Monday 8 May 2017

[Review] Kartini: Biopik Mengesankan Sosok Emansipasi Wanita Indonesia



#Description:
Title: Kartini (2017)
Casts: Dian Sastrowardoyo, Ayushita Nugraha, Acha Septriasa, Djenar Maesa Ayu, Christine Hakim, Deddy Soetomo, Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Denny Sumargo, Dwi Sasono, Rudy Wowor, Rebecca Reijman, Hans De Kraker.
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Legacy Pictures 


#Synopsis:
Kartini kecil (Dian Sastrowardoyo) sangat bersedih ketika sang Ibu yang bernama Ngasirah (Nova Eliza, Christine Hakim) harus "turun derajat" menjadi seorang asisten rumah tangga di tempat tinggal mereka sendiri. Hal itu terjadi lumrah lantaran sang ayah, Adipati Ario Sosrodiningrat (Deddy Sutomo) akan menjadi Bupati (golongan bangsawan) dan harus menikah lagi dengan keturunan bangsawan yaitu R.A. Moeryam (Djenar Maesa Ayu).
Keterbatasan kaum perempuan ketika beranjak remaja pada masanya membuat Kartini merasa jenuh. Ditambah lagi Kakak tertuanya yaitu Soelastri (Adinia Wirasti) kini sudah pergi bersama suaminya karena sudah menikah. Seiring dengan keterbatasan yang ia miliki beserta Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita Nugraha), Kartini mendapat semacam angin segar yaitu mendapat koleksi buku-buku milik kakak laki-lakinya yaitu Kartono (Reza Rahadian) yang kini sedang menimba ilmu di Belanda. Dari sanalah Kartini semakin yakin untuk bisa merasakan kebebasan dalam hal apapun sebagai seorang perempuan.
Banyak orang-orang disekitarnya terutama orang pribumi yang berada di ruang lingkup keraton merasa terusik oleh sikap Kartini yang ingin mendapatkan ilmu pendidikan tinggi. Namun Kartini tidak putus asa, ia justru semakin semangat untuk mencari ilmu. Berkat gagasan serta tulisannya yang ia buat, membuat orang Belanda yang tinggal di Indonesia menjadi simpati dengan Kartini. Mereka diantaranya adalah Mrs. Wilhelmina (Rianti Cartwright), Stella Zeehandelaar (Rebecca Reijman), Governor General Willem Rooseboom (Jeroen Lezer) dan Ovink-Soer (Hans De Kraker). Virus semangat emansipasi Kartini rupanya menjangkiti kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah. Mereka bertiga kemudian mendirikan sekolah kecil-kecilan untuk warga pribumi yang ingin belajar.
Waktu terus berlalu, semangat emansipasi Kartini harus mengalami berbagai cobaan. Baik itu konflik internal dengan keluarga maupun berbenturan dengan adat dan tradisi. Akankah Kartini sanggup menggapai cita-citanya?



#Review:
Akhirnya salah satu Film Indonesia yang paling dinanti tahun 2017 ini yaitu Film KARTINI (2017) sudah resmi dirilis di Bioskop Indonesia pada 19 April 2017 lalu.
Cukup beralasan mengapa Film KARTINI (2017) karya sutradara Hanung Bramantyo ini ditunggu-ditunggu oleh pecinta Film Indonesia. Selain faktor sutradara yang dikenal sebagai salah satu sutradara terbaik di Indonesia serta karya-karya biografi beliau tidak pernah mengecewakan, jajaran pemain di Film KARTINI (2017) ini juga sangat menjanjikan dan boleh dibilang jajaran Ensemble Cast "nomor wahid" di Industri Perfilman Indonesia.
Hanung Bramantyo mendongengkan sosok Tokoh Emansipasi Wanita Indonesia ini dibuat se-ringan mungkin. Alhasil membuat penonton jadi mudah untuk mengikuti cerita perjalanan R.A. Kartini. Ini adalah poin plus yang selalu Hanung Bramantyo berikan ditiap filmnya. Meskipun filmnya biografi tentang sosok penting di Indonesia. Hanung disini tidak 100% memberikan gambaran sosok penting yang ia filmkan itu sebagai pure-hero, serius dan sempurna. Hanung memvisualkan sosok penting itu juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.



Lewat Film KARTINI (2017) juga Hanung memberikan citra R.A Kartini yang sedikit berbeda. Disini Hanung mengeksplor Kartini dengan sikap dan karakter seperti remaja perempuan kebanyakan. Hilangkanlah sejenak pikiran jika sosok R.A. Kartini yang selama ini kita ketahui itu seperti dalam buku-buku biografi atau sejarah. Hanung memberikan sentuhan sedikit sikap nge-pop (mungkin agar mudah diterima oleh kaum remaja saat ini) pada sosok Kartini ini. Hal tersebut terbukti efektif memberikan pandangan baru tentang sosok R.A. Kartini.
Film KARTINI (2017) ini juga tak hanya memberikan cerita perjalanan hidup Kartini saja, konflik-konflik Kartini dengan keluarga serta lingkungan sekitarnya sangat menarik untuk disimak. Konflik antara Kartini dengan Ibu Tirinya R.A. Moeryam, Ibu Ngasirah serta kedua adik nya yaitu Kardinah dan Roekmini sungguh menguras emosi dan air mata. Puncaknya terjadi pada paruh akhir film, dimana seluruh problem yang Kartini rasakan dieksplor dengan penuh emosi oleh Hanung Bramantyo.
Untuk jajaran pemain "nomor wahid" di Film KARTINI (2017) ini hampir 100% sempurna. Dian Sastrowardoyo begitu ekspresif memerankan sosok Kartini meskipun dibeberapa bagian gesturenya ada yang masih Dian Sastro banget. Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, Denny Sumargo dan Dwi Sasono pun tampil mengesankan namun karakter yang mereka perankan porsinya sangat terbatas.
Acungan jempol gue berikan kepada Christine Hakim dan Djenar Maesa Ayu. Keduanya memberikan performa sangat baik. Rasa sakit hati yang mereka alami dari masa lalu masing-masing sukses membentuk dua karakter yang berbeda namun tetap menguras emosi.


Untuk segi sinematografi serta musik pun, Film KARTINI (2017) ini sangat niat dan memuaskan. Hanung Bramantyo beserta team begitu jeli dan detail disetiap adegan film.
Overall, jika kamu ingin belajar sejarah tentang sosok R.A. Kartini dengan gampang dipahami, Film KARTINI (2017) karya Hanung Bramantyo ini HARUS ditonton!


[9/10Bintang]


*Tribute to my buddy-friend, Almarhum Tantan Nugraha. 
Film KARTINI (2017) ini adalah salah satu Film Indonesia yang almarhum tunggu-tunggu. Almarhum Tantan berjanji akan menonton Film KARTINI (2017) usai kita berbincang-bincang membahas film HIJAB (2015) dan film Hanung Bramantyo lainnya. Almarhum Tantan sangat mengagumi karya-karya Hanung Bramantyo. Tak peduli dengan sensasi atau kontroversi yang Hanung Bramantyo berikan. Yang pastinya karya Hanung Bramantyo akan selalu Almarhum Tantan tonton. Namun Allah SWT berkehendak lain. Tantan Nugraha jatuh sakit di pertengahan April dan meninggal dunia pada Sabtu, 29 April 2017 waktu Manila Philipina.
Sebagai salah satu teman dekatnya, gue harus menonton Film KARTINI (2017) ini demi Almarhum Tantan.
Yaallah.. Tantan.. Film KARTINI (2017) ini bagus! Kamu pasti bakalan suka juga dan sependapat sama gue. Semoga kamu bahagia ya di Surga nya Allah SWT disana amiin 😢

2 comments:

  1. Klo menurutku yg agak mengganggu dari film Kartini ini dialognya yang campur aduk antara bahasa Jawa dan Indonesia.

    Al-Fatihah untuk Tantan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya sih mas penggunaan dialog dan bahasanya tidak 100% jawa. Mungkin tujuannya Mas Hanung Bramantyo ini agar tidak terlalu berat, mudah diterima masyarakat luas dan mengikuti zaman..

      Amiin.. Terimakasih do'a nya mas :)

      Delete