Wednesday, 17 July 2024

[Review] Pusaka: Kisah Keris Misterius Yang Harus Menumbalkan Tujuh Nyawa!



#Description:
Title: Pusaka (2024)
Casts: Susan Sameh, Ajil Ditto, Ully Triani, Bukie B. Mansyur, Sofia Shireen, Shareefa Daanish, Sahila Hisyam, Joseph Kara, Ikhsan Samiaji, Coki Anwar, Slamet Rahardjo
Director: Rizal Mantovani
Studio: MVP Pictures, A & Z Films


#Synopsis:
Kakak beradik Randi (Bukie B. Mansyur) dan Bian (Sofia Shireen) mendapatkan warisan berupa sebuah rumah besar dari ayah mereka yaitu Pak Wisangko (Slamet Rahardjo) yang baru saja meninggal. Selain menerima warisan, Randi dan Bian juga mendapat surat wasiat agar rumah tersebut tidak untuk dijual dan harus dijadikan museum. Semasa hidup, Pak Wisangko merupakan salah satu kolektor besar yang mengoleksi benda-benda pusaka. Semua barang yang ia dapatkan disimpan di rumahnya. Randi pun meminta bantuan kepada temannya yang bekerja sebagai konsultan yaitu Nina (Shareefa Daanish) untuk menyulap rumah besar tersebut menjadi museum benda-benda pusaka.



Nina beserta tim nya yaitu Hanna (Susan Sameh), David (Ajil Ditto), Sandra (Ully Triani), Mayang (Sahila Hisyam) dan Ade (Ikhsan Samiaji) datang ke rumah Randi untuk melakukan riset perencanaan pembuatan museum. Setibanya disana, mereka terkejut karena rumah Randi jauh lebih besar dari bayangan. Randi meminta waktu selama 3 hari kepada Nina untuk menerima tawaran tersebut. Jika lebih dari 3 hari dan Nina tidak menyanggupi, maka ia akan mencari konsultan lain.


Karena kebutuhan finansial kantor yang mendesak, Nina pun bersedia menerima tawaran dari Randi. Ia dan timnya langsung bekerja dengan dibantu oleh Professor Dirga (Joseph Kara), rekan dari mendiang Pak Wisangko yang mempelajari banyak benda pusaka di rumah tersebut. Agar pekerjaan cepat selesai dan tak perlu bolak-balik, Randi pun mempersilahkan Nina dan timnya untuk tinggal di rumah. Nina kemudian membagi tugas kepada timnya untuk mengeksplor setiap ruangan yang ada di rumah tersebut.
Selama mereka bekerja, Hanna merasa risih dan tak nyaman terhadap sikap Sandra yang selalu membicarakan permasalahan di masa lalu yang menimpa dirinya. Selain itu, Professor Dirga dan Mayang juga dibuat kesal terhadap Sandra yang selalu berbicara sembarangan serta memainkan benda-benda pusaka dengan sembarangan. Melihat Hanna yang selalu dijelek-jelekan oleh Sandra membuat David terpancing emosi dan langsung memarahi Sandra. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Keduanya saling menyalahkan satu sama lain. Sandra yang kesal kemudian mendorong David dan tak sengaja membuka sebuah pintu tersembunyi dibalik lemari buku.


Randi dan Bian terkejut karena selama ini mereka tidak mengetahui tentang keberadaan pintu tersebut. Mereka berdua beserta Professor Dirga, Hanna, David, Sandra dan Mayang memasuki pintu yang menuju ruangan basement. Saat berada disana, mereka menemukan banyak sekali benda pusaka termasuk beberapa keris, patung dan prasasti. Ketika Professor Dirga dan Mayang berusaha membaca beberapa prasasti disana, Sandra berperilaku aneh setelah ia mengambil sebuah keris. Tak hanya itu saja, Sandra yang kerasukan langsung berlari berusaha mencelakai siapapun dihadapannya. Professor Dirga menjadi korban pertama dengan luka tusuk di bagian perut. David dan Randi langsung berlari menyelamatkan Professor Dirga. Mereka yang tersisa kemudian berlari keluar dari basement secepat mungkin.


Mendengar kegaduhan yang terjadi membuat Nina dan Ade yang ada di ruang tengah langsung berlari menemui rekan-rekannya. Mereka terkejut dan histeris melihat Professor Dirga terluka. Randi, Bian, Hanna, David, Nina, Mayang dan Ade terpaksa harus berpencar untuk bersembunyi dari Sandra yang kerasukan. Keadaan semakin kacau karena kondisi listrik di rumah tersebut tidak stabil. Satu-satunya cara untuk bisa keluar dari rumah hanya melalui pintu utama saja karena akses pintu lain dan semua jendela ditutupi oleh teralis besi. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah Pak Wisangko? Benarkah Sandra terkena kutukan jahat dari keris yang mengincar tujuh nyawa?


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures kembali menghadirkan film horror terbaru di bulan Juli ini berjudul PUSAKA (2024). Film ini merupakan kolaborasi antara Rizal Mantovani dan Husein M. Atmodjo sebagai sutradara dan juga penulis skenario.
Aku berkesempatan hadir pada acara pemutaran perdana film PUSAKA (2024) yang sukses digelar pada Jum'at (12/7) lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Seperti biasanya, MVP Pictures selalu niat jika mengadakan event gala premiere di bioskop. Set dekorasi dan backdrop nya sangat proper. Tak lupa juga tersedia properti keris yang sama persis dengan yang dipakai di film PUSAKA (2024).


Untuk segi cerita, film PUSAKA (2024) ini terbilang original dan tidak berdasarkan dari novel, thread maupun podcast. Husein M. Atmodjo menghadirkan cerita tentang sekelompok pekerja yang diminta untuk merenovasi sebuah rumah mewah untuk dijadikan museum. Dengan menghadirkan banyak karakter, sang penulis dan sutradara rupanya masih terlihat kesulitan untuk mengembangkan masing-masing karakter yang ada. Beberapa karakter terasa tidak penting dan gagal untuk saling melengkapi satu sama lain. Point of view cerita pun tidak konsisten sehingga membingungkan penonton untuk bersimpati dan fokus kepada siapa. Bahkan ada satu background story dari salah satu karakter yang tiba-tiba saja muncul dan terasa keluar dari konteks utama cerita film ini. Yang tak kalah mengganggu, beberapa dialog dari para karakter pun masih terasa kaku dan tidak terkesan natural. Cukup disayangkan sih, padahal sudah memasang nama-nama aktor yang sudah sering tampil di film-film layar lebar. Memasuki moment horror dan slasher, Rizal Mantovani terlihat sekali ingin keluar dari zona nyamannya yang selama ini identik dengan pure horror saja. Lewat film KERETA BERDARAH (2024) dan PUSAKA (2024), serangkaian adegan sadis yang dihadirkan cukup berhasil bikin ngilu penonton meskipun level kengeriannya masih belum bisa mencapai level mengguncang psikologis seperti yang sudah sering dilakukan oleh Timo Tjahjanto atau Kimo Stamboel. Terlepas dari segala kekurangannya yang menurutku masih menonjol, film PUSAKA (2024) masih enjoyable untuk ditonton sampai selesai berkat plot twist tentang kutukan keris pusaka yang mengharuskan membunuh tujuh nyawa agar situasi kembali menjadi normal. Klimaks penyelesaian cerita pun cukup mengharukan berkat penampilan total dari Susan Sameh.


Untuk jajaran pemain, penampilan paling meyakinkan dan tidak annoying datang dari Shareefa Daanish yang disusul Susan Sameh dan Ajil Ditto. Ekspresif nya mereka bertiga tidak berlebihan. Big applause untuk Ajil Ditto yang berhasil berlakon tak biasa saat film ini memasuki babak akhir. Karakter Sandra yang diperankan Ully Triani sebetulnya tidaklah buruk. Adegan sadis yang ia lakukan entertaining, cuma sayang aja dialog-dialog sompral dan julid dari Sandra ini selalu cringe. Penampilan keluarga Wisangko juga menurutku tidak terlalu menarik perhatian. Comedy relief yang dihadirkan lewat Ikhsan Samiaji pun seharusnya bisa menjadi daya tarik di film ini, survival yang ia lakukan jauh realistis ketimbang yang lain. Hahaha.
Untuk urusan visual, film PUSAKA (2024) cukup berhasil memvisualkan adegan-adegan sadis namun masih dalam batas yang tidak sampai mengguncang psikologis penonton. Penggunaan rumah gedongan yang juga menjadi set lokasi film TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013) ini pun hanya sekedar rumah dengan banyak benda pusaka saja, tidak memiliki arti yang kuat dan malah menjauhkan sisi rasionalitas untuk film ini.
Overall, film PUSAKA (2024) cukup berhasil hadir sebagai alternatif untuk genre horror yang tidak terlalu mengandalkan iblis atau setan didalamnya. Moment aksi sadisnya entertaining dan ditutup dengan klimaks yang cukup memorable.


[7/10Bintang]

No comments:

Post a Comment