Tuesday 23 April 2024

[Review] Badarawuhi Di Desa Penari: Kutukan Mistis Dari Penguasa Alam Gaib Di Desa Penari



#Description:
Title: Badarawuhi Di Desa Penari (2024)
Casts: Aulia Sarah, Maudy Effrosina, Jourdy Pranata, Ardit Erwandha, Moh. Iqbal Sulaiman, Claresta Taufan, Aming Sugandhi, Dinda Kanyadewi, Pipien Putri, Zainal Abidin Zetta, Maryam Supraba, Pipien Putri, Baiq Vania, Baiq Nathania, Princeza Leticia
Director: Kimo Stamboel
Studio: MD Pictures, Lionsgate


#Synopsis:
Mila (Maudy Effrosina) semakin khawatir dengan kondisi sang Ibu yaitu Inggri (Maryam Supraba) yang mengalami sakit aneh. Sudah berkali-kali mendapat perawatan dari rumah sakit dan dokter namun hasilnya tak ada perubahan. Keluarga pun mencoba pengobatan alternatif dengan bantuan orang pintar dan memberi petunjuk tentang kesembuhan untuk Ibu Inggri dengan cara mengembalikan benda berupa gelang mistis ke sebuah desa paling timur di Pulau Jawa yang telah diambil oleh Ibu Inggri di masa lalu. Orang pintar tersebut kemudian memberikan petunjuk keberadaan desa dan meyakini jika gelang mistis itu dikembalikan ke tempatnya, Ibu Inggri akan sembuh dari penyakit anehnya.


Demi kesembuhan sang ibu, Mila pun berangkat dari Surabaya ke Banyuwangi ditemani sepupunya, Yuda (Jourdy Pranata) dan Arya (Ardit Erwandha). Setelah menempuh perjalanan darat yang cukup panjang, mereka bertiga tiba di terminal Banyuwangi dan segera menemui teman dari Arya yaitu Jito (Moh. Iqbal Sulaiman) yang mengetahui desa dan daerah disana. Dengan petunjuk berupa gambar gapura, tempat pemandian serta sosok penari yang dilukis oleh orang pintar di rumah Mila, Jito yakin jika desa yang dicari Mila adalah Desa Penari yang ada di tengah hutan. Mereka berempat langsung melanjutkan perjalanan dari terminal ke Desa Penari dengan menumpang mobil pengangkut sayur dan buah-buahan milik warga.
Perjalanan mereka bertiga ke Desa Penari harus dilanjutkan dengan berjalan melewati jembatan penghubung dan menelusuri hutan. Setibanya disana, Yuda berusaha untuk mencari informasi dari warga setempat namun hasilnya nihil karena pimpinan desa yaitu Mbah Putri (Pipien Putri) sudah wafat dan mereka harus menunggu rekan dari Mbah Putri yaitu Mbah Buyut (Zainal Abidin Zetta) yang sedang berada di luar desa. Sambil menunggu kepulangan Mbah Buyut, Yuda meminta izin untuk menginap dan menitipkan Mila pada salah satu rumah milik warga yaitu Ratih (Claresta Taufan).


Saat malam hari, Mila susah untuk tidur. Ia kemudian terbangun untuk mengambil air minum di dapur. Ketika berjalan di dalam rumah, Mila tak sengaja melihat pintu kamar ibunya Mila yaitu Jiyanti (Dinda Kanyadewi) terbuka. Mila terkejut melihat kondisi ibunya Mila yang penyakitnya sama persis dengan apa yang dialami oleh ibunya di rumah. Tak hanya itu saja, Mila juga melihat sesosok perempuan misterius dengan riasan lengkap seperti penari yang memperingatkan dirinya untuk segera mengembalikan gelang mistis pada dirinya.
Waktu terus berlalu, serangkaian kejadian aneh dan mistis perlahan menghampiri Mila. Salah satunya ketika Mila dan Ratih sedang mandi di tempat pemandian umum di hutan. Mila melihat ratusan ular di kolam pemandian dan kembali melihat sosok perempuan misterius yang sama ketika di kamar ibunya Ratih. Malam harinya, Ratih mengajak Mila untuk segera mengembalikan gelang mistis yang ia miliki dengan mengunjungi Tapak Tilas, batas Desa Penari dengan wilayah gaib di tengah hutan. Setibanya di Tapak Tilas, Mila dan Ratih bertemu dengan Badarawuhi (Aulia Sarah) bersama para Dawuh yang sedang menghibur penghuni desa gaib. Badarawuhi senang akhirnya Mila dan Ratih datang menemui dirinya dengan membawa gelang mistis bernama Kawaturih. Badarawuhi menggoda mereka berdua untuk tetap tinggal di Tapak Tilas dan berjanji akan memberi kesembuhan untuk Ibu dari Mila maupun Ratih. Namun mereka memutuskan pergi dari Tapak Tilas setelah mengembalikan gelang Kawaturih tersebut.



Keadaan desa jadi kacau balau setelah Ibu Jayanti kerasukan dan melukai dirinya sendiri. Ratih panik dan histeris melihat kondisi ibunya yang semakin parah. Selain itu, ladang jagung tiba-tiba gagal panen dan semua hewan ternak milik warga mendadak mati. Warga yakin jika hal tersebut akibat amarah dari Badarawuhi yang akhirnya mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Mbah Buyut, keluarga Mbah Putri, Ratih dan juga Mila. Warga desa dan Mbah Buyut terpaksa melakukan kembali ritual persembahan Dawuh yang baru untuk Badarawuhi dengan melibatkan para gadis desa termasuk Ratih dan juga Mila. Tujuan dari ritual tersebut demi keselamatan warga Desa Penari agar tidak lagi diganggu oleh Badarawuhi beserta pengikutnya. Meskipun mendapat larangan dari Yuda, Mila tetap mengikuti ritual tersebut dengan alasan demi ibunya sembuh.


Para gadis desa termasuk Mila dan Ratih melakukan serangkaian ritual untuk masuk ke Tapak Tilas dan bertemu dengan Badarawuhi. Meskipun Mila tidak bisa menari, tiba-tiba saja ia dan yang lainnya menari dengan luwes diiringi musik gamelan. Mereka menari dengan kondisi tak sadarkan diri karena jiwa para gadis ini sedang berada di alam Angkara Murka dan berhadapan langsung dengan Badarawuhi. Satu persatu gadis jatuh tak sadarkan diri dan tinggal tersisa Mila dan juga Ratih yang masih menari. Mbah Buyut dan sesepuh desa terkejut karena baru pertama kali ritual persembahan Dawuh menyisakan dua orang.


Sementara itu, arwah Mila berusaha melarikan diri dari alam Angkara Murka dan menolak semua penawaran yang diberikan oleh Badarawuhi, meskipun penawaran tersebut menjanjikan Mila bisa bertemu dan hidup bahagia bersama ibunya. Bersama para Dawuh nya, Badarawuhi terus berusaha menahan arwah Mila di Angkara Murka agar menjadi Dawuh seutuhnya disana. Akankah Mila berhasil menyelamatkan dirinya dari incaran Badarawuhi?


#Review:
Kemunculan kelanjutan cerita dari film Box Office Hit yaitu KKN DI DESA PENARI (2022) memang sudah diprediksi dari jauh hari, mengingat film tersebut sukses menyabet gelar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa dengan raihan 10 juta lebih penonton selama penayangan di bioskop. MD Pictures menghadirkan prekuel KKN DI DESA PENARI (2022) lewat film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) dengan treatment yang lebih spesial untuk memeriahkan libur Lebaran Idul Fitri tahun ini.


Untuk segi cerita, prekuelnya ini masih dipegang oleh Lele Laila sebagai penulis naskah dengan cerita berdasarkan dari akun SimpleMan. Harus diakui, plot yang mereka tulis kali ini tidak berbeda jauh dengan film KKN DI DESA PENARI (2022). Narasi yang dibangun juga masih serupa tapi tak sama dengan film sebelumnya. Meskipun demikian, cerita BADARAWUHI (2024) disini lebih tertata dengan rapi dan setiap adegannya saling berkaitan satu sama lain. Semua misteri yang ada di Desa Penari kali ini juga terjawab dengan tuntas dan lebih clear tanpa harus menggantung yang menimbulkan banyak tanya penonton. Perubahan sutradara dari Awi Suryadi ke Kimo Stamboel memberikan dampak yang cukup signifikan. Hal tersebut bisa penonton rasakan dari segi teknis yang lebih mumpuni, artistik lebih niat serta pengadeganan setiap scene nya lebih eksploratif.


Nonton #Badarawuhi di hari terakhir penayangan di teater IMAX.
Showtime terakhir dan sendirian pula yang nonton. Mantap!
Terasa seperti booking 1 studio IMAX Cinema XXI Mall Kelapa Gading.

Untuk jajaran pemain, penampilan Aulia Sarah sebagai Badarawuhi mengalami peningkatan dibandingkan debutnya di film KKN DI DESA PENARI (2022). Aura mistis, manipulatif dan intimidatif nya terpancar kuat tanpa harus tampil berwajah seram. Penampilan Maudy Effrosina dan Claresta Taufan juga tidaklah buruk. Keduanya berhasil menghidupkan karakter Mila dan Ratih, khususnya saat mereka beradegan menari non stop, gerakannya sangat luwes dan penuh aura mistis. Cukup disayangkan, penampilan supporting characters yang diperankan Jourdy Pranata, Ardit Erwandha dan Moh. Iqbal Sulaiman hanya sebatas pelengkap saja tanpa mendapatkan eksplorasi lebih jauh. Penampilan yang tak kalah mencuri perhatian datang dari Zainal Abidin Zetta dan Dinda Kanyadewi. Tim efek visual dan wardrobe berhasil "mempermuda" sosok Mbah Buyut yang looknya tidak terlalu jauh dari versi di film KKN DI DESA PENARI (2022). Kimo Stamboel sukses "menyiksa" "Mischa" Dinda Kanyadewi dengan luka-luka disekujur tubuhnya yang membuatku misuh-misuh disepanjang film.


Untuk segi visual, film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) sudah jelas memberikan pengalaman menonton di IMAX yang sangat memuaskan. Hampir 80% menggunakan aspect ratio fullest IMAX sehingga adegan-adegan apik di film ini lebih besar, jelas dan tidak sekedar gimmick saja. Big applause untuk bagian produksi artistik dan teknis film yang sudah memberikan peningkatan besar dibandingkan film pertamanya. MD Pictures kali ini lebih jor-joran dalam menciptakan Desa Penari. Aku sangat terpukau dengan final act film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) koreografi dan pengambilan angle kameranya yang sangat apik. Sekilas rada mirip dengan adegan iconic dari film SUSPIRIA (2018) nya Dakota Johnson namun ini versi lokal dan lebih Indonesia.
Overall, film BADARAWUHI DI DESA PENARI (2024) mengalami eskalasi cukup signifikan dari film pertamanya, meskipun lagi dan lagi filmnya tidak mengambil langkah untuk menceritakan asal-usul dari Badarawuhi itu sendiri. Aku sih yakin MD Pictures dan SimpleMan punya rencana panjang dan suatu saat akan hadir film origin dari Badarawuhi di masa yang akan datang.


[7.5/10Bintang]

Wednesday 17 April 2024

[Review] Late Night With The Devil: Ketika Acara Talkshow Menampilkan Kerasukan Secara Live!



#Description:
Title: Late Night With The Devil (2024)
Casts: David Dastmalchian, Laura Gordon, Ian Bliss, Fayssal Bazzi, Ingrid Torelli, Rhys Auteri, Georgina Haig, Josh Quong Tart, Steve Mouzakis, Paula Arundell, Christopher Kirby, John O'May
Director: Colin & Cameron Cairnes
Studio: Image Nation Abu Dhabi, Vicsreen, Umbrella Entertainment, IFC Films, Shudder


#Synopsis:
Krisis ekonomi yang menimbulkan kekacauan di Amerika Serikat turut berimbas pada acara televisi. Tak sedikit program televisi lebih fokus menampilkan berita-berita terkini seputar kekacuan yang terjadi di Amerika Serikat untuk para penonton televisi. Ditengah situasi yang semakin memanas, salah satu stasiun televisi yaitu UBC TV menghadirkan program talkshow terbaru berjudul Night Owls With Jack Delroy. Program talkshow tersebut menampilkan bincang-bincang santai bersama para bintang tamu dengan dipandu oleh presenter Jack Delroy (David Dastmalchian) beserta iringan home band yang dikomandoi oleh Gus McConnell (Rhys Auteri).
Tak disangka, program talkshow Night Owls With Jack Delroy perlahan mulai banyak peminatnya. Rating televisi pun terus meroket dan puncaknya, popularitas program talkshow tersebut berhasil mengalahkan program sejenis yaitu Tonight Show Starring Johnny Carsons. Kesuksesan program Night Owls membuat nama Jack Delroy semakin populer dan pendapatannya pun meningkat drastis. Tak hanya itu saja, Jack Delroy pun menikah dengan seorang aktris cantik bernama Madeleine Piper (Georgina Haig). Keduanya pun diidolakan banyak orang dan sering disebut sebagai pasangan selebriti paling romantis di Amerika Serikat.
Setelah berjalan enam musim, rating program talkshow Night Owls mulai menurun. Produser dan tim kreatif berusaha untuk mengembalikan kejayaan program mereka dengan melakukan banyak cara, termasuk melakukan settingan drama dan konflik secara live di televisi. Sudah banyak cara dilakukan oleh tim produksi talkshow Night Owls namun rating mereka masih jauh dari apa yang diharapkan. Jack Delroy kemudian menghadirkan bintang tamu yang tak lain adalah istrinya sendiri, Madeleine yang sedang mengidap kanker paru-paru stadium akhir. Episode tersebut sukses mencetak rating tinggi, meskipun tak beberapa lama kemudian, Madeleine akhirnya meninggal dunia.
Kepergian Madeleine membuat Jack Delroy dirundung duka yang sangat mendalam. Ia memutuskan rehat selama satu tahun dari panggung hiburan. Berbagai spekulasi dan gosip bermunculan di media massa. Tak sedikit yang menduga jika Jack Delroy kini sudah bangkrut, tak laku lagi sebagai presenter dan mengasingkan diri dengan cara bergabung dalam sebuah komunitas khusus para pengusaha dan orang kaya bernama "The Grove" yang sering berliburan camping di tengah hutan.
Satu tahun berlalu, UBC TV memberikan kabar jika program talkshow Night Owls akan kembali hadir bersama dengan Jack Delroy. Come back program talkshow Night Owls yang bertepatan dengan moment Halloween. Episode edisi Halloween yang disiarkan secara live kali ini mengangkat tema tentang kultus dan paranormal dengan menghadirkan empat bintang tamu, yaitu Christou (Fayssal Bazzi), seorang paranormal yang mengaku memiliki indera keenam dan bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib. Kemudian Carmichael Haig (Ian Bliss), seorang pesulap yang sangat skeptis dengan hal-hal mistis. Dan yang terakhir yaitu Parapsikolog sekaligus penulis buku Dr. June Ross-Mitchell (Laura Gordon).
Segmen pertama program talkshow Night Owls berbincang-bincang dengan Christou yang konon bisa berbicara dan berinteraksi dengan makhluk gaib. Ia kemudian menunjukkan kemampuannya dengan melakukan pengetesan secara acak dengan melibatkan penonton. Aksi Christou tersebut kemudian dianggap palsu oleh Haig dengan alasan tebakan Christou hanya mengarang saja. Tak terima diremehkan oleh orang lain, Christou dendam kemudian kerasukan sosok misterius yang bernama Minnie. Kejadian tersebut diluar kendali dari program Night Owls, hingga akhirnya Christou muntah mengeluarkan cairan berwarna hitam sangat banyak sampai tak sadarkan diri. Ditengah jeda iklan, situasi studio semakin mencekam. Christou terus muntah dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Masuk ke segmen dua, Jack membuka acara dengan permintaan maaf atas apa yang terjadi di segmen pertama kepada penonton di studio dan juga di rumah. Bintang tamu selanjutnya yaitu Dr. June yang akan menceritakan tentang bukunya yang berjudul 'Conversations with the Devil'. Dr. June tidak sendirian, ia turut mengajak seorang remaja perempuan bernama Lily (Ingrid Torelli) yang merupakan sumber tulisan di bukunya.
Dr. June kemudian menceritakan tentang pertemuan pertamanya dengan Lily. Kala itu, Lily adalah satu-satunya korban yang selamat dari insiden kebakaran sebuah rumah yang diduga sebagai tempat praktek ritual dari sekte sesat yang mengabdi pada iblis bernama Abraxas. Kebakaran tersebut sengaja dilakukan oleh para anggota sekte karena mereka sudah dikepung oleh FBI untuk ditangkap dengan tuduhan telah membunuh belasan remaja berkedok ritual tumbal kepada Abraxas. Dr. June awalnya curiga pasti ada alasan tersembunyi dibalik hanya Lily saja yang diselamatkan. Namun setelah ia merawat dan mengadopsi Lily, semua dugaan tersebut tidak terbukti. Lily hanya sesekali sering berhalusinasi dengan teman imajinasinya yang diberi nama Mr. Wriggles. Dr. June pun selalu berusaha agar Lily bisa mengendalikan dirinya dan tidak mudah dikuasai oleh teman imajinasinya itu.
Demi mendapatkan atensi besar dan rating tinggi dari penonton, Jack Delroy kemudian meminta Lily untuk kerasukan dan berbicara lagi dengan teman imajinasinya itu secara live di televisi untuk membuktikan jika apa yang mereka lakukan itu asli. Mendengar permintaan tersebut membuat Dr. June marah, karena beresiko tinggi bagi Lily dan orang-orang disekitarnya. Namun karena desakan dari penonton di studio dan juga Jack, Dr. June pun bersedia mendampingi Lily asalkan sesuai dengan batas yang telah ia tentukan. Saat jeda iklan, Jack terkejut saat mendengar kabar dari produsernya jika Christou meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Jack kemudian meminta untuk merahasiakan kabar tersebut dari siapapun sampai acara selesai agar tidak menimbulkan kepanikan dari penonton dan orang-orang yang terlibat dalam program Night Owls.
Segment Lily kerasukan Mr. Wriggles dengan diikat pada kursi dan ditemani Dr. June pun dimulai. Tak membutuhkan waktu yang lama, Lily berhasil kerasukan. Suaranya berubah menjadi berat. Kedua mata dan kulit di wajahnya pun ikut berubah sehingga membuat penonton yang ada di studio ketakutan. Lily terus berbicara kotor dan mengatakan hal-hal jelek tentang Jack dan juga Dr. June. Lily mencoba melepaskan diri dari ikatannya namun tak berhasil. Ia kemudian menggunakan kekuatan telekinesis nya dan kursi yang diduduki tiba-tiba terbang lalu terjatuh disertai listrik di dalam studio mengalami gangguan.
Situasi siaran live program talkshow Night Owls With Jack Delroy menjadi mencekam dan diluar kendali setelah Lily mengalami kerasukan. Disaat Jack berusaha mengendalikan programnya, ia menemukan sebuah fakta tak terduga tentang apa yang sedang ia alami dan berkaitan dengan masa lalunya, termasuk dengan kematian istrinya, Madeleine.


#Review:

Tuesday 16 April 2024

[Review] Dua Hati Biru: Akhirnya! Drama Rumah Tangga Bima & Dara Berlanjut!


#Description:
Title: Dua Hati Biru (2024)
Casts: Angga Yunanda, Aisha Nurra Datau, Farrell Rafisqy, Cut Mini, Arswendy Beningswara, Lulu Tobing, Maisha Kanna, Keanu Angelo, Rachel Amanda, Shakira Jasmine, Tenno Ali, Rini Setyowati
Director: Gina S. Noer, Dinna Jasanti
Studio: Starvision Plus, Wahana Kreator


#Synopsis:
Setelah empat tahun mengejar cita-cita dan pendidikan di Korea Selatan, Dara (Aisha Nurra Datau) akhirnya pulang ke Indonesia dan memutuskan tinggal bersama dengan keluarga kecilnya, Bima (Angga Yunanda) serta anak semata wayang mereka yaitu Adam (Farrell Rafisqy). Pulangnya Dara ke rumah disambut begitu hangat oleh kedua orangtua Bima yaitu Ibu Yuni (Cut Mini) dan Pak Rudy (Arswendy Beningswara). Mereka bahkan menyewa orkes ondel-ondel untuk memeriahkan mengiringi kedatangan Dara menuju rumah.



Empat tahun tak pernah melihat secara langsung sosok ibunya membuat Adam kebingungan. Ia merasa asing melihat ibunya ada di rumah, karena selama ini Dara dan Adam hanya berkomunikasi melalui video call dari ponsel saja. Setiap harinya Dara berusaha untuk menjalin kedekatan dengan anaknya itu, namun sayang, Adam selalu saja menghindar. Adam justru lebih dekat dengan Bima, nenek dan kakeknya ketimbang ibunya sendiri. Hal tersebut membuat Dara merasa semakin bersalah karena tak pernah hadir secara langsung menemani tumbuh kembang sang anak sehingga anaknya merasa asing kepada ibu kandungnya sendiri. Dara kemudian mencoba berkonsultasi kepada psikolog anak, Ibu Inti (Putri Ayudya) perihal mendekatkan kembali Adam dengan dirinya.



Seiring berjalannya waktu, Dara yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya dan mengurus Adam mulai kewalahan ketika mengurus Adam sendiran. Ditambah lagi Ibu Yuni selalu ikut campur karena sudah membesarkan Adam selama ditinggal ibunya ke Korea Selatan. Dara kemudian menyadari jika selama ini keluarga Bima terlalu memanjakan Adam. Ia pun meminta kepada Bima untuk bisa hidup mandiri dengan cara tidak tinggal satu rumah dengan orangtua Bima.


Dara ingin hidup dan membesarkan Adam tanpa harus ikut campur kedua orangtua mereka. Dara juga siap membantu Bima untuk membayar uang sewa rumah kontrakan dari hasil tabungannya selama bekerja di Korea Selatan. Bima yang bekerja sebagai penjaga arena bermain anak-anak di mall akhirnya menyetujui saran istrinya dan berjanji akan segera mengembalikan semua uang yang terpakai milik Dara.



Dengan bantuan dari teman sekaligus tetangga Bima yaitu Iki (Keanu Angelo), mereka menyewa sebuah rumah sederhana dengan biaya sewa yang murah. Setelah tidak tinggal satu atap dengan orangtua, Bima dan Dara harus menjadi orangtua yang bertanggung jawab dengan segala keputusan yang mereka ambil. Untuk menambah penghasilan suaminya, Dara mengambil tawaran pekerjaan dari sahabatnya, Vini (Shakira Jasmine) yang kini bekerja di perusahaan skincare. Di sisi lain, Bima semakin tidak nyaman bekerja di arena bermain anak karena gajinya selalu telat dan pemiliknya selalu marah jika Bima membawa Adam sambil bekerja.



Masalah rumah tangga silih berganti mengahampiri keluarga Bima dan Dara. Mereka harus menghadapi perceraian orang tua Dara yaitu Ibu Rika (Lulu Tobing) dan Pak David (Dwi Sasono), miskomunikasi tentang parenting, tawaran pekerjaan kembali ke Korea Selatan hingga perasaan harga diri Bima yang merasa diinjak-injak karena gagal menjadi suami sekaligus ayah ideal bagi keluarga kecilnya. Mampukah Bima dan Dara mempertahankan rumah tangga mereka?


#Review:
Empat tahun lalu, salah satu penulis skenario perempuan terbaik Indonesia yaitu Gina S. Noer debut menyutradarai film layar lebar berjudul DUA GARIS BIRU (2019). Tak disangka, respon dari para penonton dan pecinta film Indonesia sangat positif terhadap film tersebut. Selain kualitas cerita filmnya yang memuaskan, film DUA GARIS BIRU (2019) berhasil meraih banyak penghargaan dari berbagai festival film dan mencetak box office dengan lebih dari 2.5 juta penonton selama penayangan di bioskop. Kesuksesan film ini menghantarkan dua pemain utamanya yaitu Angga Yunanda dan Adhisty Zara ke puncak kesuksesan sebagai aktor muda pendatang paling bersinar di Indonesia saat itu.


Setelah penantian cukup panjang selama lima tahun, akhirnya Gina S. Noer bersama dengan Dinna Jasanti berkolaborasi menghadirkan sekuel film DUA GARIS BIRU (2019) yang berjudul DUA HATI BIRU (2024). Aku berkesempatan hadir pada acara pemutaran perdana atau gala premiere film DUA HATI BIRU (2024) yang sukses digelar Kamis, 4 April lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan.
Saat sesi press conference, produser Starvision Plus yaitu Chand Parwez Servia mengungkapkan, film DUA HATI BIRU (2024) memang sengaja dirilis satu minggu setelah libur Lebaran Idul Fitri. Alasannya karena moment untuk bersama dan berkumpul dengan keluarga untuk menonton film bertema keluarga masih bisa dilakukan kapan saja dan tidak harus saat libur Lebaran Idul Fitri. Pak Parwez berharap sekuel film DUA GARIS BIRU (2019) ini bisa kembali diterima dengan baik oleh para penonton.



Untuk segi cerita, keputusan Gina S. Noer untuk melanjutkan cerita rumah tangga pasangan muda Bima dan Dara merupakan keputusan yang sangat tepat, mengingat tak sedikit penonton (termasuk aku) yang ingin sekali melihat kelanjutan kisah mereka berdua di film layar lebar. Di sekuelnya kali ini, tantangan yang harus dilalui Bima dan Dara semakin kompleks, mulai dari kehadiran buah hati, ikut campurnya mertua dalam mengurus anak, perceraian orangtua, permasalahan ekonomi, karier, pendidikan, cita-cita, ego dan komunikasi antar pasangan suami istri semuanya lengkap tersaji disini. Meskipun issue yang diangkat terlihat melimpah ruah, namun tak usah khawatir, Gina S. Noer berhasil menggabungkan semua konflik tersebut dengan sangat baik.
Proses pendewasaan dari Bima, Dara dan juga Adam terbentuk dengan sendirinya setelah mereka bertiga melalui banyak kejadian di sepanjang durasi film. Penonton seperti diajak kembali untuk masuk ke dalam kehidupan keluarga kecil Bima dan Dara. Setiap dialog, gesture dan suasana keluarga mereka begitu dekat dengan keseharian kita. Semua konflik dan subplot yang tercipta di pertengahan film, berakhir dengan bahagia karena penyelesaiannya merupakan proses pendewasaan bagi Bima dan juga Dara. Tak lupa juga Gina S. Noer dan Dinna Jasanti selalu mengikuti trend yang sedang happening. Seperti saat ini, booming dagang online dengan mengandalkan gimmick dan jargon di sosial media.

 

Untuk jajaran pemain, keputusan Starvision Plus dan Wahana Kreator yang mengganti posisi Adhisty Zara dengan Nurra Datau tidak sepenuhnya mengecewakan. Di tangan Nurra Datau, karakter Dara mengalami upgrade yang sangat signifikan. Penampilan akting mulai dari gesture, ekspresi, tatapan mata, gesture hingga range emosinya sangat berkarakter dan lebih hidup. Chemistry yang dibangun bersama Angga Yunanda dan Farrell Rafisqy pun terasa lebih heartwarming, seolah mereka bertiga memang ibu, ayah dan anak betulan. Dara versi remaja sudah berhasil dideliver dengan baik oleh Zara dan untuk Dara versi ibu muda juga sukses direpresentasikan oleh Nurra. Penampilan Angga Yunanda yang kembali memerankan Bima pun mengalami upgrade dan semakin dewasa dari film pertamanya. Tak heran jika karakter Bima merupakan peran terbaik yang dimainkan oleh Angga Yunanda di sepanjang filmografi nya dia sebagai seorang aktor. Yang paling bersinar dari film DUA HATI BIRU (2024) tentunya pemeran Adam yang dimainkan dengan sangat luar biasa oleh aktor cilik pendatang baru yaitu Farrell Rafisqy. Hampir di setiap adegan kemunculan Adam selalu mencuri perhatian dengan kegemasan dan kepolosannya sebagai anak kecil. Tak disangka juga, duo Gina dan Dinna turut menampilkan point of view cerita dari Adam ketika mengeksplor dunianya dan juga dalam menghadapi konflik kedua orangtuanya. Penampilan para pemeran pendukung lainnya mulai dari Cut Mini, Arswendy Beningswara, Lulu Tobing, Maisha Kanna hingga selebgram Keanu Angelo pun semakin melengkapi kehangatan film ini. Film DUA HATI BIRU (2024) kembali mempertahankan pencapaian film pertamanya yaitu memiliki ensemble casts yang sangat solid dan saling melengkapi satu sama lain.


Untuk segi audio dan visual, film DUA HATI BIRU (2024) masih konsisten dengan gaya khas dari Gina S. Noer nya yang semi-semi arthouse namun tetap membumi sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan penonton. Aku sangat suka dengan konsistensi tata artistik dan set lokasi film ini yang tetap mempertahankan apa yang ada di film pertamanya. Rumah dan suasana keluarga Bima dan juga Dara masih sama seperti film pertamanya.Dijamin bakal terasa semakin magis jika kamu menonton lagi film DUA GARIS BIRU (2019) kemudian dilanjutkan nonton film DUA HATI BIRU (2024) di bioskop.
Overall, film DUA HATI BIRU (2024) berhasil membuktikan jika sekuel film tuh bisa tampil tetap memuaskan dan mengalami upgrade yang semakin baik dari film pertamanya. Jika kamu penggemar film-film Gina S. Noer, ada easter egg dari salah satu filmnya muncul di film ini loh! Bikin histeris dan manis banget! Ikhlas banget jika Starvision Plus dan Wahana Kreator terus mengekspansi cerita DGB menjadi sebuah jagat sinema di masa yang akan datang dengan menonjolkan drama tentang keluarga. One of the best Indonesia movie of the year so far.


[9.5/10Bintang]

Monday 15 April 2024

[Review] Immaculate: Ketika Biarawati Menjadi Target Untuk Misi Rahasia Sebuah Gereja!


#Description:
Title: Immaculate (2024)
Casts: Sydney Sweeney, Alvaro Morte, Benedetta Porcaroli, Dora Romano, Giorgio Colangeli, Simona Tabasco, Giulia Heathfield Renzi, Giampiero Judica, Cristina Chinaglia
Director: Michael Mohan
Studio: Black Bear Pictures, Fifty-Fifty Films, Middle Child Pictures, NEON, Elevation Pictures


#Synopsis:
Cecilia (Sydney Sweeney) memutuskan untuk memperdalam agama Kristen Katolik setelah selamat dari tragedi tenggelam di danau es ketika saat ia berusia tujuh tahun. Cecilia penasaran dengan alasan tuhan mengapa menyelamatkan nyawanya kala itu. Untuk menemukan jawaban tersebut, Cecilia terbang dari Amerika Serikat ke Roma, Italia untuk mengabdikan diri sebagai biarawati di salah satu gereja yang ada disana atas undangan dari Pastor Sal Tedeschi (Alvaro Morte). Selain sebagai tempat ibadah, gereja tersebut juga menjadi panti bagi para biarawati lansia.
Tiba di gereja, Cecilia disambut baik oleh para biarawati yang sudah lama mengabdi disana. Cecilia kemudian berkenalan dengan Suster Gwen (Benedetta Porcaroli), biarawati yang kamarnya bersebelahan dengan Cecilia. Keduanya menjadi akrab karena sama-sama masih berjiwa muda dan pernah hidup bebas sebelum memutuskan mengabdi sebagai biarawati di gereja. Malam harinya, gereja mengadakan acara pengangkatan sumpah dan setia dari Cecilia oleh Pastor Tedeschi beserta Cardinal Franco (Giorgio Colangeli). Setelah acara pengangkatan sumpah dan setia, kini Cecilia resmi menjadi biarawati di gereja tersebut.



Setelah menjadi bagian dari gereja, Suster Cecilia merasakan serangkaian kejadian aneh. Ia selalu bermimpi buruk, melihat telapak kaki beberapa biarawati lansia memiliki luka berbentuk salib dan puncaknya ia sering diganggu oleh salah satu penghuni panti sambil mengatakan terberkatilah Suster Cecilia. Hari demi hari berlalu, Suster Cecilia akhirnya mengetahui jika gereja memiliki benda keramat berupa Paku Suci yang konon berasal dari potongan kayu salib ketika Yesus Kristus disalibkan. Paku Suci tersebut disimpan di sebuah ruangan tertutup dan dihiasi warna serba merah.




Suatu malam, Suster Cecilia kembali mengalami mimpi buruk, seolah ia dikelilingi oleh para biarawati dengan bagian muka ditutupi kain merah. Selain itu, ia juga menemukan sebuah tulisan ayat dari kitab yang tersembunyi di balik lukisan yang terpasang di kamarnya. Ayat tersebut mengisyaratkan jika ada yang salah di gereja tersebut. Keesokan paginya, Suster Cecilia dikejutkan ketika ia dipanggil oleh pengurus gereja dan mendatangi rangan Pastor Tedeschi dan Cardinal Franco. Mereka langsung menginterogasi Suster Cecilia dengan banyak pertanyaan termasuk tentang hubungan seksual. Hal tersebut membuatnya erkejut karena selama hidupnya ia belum pernah melakukan hubungan seksual dengan siapapun. Pihak gereja akhirnya memberitahu jika Suster Cecilia saat ini sedang hamil. Mereka percaya jika Suster Cecilia telah dipilih oleh tuhan menjadi Perawan Maria selanjutnya untuk melahirkan sang juru selamat ke dunia. Para penghuni gereja kemudian menjaga sepenuh hati dan melarang Suster Cecilia untuk melakukan pekerjaan apapun selain menjaga kandungannya sampai menuju hari kelahiran.



Memasuki trimester kedua kehamilan, Suster Cecilia semakin sering mengalami mimpi buruk yang mengancam nyawanya. Tak hanya itu saja, salah satu biarawati senior yaitu Suster Isabelle (Giulia Heathfield Renzi) berusaha membunuh Suster Cecilia dengan cara menenggelamkannya di kamar mandi. Suster Isabelle histeris dan tak terima atas kehamilan dari Suster Cecilia. Setelah kejadian itu, pihak pengurus gereja memperketat pengawasan kepada Suster Cecilia.
Waktu terus berlalu, kondisi kehamilan Suster Cecilia terus membesar, namun untuk kondisi kesehatannya justru mengalami penurunan. Suatu malam, Suster Cecilia mendengar teriakan wanita yang berasal dari ruangan tersembunyi di gereja. Ia terkejut ketika melihat Suster Gwen sedang dihukum dengan lidahnya dipotong. Suster Cecilia histeris dan langsung bergegas kembali ke kamarnya sambil mencari cara untuk kabur dari gereja. Pagi harinya, Suster Cecilia mengalami pendarahan hebat. Dokter dari gereja berusaha menanganinya tanpa harus dibawa ke rumah sakit. Namun karena melihat kondisi Suster Cecilia yang histeris dan hampir tak sadarkan diri membuat Father Tedeschi memaksa dokter gereja untuk secepatnya membawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan mengendarai mobil, Father Tedeschi mendapat panggilan telepon dari gereja dan mereka pun langsung balik arah kembali ke gereja. Suster Cecilia dihukum karena berbohong tentang pendarahan kehamilannya itu.



Selama dikurung di gereja, Suster Cecilia akhirnya mengetahui rahasia gelap yang selama ini disembunyikan oleh para pengurus gereja. Mereka melakukan eksperimen gila dengan memanfaatkan para biarawati untuk melahirkan sang juru selamat terbaru. Mampukah Suster Cecilia keluar dari gereja sesat tersebut?


#Review:
Aktris cantik asal Amerika Serikat yang saat ini sedang naik daun di Hollywood, yaitu Sydney Sweeney kembali memeriahkan bioskop dengan membintangi sekaligus memproduseri film horror terbaru berjudul IMMACULATE (2024). Film ini tayang perdana di festival film SXSW pada bulan Maret lalu dan mayoritas mendapatkan respon positif dari para penonton.


Untuk segi cerita, film IMMACULATE (2024) mengangkat kisah horror bertema Kristen Katolik tentang biarawati yang mengabdikan diri di sebuah gereja tua di Roma, Italia. Ditangan sang sutradara yaitu Michael Mohan, film ini tidak terjebak pada formula film-film sejenis yang selalu mengandalkan parade jump scared, balas dendam biarawati yang sudah menjadi setan atau kerasukan. Di paruh awal film saja, plot cerita lebih menonjolkan keputusan karakter Cecilia yang ingin mengabdikan diri sepenuh hati sebagai biarawati. Memasuki pertengahan film, jump scared tipis-tipis mulai ditebar oleh sang sutradara meskipun eksekusinya terasa biasa saja dan tidak terlalu memorable. Untungnya hal itu masih bisa dimaklumi karena bukan berasal dari setan atau arwah yang bergentayangan di gereja sesat tersebut. Pendalaman karakter dari para aktor di film ini tidak mengecewakan. Penonton bisa meyakini jika seorang Sydney Sweeney dan ensemble casts lain adalah biarawati, pastor dan cardinal sungguhan. Ekspresi, gesture dan pembawaan mereka totalitas sekali di film ini. Plot twist yang muncul dalam film ini surprisingly eksekusinya cukup bagus meskipun revealnya terlalu singkat menurutku. Untungnya moment kabur dan survival Suster Cecilia di akhir film berhasil meningkatkan intensitas keseruan dan kegilaan dari film ini.
Untuk jajaran pemain, sudah jelas penampilan Sydney Sweeney menjadi highlight utama dari film IMMACULATE (2024). Sweeney berhasil menghilangkan image sensual dirinya demi memerankan karakter Cecilia di film ini. Meskipun saat adegan mengenakan baju serba putih dan di adegan kamar mandi, aura cantik dan seksi nya masih terpancar kuat. Berkat film ini juga, penonton akhirnya bisa melihat aksi Sweeney di film bergenre horror, setelah sebelumnya selalu bermain aman di film bergenre drama maupun thriller.
Untuk segi visual, film IMMACULATE (2024) berhasil mengekspose keindahan salah satu gereja tua yang ada di Roma, Italia. Setiap sudut ruangan dan spot di gerja dimanfaatkan dengan baik untuk menciptakan kengerian dibalik para pastor dan pimpinan biarawati yang sesat. Overall, film IMMACULATE (2024) tampil cukup memuaskan berkat alur cerita sedikit berbeda dari film bertema religi Kristen Katolik biasanya.


[7.5/10Bintang]

Monday 8 April 2024

[Review] Siksa Kubur: Nasib Mengerikan Seorang Pendosa Ketika Di Alam Kubur!



#Description:
Title: Siksa Kubur (2024)
Casts: Faradina Mufti, Reza Rahadian, Widuri Puteri, Muzakki Ramdhan, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Fachri Albar, Happy Salma, Arswendi Beningswara, Niniek L. Karim, Jajang C. Noer, Putri Ayudya, Djenar Maesa Ayu, Runny Rudianti, Afrian Arisandy, Ahmad Ramadhan Alrasyid, Tony Merle, Mian Tiara, Haydar Salishz, Zulfa Maharani, Tia Hasibuan
Director: Joko Anwar
Studio: Come And See Pictures, Rapi Films, Legacy Pictures


#Synopsis:
Sanjaya (Fachri Albar) dan Mutia (Happy Salma) adalah sepasang suami istri menjalankan usaha toko roti "Gun" yang merupakan warisan dari orang tua mereka. Ditengah gempuran toko roti yang berasal dari luar negeri dengan segala bentuk promosinya, toko roti "Gun" perlahan mulai sepi pengunjung. Meskipun demikian, Sanjaya dan Mutia beserta kedua anak mereka yaitu Adil (Muzakki Ramdhan) dan Sita (Widuri Puteri) tetap berjualan untuk bertahan hidup.
Suatu hari, toko roti milik Sanjaya kedatangan tiga orang pengunjung yang terlihat mencurigakan. Gerak-gerik mereka terus dipantau oleh Sita yang berada di meja kasir. Tak lama setelah itu, datang kembali satu orang pengunjung dengan membawa tas dan mendekati Adil yang sedang memajang roti. Pengunjung tersebut kemudian memberikan sebuah kaset setelah Adil memberikannya air minum lalu pergi keluar toko.


Saat Sita lengah, salah satu pengunjung diam-diam mencuri uang dari meja kasir. Sita kemudian memberitahukan kejadian tersebut pada ayah dan ibunya yang sedang berada di dapur. Sanjaya dan Mutia langsung mengejar orang yang mencuri uang dari toko mereka. Ditengah adu mulut tersebut, terjadi ledakan bom dari toko roti sebelah dan menimbulkan korban jiwa, termasuk Sanjaya dan juga Mutia.
Adil dan Sita yang menjadi saksi dari terror bom bunuh diri tersebut diamankan ke kantor polisi. Mereka berdua masih belum bisa menerima kenyataan akan kematian kedua orangtuanya. Saat pihak kepolisian menanyakan beberapa pertanyaan, Sita memilih bungkam dan memaksa kakaknya juga tidak banyak bicara di hadapan polisi agar tak lagi berurusan dengan mereka. Setelah semuanya selesai, keduanya dimasukan ke pondok pesantren oleh paman mereka atas dasar keinginan dari kedua orangtua Adil dan Sita. Selama tinggal disana, Sita terus mempertanyakan tentang kematian tragis ayah dan ibunya. Selain itu, Sita juga makin penasaran dengan isi rekaman kaset dari pelaku bom bunuh diri yang diberikan pada Adil sesaat sebelum kejadian ledakan bom. Isi rekaman tersebut merupakan suara-suara siksaan yang berasal dari alam kubur. Sita ingin membuktikannya sendiri dengan cara merekam dari kuburan pelaku bom bunuh diri yang telah menewaskan kedua orangtuanya.


Setiap harinya, Sita selalu mencari cara untuk kabur dari pesantren. Satu-satunya akses cepat untuk keluar yaitu melalui sebuah terowongan gelap yang sudah lama tidak digunakan oleh warga. Sita kemudian mengajak Adil untuk segera pergi meninggalkan pesantren, namun rencana tersebut selalu gagal karena ketahuan oleh guru-guru di pesantren. Disaat Sita sedang menjalani hukuman, ia terkejut ketika mengetahui jika Adil akan dipertemukan dengan seorang konglomerat dan penyumbang dana pesantren dari Ibukota bernama Pak Ilham (Slamet Rahardjo).
Misteri yang selama ini ditutupi oleh pesantren perlahan mulai diketahui oleh Sita saat ia tak sengaja bertemu dengan sosok misterius bernama Ismail (Daood Saleem) di terowongan. Ustadzah Umaya (Putri Ayudya) diam-diam membantu Sita untuk pergi dari pesantren agar bisa menolong Adil yang dibawa oleh Pak Ilham dan segera kabur dari pesantren.


Waktu terus berlalu, Sita (Faradina Mufti) dan Adil (Reza Rahadian) kini sudah beranjak dewasa. Keduanya bekerja di panti jompo sebagai perawat dan petugas pemandi jenazah. Selama bekerja sebagai perawat para lansia, Sita menunggu dan memanfaatkan para penghuni panti jompo yang sedang sakit untuk menjalankan misinya membuktikan tentang siksa kubur bagi manusia setelah meninggal. Selama bekerja di panti jompo, Sita merawat beberapa orang tua yang berasal dari keluarga kaya raya. Salah satunya yaitu Pak Wahyu (Slamet Rahardjo) yang mengidap beberapa penyakit komplikasi.



Pemilik dan pengelola panti jompo yakni Ibu Juwita (Niniek L. Karim) mempercayakan klien orang-orang penting pada Shita dan rekannya, Lani (Runny Rudianti) karena keduanya sudah cukup dekat dengan para penghuni panti jompo. Selain Pak Wahyu, mereka juga turut merawat pasangan suami istri, Pandi (Arswendy Beningswara) dan Nani (Christine Hakim), lalu ada Budi (Egy Fedly) dan Hadi (Duddy Patah).



Seiring berjalannya waktu, Sita perlahan mengetahui keberadaan dari sosok yang paling ia benci dalam hidupnya selama ini. Ketika orang tersebut akhirnya meninggal dunia, Sita dan Adil bekerja sama untuk membuktikan tentang siksa kubur dengan cara ikut masuk ke dalam kubur bersama jasad orang tersebut. Sita semakin yakin jika siksa kubur yang selama ini ada dalam agama itu tidak ada. Saat Sita berada di dalam kubur, ia mengalami kejadian diluar nalar yang membuatnya harus percaya atau tidak tentang apa yang ia yakini sebelumnya.


#Review:
Sutradara Joko Anwar siap meramaikan libur Lebaran Idul Fitri tahun 2024 dengan merilis film horror bertema religi berjudul SIKSA KUBUR (2024). Film ini merupakan pengembangan dari versi film pendeknya yang dirilis oleh Joko Anwar pada tahun 2012 lalu. Yang menarik, film SIKSA KUBUR (2024) menjadi film horror religi pertama bagi dari sang sutradara, karena sebelumnya Joko Anwar tidak pernah menggarap film bernuansa religi di sepanjang filmografinya.


Aku berkesempatan hadir pada acara Press Screening film SIKSA KUBUR (2024) pada Rabu, 3 April lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Suasana lobby luar bioskop disulap dengan red carpet yang dihiasi properti gapura dan beberapa kuburan lengkap dengan tanah merah serta taburan bunga. Saat sesi Press Conference, Joko Anwar mengungkapkan film ke-10 nya ini terasa sangat personal bagi dirinya karena untuk menulis cerita film SIKSA KUBUR (2024), ia mendalami banyak Hadits Rassulullah SAW dan beberapa ayat dari Al-Qur'an. Hal tersebut harus Joko Anwar lakukan agar visualisasi tentang Siksa Kubur tidak melenceng jauh dari agama Islam.
Sementara itu, dua aktris film ini yaitu Faradina Mufti dan Widuri Puteri yang memerankan dua karater Sita dari dua dimensi waktu berbeda mengungkapkan, mereka jarang sekali bertemu secara langsung. Proses untuk bonding dan konsistensi karakter Sita berhasil terwujud tentunya berkat penulisan karakternya yang sudah kuat oleh Joko Anwar.



Untuk segi cerita, film SIKSA KUBUR (2024) menampilkan dua rentang waktu berbeda dari karakter Sita yang menjadi tidak mempercayai adanya Siksa Kubur dan Agama melalui serangkaian kejadian tak terduga di sepanjang hidupnya. Babak pertama, penonton diajak untuk melihat Sita ketika masih remaja dan harus kehilangan kedua orangtuanya akibat terror bom bunuh diri. Cobaan demi cobaan terus menimpa Sita hingga membuat sudut pandang hidupnya terhadap Agama berubah drastis. Memasuki babak kedua, Sita dan Adil telah dewasa yang bekerja di panti jompo. Di babak kedua ini, Joko Anwar menghadirkan banyak karakter yang tinggal di panti jompo. Di satu sisi, melimpahnya karakter yang muncul di pertengahan film ini menurutku terasa mubazir karena tidak memiliki hubungan secara langsung dengan plot utama. Namun di sisi lain, Joko Anwar pastinya memiliki maksud terselubung karena development setiap karakternya bagus. Perpindahan setting cerita dari toko roti menjadi pesantren menurutku agak terlalu jomplang. Tempo cerita di pertengahan ini cenderung lambat sehingga bisa banget membuat penonton bosan karena minim sekali adegan horror dan dipenuhi oleh dialog-dialog yang cukup berat. Meskipun demikian, Joko Anwar turut menyentil isu-isu sosial tentang aksi bom bunuh diri, kekerasan seksual di lingkungan pesantren hingga fenomena viralnya suatu kejadian setelah melakukan hal-hal diluar nalar tersaji lengkap dalam plot film ini.


Memasuki babak terakhir, film SIKSA KUBUR (2024) menawarkan sajian horror religi tak biasa dan berbeda dari film-film kebanyakan. Effort Joko Anwar untuk membuat karakter Sita akhirnya melihat secara langsung tentang apa yang selama ini ia tidak percaya sungguh luar biasa. Eksekusi adegan Siksa Kubur dilakukan dengan memadukan teknik found footage dan praktikal sukses menjadi adegan klimaks film SIKSA KUBUR (2024) sangat memuaskan!
Untuk jajaran pemain, film SIKSA KUBUR (2024) memiliki ensemble casts lintas generasi ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh Joko Anwar. Karakter Sita tampil apik diperankan oleh duo Faradina Mufti dan Widuri Puteri. Keduanya sangat mendominasi cerita dengan kualitas akting yang memuaskan. Ekspresi ketakutan serta keberanian keduanya sukses membuatku takjub. Penampilan memukau selanjutnya datang dari sang antagonis yaitu aktor senior Slamet Rahardjo. Kapasitasnya sebagai aktor dilakukan dengan maksimal lewat gesture, emosi, ekspresi wajah dan dialog dari karakter Pak Wahyu. Maka tidak heran jika nama Slamet Rahardjo akan masuk nominasi sebagai pemeran pendukung pria terbaik di berbagai ajang penghargaan insan film.


Untuk segi visual dan audio, bukan karya Joko Anwar jika tidak tampil maksimal. Lewat film SIKSA KUBUR (2024) kali ini, sound design dan scoring musik kembali menjadi salah satu nyawa terkuat dalam film ini. Setiap adegan mendapat jatah scoring yang memorable sekaligus disturbing. Bahkan sejak film ini dimulai saja, iringan musik di toko roti sukses membuatku tak nyaman dan was-was. Untuk urusan visual, film SIKSA KUBUR (2024) juga memberikan pengalaman sinematik yang luar biasa. Adegan di toko roti, panti jompo, ruang laundry, terowongan hingga adegan di dalam kubur sukses membuatku ikutan was-was selama menontonnya.
Overall, Joko Anwar kembali berhasil membawa film SIKSA KUBUR (2024) menjadi angin segar untuk genre horror religi di Indonesia karena memiliki banyak sekali metafora dan mungkin saja untuk sebagian penonton harus lebih ekstra lagi dalam memecahkan teka-teki misteri yang menyelimuti film ini.


[8/10Bintang]