Tuesday, 16 July 2024

[Review] Sekawan Limo: Kejadian Mistis Ketika Mendaki Gunung Madyopuro!

 


#Description:
Title: Sekawan Limo (2024)
Casts: Bayu Skak, Nadya Arina, Benidictus Siregar, Firza Valaza, Indra Pramujito, Keisya Levronka, Dono Pradana, Tri Yudiman, Beta Sofiansyah, Audya Ananta, Sarah Tumiwa, Devina Aureel
Director: Bayu Skak
Studio: Starvision Plus, Skak Studios


#Synopsis:
Usai mendaki Gunung Madyopuro, Bagas (Bayu Skak) mendapat undangan sebagai narasumber untuk podcast horror Medeni Pol yang dipandu oleh Deri (Dono Pradana) dan Dini (Keisya Levronka). Bagas akan menceritakan pengalaman mistis yang ia alami ketika mendaki Gunung Madyopuro.


Cerita diawali oleh Bagas yang sudah merencanakan mendaki gunung bersama dengan sahabatnya, Lenni (Nadya Arina) yang sama-sama masih kuliah di Malang, Jawa Timur. Setelah satu minggu persiapan dan membawa banyak perlengkapan, mereka tiba di kaki Gunung Madyopuro dan melakukan registrasi pendaftaran. Petugas menyarankan Bagas dan Lenni untuk mendaki bersama dengan ditemani pendaki lain karena mereka baru pertama kali melakukan pendakian gunung. Untungnya, Bagas dan Lenni bertemu dengan Dicky (Firza Valaza) yang mengaku sudah punya banyak pengalaman mendaki gunung. Namun petugas masih belum mengizinkan mereka berangkat karena harus mematuhi peraturan yang selama ini wajib dilakukan yaitu harus berjumlah genap. Tak lama, muncul seorang pria bernama Juna (Benidictus Siregar) yang ikut rombongan Bagas, Lenni dan Dicky. Juni ingin kembali naik ke atas untuk menyusul ketiga temannya yang masih berada disana.


Karena sudah berjumlah genap, pendakian pun dimulai. Bagas, Lenni dan Juna sangat bersemangat mengikuti jejak Dicky yang mengaku sudah hafal jalur track menuju puncak Gunung Madyopuro. Sebelum memasuki Pos 1, Dicky mengajak mereka bertiga melalui jalan pintas yang keluar dari jalur track pendakian. Karena ingin mengejar suasana matahari terbenam, Bagas, Lenni dan Juna pun sepakat mengikuti Dicky. Namun setelah beberapa jam berjalan, mereka tak kunjung menemukan Pos 1. Kondisi juga semakin gelap dan mereka akhirnya gagal mendapatkan pemandangan matahari terbenam. Lenni pun kesal terhadap Dicky yang membuat mereka berlima jadi tersesat ditengah hutan. Karena hari semakin gelap, mereka terpaksa mendirikan tenda untuk beristirahat disana.


Ketika mereka berlima sibuk mendirikan tenda, Lenni berteriak histeris melihat sosok penampakan sedang duduk dekat bebatuan. Lenni, Bagas dan Dicky yang histeris ketakutan langsung bergegas masuk ke dalam tenda untuk berlindung. Lain dengan Juna yang memberanikan diri mendekati bebatuan tersebut. Setelah ditelusuri, Juna melihat seorang pria paruh baya yang pingsan. Mereka pun langsung menolong pria tersebut dan dimasukan ke dalam tenda. Dari identitas yang mereka temukan, pria pingsan tersebut bernama Andrew Pramujito (Indra Pramujito). Bagas yakin jika Andrew ini merupakan salah satu bagian dari keluarga Pramujito yang terkenal di Surabaya sebagai konglomerat dan pengusaha barang-barang elektronik. Tak lama setelah itu, Andrew akhirnya sadarkan diri dan berterima kasih kepada Juna, Lenni, Bagas dan Dicky yang sudah menyelamatkannya.


Disaat Bagas, Lenni, Juna dan Andrew beristirahat, diam-diam Dicky terbangun dan pergi menuju sungai yang tak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda. Dicky kemudian melakukan ritual di sungai tersebut dan mengambil sebuah batu dari dasar sungai. Setelah selesai mendapatkannya, Dicky bergegas kembali menuju tenda untuk mengambil tas nya dan meninggalkan Bagas, Lenni, Juna dan Andrew. Namun sayang, rencana Dicky untuk kabur gagal setelah dipergoki oleh Juna. Tak lama setelah itu, matahari pun terbit dan perjalanan menuju puncak dilanjutkan.


Usai menempuh perjalanan cukup melelahkan, rombongan Bagas akhirnya tiba di Pos 2. Mereka pun langsung beristirahat sejenak disana sambil memesan makanan yang ada di warung. Namun kehadiran rombongan Bagas di Pos 2 menimbulkan pandangan curiga dari para pendaki yang ada disana. Setelah selesai mengisi perut di warung, rombongan Bagas merencanakan untuk melanjutkan pendakian ke Pos 3 dan puncak gunung. Mendengar rencana tersebut membuat para pendaki lain terkejut. Mereka menyarankan Bagas, Lenni, Dicky, Juna dan Andrew untuk tidak melanjutkan pendakian karena esok hari adalah tanggal 1 Suro. Namun karena sudah terlanjur berada di Pos 2, rombongan Bagas tetap nekat melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Madyopuro.


Seiring berjalannya waktu, perjalanan rombongan Bagas mendaki banyak menemukan rintangan. Satu persatu dari mereka mengalami kejadian mistis dan melihat banyak penampakan yang terus mengejar Lenni, Dicky, Andrew dan juga Juna. Selain itu, berbagai rahasia yang selama ini disembunyikan oleh mereka berlima mulai terkuak. Apa yang sebenarnya terjadi kepada rombongan Bagas di Gunung Madyopuro ini?


#Review:
Setelah berhasil menciptakan franchise YOWIS BEN (2018), Starvision Plus dan Bayu Skak kembali berkolaborasi menghadirkan film terbaru berjudul SEKAWAN LIMO (2024) di bioskop. Menariknya, film ini terinspirasi dari podcast-podcast horror tentang pendakian yang rutin didengarkan oleh Bayu Skak ketika ia pulang dari Jakarta menuju Malang.


Untuk segi cerita, kolaborasi antara Bayu Skak dan Nona Icha sebagai sutradara dan penulis skenario sukses menghadirkan cerita tentang perjalanan mendaki gunung yang tak hanya sekedar menghibur namun juga berbobot. Fokus cerita pun tidak berpusat pada satu karakter saja. Nona Icha berhasil membangun background story dari masing-masing karakter yang menarik dan juga kuat. Tujuan dan misi dari mereka berlima untuk mendaki juga terasa rasional bagi penonton. Selain itu, aku juga suka dengan jokes medok khas Jawa Timuran yang kembali berhasil ditampilkan oleh Bayu Skak di film ini. Serangkaian dialog komedi yang ditolantarkan para pemain begitu mengalir dan sama sekali tidak kaku. Konsistensi Bayu Skak menggunakan bahasa daerah di setiap film yang ia produksi pun selalu mencuri perhatian karena penyampaiannya on point. Untuk urusan komedi film SEKAWAN LIMO (2024) ini memang memuaskan, namun untuk urusan elemen horror nya, terkadang sesekali hit and miss. Suasana mencekam hutan di gunung dan jump scared nya masih bisa ditingkatkan lebih maksimal lagi. Namun hal tersebut aku bisa maklumi karena Bayu Skak sendiri baru pertama kali menjajal genre horror yang harus dikombinasikan dengan komedi didalamnya.


Untuk jajaran pemain, pemilihan nama-nama aktor yang asli dari Jawa Timur menjadi kekuatan terbesar dari film SEKAWAN LIMO (2024). Tektokan antara Bayu Skak, Benidictus, Firza, Indra, Dono hingga Keisya Levronka selalu berhasil memancing tawa penonton. Untuk elemen drama, kehadiran Nadya Arina semakin memperkuat cerita film SEKAWAN LIMO (2024). Issue yang diangkat tentang trauma, move on dari masa lalu dan tidak terus menerus menyalahkan diri sendiri berhasil dilakukan dengan maksimal oleh Nadya Arina dan juga Indra Pramujito. Kedua subplot dari mereka berdua membuat film ini semakin kaya dan memiliki hati.
Overall, film SEKAWAN LIMO (2024) surprisingly menjadi tontonan yang asyik dan sangat menghibur di bioskop di tahun ini. Bayu Skak you did it again after saga YOWIS BEN (2018)!


[8.5/10Bintang]

No comments:

Post a Comment