Friday, 21 August 2020

[Review] Guru-Guru Gokil: Keseruan Para Guru Memecahkan Kasus Pencurian Uang Di Sekolah


#Description:
Title: Guru-Guru Gokil (2020)
Casts: Gading Marten, Arswendi Beningswara, Faradina Mufti, Dian Sastrowardoyo, Boris Bokir, Kevin Ardilova, Shakira Jasmine, Ibnu Jamil, Asri Welas, Kiki Narendra, Rizky Mocil
Director: Sammaria Simanjuntak
Studio: Base Entertainment, Netflix


#Synopsis:
Sejak kecil, Taat Pribadi (Gading Marten) terkenal sebagai siswa sekolah yang nakal dan sangat membenci sekolah. Meskipun ayahnya yaitu Pak Purnama (Arswendi Beningswara) berprofesi sebagai seorang guru, Taat tak pernah menuruti apa yang ayahnya minta. Hingga akhirnya membuat Pak Purnama tak pernah lagi mendengar apapun dari anaknya itu. Taat pun beranjak dewasa, ia memutuskan untuk merantau ke Ibukota untuk mendapatkan mengadu nasib sekaligus terbebas dari ayahnya. Taat yang sangat mendewakan uang berharap jika tinggal di Ibukota ia bisa menjadi kaya raya. Semua pekerjaan ia geluti, mulai dari pegawai toko, restoran, marketing hingga buruh cuci piring pun dilakukannya. Namun setelah bertahun-tahun tinggal di Ibukota, nasib Taat tidak mengalami perubahan. Bahkan ia kesusahan ekonomi dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya.


Pulangnya Taat ke rumah tak membuat sang ayah senang. Pak Purnama terkesan biasa saja melihat anaknya kini sudah kembali setelah bertahun-bertahun merantau ke Ibukota. Taat pun kini menganggur tidak mempunyai pekerjaan. Suatu hari, Taat mendapatkan informasi lowongan pekerjaan menjadi staff kapal pesiar dari agen penyalur yaitu Romli (Rizky Mocil). Namun untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu, Taat harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Ia pun mencoba mencari pekerjaan baru di kampung halamannya.



Taat akhirnya mendapat pekerjaan sebagai guru pengganti di sekolah tempat ia dulu mendapatkan ilmu. Ibu Rahayu (Faradina Mufti) guru sekaligus kepala tata usaha awalnya menolak Taat sebagai guru pengganti pasalnya ia tidak memiliki pengalaman kerja sebagai guru. Namun karena Ibu Indah (Asri Welas) selaku kepala sekolah terdesak untuk mencari guru pengganti, Taat pun diterima sebagai guru sejarah di sekolah tersebut. Disana ia bertemu dan berkenalan dengan guru-guru lainnya yaitu Pak Nelson (Boris Bokir), Ibu Nirmala (Dian Sastrowardoyo) dan Pak Gagah (Ibnu Jamil).
Suatu hari, sekolah mereka mengalami musibah. Dana sekolah dan gaji para guru yang baru saja diambil oleh Ibu Rahayu dirampok. Satu-satunya petunjuk soal para perampok itu hanya sebuah motif tattoo yang ada di lengan mereka.


Dengan dibantu oleh muridnya yaitu Ipang (Kevin Ardilova) dan juga guru-guru yang lainnya, Taat menyelidiki siapa perampok yang tega mengambil hak para guru tersebut. Akankah Taat, Rahayu, Nelson dan Nirmala berhasil membawa kembali hasil rampokan itu?


#Review:
Masih ingat, kala itu menghadiri Press Conference peluncuran poster dan trailer film GURU-GURU GOKIL (2020) di Cinema XXI Plaza Senayan pada Januari lalu. Para pemain, produser dan sutradara terlihat sangat gembira dan tak sabar film yang mereka produksi ini untuk bisa segera tayang di bioskop pada April 2020. Tapi semua rencana tersebut terpaksa batal akibat Pandemi CoVid-19 melanda Indonesia yang menyebabkan ratusan judul film bioskop baik produksi dalam maupun luar negeri menunda penayangannya di bioskop hingga sampai saat ini.
Tak terasa enam bulan sudah pemerintah menutup operasional bioskop diseluruh Indonesia. Base Entertainment akhirnya memutuskan untuk menayangkan film GURU-GURU GOKIL (2020) secara digital dan eksklusif di Netflix. Hal ini menjadikan film bioskop Indonesia pertama yang langsung tayang di platform digital Netflix.


Untuk segi cerita, menurutku pribadi, Film GURU-GURU GOKIL (2020) ini, kadar kegokilannya tidak sesuai dengan ekspektasi. Rahabi Mandra dan Sammaria Simanjuntak membawa kisah keseruan para guru ini lewat aksi membongkar kasus pencurian. Porsi soal memotret nasib para guru dipinggiran ini hanya tampil selewat saja. Selain itu, subplot berlapis tentang hubungan ayah-anak, romantisme siswa dan kedekatan para guru pun terasa serba nanggung. Seandainya film ini lebih menonjolkan tentang kegilaan para guru dengan menyentil kondisi pendidikan yang jauh dari perkotaan, pasti akan jauh lebih related lagi. Untungnya, ensemble casts yang tampil dalam film ini bermain begitu lepas tanpa beban.
Gading Marten mampu menghidupkan sosok Taat Pribadi dengan baik. Moment komedinya selalu tepat sasaran dan aku yakin, semua komedi itu akan sangat "krik" jika bukan ia yang memerankannya. Aktris Faradina Mufti pun akhirnya mendapatkan kesempatan sebagai lead actor dan penampilannya sebagai Ibu Rahayu surprisingly bagus dan mampu berkolaborasi dengan aktor-aktris lainnya. Penampilan paling mencuri perhatian ada ditangan aktris Dian Sastrowardoyo. Dengan goresan make-up penuh jerawat serta kondisi hamil tua, Dian mampu menjelma menjadi Ibu Nirmala lengkap dengan gesture dan logatnya yang selalu memancing tawa dan simpati haha.
Untuk segi visual, entah mengapa film GURU-GURU GOKIL (2020) sangat menonjolkan vibes gersang dengan filter berwarna sunset disepanjang film. Seandainya sinematografinya dibuat natural mungkin akan lebih enak dipandang mata.
Overall, sebagai film komedi ringan, film GURU-GURU GOKIL (2020) ini terbilang cukup bagus berkat jajaran pemainnya yang tampil lepas tanpa beban.


[7/10Bintang]

Wednesday, 19 August 2020

[Review] Alive (Saraitda): Kisah Survival Ditengah Wabah Zombie


#Description:
Title: Alive (2020)
Casts: Ah-In Yoo, Shin-Hye Park, Hyun-Wook Lee, Bae-Soon Jeon, Hye-Won Oh
Director: Il Cho
Studio: ZIP Cinema, Perspective Pictures, Lotte Entertainment


#Synopsis:
Oh Joon-wo (Ah-In Yoo), terbangun dari tidur di apartmentnya seorang diri. Ibu dan adik perempuannya sedang pergi. Joon-wo tergolong anak yang pemalas dan hanya menghabiskan hari-harinya dengan bermain game. Menjelang sore, Joon-wo mendengar suara teriakan di luar apartment. Disaat ia mencoba untuk mengecek lewat balkon apartment, Joon-woo dikejutkan dengan kondisi para penghuni dan warga yang berlarian. Setelah mengamati lebih detail, warga-warga ternyata terkena wabah virus Zombie. Joon-woo terkejut dan berusaha berlindung di dalam apartment seorang diri.
Hari demi hari terus berlalu. Hampir semua penghuni apartment sudah berubah menjadi Zombie liar dan haus akan darah. Joon-woo yang masih bisa bertahan hidup perlahan mulai kehabisan supply makanan. Aliran listrik dan air pun mulai mati. Joon-woo frustasi dan mulai menyesali karena tidak ikut bersama ibu dan adiknya pergi. Hingga pada titik paling melelahkan, Joon-woo memutuskan untuk gantung diri ketimbanh harus mati oleh serangan Zombie.
Disaat Joon-woo akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba disebrang apartmentnya ada seorang wanita yang masih bertahan hidup. Ia adalah Kim Yu-bin (Shin-Hye Park). Mereka kemudian berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai cara agar tidak terendus oleh kawanan Zombie. Hadirnya Yu-bin membuat Joon-woo optimis bisa keluar dari apartment dan mencari pertolongan bersama dengan Yu-bin. Akankah keduanya selamat dari wabah Zombie yang tiba-tiba menyeruak di Korea?


#Review:
Industri film Korea pada tahun 2016 lalu dihebohkan dengan sebuah film survival bertema Zombie berjudul TRAIN TO BUSAN (2016). Film tersebut sukses mencetak rekor Box Office Korea dan menjadi salah satu film Zombie paling laris dalam sejarah perfilman. Empat tahun kemudian, dua film Zombie terbaru dari Korea siap tayang di bioskop pada tahun ini. Namun sayang, akibat Pandemi Corona Virus yang hingga saat ini masih mewabah diseluruh dunia, film #ALIVE / #SARAITDA (2020) yang semula dijadwalkan tayang pada Juni 2020 kini langsung rilis melalui platform digital dan video on demand. Sementara itu sekuel TRAIN TO BUSAN: PENINSULA (2020) percaya diri tetap dirilis di bioskop sejak akhir Juli 2020 lalu.
Untuk segi cerita, film ALIVE (2020) ini memang tidak dibuat se-grande film TRAIN TO BUSAN (2016). Film ini lebih menonjolkan kisah survival secara personal dalam menghadapi wabah Zombie. Tanpa basa basi, di awal film, ALIVE (2020) langsung memberikan terror mencekam yang sangat intens. Namun, setelah terror tersebut, penonton langsung diajak melihat seorang pria pemalas bertahan hidup disebuah apartment. Moment ini sedikit membuatku bosan karena terlalu banyak hal mainstream dan adegan yang berulang tapi tak membuat simpati pada karakter Joon-woo. Penyelamat paling kuat dalam film ALIVE (2020) ini ada di tangan karakter Kim Yu-bin. Kemunculannya membuat film ini tidak terjebak dalam kebosanan sampai babak akhir film. Konflik semakin menarik disaat keduanya memutuskan untuk keluar dari apartment dan kembali terjebak dengan konflik baru yang cukup cerdik soal umpan. Meskipun tidak semegah film TRAIN TO BUSAN (2016), efek visual dan scoring musiknya masih berhasil memacu adrenalin dan ketegangan penonton.



[7.5/10Bintang]

Tuesday, 18 August 2020

[Review] Host: Ketika Meeting Zoom Berubah Menjadi Sajian Horror


#Description:
Title: Host (2020)
Casts: Haley Bishop, Jemma Moore, Emma Louis Webb, Radina Drandova, Caroline Ward, Alan Emrys, Seylan Baxter, Patrick Ward, Edward Linard
Director: Rob Savage
Studio: Shudder, ShadowHouse Films


#Synopsis:
Ditengah situasi Pandemi Corona Virus dan Lockdown, enam orang sahabat yaitu Haley, Jemma, Emma, Radina, Caroline dan Alan mengadakan meeting Zoom untuk mengatasi kebosanan. Di sesi virtual meeting tersebut Haley mempunyai ide untuk bermain kuis. Tapi, setelah selang beberapa menit, Jemma dan yang lainnya merasa bosan. Bahkan Alan beserta dengan pacarnya left dari virtual meeting tersebut.
Jemma kemudian sedikit bercerita tentang temannya di sekolah yang tewas dengan cara gantung diri. Ia lalu berinisiatif mengundang seorang cenayang bernama Seylan untuk membantunya bisa berkomunikasi dengan roh temannya itu. Haley dan Emma yang awalnya merasa khawatir dengan ide dari Jemma ini akhirnya sepakat untuk mengikuti semua arahan yang diberikan oleh Seylan. Mereka kemudian melakukan ritual pemanggilan roh secara virtual.
Setelah berjalan selama beberapa menit, Seylan meminta kepada siapapun untuk berbicara jika merasakan hal yang berbeda di sekitar mereka. Satu demi satu mulai merasakan hal itu. Namun disaat ketegangan mulai menghampiri, Jemma malah bercanda dan membuat prank seolah-olah ia diganggu oleh roh temannya itu. Haley, Emma, Radina dan Caroline merasa kesal dengan sikap Jemma yang berhasil prank dan membuat mereka ketakutan. Namun disaat yang bersamaan pula, Seylan left dari virtual meeting karena koneksi internetnya tiba-tiba terputus.


Jemma lalu mencoba untuk menenangkan teman-temannya yang masih panik dan kaget. Namun diluar dugaan, satu persatu teman-temannya malah mengalami hal-hal aneh. Lampu meja disamping Emma tiba-tiba pecah. Begitu juga dengan Caroline yang mendengar suara-suara ganjil dari atas kamarnya. Kepanikan pun kembali menghampiri mereka semua. Haley yang tengah duduk pun ditarik kemudian diseret dan terjatuh. Apakah yang sebenarnya terjadi?


#Review:
Ritual pemanggilan setan dengan menggunakan metode Ouija atau Jelangkung sudah biasa dan banyak ditemukan dalam film-film horror mainsteream. Namun bagaimana jadinya jika hal menyeramkan tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi virtual meeting Zoom?


Sebuah film horror terbaru karya sutradara Rob Savage (@dirrobsavage) ini menjadi buah bibir di kalangan pecinta film horror di sosial media terutama Twitter belakangan ini. Film yang baru saja dirilis secara digital di platform Shudder pada akhir Juli lalu berhasil menyajikan sensasi terror mengerikan dari sebuah virtual meeting aplikasi Zoom. Premis ceritanya sendiri sangatlah sederhana tentang enam orang sahabat yang mengadakan virtual meeting ditengah situasi Pandemi CoVid-19. Mereka kemudian melakukan ritual pemanggilan arwah dengan dibantu seorang cenayang. Kejadian dan kisah berikutnya mungkin sudah bisa ditebak akan seperti apa.
Ditangan Rob, film ini berhasil menyajikan intens horror yang mengerikan dari awal hingga akhir film. Durasi yang tidak melar hanya 57 menit ini dimanfaatkan dengan amat baik untuk menyajikan storyline dan jumpscare yang tidak terprediksi. Jajaran pemainnya juga memberikan performa sangat baik dan tidak se-annoying yang dibayangkan. Yang cukup membuatku terkejut adalah nama karakter yang ada dalam film ini semuanya adalah nama para aktor aktris itu sendiri. Jika kamu menyukai film-film semacam UNFRIENDED (2014), franchise PARANORMAL ACTIVITY dan #Searching maka kamu akan sangat menyukai film ini. Karena level kengeriannya sudah melampaui tiga film diatas! Best horror of the year so far.


[9/10Bintang]

Friday, 7 August 2020

[Review] Bad Genius The Series: Ketika Contek Menyontek Menjadi Bahan Cerita Yang Menegangkan


#Description:
Title: Bad Genius The Series First Season (2020)
Casts: June Plearnpichaya Komalarajun, Jaonaay Jinjett Wattanasin, Ice Paris Intarakomalyasut, Sawanya Paisarnpayak, Saksit Tangthong, Um Apasiri Nitibhon, Tonhon Tantivejakul, Ratchanok Sangchuto, Big Sarut Vichitrananda, Lawrence de Stefano, Claudine Atitaya Craig, Willy McIntosh
Director: Pat Boonnitipat
Studio: GDH 559

#Synopsis:
Lin (June Plearnpichaya), baru saja memenangkan kompetisi cerdas cermat mengalahkan siswa dari sekolah lain. Hal tersebut semakin mengukuhkan Lin adalah murid paling pintar disekolahnya. Lin sendiri merupakan siswa peraih beasiswa sehingga bisa bersekolah di sekolah bertaraf internasional. Ayahnya Lin (Saksit Tangthong) bekerja sebagai guru honorer yang selalu disibukkan dengan tugas-tugas menumpuk dari sekolahnya. Namun ayahnya tak pernah mengeluh, ia selalu bersemangat mencari nafkah demi anaknya agar bisa mendapatkan sekolah yang terbaik di Thailand.


Selain pintar, Lin juga mempunyai bakat memainkan alat musik piano. Disaat Lin sedang mencoba piano yang ada di tempat latihan musik, ia bertemu dengan Grace (Sawanya Paisarnpayak), teman sekelasnya yang akan mengikuti audisi pementasan teater. Namun sayang, sekolah memberlakukan persyaratan baru untuk lolos audisi yakni mempunyai nilai ujian yang cukup tinggi. Sedangkan Grace sendiri termasuk siswa yang tidak terlalu pintar dalam hal akademis. Melihat temannya merasa pesimis membuat Lin tergerak hatinya untuk menolong Grace. Ia memberikan les belajar untuk membantu Grace bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Disaat keduanya belajar bersama, Grace memberikan contoh soal yang akan dikerjakan pada ujian semester nanti. Keduanya pun saling belajar untuk mengerjakan soal-soal itu. 




Ujian semester pun tiba. Lin dikejutkan saat melihat soal-soal yang diberikan semuanya sama dengan contoh soal yang diberikan Grace pada saat mereka belajar. Lin yakin jika guru mereka yaitu Pak Sophorn (Big Sarut Richitrananda) melakukan kecurangan dengan cara menjual lalu membocorkan soal-soal ujian kepada siswa. Lin pun langsung bergerak cepat memberikan jawaban kepada Grace agar bisa mendapatkan nilai tinggi. Setelah selesai, Grace pun berhasil mendapatkan nilai tinggi. Sebagai imbalan, Grace mengajak Lin untuk dinner bareng di hotel dan restoran milik pacarnya yaitu Pat (Ice Paris). Lin dibuat tak percaya jika Pat adalah anak dari pemilik hotel dan restoran mewah di kotanya. Setelah mendengar kabar pacarnya mendapatkan nilai tinggi, Pat tertarik untuk mendapatkan jasa bantuan ujian semester dari Lin. Ia bahkan rela mengeluarkan uang sebanyak 30.000 Baht agar bisa lolos ujian. Alasan Pat sangatlah sepele, jika ia bisa mendapatkan nilai tinggi, orangtua nya akan membelikan mobil terbaru.


Lin akhirnya bersedia menerima tawaran Pat untuk mendapatkan nilai tinggi. Namun sebelum beraksi pada hari H, Lin memberikan strategi baru karena strategi lama yang dilakukan pada Grace sangat beresiko ketahuan oleh guru. Grace dan Pat belajar dengan teliti apa yang diajarkan oleh Lin. Setelah semuanya dipelajari, Grace, Pat dan Lin pun mengikuti lagi ujian semester.
Strategi yang dilakukan Lin yang awalnya hampir saja ketahuan, akhirnya berhasil menyelamatkan Grace dan juga Pat. Lin juga berhasil membongkar skandal bocoran soal yang dilakukan oleh Pak Sophorn. Lin yang awalnya diancam oleh Pak Sophorn kini mengancam balik akan melaporkan pada Kepala Sekolah Ibu Pornthip (Um Apasiri) dengan bukti suara telepon yang ia rekam. Rencana ancaman itu membuat Pak Sophorn ketakutan dan membiarkan Lin pergi.



Grace dan Pat akhirnya bernafas lega. Mereka berhasil mendapatkan nilai tinggi berkat bantuan dari Lin. Keesokan harinya, Ia mendapat kabar jika rekaman telepon Pak Sophorn kemarin sampai ke Ibu Kepala Sekolah. Pak Sophorn langsung dipecat dari sekolah. Lin merasa bersalah dan kecewa pada Pat karena telah mengirimkan rekaman telepon itu pada Ibu Kepala Sekolah. Selain itu, Pat juga memberikan informasi jika Lin tidak seratus persen mendapatkan beasiswa disekolahnya. Ayahnya ternyata membayar sebesar 200.000 baht pada sekolah agar memuluskan Lin bisa mendapatkan beasiswa dan tidak perlu bersaing dengan salah satu siswa pintar lainnya yaitu Bank (Jaonaay Jinjett).
Mendapat kenyataan bahwa ayahnya telah mengeluarkan uang yang sangat banyak membuat Lin akhirnya membuka jasa contekan sesuai dengan permintaan Pat. Lin beranggapan jika ia juga berhak bisa mendapatkan uang dari sekolah, karena sekolah juga bisa mendapatkan uang dari para siswanya.


#Review:
Film-film Thailand terutama produksi GDH-559 selalu mempunyai kualitas cerita yang sangat memuaskan. Salah satu film GDH terbaik yang pernah kutonton adalah film BAD GENIUS (2017) yang dirilis pada tahun 2017 lalu.


I'm so fallin' in love with Bad Genius. Aksi contek-menyontek siswa sekolahan bisa dieksekusi menjadi sebuah tontonan aksi heist yang menegangkan dan bikin gregetan. Selain itu, GDH juga selalu memberikan drama yang sangat menyentuh baik tentang hubungan asmara, pertemanan maupun keluarga. Setelah tiga tahun berlalu, GDH secara resmi mengumumkan bahwa BAD GENIUS (2017) akan hadir dalam bentuk serial dan mulai tayang pada awal Agustus ini. Banyak para penggemar film ini merasa BAD GENIUS THE SERIES (2020) tak perlu untuk ada mengingat filmnya sendiri sudah memberikan hasil yang sangat memuaskan. Para penggemar (termasuk aku) juga semakin khawatir disaat seluruh pemeran versi film tidak terlibat dalam serial ini, alias dirombak total. Kami tak ingin film sebagus itu tercoreng gara-gara hadirnya serial ini.


Dua episode perdana BAD GENIUS THE SERIES (2020) akhirnya dirilis pada tanggal 3-4 Agustus 2020 eksklusif di @wetvindonesia dan @iflix.id. Secara mengejutkan, eksekusi dua episode awal ini melampaui ekspektasi. Tim produksi serial ini rupanya mampu mengolah cerita dengan sangat baik. Eksplorasi beberapa karakter bahkan jauh lebih powerful dibandingkan versi filmnya. Selain itu, #BadGeniusTheSeries juga masih berhasil menyajikan aksi super menegangkan contek menyontek yang dilakukan oleh Lin dan teman-temannya. Di dua episode awal ini saja sudah memiliki trik dan formula baru dalam contek menyontek. Para pemain baru yang awalnya sempat diragukan, ternyata bermain dengan cukup baik dan tidak mengecewakan. June berhasil membawakan karakter Lin yang kalem namun berbahaya layaknya Aokbab dalam versi film. Ice Paris juga berhasil menampilkan sosok Pat yang tengil dan looknya sebagai orang kaya raya sangat pas. Dua main casts lainnya yaitu Jaonaay dan Sawanya tampil cukup baik meskipun belum terlalu menonjol di dua episode awal ini. Yang aku suka berikutnya yaitu di Episode 2 sudah mempunyai moment yang berhasil menitikan air mata sekaligus menyentil kondisi kehidupan sosial saat ini. Supporting actor yang memerankan karakter Ibu dari Bank selalu berhasil membuatku terharu. Selain itu, baik film maupun serial ini juga selalu berhasil menampilkan bobroknya sistem pendidikan yang aku yakin sangat relate dengan sistem pendidikan yang ada di negara-negara berkembang. Can't wait for upcoming episode! BAD GENIUS THE SERIES (2020) tayang setiap senin dan selasa pukul 21:00 WIB eksklusif di platform @wetvindonesia dan @iflix.id. Don't miss it!

[Review] The Rental: Ketika Menyewa Rumah Untuk Liburan Berubah Menjadi Kekacauan

#Description:
Title: The Rental (2020)
Casts: Dan Stevens, Alison Brie, Sheila Vand, Jeremy Allen White, Toby Huss
Director: Dave Franco
Studio: Black Bear Pictures, IFC Films


#Synopsis:
Dua kakak beradik yaitu Charlie (Dan Stevens) dan Josh (Jeremy Allen White) mengajak pasangan mereka masing-masing untuk berliburan disebuah rumah yang terletak dipinggir pantai. Charlie bersama dengan istrinya yaitu Michelle (Alison Brie) dan Josh dengan kekasihnya, Mina (Sheila Vand). Mereka ingin menghabiskan akhir pekan dengan bersenang-senang melepaskan penat pekerjaan mereka di kota. Awalnya Mina yang pertama kali mendapatkan info soal lokasi rumah yang akan disewa itu. Tapi disaat dirinya mencoba untuk booking, ia ditolak oleh penyewa rumah yang bernama Taylor (Toby Huss), dengan alasan yang rasisme. Tapi selang beberapa jam kemudian, Josh mencoba untuk booking kembali dan berhasil. Hal itu membuat dirinya merasa tak nyaman dan kesal dengan perlakuan Taylor yang berbuat rasisme kepadanya.


Meskipun Mina tidak menyukai penyewa rumah, mereka memutuskan untuk tetap menyewa rumah tersebut karena mempunyai fasilitas dan pemandangan yang sangat indah. Setibanya disana, mereka disambut oleh Taylor. Mina yang melihat langsung Taylor masih dibuat kesal dan tak nyaman gara-gara perlakuan rasis itu. Taylor pun meminta maaf meskipun menujukkan gesture ia masih tidak suka dengan orang yang mempunyai nama atau raut berwajah arab.
Di hari pertama, mereka menghabiskan bersenang-senang di dalam rumah. Mina dan Charlie yang merupakan rekan satu pekerjaan mengkonsumsi obat-obatan dan minuman alkohol yang cukup banyak. Namun Michelle dan Josh memilih untuk tidak terlalu mabuk karena mereka ingin istirahat lebih awal setelah menempuh perjalanan jauh. Malam semakin larut. Kondisi Mina dan Charlie yang dibawah pengaruh obat-obatan dan alkohol memutuskan untuk berendam di kolam jacuzzi. Interaksi Mina dan Charlie semakin dekat. Keduanya bahkan nekat melakukan hubungan terlarang dibelakang pasangan mereka masing-masing.


Keesokan harinya, Charlie dan Mina komitmen agar tidak menceritakan apa yang mereka lakukan kepada Josh maupun Michelle. Setelah kejadian itu, Mina tetap merasa tidak enak kepada Josh maupun Michelle, meskipun Josh berulang kali mencoba menenangkannya. Kepanikan melanda Mina disaat dirinya menemukan kejanggalan di shower yang ada di dalam toilet. Setelah diperiksa lebih teliti, rupanya shower tersebut dipasangi kamera pengintai. Keduanya terkejut lalu meyakini jika Taylor sengaja memasang kamera tersebut. Mina tak ingin rekaman dirinya dengan Charlie bisa tersebar dan dilihat Josh maupun Michelle. Kepanikan juga dirasakan oleh Josh, disaat anjing kesayangannya hilang.



Malam harinya, giliran Michelle yang ingin bersenang-senang. Namun suami dan kedua temannya lebih memilih untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan dan alkohol karena masih dilanda kekhawatiran soal hilangnya anjing dan insiden kamera pengintai itu. Michelle pun merasa sedih. Ia kemudian memilih untuk berendam di Jacuzzi demi menenangkan pikiran. Tapi ternyata Jacuzzi error, ia lantas memanggil Taylor untuk memperbaiki Jacuzzi itu.


Disaat Taylor datang ke rumah, tanpa basa-basi Josh langsung menanyakan perihal anjingnya yang hilang. Tak hanya itu saja, Mina pun mengajak Taylor ke toilet untuk meminta kejelasan tentang kamera pengintai yang terpasang di shower. Tapi Taylor tidak tahu soal anjing maupun kamera tersebut. Mina yang panik lalu mencoba menghajar Taylor tapi berhasil dihadang. Mendengar keributan di toilet membuat Josh marah dan langsung menghajar Taylor secara brutal hingga tak sadarkan diri.



Mina, Charlie dan Josh dibuat panik disaat kembali ke toilet, Taylor ditemukan tewas. Josh terkejut karena ia sangat yakin jika dirinya hanya memukul tak sampai membuat Taylor tewas. Mina, Charlie dan Josh kemudian sepakat untuk menyembunyikan kematian Taylor dengan membuang mayatnya ke laut. Charlie tak ingin adiknya menjadi tersangka dan dipenjara, sekaligus tak ingin bukti affair dirinya dengan Mina terbongkar gara-gara Taylor. Setelah berhasil menghilangkan jejak Taylor, Mina dan Charlie kemudian akhirnya menceritakan soal kamera pengintai yang dipasang di shower toilet. Mendengar hal tersebut membuat Michelle dan Josh terkejut. Charlie berjanji dan menjamin istrinya itu tak akan dilibatkan soal pembunuhan Taylor. Siapakah sebenarnya yang memasang kamera pengintai di rumah itu?


#Review:
Aktor yang melejit lewat film-film bergenre drama komedi dan aksi, Dave Franco kini mencoba untuk terlibat dibelakang layar sebagai seorang sutradara sekaligus penulis skenario film panjang berjudul THE RENTAL (2020). Melalui film ini, adik kandung dari aktor James Franco ini mencoba menyajikan sebuah cerita thriller psikologis tentang ketidaknyamanan soal privacy yang dimasukkan ke dalam cerita drama percintaan dan persahabatan dua pasangan antara Charlie-Michelle dan Josh-Mina. Development cerita serta sumber konflik yang dihadirkan film ini terbilang sangat menarik dan cukup kuat. film THE RENTAL (2020) mempunyai moment emas disaat ketakutan para karakter dalam film ini bersumber dari privacy yang tak boleh ketahuan oleh siapapun. Kegelisahan yang dialami oleh karakter Charlie dan Mina sukses ditularkan dengan sangat baik kepada penonton. Setiap tindakan dan dialog yang mereka lontarkan selalu memancing rasa penasaran. Psikologis keduanya benar-benar diuji untuk menyembunyikan rahasia serapi mungkin.


Setelah bermain-main dengan mengganggu psikologis penonton, Dave memberikan sensasi kengerian psikopat dengan style sadis & gore di paruh akhir film. Hal ini menurutku cukup unpredictable, meskipun agak sedikit terganggu dengan selipan humor khas Franco's Squad yang tiba-tiba muncul ditengah kengerian yang sudah tercipta. Untuk sebagian orang mungkin perpindahan dari thriller psikologis ke psikopat dengan style gore ini terbilang sudah terlalu mainstream, namun untuk aku pribadi, selama ketegangan dua genre ini masih terjaga dengan baik, film ini masih berhasil membuat penonton dibuat degdegan.


Ensemble casts film THE RENTAL (2020) ini juga tak disangka menampilkan performa yang tidak mengecewakan. Chemistry keempat pemain dan development karakternya juga bagus. Credit title juga disajikan dengan konsep yang tak biasa sekaligus menciptakan kengerian dan rasa penasaran. Overall, THE RENTAL (2020) is one of my favourite thriller-horror movie of the year so far.


[8/10Bintang]