Wednesday, 22 May 2024

[Review] Malam Pencabut Nyawa: Mengungkap Misteri Mengerikan Warga Desa Bajingjowo

 


#Description:
Title: Malam Pencabut Nyawa - Respati (2024)
Casts: Devano Danendra, Keisya Levronka, Mikha Hernan, Ratu Felisha, Fajar Nugra, Budi Ros, Kiki Narendra
Director: Sidharta Tata
Studio: Base Entertainment, Samara Group, Legacy Pictures, Barunson E&A


#Synopsis:
Setelah kematian tragis kedua orangtuanya akibat kecelakaan, hidup Respati (Devano Danendra) jadi tak lagi sama. Hampir setiap malam, Respati susah untuk tidur terlelap. Gejala insomnia yang dialami oleh Respati semakin diperparah dengan adanya gangguan-gangguan aneh yang selalu menyerangnya saat tengah malam. Bahkan ketika Respati sudah tidur pun, ia selalu mengalami mimpi buruk yang terus berulang-ulang.


Suatu hari, Respati tak sengaja melihat kabar berita di televisi tentang kasus korban pembunuhan secara misterius. Tak disangka, korban tersebut ternyata pernah muncul di alam mimpi Respati. Awalnya Respati menganggap hal tersebut hanya kebetulan semata, namun seiring berjalannya waktu, muncul korban-korban lain yang meninggalnya secara tidak wajar. Respati semakin heran karena para korban itu selalu muncul di alam mimpinya.



Karena penasaran, Respati pun meminta bantuan pada sahabatnya, Tirta (Mikha Hernan) untuk ikut menemukan jawaban tentang alam mimpinya yang selalu berhubungan dengan para korban pembunuhan itu. Disaat mereka berdua mencari banyak informasi, muncul siswi sekolah baru asal Jakarta yaitu Wulan (Keisya Levronka) yang selalu menyendiri. Konon kabarnya, Wulan dikeluarkan dari sekolah sebelumnya karena sering kerasukan. Saat pertama kali melihat Respati, Wulan merasakan ada yang aneh dari diri Respati. Wulan kemudian menawarkan diri untuk membantu Respati dan Tirta mengungkap misteri tentang alam mimpi yang selama ini selalu mengganggu hidup Respati.
Seiring berjalannya waktu, Paman Respati (Budi Ros) semakin khawatir dengan kondisi keponakannya itu yang masih insomnia. Selain membawanya ke dokter untuk berkonsultasi, Paman Respati kemudian menyewa asisten rumah tangga yaitu Abdul (Fajar Nugra) untuk mengurus kebersihan rumah. Melihat kondisi Respati yang insomnia, Abdul pun memberikan minyak angin aroma Gadung Melati yang dipercaya dapat mempercepat tidur jika dioleskan pada tubuh.


Hari demi hari terus berlalu, terror di alam mimpi semakin intens mengganggu Respati. Saat dirinya sedang berada di alam mimpi, ia bertemu dengan seorang nenek tua yang meminta Respati untuk segera keluar dari alam mimpi secepatnya. Setelah Respati tersadar, lagi dan lagi kasus pembunuhan misterius terulang lagi. Korbannya pun sempat muncul di alam mimpi Respati. Karena semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, Respati, Tirta dan Wulan bekerja sama untuk mendatangi rumah korban. Saat tiba disana, Respati melihat sosok nenek tua yang ada di alam mimpinya.



Setelah bertemu dengan nenek tua tersebut, akhirnya mereka bertiga mengetahui tentang sosok misterius yang selama ini mengganggu mimpi Respati. Sosok tersebut adalah Nyai Sukma (Ratu Felisha), dukun sakti di masa lalu yang berubah menjadi iblis penuh dendam terhadap warga desa Bajingjowo. Sukma tak segan untuk menghabisi setiap orang yang memiliki keturunan dari desa Bajingjowo.
Mampukah Respati, Tirta dan Wulan menghentikan semua rencana jahat dari iblis Sukma?


#Review:
Rumah produksi Base Entertainment kembali meramaikan industri film horror Indonesia dengan film terbarunya yang berjudul MALAM PENCABUT NYAWA (2024). Film ini diadaptasi dari novel horror populer karya Ragil J.P. yang dirilis pada tahun 2021 lalu. Kreator film Box Office WAKTU MAGHRIB (2023) yaitu Sidharta Tata dipercaya untuk menjadi sutradara project film ini.


Aku berkesempatan hadir pada sesi pemutaran perdana atau gala premiere film MALAM PENCABUT NYAWA (2024) yang sukses digelar pada Senin (13/5) lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, pemeran utama dari film ini yaitu Devano Danendra sengaja mengurangi waktu istirahat tidurnya demi mendalami peran sebagai Respati yang mengidap insomnia. Selain itu, Devano juga harus menjalani latihan fisik untuk beberapa koreografi dalam film ini.


Untuk segi cerita, film MALAM PENCABUT NYAWA (2024) yang ditulis oleh Ambaridzki Ramadhantyo ini ternyata tidak sepenuhnya menonjolkan horror. Elemen misteri dan fantasi nya bisa dirasakan penonton ketika memasuki babak pertengahan. Kolaborasi Sidharta Tata dan Ramadhantyo dalam penulisan cerita di film ini tertata rapi dan setiap sekuens cerita bisa terselesaikan dengan baik. Meskipun pada beberapa bagian, plot terasa repetitif terutama saat kasus kematian para korban terus menerus dihadirkan dengan cara yang sama. Selain itu, plot twist tentang Nyai Sukma pun terlalu predictable gara-gara salah satu adegan dari karakter yang ada di awal-awal film. Meskipun demikian, tingkat keseruan film ini bisa dipertahankan, khususnya saat memasuki babak akhir.
Elemen fantasi saat memasuki hutan alam mimpi di film ini terasa banget effortnya. Artistik dan product design nya jempolan berhasil menciptakan suasana hutan angker yang proper. Beberapa adegan horror saat di alam mimpi mengingatkan dengan visualisasi film horror fantasi KUNTILANAK (2019) nya Rizal Mantovani. Efek visual untuk power yang dimiliki oleh Respati dan Nyai Sukma pun bagus, sudah seperti film-film superhero. Selain itu, ada dua adegan apik yang dieksekusi dengan sangat mencengangkan. Teknis saat adegan kesurupan karakter Wulan dan final battle Respati dengan Nyai Sukma di kamar bikin penonton satu teater kemarin terpukau. Aku sih yakin inspirasi sang sutradara berasal dari film Christopher Nolan yaitu INCEPTION (2010) hahaha.


Untuk jajaran pemain, Sidharta Tata berhasil mengeksplorasi kualitas akting dari para aktor muda di film MALAM PENCABUT NYAWA (2024) ini. Devano Danendra berhasil menghidupkan karakter Respati yang memang pantas diperankan untuk dirinya. So far, penampilan akting terbaik sejauh ini dari Devano ada di film ini. Keisya Levronka yang merupakan penyanyi alumni Indonesian Idol pun tampil tak mengecewakan dalam memerankan karakter Wulan. Yang tak kalah mencuri perhatian datang dari penampilan aktor Mikha Hernan yang mencairkan suasana dan ketiganya berhasil menampilkan chemistry pertemanan yang saling tolong menolong dengan tulus. Penampilan Ratu Felisha seharusnya bisa mendapatkan porsi yang lebih banyak lagi. Sangat disayangkan juga kecantikan Ratu Felisha harus tertutupi oleh visualisasi Nyai Sukma dengan muka yang sangar sebagai iblis. Padahal tanpa visual iblis bergigi lebar seperti topeng pun aura Nyai Sukma sudah menyeramkan. Penampilan Fajar Nugra kali ini berhasil menampilkan dua sisi yang berbeda dalam perankan karakter Abdul.
Overall, film MALAM PENCABUT NYAWA (2024) berhasil membawa warna tersendiri untuk genre horror di Indonesia. Perpaduan horror, misteri dan fantasi nya bisa saling melengkapi satu sama lain. Keren!


[8/10Bintang]

[Review] Do You See What I See - First Love: Kisah Cinta Tak Biasa Antara Manusia Dengan Pocong!



#Description:
Title: Do You See What I See - First Love (2024)
Casts: Diandra Agatha, Shenina Cinnamon, Yesaya Abraham, Sonia Alyssa, Jessica Shaina, Nyimas Ratu Rafa, Sarah Felicia, Melly Saripah, Irgy Fahrezi, Melly Saripah, Noval TB
Director: Awi Suryadi
Studio: Pichouse Films, MD Pictures


#Synopsis:
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap Mawar (Diandra Agatha) berulang tahun selalu menyempatkan diri untuk ziarah ke makam kedua orangtuanya. Kali ini, Mawar yang baru menginjak usia 20 tahun mendatangi makam saat sore hari seorang diri karena adiknya, Melati (Nyimas Ratu Rafa) sedang berada di luar kota. Saat ziarah di makam kedua orangtuanya, Mawar mencurahkan hatinya termasuk ia ingin memiliki pacar. Setelah selesai ziarah, Mawar langsung pulang ke kost.
Tiba di kost, Mawar disambut oleh ketiga sahabatnya yaitu Vey (Shenina Cinnamon), Tika (Sonia Alyssa) dan Dona (Nyimas Ratu Rafa). Disana juga Vey kedatangan pacarnya, Alex (Yesaya Abraham) yang sedang mengerjakan tugas kampus bersama. Melihat ekspresi Mawar yang salah tingkah dan senyam-senyum membuat ketiga sahabatnya curiga jika Mawar diantar pulang oleh pria. Mawar hanya bisa tersenyum bahagia lalu pergi menuju kamarnya.
Keesokan harinya, Vey, Mawar, Tika dan Dona beraktifitas seperti biasa di kampus. Saat Vey dan Mawar berjalan menuju kelas, Mawar melihat Alex yang sedang berjalan berdua dengan Lina (Sarah Felicia) dan mengatakan jika mereka berdua selingkuh di belakang Vey. Mendengar hal tersebut membuat Vey terkejut. Alex pun mengatakan jika Lina adalah teman satu kelasnya yang sedang mempersiapkan project untuk acara kampus.
Saat menuju tengah malam, pengelola kost yaitu Mpok Atik (Melly Saripah) melihat Mawar sedang di dapur sedang membuat dua gelas minuman dan menghiraukan pertanyaan Mpok Atik yang menanyakan perihal tamu yang menemui Mawar. Pagi harinya, Mpok Atik sibuk membersihkan noda kotor dari tanah yang ada di ruang tamu kost. Tak lama setelah itu, Alex datang untuk menjemput Vey berangkat ke kampus. Saat Alex berjalan menuju kamarnya Vey. Ia mendengar suara asing dari kamar Mawar. Ia pun mencoba mengintip dari jendela dan terkejut saat melihat ada sepasang mata yang menatapnya dari dalam jendela. Alex terkejut dan langsung turun bersama Vey tanpa memberitahu apa yang ia lihat barusan. Sepulang dari kampus, Mawar akhirnya mengaku pada Vey jika ia sedang dekat dan berpacaran dengan seorang pria bernama Mas Restu. Mendengar hal tersebut membuat Vey lega karena sahabatnya itu sedang jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.
Hari demi hari terus berlalu. Setelah berpacaran, sikap Mawar jadi berubah. Mawar jadi jarang berkumpul bersama, absen kuliah dan selalu pergi dari kost saat tengah malam. Vey makin curiga jika Mas Restu membawa pengaruh buruh kepada Mawar. Namun kecurigaan Vey tersebut dibarengi juga dengan serangkaian kejadian mistis yang sering terjadi di kost. Vey, Tika dan Dona berusaha mencari tahu identitas dari Mas Restu namun hasilnya sia-sia. Lalu, siapakah sebenarnya Mas Restu yang merupakan cinta pertama dari Mawar?


#Review:
Rumah produksi MD Pictures dan Pichouse Films kembali hadir meramaikan genre film horror Indonesia dengan merilis film terbaru berjudul DO YOU SEE WHAT I SEE - FIRST LOVE (2024). Film ini diadaptasi dari Podcast Horror di Spotify milik Rizky Ardi Nugroho atau yang lebih familiar dengan nama Mizter Popo. Awi Suryadi dan Lele Laila kembali berkolaborasi sebagai sutradara dan penulis skenario untuk film ini.


Untuk segi cerita, premis yang dihadirkan oleh film DYSWIS - FIRST LOVE (2024) ini terbilang unik karena mengisahkan tentang manusia yang dibuat jatuh hati kepada makhluk gaib berwujud pocong. Elemen misteri yang menyelimuti karakter Mawar dan pacarnya cukup berhasil memancing rasa penasaran teman-temannya termasuk para penonton. Menariknya, Awi Suryadi dan Lele Laila kali ini tidak seenak jidat dalam menampilkan visual pocong. Bahkan di paruh awal film saja, plot lebih fokus mendalami masing-masing karakter tanpa adegan horror yang bertubi-tubi. Selain cerita cinta pertama, film ini juga turut menampilkan tentang coming of age serta persahabatan penghuni kost yang selalu saling tolong menolong. Penonton akan mudah bersimpati terhadap karakter Mawar yang cantik dan masih polos tentang hubungan asmara. Vey yang tegas dan to the point layaknya leader dalam sebuah pertemanan, Tika yang berprofesi sebagai penyiar radio dengan sikap tenangnya dan Dona yang paling cerewet serta ingin tahu apapun. Aku suka cara Lele Laila saat Mawar akhirnya memperkenalkan Mas Restu kepada ketiga temannya. Terror pocong yang gentayangan di kost-an mereka eksekusinya sangat mencekam.


Design produksi dan teknis yang dilakukan oleh Awi Suryadi untuk menghadirkan atmosfer horrornya jempolan banget. Terror mistis yang terjadi di kost-an, ruangan siaran radio, lorong-lorong gelap dan kuburan asli sukses membuatku tak nyaman ketika menonton film DYSWIS - FIRST LOVE (2024) ini. Selain itu, teknik pengambilan gambar dan penempatan kamera nya juga bagus banget. Tak sedikit shoot-shoot menarik dalam film ini seperti pengambilan ekspresi wajah dengan close-up, teknik point of view yang membuat penonton serasa terlibat langsung bersama para karakter yang ada di film ini. So far, visualisasi film DYSWIS - FIRST LOVE (2024) menjadi salah satu yang terbaik dari Awi Suryadi setelah BADOET (2015), DANUR 3 (2019) dan KISAH TANAH JAWA (2023).



Untuk jajaran pemain, penampilan debut dari Diandra Agatha di film horror ternyata tidak mengecewakan. Sifat polos dan cerianya terpancar kuat, ditambah lagi saat perubahan drastis menjadi serba misterius pun bagus. Ensemble cast pendukung seperti Shenina Cinnamon, Sonia Alyssa dan Jessica Shaina juga berhasil membangun chemistry persahabatan anak kost yang believable. Namun sayang, cerita persahabatan para anak kost disini sedikit terganggu oleh subplot drama pacaran dan selingkuh lewat karakter Alex yang diperankan Yesaya Abraham. Jujur, penampilan Yesaya tidaklah buruk, namun kemunculan dia dengan komedinya terasa nanggung. Andai saja subplot komedi dan perselingkuhan ini dihilangkan, pasti akan jauh lebih efektif dalam penceritaan.
Overall, film DO YOU SEE WHAT I SEE - FIRST (2024) bakal masuk salah satu film horror Indonesia terfavorit di tahun ini. Premis sederhana, unik dan diselesaikan dengan cara yang memuaskan!


[8/10Bintang] 

[Review] Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Cerita Berbahaya Mahasiswi Muslimah Masuk Ke Dunia Kelam Prostitusi



#Description:
Title: Tuhan, Izinkan Aku Berdosa - Harlot's Prayer (2024)
Casts: Aghniny Haque, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Andri Mashadi, Samo Rafael, Nugie, Ridwan Roull Rohaz, Goetheng Iku Ahkin, Onet Dhewanti, Cornelio Sunny, Keanu Angelo, Nikita Mirzani, Aksara Dena, Gendhis Maharany, Vika Aditya
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Dapur Films, MVP Pictures


#Synopsis:
Nidah Kiran (Aghniny Haque) dikenal sebagai salah satu mahasiswi paling pintar di kampusnya. Selain itu, Kiran juga rutin menghadiri kajian Agama Islam yang diselenggarakan oleh jamaah Dardariyah. Selama kuliah di Yogyakarta, Kiran tinggal di kost milik Mba Ami (Djenar Maesa Ayu) yang memiliki usaha salon. Kiran terpaksa kost di rumah Mba Ami yang dikenal sebagai salon berkedok rumah prostitusi itu demi menghemat uang kiriman dari orangtuanya di Salatiga.



Suatu hari, Kiran menghadiri acara kajian malam bersama dengan para mahasiswa muslim. Kajian tersebut dihadiri oleh pemilik pesantren Al-Dardariyah yaitu Ustadz Abu Darda (Ridwan Roull Rohaz). Setelah menghadiri kajian tersebut, rupanya Abu Darda tertarik untuk mengajak Kiran taaruf. Abu Darda kemudian meminta jemaahnya yang juga teman satu kampus dengan Kiran yaitu Ahmad (Aksara Dena) dan Rizda (Gendhis Maharany) untuk memberitahu kepada Kiran soal keinginannya untuk taaruf dengan Kiran. Ahmad meyakinkan Kiran untuk bersedia menjadi istri Abu Darda karena semua biaya hidup, pendidikan dan orangtua akan ditanggung olehnya. Mendengar tawaran tersebut membuat Kiran dilema. Ia masih ingin menyelesaikan pendidikan dan thesis nya. Namun disisi lain, Kiran juga tak ingin lagi menjadi beban kedua orangtuanya karena sang ayah kini sedang sakit dan butuh perawatan intensif.


Keesokan harinya, Kiran datang ke kampus dengan kondisinya yang kurang istirahat. Melihat mahasiswa nya kurang fit, Pak Tomo (Donny Damara) yang merupakan salah satu dosen di kampus mengajak Kiran untuk makan siang di kantin. Pak Tomo yang melihat potensi besar dan kepintaran dalam diri Kiran siap membantu Kiran jika dibutuhkan. Setelah selesai kuliah, Kiran mendapat telepon dari Abu Darda yang mengajaknya untuk nikah secara siri terlebih dahulu apabila Kiran belum siap untuk menikah secara resmi. Malam harinya, Kiran diundang ke pondok pesantren Al-Dardariyah atas permintaan Abu Darda. Tiba disana, perwakilan dari keluarga Abu Darda ternyata sudah menghubungi orangtua Kiran tentang rencana pernikahan tersebut. Kiran dibuat terkejut setelah mengetahui Abu Darda memiliki dua istri dan pada saat itu juga siap menggelar pernikahan dengannya. Kiran dengan tegas menolak pernikahan tersebut dan mengatakan jika Abu Darda menawarkan nikah siri melalui telepon pada siang hari. Mendengar hal tersebut membuat sang Ustadz marah. Ia menuduh Kiran telah berbohong dan memfitnah dirinya. Jamaah lain tentunya lebih mempercayai Abu Darda ketimbang pembelaan serta bukti panggilan telepon yang ada di ponsel milik Kiran.


Sejak saat itu, hidup Kiran jadi tidak tenang. Ia terus diterror oleh para jamaah  Ustadz Abu Darda termasuk mendapatkan broadcast ancaman karena Kiran sudah memfitnah Ustadz panutan mereka. Melihat Kiran yang terus dikejar oleh jamaah Abu Darda, Mba Ami tidak tinggal diam. Ia mengungsikan Kiran ke kost yang lebih aman. Mba Ami janji akan melindungi Kiran sampai semuanya kondusif. Selama bersembunyi di kost tersebut, Kiran bertemu dengan salah satu jemaah Abu Darda yaitu Da'arul (Andri Mashadi) yang memilih berada di pihak Kiran. Da'arul siap melindungi dan membela Kiran ditengah semua orang membencinya.
Namun sayang, cobaan hidup kembali menimpa di Kiran. Sosok yang ia sudah dianggap akan melindunginya itu malah pergi dan menyesali atas perbuatannya dengan Kiran. Prinsip hidup Kiran menjadi tidak karuan dan mempertanyakan tentang sikap adil dari tuhan untuk dirinya.


Ia pun memutuskan untuk melawan semua takdir dan mengikuti permainan kejamnya hidup yang diberikan dari tuhan kepada dirinya. Kiran mabuk bersama Hudan (Samo Rafael) dan mahasiswa pecinta alam lainnya. Yang lebih ekstrim lagi, ia nekat menjadi pemuas nafsu dari Pak Tomo dan dijadikan wanita simpanannya. Sejak saat itulah, kehidupan Kiran berubah drastis. Ia terjun ke dunia kelam dan berprofesi sebagai pekerja seks komersil yang dikontrol oleh Pak Tomo. Menariknya, Kiran tidak sembarangan dalam melayani client nya. Ia sangat selektif dan harus sesuai kriteria yang diinginkan. Hal tersebut membuat Kiran semakin terkenal di kalangan pejabat besar. Tak butuh lama, kerja sama antara Pak Tomo dan Kiran membuat mereka hidup dengan kekayaan yang melimpah. Setelah semuanya sudah tercapai, Kiran mempunyai misi terselubung untuk membongkar perilaku bejat para pejabat bermuka dua dengan menggunakan agama sebagai penutup kebobrokan mereka.



Hingga suatu ketika, Kiran berhasil mendapatkan client yang ternyata calon walikota yaitu Alim Suganda (Nugie). Kandidat terkuat pada pemilihan walikota yang akan segera digelar dalam waktu dekat. Sosok Alim Suganda sudah dikenal luas oleh masyarakat sebagai sosok yang beriman, sering membela rakyat, menjunjung tinggi Agama Islam dan sayang kepada keluarganya. Namun tak disangka, kali ini Kiran harus mengalami kejadian tak terduga saat berhadapan dengan Alim Suganda. Misi yang dijalankan Kiran kali ini beresiko tinggi hingga mengancam nyawa dirinya dan orang-orang disekitarnya. Akankah Kiran berhasil menyelesaikan semua 'permainan' yang ia anggap pemberian dari tuhan tersebut?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures dan Dapur Film berkolaborasi menghadirkan film terbaru yang diadaptasi dari novel kontroversial berjudul TUHAN, IZINKAN AKU JADI PELACUR karya penulis Muhidin Dahlan. Aku berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) yang sukses digelar pada Jum'at (17/5) lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan.


Pada kesempatan tersebut, banyak hal menarik diungkapkan oleh Hanung Bramantyo selaku sutradara dari film ini. Mas Hanung mengungkapkan, rencana untuk mengangkat novel karya Muhidin Dahlan ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Namun sayang, ketika Mas Hanung mencoba approach ke beberapa produser, hampir semuanya menolak ide pembuatan film ini. Selain para produser menolak, Mas Hanung juga mendapat penolakan dari beberapa aktor yang awalnya ia incar untuk membintangi film ini. Alasan yang diberikan pun mayoritas sama yaitu karena ide cerita dari film ini terbilang sangat berani dan kontroversial. Rencana pembuatan film ini juga menjadi tertunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan, mengingat tahun 2020-2021 kemarin pandemic CoVid-19 melanda dunia.


Lebih lanjut, memasuki pertengahan tahun 2021, Mas Hanung bertemu dengan produser dari MVP Pictures yaitu Raam Punjabi dan langsung ditagih olehnya mengenai film baru. Tanpa ragu, Mas Hanung menawarkan project film adaptasi novel TUHAN, IZINKAN AKU JADI PELACUR dan langsung disambut dengan sangat baik oleh Pak Raam Punjabi.
Hal menarik lainnya datang dari para pemain film ini. Aghniny Haque yang dipercaya untuk menjadi pemeran utama wanita mengungkapkan ia sangat senang dan tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran untuk memerankan karakter Nidah Kiran. Aghniny sangat menunggu peran menantang dan berbeda dari peran-peran yang pernah ia mainkan sebelumnya. Selain itu, Aghniny dan Andri Mashadi pun rutin menghadiri kegiatan kajian demi mendalami peran mereka sebagai mahasiswa dan jamaah muslim.
Untuk segi cerita, film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) menggunakan pola non-linear. Setiap perpindahan antar cerita dari karakter Kiran di masa lalu dan masa kini dilakukan secara dinamis, agar penonton tidak terlalu dibuat pusing dengan pola tersebut. Lewat film terbarunya ini, Mas Hanung Bramantyo terasa seperti kembali pada "fitrah" nya karena ide dan cerita dari film ini berpotensi menjadi bahan perbincangan layaknya film Mas Hanung terdahulu seperti DOA YANG MENGANCAM (2008), AYAT-AYAT CINTA (2008), PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (2009), TANDA TANYA (2011), CINTA TAPI BEDA (2012), HIJAB (2015) dan 2014 SIAPA DIATAS PRESIDEN (2015).


Di film ini, Mas Hanung dan penulis cerita Ifan Ismail menuangkan banyak keresahan dan issue sosial yang bisa saja pernah atau sedang terjadi di Indonesia saat ini. Issue sosial tersebut disematkan lewat karakter Nidah Kiran yang selama hidupnya berusaha menjadi seorang muslimah taat agama namun balasan yang diberikan tuhan terus menerus mengecewakan dirinya. Problematika dan pandangan hidup dari Kiran kemudian berubah drastis dengan cara mengikuti semua 'permainan' yang diberikan tuhan kepada dirinya. Development character Kiran yang sangat kuat disini membawa penonton bisa merasakan kekecewaan Kiran meskipun hal tersebut tidak dapat dibenarkan juga. Sekilas, rencana terselubung yang dilakukan Kiran hampir sama dengan karakter Sita yang ada di film SIKSA KUBUR (2024), yaitu sama-sama muak dan berambisi membongkar kedok dari orang-orang bermuka dua dengan menggunakan kebaikan serta agama untuk menutupi perilaku bejat mereka. Sang sutradara juga dengan gamblang menampilkan semua karakter di film ini tidak ada yang hitam maupun putih. Setiap manusia pasti memiliki dosa dan perilaku buruknya masing-masing. Termasuk dari karakter Mba Ami. Meskipun ia berprofesi sebagai PSK juga, namun ia juga memiliki sisi baik yaitu ketulusan dan setia kawan kepada Kiran. Tak sedikit adegan-adegan sensual dan kekerasan muncul di film ini tanpa tedeng aling-aling alias terpampang nyata disepanjang durasi film. Untungnya tim film sudah memberikan peringatan keras tentang isi konten yang sensitif dan bisa membuat sebagian penonton tersinggung ataupun terganggu, sebelum film ini dimulai. Namun yang cukup disayangkan bagiku, alur cerita film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) ini terasa terlalu panjang. Terlebih sutradara dan penulis cerita memilih mengembalikan interpretasi mengenai konklusi dan final fighting dari karakter Kiran kepada penonton, sehingga terjadilah sebuah open ending.


Untuk jajaran pemain, penampilan Aghniny Haque sudah jelas menjadi yang paling on fire di film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024). Keberanian, totalitas dan penjiwaannya sebagai Nidah Kiran sangat memuaskan. Bonding chemistry panas yang ia lakukan bersama para aktor laki-laki disini semakin menunjukkan kualitas akting Aghniny Haque. Nominasi Piala Citra sudah pasti akan mudah ia raih di tahun ini. Penampilan luar biasa selanjutnya datang dari trio Donny Damara, Nugie dan Andri Mashadi yang sukses mendalami peran sebagai trio munafik dan bejat dalam menghadapi Nidah Kiran. Penampilan Ibu Djenar Maesa Ayu yang kembali dipasangkan dengan Aghniny Haque setelah kemarin di film PEMANDI JENAZAH (2024) juga tak kalah mencuri perhatian. Sosok Mba Ami jauh lebih manusiawi ketimbang orang-orang munafik yang ada pada cerita film ini.
Visual, teknis dan scoring musik yang dihadirkan film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) tampil lebih realistis dalam memotret kehidupan Nidah Kiran sebelum dan sesudah menjadi pekerja seks komersil. Beberapa teknik pengambilan gambar terkesan raw dengan efek seperti handheld, sehingga penonton seperti terlibat dalam situasi yang sedang dialami oleh Kiran. Penggunaan cahaya yang suram dan kontras warna merah pun semakin mempertajam dan mempertegas keseluruhan cerita.
Overall, film TUHAN, IZINKAN AKU BERDOSA (2024) memang sangat berani dan berpotensi memicu kontroversi mengingat issue yang diangkat oleh Mas Hanung disini berada di pinggir jurang banget. So Provoking!


[8.5/10Bintang]

Tuesday, 14 May 2024

[Review] How To Make Millions Before Grandma Dies - Lahn Mah: Hati-Hati Akan Membuatmu Banjir Air Mata!



#Description:
Title: How To Make Millions Before Grandma Dies - Lahn Mah (2024)
Casts: Billkin Putthipong Assaratanakul, Usha Seamkhum, Tontawan Tantivejakul, Sarinrat Thomas, Sanya Kunakorn, Pongsatorn Jongwilas, Duangporn Oapirat, Himawari Tajiri
Director: Pat Boonnitipat
Studio: GDH 559, Klik Film, CBI Pictures


#Synopsis:
Di suatu hari, Amah (Usha Seamkhum) mengajak keluarganya untuk berkunjung ke makam kedua orang tuanya. Amah sangat senang karena ketiga anak dan cucunya masih mau menyempatkan waktu luang untuk menemaninya, meskipun Amah menyadari jika anak-anaknya sudah dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Saat Amah sedang menabur bunga, tiba-tiba ia terpeleset dan terjatuh. Keluarga panik dan langsung membawa Amah ke rumah sakit.


Selama pemeriksaan di ruang perawatan, Amah hanya ditemani anak keduanya yaitu Chew (Sanrirat Thomas) saja. Anak pertama yaitu Kiang (Sanya Kunakorn) memilih pulang dengan alasan akan menjemput istri dan anaknya, Pinn (Duangporn) dan Rainbow (Himawari Tajiri) yang baru selesai les Bahasa Inggris. Sementara itu, anak ketiga dan cucu pertama dari Amah yaitu Soei (Pongsatorn Jongwilas) dan M (Billkin Putthipong Assaratanakul) juga ikut pulang bersama Kiang. Setelah dirawat satu malam, Amah diizinkan pulang oleh dokter namun diwajibkan untuk kontrol setiap seminggu sekali. Usai mengantar pulang Amah ke rumahnya, Chew memberitahu kepada M jika Amah mengidap kanker usus dan sudah masuk stadium 4. Chew meminta pada anaknya itu untuk merahasiakan hal tersebut dari Kiang, Soei dan juga Amah.
Beberapa hari kemudian, sepupu dari M yaitu Mui (Tontawan Tantivejakul) meminta tolong untuk memperbaiki televisi yang ada kamar kakeknya. Saat M memperbaiki televisi, ia kagum kepada Mui yang berbakti dan rela menghabiskan waktu untuk merawat kakeknya seorang diri. Mui melakukan itu dengan sepenuh hati karena anak-anak dari kakeknya sudah sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Tak lama setelah itu, kakek dari Mui meninggal. Tak disangka, rumah dan harta kekayaan yang dimiliki sang kakek semuanya diwariskan kepada Mui. Bahkan M dan sang ibu juga mendapat sedikit warisan dari kakeknya Mui.


Sejak saat itulah, M terinspirasi ingin seperti Mui yang bisa mendapatkan warisan setelah kakeknya meninggal. M yakin jika ia berbakti dan berbuat baik kepada Amah pasti akan menuai hasil sama seperti Mui. M kemudian berinisiatif ingin tinggal bersama Amah dengan alasan bisa merawat dan menemani Amah untuk kontrol ke rumah sakit. Mendengar hal tersebut membuat sang ibu senang, karena untuk saat ini dirinya belum bisa mengawasi Amah karena sibuk bekerja di toko swalayan. Setelah mendapat izin dari ibunya, M langsung menggadaikan komputer kesayangannya sebagai modal dan bekal selama tinggal di rumah Amah.


Saat M tiba dirumahnya, Amah merasakan hal yang aneh melihat cucu nya yang tiba-tiba ingin tinggal disana. Ia meyakinkan sang nenek jika keputusannya ingin tinggal bersama itu demi bisa merawat dan menemani Amah. M pun akhirnya memberi tahu tentang penyakit yang diderita Amah. M optimis dan memberikan semangat pada neneknya untuk tidak takut dan berharap bisa sembuh. Hari demi hari terus berlalu, M mulai beradaptasi dengan segala kebiasaan Amah yang sering rewel, banyak mau dan penuh kecurigaan. Meskipun demikian, M perlahan mulai bisa merasakan jika Amah memang butuh pertolongannya.



Keesokan hari, M meminta bantuan pada Mui untuk mengantarnya ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, M terkejut karena harus mengantri panjang, padahal mereka bertiga sudah datang jauh sebelum rumah sakit buka. Saat menjalani kemoterapi, Amah meminta M untuk merahasiakan tentang kanker tersebut kepada Kiang, Chew dan Soei. Amah tak ingin membebani ketiga anaknya. Amah hanya ingin melihat mereka bahagia dengan kehidupannya masing-masing. Meskipun mengidap kanker, Amah tetap semangat beraktifitas seperti biasa. Ia selalu bangun dari jam 05:00 pagi untuk berjualan bubur di pinggir rel kereta. M pun mau tak mau harus terbiasa mengikuti pola hidup neneknya, termasuk ikut berjualan bubur di pagi hari.


Perlahan tapi pasti, kanker usus yang diderita Amah akhirnya ketahuan juga oleh Kiang dan Soei. Kiang kemudian membujuk Amah untuk tinggal bersamanya. Namun Amah menolak baik-baik tawaran anaknya itu dengan alasan rumah anaknya terlalu jauh ke tempat kemoterapi. Selain itu, Amah juga lebih betah tinggal di rumahnya bersama M. Seiring berjalannya waktu, kondisi kesehatan Amah perlahan mulai menurun. M yang semula berniat ingin mendapat warisan, akhirnya menyadari jika dirinya sangat menyayangi sang nenek dan sudah tidak lagi memperdulikan uang.


#Review:
Bioskop Indonesia kembali dimeriahkan dengan kehadiran film asal Thailand produksi GDH di bulan ini berjudul HOW TO MAKE MILLIONS BEFORE GRANDMA DIES - LAHN MAH (2024). Film yang disutradarai oleh kreator BAD GENIUS THE SERIES (2020) yaitu Pat Boonnitipat ini mengangkat cerita drama keluarga keturunan Chinese-Thailand. Dari judulnya saja, kita sudah curiga filmnya pasti bakal mengharukan dan penuh air mata. Ditambah lagi, film LAHN MAH (2024) diproduksi oleh GDH yang track record dan kualitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi oleh penonton.


Aku berkesempatan hadir pada pemutaran perdana film LAHN MAH (2024) regional Indonesia pada Rabu, 8 Mei 2024 lalu di CGV Cinemas Grand Indonesia, Jakarta. Klik Film dan CBI Pictures selaku distributor film yang menayangkan di bioskop Indonesia mengundang banyak tamu yang terdiri dari beberapa aktor dan aktris, media film dan para pecinta film berkumpul untuk menonton lebih awal film LAHN MAH (2024) sebelum tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 15 Mei mendatang.
Untuk segi cerita, film LAHN MAH (2024) memotret cerita keluarga sederhana keturunan Chinese-Thailand dengan premis menarik tentang usaha untuk mendapatkan warisan. Pada paruh awal film, suasana cerita dibuat hangat, penuh canda tawa dan sesekali membuat aku serta penonton lain terharu melihat kedekatan cucu dengan neneknya. Dinamika hubungan antara karakter M dengan Amah yang awalnya serba canggung, perlahan mulai mencair dan bisa saling melengkapi satu sama lain. Tak sedikit moment-moment lucu tercipta saat mereka berinteraksi. Jokes yang dihadirkan pun tidak lebay dan sangat natural. Sikap Amah yang rewel dan trust issued kepada keluarganya pun sangat reasonable karena ya mayoritas orang tua pasti pernah memiliki sifat seperti itu hahaha.



Terima kasih Klik Film, CBI Pictures, WatchmenID, Cinemaylo dan Biosclub
atas undangan screening film LAHN MAH (2024)

Selain dinamika hubungan antara nenek dan cucu, film LAHN MAH (2024) juga memiliki cerita berlapis, salah satunya tentang culture perpaduan Chinese-Thailand yang ternyata bisa related dengan kondisi keluarga secara general. Tak sedikit adegan-adegan sederhana di film ini memberikan impact yang luar biasa kepada penonton. Maka tak heran jika memasuki babak pertengahan, sudah banyak penonton termasuk aku yang mulai menangis. Sang sutradara kembali mengaduk-aduk perasaan penonton saat cerita memasuki babak akhir. Meskipun dari judul saja sudah ketahuan akan akhir film ini, tapi siapa sangka perjalanan terakhir Amah memberikan kejutan berlapis yang siap membawa penonton menangis sejadi-jadinya. Penonton sampai sudah berada di titik seperti menjadi bagian dari keluarga Amah dan merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Masyaallah, aku menulis artikel review ini aja sambil meneteskan air mata lagi.



Baru kali ini nonton film di bioskop satu teater nangis berjamaah! Kacamata ku sampai basah kuyup gara-gata nangis! Sayang banget Amah!
Photo by: @armanfebryan

Selain alur cerita yang sangat luar biasa, film LAHN MAH (2024) semakin sempurna berkat penampilan outstanding dari para pemain, khususnya Billkin Putthipong Assaratanakul dan Usha Seamkhum yang memerankan cucu dan nenek disini. Chemistry mereka sangat kuat, hangat, believable dan sukses membuat penonton menangis sejadi-jadinya. Siapapun yang menonton film ini pasti akan sayang banget kepada mereka berdua. Percayalah!!!!
Untuk urusan visual, GDH berhasil menyajikan tata artistik luar biasa untuk film LAHN MAH (2024) ini. Kondisi rumah Amah terlihat realistis, khas rumah-rumah jadul orang Chinese yang selalu padat dengan banyak benda didalamnya. Meskipun terlihat sempit, teknik pengambilan gambar serta blockingnya selalu bagus dan enak untuk dilihat. Menariknya, sang sutradara sangat fokus menampilkan kondisi lingkungan Thailand yang sederhana dengan tidak memanfaatkan spot-spot mainstream negeri gajah putih. Scoring yang dihadirkan pun selalu tepat sasaran dan melengkapi setiap adegan disepanjang durasi film.
Tanpa basa basi lagi, aku nobatkan film HOW TO MAKE MILLIONS BEFORE GRANDMA DIES (2024) sebagai film bioskop terbaik dan paling memuaskan di tahun ini.


[10/10Bintang]

Friday, 10 May 2024

[Review] Possession Kerasukan: Cerita Tentang Santet Berkedok Perselingkuhan!



#Description:
Title: Possession: Kerasukan (2024)
Casts: Carissa Perusset, Darius Sinathrya, Arswendy Beningswara, Sara Fajira, Nugie, Sulthan Hamonangan, Rangga Natra, Nabila Sakhina, Ferry Salim
Director: Razka Robby Ertanto
Studio: Falcon Pictures


#Synospis:
Faris (Darius Sinathrya) akhirnya bisa pulang dan bertemu dengan keluarganya setelah sekian lama mengabdi kepada negara sebagai tentara angkatan laut. Saat mendarat di pelabuhan, Faris dijemput oleh sang istri yaitu Ratna (Carissa Perusset) dan anak semata wayang mereka, Budi (Sulthan Hamonangan). Tapi anehnya, kepulangan Faris tidak disambut baik oleh Ratna. Raut mukanya terlihat datar, seolah tidak senang jika suaminya itu pulang. Setibanya di rumah, Faris ingin sekali berhubungan intim dengan istrinya itu. Namun sayang, Ratna menolak ajakan sang suami dengan alasan sedang menstruasi. Faris pun akhirnya menahan hasratnya sampai menunggu Ratna selesai menstruasi.
Seiring berjalannya waktu, sikap dan tingkah laku dari Ratna semakin mencurigakan. Ia sering keluar di malam hari saat Faris dan Budi tertidur lelap. Tak hanya itu saja, setiap Faris ingin dilayani, Ratna selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Puncaknya, Ratna mengajukan surat perceraian kepada Faris. Ratna memutuskan ingin bercerai tanpa memberikan alasan yang jelas. Hal tersebut membuat Faris terkejut sekaligu marah. Ia juga curiga jika Ratna telah berselingkuh dengan pria lain.
Kecurigaan Faris diperkuat oleh tetangga mereka di apartemen yaitu Pak Toni (Arswendy Beningswara) yang memberikan informasi jika Ratna sering keluar di malam hari dan dijemput dengan mobil. Faris pun tak tinggal diam, ia berusaha membuntuti Ratna dan menyewa Detektif bernama Sandy (Rangga Natra) untuk mengintai semua aktifitas yang dilakukan oleh istrinya itu selama berada di luar rumah.
Di sisi lain, teman dari Ratna yaitu Mita (Sara Fajira) datang ke rumah setelah menjemput Budi dari sekolah atas permintaan Ratna. Faris terkejut karena Budi malah diantar pulang oleh Mita. Mita pun mengatakan jika temannya itu saat ini sedang sibuk menulis skenario untuk pementasan teater terbarunya yang akan segera digelar dalam waktu dekat. Sementara itu, Sandy memberikan informasi terbaru jika ia melihat Ratna masuk ke hotel bersama dengan seorang pria. Setelah ditelusuri, pria tersebut adalah Wahyu (Nugie) yang merupakan produser dari project pementasan teater. Faris tak menyangka jika istrinya berselingkuh dengan pria yang tidak lebih baik darinya.
Faris kemudian berusaha menangkap basah aksi perselingkuhan Ratna dengan Wahyu. Saat masuk ke kamar hotel, Faris terkejut karena dugaan perselingkuhan itu tidak terbukti. Ratna sering pergi seorang diri naik mobil dan menghabiskan malam hari di hotel yang sama seorang diri. Setiap pulang ke rumah, Budi melihat sosok misterius berwujud pocong yang selalu mengikuti ibunya itu. Apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga Faris dan Ratna?


#Review:
Rumah produksi Falcon Black Pictures kembali melakukan remake resmi dari film luar negeri. Kali ini, giliran film horror thriller psikologis klasik asal Perancis, POSSESSION (1981) dibuat ulang dengan versi Indonesia oleh sutradra Razka Robby Ertanto dan penulis naskah Lele Laila.


Untuk segi cerita, film POSSESSION: KERASUKAN (2024) ini masih menggunakan premis yang sama dengan versi aslinya. Namun yang menarik, kolaborasi Razka dan Laila disini menghadirkan sedikit perombakan di beberapa bagian. Salah satunya yaitu menggantikan gurita dengan pocong, agar terasa dan lebih related dengan budaya Indonesia. Keputusan tersebut menurutku tidaklah salah, karena mayoritas penonton awam pastinya belum menonton versi aslinya. Tak hanya itu saja, film ini juga memiliki elemen horror yang lebih menonjol dengan didukung oleh tata artistik yang tidak mengecewakan. Teka-teki misteri yang dialami oleh Ratna di film ini bisa terungkap dengan mudah dan tidak terlalu mindblowing seperti versi Perancis. Plot twist yang dihadirkan pun sukses membuatku tercengang dan tak menyangka akan dibuat seperti itu hahaha.
Untuk jajaran pemain, penampilan Darius Sinathrya, Arswendy Beningswara dan Sara Fajira terlihat sangat total dalam memerankan peran mereka. Ekspresi dari ketiganya bisa dirasakan dengan mudah oleh penonton. Keberanian yang dilakukan oleh Carissa Perusset pun patut diacungi jempol, meskipun pada beberapa adegan, ekspresi dan aktingnya masih terasa flat. Untungnya beberapa dialog baku yang ia dan pemain lain lontarkan masih nyaman didengar.
Untuk segi visual, film POSSESSION: KERASUKAN (2024) tampil cukup memukau dengan suasana noir klasiknya. Apresiasi untuk tata artistik dan tim sinematografi nya yang terasa jauh lebih oke ketimbang dua film Falcon Black sebelumnya yaitu BAYI AJAIB (2023) dan BETINA PENGIKUT IBLIS (2023). Overall, film POSSESSION: KERASUKAN (2024) tampil cukup memuaskan dan menjadi warna baru di genre perfilman tanah air, meskipun ide nya berasal dari remake film klasik yang tidak bisa ditandingi.


[7/10Bintang]

Friday, 3 May 2024

[Review] Civil War: Ketika Presiden 3 Periode Menyebabkan Perang Besar Di Amerika Serikat!



#Description:
Title: Civil War (2024)
Casts: Kirsten Dunst, Wagner Moura, Cailee Spaeny, Stephen McKinley Henderson, Nelson Lee, Nick Offerman, Jefferson White, Jesse Plemons, Greg Hill, Edmund Donovan, Sonoya Mizuno
Director: Alex Garland
Studio: DNA Films, IPR.CV, A24, Entertainment Film Distributions


#Synopsis:
Kerusuhan dan Civil War terjadi di Amerika Serikat setelah Presiden (Nick Offerman) yang selama dua periode terakhir terkenal dengan diktator kembali terpilih untuk menjabat di periode nya yang ketiga. Kini, Civil War tersebut menyebabkan perpecahan antara pemerintah dengan berbagai faksi regional di seluruh wilayah Amerika Serikat.


Suatu hari, seorang jurnalis sekaligus fotografer perang yaitu Lee Smith (Kirsten Dunst) sedang bekerja untuk meliput dan memotret aksi demonstrasi warga di Brooklyn yang menuntut ketersediaan air bersih di pengungsian. Situasi menjadi kacau setelah beberapa warga berusaha menyerang pihak kepolisian. Tak lama kemudian, terjadi ledakan besar di tempat tersebut dan menewaskan banyak warga sipil. Lee berhasil mengabadikan beberapa moment mengerikan tersebut dan menyelamatkan beberapa warga sipil yang selamat termasuk seorang fotografer muda yaitu Jessie Cullen (Cailee Spaeny).


Malam harinya, Lee dan rekannya yaitu Joel (Wagner Moura) berencana untuk melakukan perjalanan ke Washington DC untuk mewawancarai sekaligus pemotretan Presiden tiga periode sebelum kota tersebut jatuh kepada pihak yang kontra terhadap Presiden. Dengan berbekal identitas sebagai jurnalis profesional, mereka yakin bisa berhasil melakukan perjalanan darat menuju Washington DC meskipun harus melewati banyak wilayah yang berbahaya. Dalam perjalanan tersebut keduanya ditemani oleh Sammy (Stephen McKinley Henderson) yang merupakan kerabat dekat sekaligus mentor dari Lee. Selain Sammy, rupanya Joel ikut mengajak Jessie setelah pertemuan mereka di bar hotel tempatnya menginap. Jessie berjanji tidak akan merepotkan mereka selama perjalanan menuju Washington DC dan akan fokus untuk memotret semua kejadian sama seperti idolanya yaitu Lee.
Dalam perjalanan menuju Washington DC, mobil yang mereka kendarai melewati banyak wilayah yang sudah dikuasai oleh orang-orang bersenjata baik itu dari pihak anti pemerintah, penjarah maupun pihak otoritas keamanan. Saat sedang mengisi bensin, mobil mereka harus menghadapi orang-orang bersenjata yang sedang menghukum para penjarah. Untungnya Lee berhasil membujuk mereka untuk membeli bensin dengan menggunakan uang Dollar Kanada. Kejadian di pom bensin tersebut membuat Jessie shock karena ia baru pertama kali melihat orang yang disiksa dengan cara kejam.



Malam harinya, Lee dan yang lainnya harus beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Mereka bermalam di wilayah pengungsian yang lokasinya tak jauh dari tempat pertempuran. Di pagi hari, mereka kembali menjadi saksi pertempuran antara kelompok milter dengan loyalis di sebuah bangunan. Lee dengan sigap mendokumentasikan semua kejadian tersebut. Tak hanya Lee, ternyata Jessie pun melakukan hal yang sama dengannya. Setelah pihak militer berhasil melumpuhkan anggota loyalis, Lee dan yang lainnya kembali melanjutkan perjalanan menuju Washington DC.
Suatu ketika, mobil yang dikendarai oleh Joel, Lee, Sammy dan Jessie melewati sebuah pasar festival yang terbengkalai. Saat sedang mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, tembakan jarak jauh mengarah kepada mereka. Dengan sigap, Lee, Joel dan Jessie langsung berlindung menyelamatkan diri. Sementara itu, Sammy tetap berada di dalam mobil. Setelah berhasil lolos dari pasar festival tersebut, mereka tak sengaja bertemu dengan dua reporter lain yaitu Tony (Nelson Lee) dan Bohai (Evan Lai). Ditengah jalan, Tony dan Jessie melakukan hal gila dengan cara berpindah tempat melalui jendela mobil yang sedang melaju kencang. Saat Jessie berhasil pindah mobil bersama Bohai, mereka langsung ngebut meninggalkan mobil nya Joel.


Tak lama setelah itu, mobil yang dikendarai Bohai dan Jessie terlihat berhenti di pinggir lapang dengan keadaan pintu terbuka. Joel, Lee, Tony dan Sammy langsung memarkirkan kendaraan. Mereka terkejut setelah melihat Bohai dan Jessie ditangkap oleh pasukan loyalis yang dipimpin oleh ketua militer (Jesse Plemons). Joel dan Lee kemudian berusaha membebaskan kedua rekannya itu dengan mengatakan jika mereka adalah anggota jurnalis. Pimpinan pasukan loyalis itu tidak menghiraukan ucapan Joel dan Lee. Ia langsung menembak Tony dan Bohai dengan alasan mereka bukan orang Amerika Serikat asli. Saat pimpinan pasukan loyalis akan menembak Jessie dan Joel, tiba-tiba Sammy datang dengan mengendarai mobil dan langsung menabrak pimpinan pasukan loyalis beserta anggota nya dan langsung menyelamatkan Lee, Joel dan Jessie. Mereka kabur dari tempat tersebut dengan cepat. Aksi kejar-kejaran dan baku tembak pun tak terhindarkan karena anggota lain dari pasukan ikut mengejar. Sepanjang perjalanan melarikan diri, Lee, Joel dan Jessie histeris sekaligus dirundung duka setelah kematian Tony dan Bohai.

Setelah tiba di tempat pengungsian di wilayah Charlottesville, mereka istirahat sejenak dan mendapat pertolongan dari paramedis dan pasukan keamanan setempat. Disana juga, Lee, Joel dan Jessie menerima informasi jika sudah banyak jenderal serta pejabat penting di pemerintahan yang sudah menyerah dan pergi meninggalkan Washington DC. Bahkan, serangan dari faksi kontra pemerintahan wilayah bagian barat akan segera menyerang pusat pemerintahan Amerika Serikat dalam waktu dekat. Bagaimanakah nasib selanjutnya dari Presiden 3 periode, Lee, Joel dan Jessie selanjutnya?


#Review:
Setelah tertunda hampir dua pekan, akhirnya film CIVIL WAR (2024) produksi A24 tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April 2024 lalu. Dengan budget produksi mencapai 50 juta Dollar Amerika Serikat, membuat film ini menjadi film termahal yang dibuat oleh A24 selama ini. Sampai awal Mei bulan ini, film CIVIL WAR (2024) telah berhasil mencetak box office global sebesar 93 juta Dollar Amerika Serikat dan dipastikan akan terus bertambah mengingat filmnya masih tayang di banyak bioskop.


Untuk segi cerita, kreator film EX MACHINA (2014) yaitu Alex Garland menghadirkan film CIVIL WAR (2024) bertema perang dengan point of view berasal dari mata jurnalis dan fotografer. Penonton langsung diajak masuk ke dalam situasi dimana Amerika Serikat sudah collaps dan di ambang kehancuran. Penonton pun tidak diberi kesempatan untuk mengetahui mana lawan, mana kawan, mana musuh yang ada di film ini. Plot cerita hanya berfokus menunjukkan bagaimana untuk survive di tengah situasi perang dan bisa menemui presiden secepatnya.
Road trip rombongan jurnalis menuju ke Washington DC dimeriahkan dengan serangkaian kejadian tak terduga yang sukses membuatku ikut ketakutan melihat apa yang terjadi. Salah satu adegan paling yang paling mengesankan sekaligus sangat horror yaitu saat karakter Jessie dan Tony disandera oleh tentara biadab yang diperankan dengan memukau oleh Jesse Plemons. Meskipun kemunculannya terbilang singkat tapi berhasil menunjukkan aura intimidatif yang sangat luar biasa. Klimaks cerita film CIVIL WAR (2024) diakhiri dengan aksi baku tembak yang lagi dan lagi penonton masih berada di zona abu-abu karena tidak dijelaskan lagi mana antagonis mana protagonis. Meskipun demikian, aksi baku tembak yang dihadirkan benar-benar intens dan penuh dengan ledakan.


Untuk jajaran pemain, penampilan Kirsten Dunst di film CIVIL WAR (2024) sukses membuatku terpukau. Aura seorang jurnalis nya sangat meyakinkan. Permainan emosi yang ditampilkannya pun berhasil ngena ke penonton. Apalagi saat memasuki babak akhir film, Kirsten Dunst makin ciamik dalam memerankan karakter Lee Smith. Chemistry yang ia bangun bersama Cailee Spaeny juga terasa believable. Penampilan aktor-aktor pendukung lainnya juga sudah memuaskan dan tidak membuatku kecewa.
Untuk segi visual, memaksakan diri untuk menonton film CIVIL WAR (2024) di IMAX adalah keputusan yang tidak membuatku rugi. Tak disangka dari awal sampai akhir film, format dan aspek rasio filmnya fullest IMAX! Visual peperangan yang terjadi di Amerika Serikat jadi lebih mencengangkan. Ditambah lagi audio yang dihadirkan pun terasa sangat crispy dan menggelegar banget. Penonton sudah seperti di medan perang sungguhan!
Overall, film CIVIL WAR (2024) sudah jelas menjadi salah satu film perang terbaik yang pernah diproduksi Hollywood. What If United States Collapse and Down berhasil tervisualkan dengan luar biasa di film ini. Ngeri!


[9/10Bintang]