Wednesday, 13 March 2019

[Review] The Sacred Riana Beginning: Asal-Usul Kekuatan Magician Riana Terungkap!


#Description:
Title: The Sacred Riana Beginning (2019)
Casts: Sacred Riana, Citra Prima, Prabu Revolusi, Aura Kasih, Agatha Chelsea, Angrean Ken, Ciara Nadine Brosnan, Frislly Herlind, Willem Bevers, Jessiana Marriera Pariston, Brooklyn Alif Rea, Carlos Camelo
Director: Billy Christian
Studio: Nant Entertainment

#Synopsis:
Riana (Jessiana Marriera Pariston) sering dibully disekolahnya karena ayahnya, Januar (Prabu Revolusi) adalah seorang pembuat peti mati dan ibunya, Irma (Citra Prima) bekerja sebagai perias jenazah. Keduanya sangat sibuk dengan urusan pekerjaan hingga tak mempunyai waktu untuk Riana. Suatu hari, rumah yang Riana dan kedua orangtuanya kebakaran hingga menyebabkan mereka harus mengungsi ke rumah kakak dari ayahnya yaitu Om Johan (Willem Bevers).


Om Johan dengan senang hati mengizinkan keluarga adiknya itu untuk tinggal dirumahnya sepuasnya, karena ia akan bertolak ke luar negeri untuk keperluan bisnis barang-barang antik. Om Johan sendiri merupakan seorang kolektor barang antik yang mempunyai koleksi dari berbagai negara di dunia. Sebelum pergi, Om Johan melarang siapapun untuk pergi ke gudang di belakang rumah karena terdapat banyak barang antik yang konon mempunyai roh didalamnya. Namun tragis, keesokan harinya, keluarga Riana mendapat kabar duka bahwa pesawat yang dinaiki oleh Om Johan mengalami kecelakaan. Mendengar kakaknya menjadi korban, membuat Januar sangat sedih. Seluruh harta warisan milik Johan sepenuhnya menjadi milik Januar.



Suatu hari, Riana tak sengaja memasuki gudang belakang rumah. Disana ia melihat banyak sekali barang-barang antik, salah satunya adalah sebuah lukisan foto seorang pria yang dikelilingi oleh anak-anak dan dibawah lukisan foto tersebut terdapat sekotak kayu yang berisikan sebuah boneka. Riana langsung mengambil boneka itu dan menjadikannya sebagai teman baru dirumahnya. Seiring berjalannya waktu kebersamaan Riana dan boneka yang ia berinama Riani itu membuat perubahan sikap Riana yang makin lama makin tertutup. Tak cuma itu saja, Riana pun merasa mendapatkan sebuah kekuatan telekinesis yang mampu menggerakan barang tanpa menyentuhnya sama sekali.


Beberapa tahun kemudian, Riana (The Sacred Riana) tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat terutup dan pendiam. Boneka Riani selalu ia bawa kemana-mana. Ia juga sudah berminggu-minggu tidak masuk sekolah. Hingga guru konseling dari sekolahnya yaitu Bu Clara (Aura Kasih) datang untuk menemui Riana. Melihat sikap, sifat serta kondisi Riana yang makin lama makin tertutup membuat Bu Clara menyarankan pada kedua orangtua Riana untuk dirawat dan direhabilitasi agar kondisi kejiwaan Riana kembali pulih. Namun rencana itu malah membuat Riana semakin tertekan. Sang ibu dan ayahnya bahkan mengalami kecelakaan sebelum esoknya pergi mengantarkan Riana ke panti rehabilitasi. Ayah Januar kemudian meminta Bu Clara untuk  datang ke rumah untuk mengetahui kondisi terkini Riana karena mereka harus rawat inap. Keesokan harinya bersama dengan Lusi (Agatha Chelsea), Hendro (Ken Anggrean), dan Anggi (Ciara Nadine Brosnan), Bu Clara datang ke rumah Riana untuk menemaninya disana selama kedua orangtua Riana sedang dirawat di rumah sakit.




Setibanya disana, Bu Clara langsung memberikan terapi dan bimbingan untuk Riana yang dibantu oleh ketiga muridnya. Tak cuma itu saja, Bu Clara juga mencari tahu asal usul boneka milik Riana lewat buku-buku jurnal milik almarhum Om Johan. Selama berada di rumah itu, Riana dan Anggi selalu menelusuri ruangan demi ruangan yang ada. Hingga akhirnya mereka menemukan gudang belakang rumah dan masuk kedalamnya. Usai masuk kesana, Lusi dan Anggi mulai diganggu oleh makhluk-makhluk misterius. Sosok seorang pria berwajah putih, bergigi runcing dan mengenakan pakaian khas Belanda perlahan mulai mengganggu satu persatu orang yang ada di rumah Riana.


Bu Clara terus mencari tahu siapa sosok pria misterius yang selalu menghantui keempat muridnya itu. Hingga akhirnya mereka semua mengetahui bahwa dia adalah Bava Gogh (Carlos Camelo), setan yang bersemayam pada lukisan foto di gudang belakang rumah yang mengincar anak-anak untuk dibawa ke alamnya. Bava Gogh akan menghabisi siapapun yang mencoba menghalanginya untuk mengambil kembali boneka miliknya yang kini berada di tangan Riana. Mampukah Bu Clara dan keempat muridnya menghentikan setan Bava Gogh?

#Review:
Siapa yang tak mengenal dengan Illusionist The Sacred Riana? Remaja perempuan ini berhasil mencuri perhatian penonton nasional lewat ajang The Next Mentalist milik Deddy Corbuzier lalu melaju ke tingkat Asia dan memenangkan ajang pencarian bakat Asia's Got Talent 2017. Riana yang memiliki kemampuan telekinesis ini kemudian melanjutkan kariernya ke ajang America's Got Talent pada tahun 2018 lalu. 
Nama besar The Sacred Riana ini kemudian membuat sutradara Billy Christian tertarik untuk menjadikannya sebagai sebuah film horror. Dijumpai pada saat Press Conference dan Gala Premiere THE SACRED RIANA: BEGINNING (2019) di Cinema XXI Plaza Senayan Jakarta, pada Senin, 11 Maret 2019 kemarin, Billy mengaku cukup merasa spesial akhirnya project yang ia sudah idamkan selama ini bisa terealisasikan dengan menggandeng rumah produksi Nant Entertainment dan juga Trilogy Magic Factory yang merupakan management tempat dimana Riana bernaung.


Untuk segi cerita, film THE SACRED RIANA: BEGINNING (2019) ini hampir mirip seperti semi-biography tentang perjalanan hidup sang illusionist ketika anak-anak hingga menginjak usia remaja. Paruh awal film kita diajak untuk melihat perkembangan Riana hingga bagaimana ia mendapatkan kemampuan telekinesis-nya. Bagian ini sedikit mengingatkanku pada film superhero Marvel yaitu X-MEN Cinematic Universe dimana Riana terlihat seperti Mutant dengan kekuatan mampu menggerakan benda-benda mati tanpa menyentuhnya layaknya Magneto. Haha.
Namun seiring berjalannya cerita, Billy Christian dan penulis skenarionya terasa semakin bertele-tele dalam melanjutkan cerita. Beberapa plothole tersebar pada paruh awal film. Beberapa jumpscared diawal cukup asyik sih cara penampakannya.


Cerita kemudian berlanjut ketika Riana beranjak remaja atau memasuki usia saat ini. Disini kita diajak melihat dan berkenalan dengan sosok villain yang selalu mengganggu dan mengancam keselamatan Riana. Sosok tersebut ialah Bava Gogh, setan pria yang selalu mengincar anak-anak. Plot semakin kompleks saat Ibu Klara yang diperankan Aura Kasih datang kerumah beserta dengan murid-muridnya yang bertujuan untuk "menyembuhkan" Riana. Dari tujuannya saja menurutku sudah salah. Ibu Klara diceritakan sebagai seorang guru konseling disekolah Riana, sama sekali tidak cocok menurutku. Ilmu pengetahuan psikologi yang Ibu Klara tampilkan lebih baik beliau diberi peran sebagai dokter atau psikolog saja. Karena disepanjang film aku tidak menemukan satu adegan pun Riana dewasa sedang beraktivitas di sekolah. Mungkin jika mengambil plot kedua orangtua Riana berkonsultasi pada Bu Klara tentang sikap Riana dewasa yang makin aneh dan tertutup lalu memutuskan untuk rehabilitasi, pasti akan jauh lebih rasional.


Yang cukup disayangkan berikutnya adalah ketiga karakter yang menemani Bu Klara yaitu Lusi, Hendro dan Anggi. Ketiganya cukup annoying dan malah mengganggu jalannya cerita. Bahkan pada pertengahan film, sang karakter utama yaitu Riana malah hilang begitu saja dan didominasi oleh mereka yang diterror oleh setan-setan dirumah Riana. Chemistry ketiganya pun terasa banget kaku dan canggung. Dialog-dialog yang dilontarkan juga terlalu baku alhasil melihat aktris cilik Ciara Brosnan yang sebetulnya lucu ini malah jadi mengganggu karena penggunaan bahasanya sangat baku.
Makin menuju akhir film pun, Billy Christian dan team penulis skenarionya terasa ingin sekali menceritakan banyak hal agar semuanya tuntas. Nuansa horror yang sudah terbangun cukup baik lewat tata artistiknya ini kemudian ditambahkan unsur dongeng-fantasy layaknya film-film dari sutradara Guillermo Del Toro atau Tim Burton pada paruh akhir film. Entahlah keputusan ini bisa dibilang bagus lantaran menjadi something different untuk film horror lokal atau malah menjadi kekurangan, mengingat final-act film THE SACRED RIANA: BEGINNING (2019) ini menjadi terlalu dibuat melar, tidak seram dan seperti perpaduan pertunjukan sirkus dan illusionist dari Riana. Bagian saat Riana melihat orang-orang disekitarnya menjadi boneka lumayan bagus sih looknya. Tapi sayang cuma bentar banget! Adegan di wahana permainan dimalam hari juga eksekusinya terasa berantakan banget. Banyak adegan serta karakter lain yang muncul tiba-tiba. Penyebab Riana bertingkah dan bersikap seperti saat ini pun penyebabnya ditampilkan cuma begitu saja.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, film ini memiliki tata artistik, sinematografi dan musik yang tidak buruk. Musiknya mengingatkan pada film-film dongeng horror-fantasy klasik luar negeri. Lagu "Kenanglah Aku" yang dinyanyikan oleh Astrid, ditulis oleh Bemby Noor dan diaransemen oleh Andi Rianto ini juga bagus, feel horror-fantasy nya cukup bagus dengan suara khasnya Astrid. 
Overall, film THE SACRED RIANA: BEGINNING (2019) masih jauh dari apa yang dibayangkan. Padahal premise dan ide filmnya sudah sangat menjanjikan.


[6/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment