Wednesday 10 April 2019

[Review] Greta: Terror Psikopat Menghantui Seorang Gadis



#Description:
Title: Greta (2019)
Casts: Isabelle Huppert, Chloë Grace Moretz, Maika Monroe, Colm Feore, Jane Perry, Stephen Rea, Zawe Ashton
Director: Neil Jordan
Studio: Focus Feature, Sydney Kimmel Entertainment, Showbox, Starlight Culture Entertainment, Screen Ireland, Feat Pictures

#Synopsis: 
Frances (Chloë Grace Moretz) seorang gadis muda yang bekerja sebagai seorang waitress disebuah restaurant fine dining. Setiap hari ia pulang dan pergi ke tempatnya bekerja menggunakan kereta Subway. Namun pada suatu hari, ketika Frances akan keluar dari kereta, ia tak sengaja menemukan sebuah tas wanita berwarna hijau tua tergeletak didalam kereta. Ia pun langsung bergegas pergi menuju bagian loket Lost & Found untuk menyerahkan barang tersebut, tapi ternyata loket Lost & Found nya sudah tutup. Frances lalu membawanya ke apartment supaya tasnya aman. 
Setibanya di apartment, temannya yaitu Erica (Maika Monroe) langsung membuka isi tas berwarna hijau itu dan menemukan sebuah dompet, obat tablet, kartu identitas, dan sedikit peralatan make-up. Frances bermaksud berbaik hati untuk mengembalikan tasnya ke alamat sesuai dengan kartu identitas yang ada didalam tas itu.


Keesokan harinya, sebelum pergi bekerja, Frances mengantarkan dulu tasnya, hingga tibalah ia disebuah rumah dan disambut dengan sangat ramah oleh pemiliknya yaitu Greta Hideg (Isabelle Huppert). Sang pemilik tas merasa sangat senang dan berterima kasih pada Frances karena sudah mengembalikan dan mengantarkan tasnya. Greta langsung mengajak Frances untuk meminum hidangan teh yang ia siapkan. Greta lalu bercerita sedikit tentang hidupnya. Ia kini hidup sendiri, suami dan anaknya yang bernama Nicola sudah tiada. Greta yang berlogat dan berdialek bahasa Perancis ini cukup mahir bermain piano berkat almarhum suaminya selalu mengajarkannya. Greta begitu baik pada Frances hingga membuatnya merasa mendapat perhatian seorang ibu, karena ibu Frances sendiri sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Greta lalu meminta nomor ponsel Frances untuk komunikasi lebih lanjut sekaligus merencanakan mengajak dinner diwaktu luang.


Usai pengembalian tas itu, komunikasi Greta dan Frances makin intense. Bahkan Frances mengajak Greta untuk mencari anjing peliharaan agar selalu ada yang menemaninya dimanapun ia berada. Ide ini membuat Greta senang. Dengan bantuan Frances ia akhirnya bisa mengadopsi seekor anjing untuk dirumahnya. Sebagai ucapan terima kasih, Greta mengundang Frances dengan sepenuh hati mengajak dinner dan masak bareng dirumahnya. Frances menghidangkan masakan khas buatan almarhum ibunya dan Greta menghidangkan masakan khas dari Perancis. Ketika Frances sedang mencari sebuah lilin untuk dipasang di meja makan, tak sengaja ia membuka sebuah lemari yang berisi tas-tas berwarna hijau tua serupa dengan tas yang ia temukan pada saat di kereta Subway. Ketika Frances cek, isinya pun sama dan setiap tas itu diberi nama dan nama lengkap Frances McCullen pun terpampang menempel di salah satu tas tersebut.


Frances shock dan panik. Ia mencoba setenang mungkin untuk pergi dari rumah Greta dan membatalkan dinner. Greta bingung melihat perubahan sikap Frances yang tiba-tiba seperti tidak fit dan berkeringat. Ia pun mempersilahkan Frances untuk pulang. Setibanya di apartment, ia langsung menceritakan kejadian itu pada Erica. Sahabatnya itu langsung mengusulkan Frances untuk menjauhi Greta dan melaporkannya ke kepolisian. 
Usai kejadian itu perlahan Frances mulai menghindar dari Greta. Puluhan kali panggilan dari Greta tak pernah ia angkat. Frances semakin ketakutan, ia lalu melaporkan terror telepon dari Greta ke polisi, namun polisi menganggap kasus Frances terlalu sederhana. Polisi hanya menyarankan Frances untuk menolak & menghindar saja dari pelaku. Makin hari, sikap Greta pada Frances makin posesif. Greta seakan seperti ibu kandung dari Frances yang setiap saat, setiap waktu menghubungi dan bahkan mengawasi Frances ketika sedang bekerja. Tak tahan lagi dengan kelakuan Greta, ia langsung mendatangi Greta dan memarahinya untuk tidak mengikutinya lagi. Tapi sikap Greta masih saja seperti itu dan tidak menggubris keinginan Frances.


Hari demi hari, kehadiran Greta makin mengganggu kehidupan Frances. Bahkan temannya, Erica pun mulai ikutan diganggu oleh Greta. Dikala Frances sedang bingung untuk menghentikan terror Greta, ia lalu berinisiatif mencari tahu sosok Greta dengan menyelinap ke area sekitar rumahnya dan melihat tumpukan surat-surat yang ada di tong sampah. Ketika menelusuri siapa sosok Greta Hideg, Frances mendapatkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Greta merupakan seorang psikopat yang sangat terobsesi kepada gadis-gadis remaja dan lalu ia akan menganggapnya sebagai anaknya. Disaat Frances semakin terancam, Erica lalu menghubungi ayah dari Frances untuk meminta pertolongan. Mampukah Frances dan Erica terbebas dari terror Greta?

#Review:
Siapa yang tak pernah menjadi seorang stalker? Semua orang aku yakin pernah menelusuri informasi seseorang dengan sangat detail agar semua yang ia inginkan tercapai. Namun kadar stalker setiap orang tidaklah sama. Ada yang masih bermain dalam tahap biasa saja hingga ke level paling gila.
Cerita tentang seorang stalker tingkat dewa ini hadir dalam sebuah film thriller berjudul GRETA (2019) yang baru saja dirilis di bioskop Indonesia mulai hari ini, 10 April 2019. Film yang dibintangi Chloë Grace Moretz ini menyajikan sebuah cerita yang sangat mengganggu privacy seorang gadis belia bernama Frances McCullen yang berhasil kena jebakan dari seorang ibu-ibu paruh baya bernama Greta Hideg. Paruh awal film dibangun dengan drama yang menurutku kurang greget. Chemistry antara Moretz dan temannya masih terlihat kaku dan canggung. Kehadiran Greta dikehidupan Frances juga diawal film terasa kurang greget. Tak cuma itu saja, alasan Frances tidak menyukai almarhum ibunya dan juga ayahnya yang tidak tinggal serumah tidak dijelaskan dengan amat baik, alhasil ketika Frances merasa mendapatkan perhatian seorang ibu dari sosok Greta menjadi kurang meyakinkan.
Namun kekurangan itu kemudian tertutupi usai sosok Greta tak sengaja terbongkar oleh Frances saat ia salah membuka lemari. Intense ketegangan dan terror perlahan mulai dibangun dengan baik. Sisi stalker mulai dari hal kecil hingga ke level psikopat dilakukan dengan sangat baik oleh Isabelle Huppert. Hal-hal seperti mencari tahu seseorang lewat sosial medianya lalu terus menelepon puluhan kali karena khawatir hingga membuntuti kemanapun Frances pergi berhasil membuat sosok Greta menjadi tidak beres. Aku sangat suka moment Greta mengejar perhatian dari Frances hingga melibatkan orang disekitar Frances. Aksi kucing-kucingan mereka berdua dan juga Erica bikin gregetan. Makin menuju akhir, film ini semakin menggila dengan segala kelakuan Greta yang ternyata seorang psikopat. Maksud dan tujuan Greta melakukan ini semua sebetulnya cukup berhasil menggelengkan kepala penonton, tapi sayang, background siapa sebenarnya Greta lagi-lagi tidak dijelaskan dengan baik. Karakter penghubung saat Frances mencari tahu sosok Greta juga memberikan informasinya sangat nanggung.
Terlepas dari kekurangan itu, untungnya ketika memasuki babak akhir, intense ketegangan kembali ditebar lewat aksi bantuan dari detektif setempat dan juga Erica. Jebakan yang dilakukan Greta pada Frances makin lama makin gila dan horror. Meskipun ceritanya sudah sangat predictable, untungnya dieksekusi tidak terlalu mengecewakan. Penampilan Moretz dan Isabelle Huppert begitu apik dan meyakinkan. Moretz menampilkan sosok Frances begitu tertekan dan ketakutan usai mengetahui sosok Greta yang sebenarnya.
Overall, film GRETA (2019) berhasil menghadirkan thriller seorang stalker akut yang bikin gemas dan gregetan!


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment