ada satu yang bikin ganggu saat penampakan di dalam gua. Efek visualnya masih kentara banget. Andai saja mengandalkan suara-suara mistis, efek seramnya pasti akan jauh berasa, karena sound design dan sound effect nya sudah sangat powerful.
Overall, film SUKMA (2025) sudah jelas bisa masuk jajaran film horror Indonesia terbaik di tahun ini. Plot twist yang benar-benar mindblowing!


[8.5/10Bintang]

Wednesday, 3 September 2025

[Review] The Conjuring Last Rites: Akhir Cerita Dari Perjalanan Ed dan Lorraine Warren!



#Description:
Title: The Conjuring: Last Rites (2025)
Casts: Patrick Wilson, Vera Farmiga, Mia Tomlinson, Ben Hardy, Rebecca Calder, Elliot Cowan, Kila Lord Cassidy, Beau Gadsdon, Molly Cartwright, John Brotherton, Steve Coulter, Shannon Kook
Director: Michael Chavez
Studio: New Line Cinema, Atomic Monster, Warner Bros Pictures


#Synopsis:
Setelah menangani banyak kasus pengusiran iblis, Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farminga) memutuskan untuk pensiun sebagai paranormal investigator. Keduanya menginginkan hidup normal bersama dengan anak kesayangan mereka, Judy Warren (Mia Tomlinson) yang kini sudah beranjak dewasa. Di sisi lain, kondisi kesehatan Ed juga perlahan mulai menurun setelah ia mengalami serangan jantung. Dokter pun meminta Ed untuk menjaga kesehatannya karena jika ia terkena serangan jantung lagi bisa membahayakan nyawanya.


Seiring bertambahnya usia, kemampuan indera keenam Judy justru semakin meningkat. Hal tersebut terkadang membuatnya ketakutan. Namun Lorraine selalu berusaha menenangkan sang anak untuk tidak takut dan mengabaikan semua gangguan itu. Hingga suatu malam saat ketiganya sedang dinner, Judy merasakan adanya kekuatan gaib yang mencoba mengganggunya. Lorraine pun melihatnya dengan jelas hal tersebut dan membuatnya khawatir jika hal tersebut berkaitan dengan masa lalu mereka ketika Judy masih dalam kandungan.
Kala itu, Lorraine yang sedang hamil tua nekat untuk menangani kasus mistis yang terjadi di sebuah toko antik. Anak dari pemilik toko tersebut dibuat ketakutan usai kematian ayahnya di sana. Sejak saat itu, sang anak semakin sering mengalami gangguan gaib. Ed dan Lorraine kemudian datang dan berusaha menghentikannya. Saat menemukan sebuah cermin besar, Lorraine merasakan adanya kekuatan jahat yang sangat dahsyat. Tak lama setelah itu, ia mengalami kontraksi hebat dan langsung segera dilarikan ke rumah sakit. Selama proses persalinan, Lorraine ketakutan karena anak yang ia kandung tersebut diincar oleh iblis yang bersemayam di dalam cermin tadi. Sejak saat itu, Ed dan Lorraine memutuskan tidak menyelesaikan kasusnya tersebut.


Di sisi lain, sebuah keluarga yang tinggal di wilayah pertambangan di Pennsylvania diteror kekuatan gaib setelah mereka membuang cermin besar yang dibeli di pasar loak. Anak pertama dari keluarga Smurl yaitu Heather (Kila Lord Cassidy) tiba-tiba saja muntah darah dengan mengeluarkan banyak serpihan cermin. Selain itu, orang tua mereka, Jack Smurl (Elliot Cowan) dan Janet Smurl (Rebecca Calder) juga mengalami banyak kejadian mistis di rumah. Karena situasi semakin tak terkendali, adik dari Heather yaitu Dawn (Beau Gadsdon) meminta orang tua mereka untuk menghubungi pihak gereja secepatnya.
Saat Ed merayakan ulang tahun di rumahnya, Father Gordon (Steve Coulter) datang dan meminta bantuan pada mereka berdua. Namun sayang, Ed dan Lorraine sudah sepakat untuk tidak lagi berurusan dengan kasus-kasus gaib. Mereka ingin hidup tenang dan berusaha menerima kenyataan perihal Judy yang akan segera dilamar oleh pacarnya, Tony Spera (Ben Hardy).


Father Gordon pun kemudian mencoba menangani kasus tersebut seorang diri. Setibanya di rumah keluarga Smurl, ia merasakan kekuatan iblis yang gentayangan di sana semakin besar. Bahkan, kakek dari Heather dan Dawn dilarikan ke rumah sakit setelah terjatuh dari tangga. Aktivitas paranormal yang dialami keluarga Smurl pun menjadi berita heboh di televisi dan menuai pro kontra. Tak sedikit dari warga yang curiga jika keluarga Smurl berbohong demi mendapat popularitas dan perhatian luas dari banyak orang. Father Gordon kemudian pergi ke gereja dan menemui Pope untuk meminta bantuan menyelamatkan keluarga Smurl.



Waktu terus berlalu, Ed dan Lorraine pun akhirnya turun tangan menangani kasus keluarga Smurl setelah diyakinkan Judy yang ingin terlibat menolong keluarga Smurl. Setibanya di sana, Lorraine melihat adanya tiga sosok gaib yang selama ini menghuni di rumah keluarga Smurl. Namun dirinya merasa jika ketiga sosok gaib itu dikendalikan oleh iblis jahat yang sulit ia ketahui asal-usulnya. Selama berada di rumah keluarga Smurl, satu persatu misteri mulai terkuak setelah Judy masuk ke loteng rumah. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?


#Review:
Setelah penantian cukup panjang, rumah produksi Warner Bros Pictures dan New Line Cinema akhirnya merilis film keempat The Conjuring yang berjudul THE CONJURING: LAST RITES (2025). Berdasarkan timeline The Conjuring Cinematic Universe, film ini menjadi film kesembilan dan digadang-gadang sebagai film penutup dari franchise The Conjuring.


Untuk segi cerita, film THE CONJURING 4 (2025) menyajikan dua cerita utama yang berfokus pada keluarga Warren dan Smurl. Dengan durasi cukup panjang, film THE CONJURING 4 (2025) lebih leluasa untuk mengeksplor masa lalu ketika Ed dan Lorraine muda yang sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka. Jika di tiga film sebelumnya karakter Judy Warren yang diperankan Sterling Jerins cenderung pasif dan tidak memiliki peran besar, kali ini sebaliknya. Dengan pemain baru yang diperankan Mia Tomlinson (sekilas mirip Momo Geisha versi bule wkwk), anak perempuan Ed dan Lorraine ini punya pengaruh besar dalam cerita di THE CONJURING 4 (2025). Keputusan flashback yang cukup detail inilah yang menurutku seperti soft reboot jauh lebih baik dari karakter Judy di tiga film sebelumnya. Sementara itu, treatment cerita untuk keluarga Smurl masih menggunakan formula yang sama yaitu, satu keluarga mengalami gangguan gaib, laporan ke Ed dan Lorraine Warren, proses investigasi dan kemudian sosok gaib yang gentayangan di rumah tersebut rupanya dikontrol oleh iblis yang punya kepentingan dengan Ed dan Lorraine Warren. Formula tersebut sama persis dengan film THE CONJURING 2 (2016) yang dirilis 9 tahun lalu.


Collectible Ticket The Conjuring: Last Rites
Limited Edition from Cinema XXI

Harus diakui, paruh pertengahan film THE CONJURING 4 (2025) menurutku terlalu panjang namun detail. Cerita dan skenario yang ditulis keroyokan oleh Ian Goldberg, Richard Naing, David Leslie Johnson-McGoldrick dan James Wan disini terasa sangat bercerita ketimbang menonjolkan atmosfer horror atau obral jump scared. Cara menggabungkan kedua cerita antara keluarga Warren dengan keluarga Smurl disini cukup smooth dan believable. Meskipun pada akhirnya, sosok iblis yang mengincar Judy dan Lorraine menurutku masih jadi misteri karena ternyata baru lagi dan bukan Valak atau Annabelle. Yang tak kalah menarik, film ini seolah memberikan sentilan terhadap dokumenter THE DEVIL ON TRIAL, yang menampilkan statement kontra terhadap duo Warren saat menangani kasus keluarga Glatzel dan sudah difilmkan juga di THE DEVIL MADE ME DO IT (2021). Lebih lanjut, beberapa adegan jump scared yang dihadirkan Michael Chavez tampil beneran bikin takut sekaligus kaget meskipun eksekusinya predictable gara-gara sudah pernah kita temukan di film-film The Conjuring Cinematic Universe terdahulu. Saat memasuki babak akhir, intensitas horror dan thriller yang ditampilkan langsung ngegas bikin takjub! THE CONJURING 4 (2025) tak lagi mengandalkan adegan eksorsisme seperti tiga film terdahulu. Kekacauan yang ditimbulkan tampil mengerikan sekaligus bikin greget penonton. Terdapat satu adegan jump scared yang melibatkan salah satu karakter ikonik di franchise ini, eksekusinya cakep banget! Mengingatkan penonton akan M3GAN dan Pennywise! Hahaha. Ditambah lagi adegan-adegan horror yang epic di film ini selalu hadir dengan aspect ratio fullest di teater IMAX. Gokil sih!
Untuk jajaran pemain, karakter Ed dan Lorraine Warren memang diciptakan untuk Patrick Wilson dan Vera Farmiga. Sudah menemani selama 13 tahun terakhir, chemistery keduanya selalu luar biasa. Moment mereka ketika bahagia, takut, marah, kecewa sampai pasrah tersampaikan dengan maksimal ke penonton. Sumpah ya, aku masih terpukau dengan salah satu adegan di film THE CONJURING 4 (2025) ketika Lorraine mengalami ketakutan luar biasa dan berusaha melindungi Judy. Ekspresi, gesture dan range aktingnya sungguh memukau! Penampilan Mia Tomlinson juga memberikan warna baru terhadap Judy Warrens. Manis dan lugunya dapet, saat ia ketakutan juga tidak lebay. Jika kamu penonton setia dan sangat mengikuti The Conjuring Cinematic Universe, maka siap-siap dengan kejutan di akhir film ini. Sederet cameo dari film-film sebelumnya beserta sutradara James Wan hadir dan menjadi bagian cerita di THE CONJURING 4 (2025). Overall, film THE CONJURING: LAST RITES (2025) menurutku berhasil menutup dengan bahagia franchise horror supranatural yang sudah berjalan selama 13 tahun ini. I want more, but this is the end.


[8.5/10Bintang]

Monday, 1 September 2025

[Review] Oh, Hi!: Cerita Lucu Si Playboy Tapi Softboy Yang Berhadapan Dengan Komitmen!



#Description:
Title: Oh, Hi! (2025)
Casts: Logan Lerman, Molly Gordon, Geraldine Viswanathan, John Reynolds, David Cross, Polly Draper, Desmin Borges, Diana Irvine, Sabina Friedman Seitz, Jessie Nelson
Director: Sophie Brooks
Studio: Cliffbrook Films, Watermark Media, Qwgmire, Sony Pictures Classics


#Synopsis:
Sepasang kekasih yaitu Iris (Molly Gordon) dan Isaac (Logan Lerman) memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan dengan cara berliburan. Mereka dengan menyewa rumah di pinggir danau yang berada di wilayah High Falls, Minnesota. Sepanjang perjalanan keduanya sangat menikmati kebersamaan sambil melihat pemandangan cantik dan bercanda satu sama lain. Mereka juga menyempatkan untuk membeli buah dan selai strawberry yang dijual di pinggir jalan.


Setibanya di rumah, mereka takjub karena rumahnya sangat cantik dengan halaman luas serta pemandangan danau. Iris dan Isaac langsung membereskan bekal yang dibawa ke dapur. Saat Iris masuk ke kamar, ia tak sengaja menemukan aksesoris BDSM yang tersimpan di lemari. Isaac pun langsung menggoda Iris untuk menggunakannya saat nanti malam hari. Mereka pun tertawa dan turun menuju halaman rumah menikmati sunset.


Malam harinya, Isaac mempersiapkan hidangan spesial untuk candle light dinner bersama Iris. Mereka menghabiskan waktu malam sangat romantis di halaman rumah. Iris semakin jatuh cinta dengan Isaac karena perilakunya begitu manis. Selain makan malam, keduanya pun berdansa dengan diiringi lagu-lagu romantis. Waktu pun semakin larut, keduanya masuk ke kamar dan melakukan hubungan seksual. Gairah yang semakin membara, Iris menawarkan Isaac untuk menggunakan aksesoris BDSM tadi. Namun Iris tidak ingin diborgol. Ia ingin Isaac yang diborgol dan dirinya bisa beraksi lebih leluasa di atas tubuh Isaac. Keduanya pun sangat menikmati hubungan seksual dengan tambahan aksesoris borgol tersebut. Setelah klimaks, Iris makin jatuh cinta pada Isaac dan ingin menjalani hubungan yang lebih serius. Namun sayang, respon Isaac tak sesuai yang diharapkan Iris. Isaac rupanya tidak ingin menjalani hubungan yang lebih serius dengan siapapun, termasuk dengan Iris. Ia beralasan memberi perlakuan sangat baik pada Iris hanya sekedar mencari kenyamanan semata dan tidak ada niatan untuk ke arah yang lebih serius. Penjelasan tersebut membuat Iris tekejut sekaligus marah. Ia tak menyangka jika pria idamannya yang sudah dekat selama empat bulan terakhir tersebut tidak mau berkomitmen dengannya. Karena masih belum menerima hal tersebut Iris kemudian berniat pergi meninggalkan Isaac yang masih dalam keadaan terborgol. Saat di dalam mobil, Iris menelepon ibunya untuk curhat. Sang ibu kemudian menenangkan Iris agar tidak tidak mengambil keputusan saat situasinya sedang penuh emosi. Ia yakin jika anaknya itu bisa mendapatkan Isaac dengan cara yang tepat sesuai kata hatinya. Iris pun membatalkan rencananya untuk meninggalkan Isaac. Ia kembali masuk ke dalam rumah sambil mencari banyak informasi dan berkonsultasi dengan pakar asmara di internet agar hubungannya dengan Isaac bisa membaik lagi.


Keesokan harinya, Iris masuk ke kamar dan berjanji akan melepaskan borgol di tangan Isaac jika kekasihnya bersedia menghabiskan waktu selama 12 jam untuk mengenal lebih dekat satu sama lain. Ide tersebut ia dapatkan setelah semalaman membaca banyak referensi di internet. Sambil bercanda, Iris mengancam akan menusuk tubuh Isaac dengan pisau dapur jika tak bersedia mengikuti keinginannya. Isaac pun mengiyakan permintaan Iris dengan harapan bisa segera terlepas dari borgol dan kemudian kabur dari rumah secepatnya. Selama 12 jam tersebut, Isaac berusaha mendengar cerita perjalanan hidup Iris dengan seksama, meskipun menurut Isaac sangatlah tidak penting. Setelah 12 jam berlalu, hubungan keduanya tidak ada perubahan. Isaac semakin ngotot pada Iris untuk segera melepaskan borgol dari tangan dan kakinya. Selain itu, Isaac pun mengancam akan melaporkan Iris ke polisi dengan tuduhan penyekapan dan penculikan. Mendengar hal tersebut membuat Iris panik. Ia kemudian meminta tolong pada sahabatnya, Max (Geraldine Viswanathan) untuk datang menyusul. Tiba di rumah, Max terkejut saat mendengar pengakuan dari Iris tentang penyekapan Isaac tersebut. Saat Max melihat kondisi Isaac yang masih terborgol di ranjang membuatnya makin terkejut. Secara tidak langsung, Max yang turut mengajak pacarnya, Kenny (John Reynolds) bisa saja menjadi saksi dan terlibat dalam aksi penyekapan yang dilakukan Iris terhadap Isaac. Selain itu, Isaac juga sudah melihat dan mengetahui keberadaan Max dan Kenny disana.


Mereka bertiga kemudian mencari berbagai cara agar Isaac tidak kabur, tidak melaporkan kejadian penyekapan dan tidak menjebloskan mereka ke penjara. Max yang merupakan keturunan India punya ide untuk membuat ramuan sihir yang konon dapat menghilangkan ingatan seseorang dalam jangka pendek. Akankah semua rencana Iris, Max dan Kenny berhasil?


#Review:
Memasuki semester ketiga tahun 2025, berbagai rumah produksi film Hollywood mulai merilis film-film yang potensial untuk masuk berbagai ajang festival film maupun ajang penghargaan bergengsi skala internasional. Sony Pictures Classics yang merupakan divisi khusus film-film arthouse dan independen dari Sony Pictures merilis film berjudul OH, HI! (2025) karya sutradara perempuan Sophie Brooks. Film ini debut tayang perdana di Sundance Film Festival yang sukses digelar di Park City, Utah Amerika Serikat pada awal Januari lalu.


Untuk segi cerita, film OH, HI! (2025) menyajikan cerita pasangan kekasih yang ternyata memiliki pandangan sangat berbeda terhadap komitmen dan relationship. Sophie Brooks dan Molly Gordon yang turut menulis cerita film ini berhasil membagi rata antara dua sudut pandang dari sisi wanita dan pria tentang sebuah relationship, tanpa terlihat bias. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan dan juga kelebihan masing-masing. Development story dari karakter Iris pun berhasil menggambarkan wanita beranjak dewasa pada umumnya yang ingin punya komitmen serius setelah berkali-kali gagal dalam menjalin hubungan asmara. Saat bertemu dengan Isaac yang treatment dan act of service nya bikin meleleh, siapapun pasti akan dibuat baper olehnya. Definisi Softboy yang hanya menginginkan hubungan lebih dari sekedar teman namun tidak ingin berkomitmen serius pun berhasil dijalankan dengan baik oleh karakter Isaac. Lebih lanjut, Sophie Brooks pun berhasil menciptakan dinamika perasaan antara mereka berdua ketika berusaha mencari jalan keluar. Di satu sisi, keduanya jadi saling membenci satu sama lain karena hal sepele, namun di sisi lainnya, rasa cinta dan sayang sudah terlanjur tumbuh diantara mereka berdua. Hal tersebut dibuktikan di klimaks cerita yang eksekusinya terkesan tragis tapi ternyata manis juga! Hahaha. Untuk urusan komedi, duet Brooks dan Molly dalam menciptakan jokes-jokes khas wanita berhasil membuatku tertawa. Tektokan dialog antara karakter Iris dengan bestie nya, Max selalu on point merepresentasikan kegelisahan mereka dalam menghadapi pria tampan yang sangat disukai mereka. Wkwkw.
Untuk jajaran pemain, duet maut Logan Lerman dan Molly Gordon disini sukses membuatku terpukau. Keduanya berhasil menciptakan chemistry yang manis, intimate dan juga lucu. Pesona keduanya sukses membuatku terhipnotis. Overall, film OH, HI! (2025) berhasil menjadi sajian drama romcom yang ringan, lucu namun tetap punya rasa cinta yang memuaskan didalamnya. Film ini seolah representasi bagi siapapun yang sangat mengidolakan Logan Lerman, pasti akan melakukan hal yang sama seperti karakter Iris. Hahaha.


[8.5/10Bintang]

Sunday, 31 August 2025

[Review] Perempuan Pembawa Sial: Mengungkap Misteri Kutukan Bahu Laweyan Yang Menimpa Seorang Perempuan!



#Description:
Title: Perempuan Pembawa Sial (2025)
Casts: Raihaanun, Morgan Oey, Clara Bernadeth, Rukman Rosadi, Didik Ninik Thowok, Banyu Bening, Muhammad Abe, Aurra Kharisma, Ibnu Widodo, Kukuh Prasetya, Benidictus Siregar, Ibnu Shohib
Director: Fajar Nugros
Studio: IDN Pictures


#Synopsis:
Seorang perempuan paruh baya bernama Mirah (Raihaanun) dicap sebagai pembawa sial oleh warga setelah tiga kali menikah, ketiga suaminya itu meninggal dengan cara yang tragis. Mirah pun terpaksa tetap melanjutkan hidup meski hanya sendirian. Mirah menganggap dirinya terkena kutukan Bahu Laweyan, mitos dari Jawa kuno tentang seorang perempuan yang memiliki tanda lahir tak biasa di bagian tubuhnya dihuni oleh kekuatan mistis dan akan membawa ajal terhadap setiap pria yang menikahinya. Hal tersebut diyakini oleh Mirah ketika ia berbincang dengan perias pengantinnya, Mbah Warso (Didik Ninik Thowok) yang sudah tiga kali meriasnya.
Seiring berjalannya waktu, Mirah terus berusaha mencari cara agar bisa terlepas dari kutukan maut tersebut. Dalam pencariannya itu, Mirah bertemu dengan seorang penjual masakan padang bernama Bana (Morgan Oey) yang tidak memperdulikan tentang stigma Mirah yang dianggap sebagai wanita pembawa sial. Di satu sisi, kehadiran Bana yang menerima apadanya membuat Mirah bahagia, namun di sisi lain Mirah juga khawatir jika Bana akan bernasib sama seperti ketiga mantan suaminya yang tewas secara misterius. Bana kemudian berusaha meyakinkan Mirah agar tak lagi mempercayai kutukan tidak masuk akal itu. Ia berjanji akan menemani Mirah untuk mematahkan ketakutannya itu. Proses pencarian yang dilakukan mereka berdua menemukan titik terang setelah Mirah bertemu lagi dengan saudara tirinya, Puti (Clara Bernadeth). Apa yang sebenarnya terjadi? Akankah Mirah terlepas dari kutukan Bahu Laweyan itu?

#Review:
Rumah produksi IDN Pictures dan Fajar Nugros kembali hadir dengan project film horror terbarunya berjudul PEREMPUAN PEMBAWA SIAL (2025). Sebelum tayang di bioskop pada 18 September mendatang, film ini tayang perdana terlebih dahulu di JAFF Jogja ke-19 pada Desember tahun 2024 lalu dan berhasil memenangkan Best Editing di kategori Indonesia Screen Awards. Aku berkesempatan menonton lebih dulu film yang memiliki judul internasional THE QUEEN OF WITCHCRAFT (2025) pada JAFF Jogja kemarin.


Sutradara Fajar Nugros kembali berkolaborasi dengan Husein M. Atmodjo sebagai penulis cerita. Jika sebelumnya di film SLEEP CALL (2023) mengangkat kisah legendaris Ramayana dan Shinta yang kemudian dipoles menjadi sajian drama dan thriller, di film terbarunya ini mereka menghadirkan modifikasi cerita Bawang Merah Bawang Putih dan Malin Kundang dengan sentuhan mistis mitos Bahu Laweyan. Paruh awal film, plot menampilkan karakter seorang perempuan bernama Mirah yang dicap sebagai pembawa sial lantaran setiap ada lelaki yang menikahinya selalu berujung dengan kematian. Paruh awal film, Fajar Nugros menurutku cukup berhasil menciptakan beberapa adegan horror yang kreatif dan bikin penonton kaget. Misteri tentang mitos Bahu Laweyan yang konon ada dalam diri Mirah pun cukup berhasil dibangun dengan baik di babak awal film. Karakter Lasmi dan Mbah Warso pun dibuat penuh misteri sehingga menimbulkan rasa penasaran dari penonton.
Namun sayang, saat memasuki paruh kedua film, plot cerita terasa terjun bebas. Treatment horror lewat kematian-kematian suami baru dari Mirah terasa repetitif. Jump scared yang awalnya menjanjikan malah jadi kebanyakan muncul dari pertengahan sampai akhir film. Selain itu, pendalaman psikologis dari Mirah nya juga tidak dieksplor lebih mendalam, sehingga perasaan traumatik yang seharusnya muncul dalam diri Mirah malah tidak ada. Nugros dan Atmodjo memilih untuk melakukan kritik sosial terhadap sikap patriarki pria kepada wanita. Hal tersebut menurutku tidak terlalu menjadi masalah, namun yang jadi ganggu dan cukup mengganjal adalah saat kisah legendaris Bawang Merah Bawang Putih dimunculkan setelah 70% film berjalan. Seketika semua misteri tentang Bahu Laweyan jadi runtuh gara-gara kemunculan dan motivasi karakter Puti yang diperankan Clara Bernadeth. Penonton pun jadi tidak peduli dengan konflik yang terjadi antara Mirah dengan Puti karena kemunculannya yang terlalu mendadak tanpa ada pendalaman cerita mengenai konflik masa lalu keduanya. 


Siapa sangka, kehadiran karakter Mbah Warso yang diperankan seniman legendaris Didik Ninik Thowok ternyata gimmick semata. Di materi promosi dari JAFF Jogja kemarin sampai perilisan trailer dan poster versi teatrikal kan terlihat jualan Didik Ninik Thowok banget, tapi di filmnya sendiri, screentime beliau sangatlah sedikit. Dan yang membuatku lebih terkejut, karakter Mbah Warso yang sangat potensial untuk dijadikan main villain malah berakhir seperti itu di akhir film dan jadinya anti klimaks banget. Padahal ketika adegan menari dengan topeng ikoniknya itu, aura mistis dan mencekamnya sudah sangat bagus. Sangat disayangkan. Subplot tentang kisah klasik Malin Kundang lewat karakter Bana yang diperankan Morgan Oey pun terasa nanggung dan tidak memiliki urgensi yang berpengaruh besar terhadap cerita utama di film ini. Unsur budaya Minang dalam diri Morgan juga menurutku tidak terlalu konsisten. Sesekali Padang banget, tapi terkadang Jakarta banget juga ada. Haha.
Untuk jajaran pemain, penampilan Raihaanun memang tak perlu diragukan lagi semenjak ia makin rajin membintangi film horror. Ekspresi dan gesture ketakutannya memukau. Meskipun saat adegan final bareng Clara Bernadeth, aksi fighting yang dilakukan mereka berdua seharusnya bisa lebih memukau lagi karena masih terlihat banget kagoknya. Hahaha.
Overall, film PEREMPUAN PEMBAWA SIAL (2025) punya kejutan menarik karena mengangkat tiga cerita legendaris meskipun eksekusinya tidak berjalan dengan mulus.


[7/10Bintang]