Friday, 31 January 2020

[Review] Si Doel The Movie 3: Akhir Kisah Cinta Si Doel


#Description:
Title: Akhir Kisah Cinta Si Doel (2020)
Casts: Rano Karno, Maudy Koesnaedi, Cornelia Agatha, Fahreyza Anugerah, Suty Karno, Mandra, Aminah Tjendrakasih, Ahmad Zulhoir, Opie Kumis
Director: Rano Karno
Studio: Falcon Pictures, Karnos Films


#Synopsis:
Setelah penantian cukup panjang, kini Zaenab (Maudy Koesnaedi) hamil mengandung anak dari Doel. Kabar kehamilan Zaenab ini membuat Mandra (Mandra), Atun (Suty Karno) dan Nyak (Aminah Tjendrakasih) bahagia. Bahkan Atun sangat yakin Doel pasti memilih tetap bersama Zaenab daripada harus kembali pada Sarah (Cornelia Agatha).


Kabar kehamilan Zaenab ini tak sepenuhnya membuat Zaenab lega dan bahagia. Ia semakin dihantui oleh rasa bersalah karena telah memisahkan Abdullah (Fahreyza Anugerah) dengan ayahnya. Zaenab yakin jika dirinya terus bersama dengan Doel, ia akan mengalami tekanan batin, banyak pikiran dan sangat bisa berpengaruh pada kondisi janin yang ada di dalam perutnya. Setelah berkonsultasi pada dokter kandungan, Zaenab memantapkan diri untuk berpisah dengan Doel. Ia ingin menjalani dan membesarkan anaknya kelak tanpa dihantui rasa bersalah dan penuh tekanan batin. Zaenab ingin hidup tenang dan berencana akan pergi ke rumah ibunya setelah semua permasalahannya selesai.
Sementara itu, hadirnya Dul di kediamaan Doel membuat situasi antara Doel dengan Zaenab makin saling tak bicara. Doel bingung dalam menentukan sikap. Ia tak ingin melukai perasaan dan hati tiga perempuan yang ada dalam hidupnya.


Keesokan harinya, Zaenab memutuskan menghubungi Sarah untuk bertemu sebelum Sarah kembali ke Belanda. Sarah tetap yakin pada pendiriannya untuk bercerai dengan Doel. Tapi Zaenab memohon untuk mengurungkan niatnya, Zaenab kekeuh dengan alasannya ia ingin hidup tenang tanpa rasa bersalah pada Dul dan juga Sarah. Melihat apa yang diinginkan oleh Zaenab ini membuat Sarah dilema. Ia sebetulnya sudah bertekad bulat untuk bercerai dengan Doel, tapi karena permintaan Zaenab dan juga keinginan Dul yang selalu menginginkan ibu dan ayah mereka bersatu menjadi suatu hal yang berat bagi Sarah.


Zaenab juga telah meminta restu pada Nyak untuk pamit dari rumah. Untungnya Nyak tidak pernah melarang apa yang diinginkan Zaenab. Nyak sepenuhnya mendukung apapun keputusan Zaenab demi kebaikan Zaenab dan juga calon cucunya itu. Setelah menerima restu dari Nyak, Zaenab pun akhirnya memutuskan pulang ke rumah ibunya. Begitu juga dengan Sarah, ia memutuskan pulang lebih cepat ke Belanda dan menitipkan Dul di rumah Doel selama masa liburan di Indonesia.
Melihat kedua perempuan yang ia cintai pergi, membuat Doel kini memutuskan untuk memilih salah satu dari Zaenab dan Sarah. Doel akhirnya mengambil resiko, salah satu dari mereka harus merasakan sakit hati. Doel berharap pilihannya ini tepat dan bisa diridhoi oleh Allah SWT.


#Review:
27 tahun perjalanan kisah cinta legendaris antara Si Doel dengan Zaenab dan Sarah akhirnya menemukan ujung ditahun 2020 ini. Rumah produksi Falcon Pictures dan Karnos Films kali ini benar-benar menyelesaikan kisah cinta si Doel lewat film berjudul AKHIR KISAH CINTA SI DOEL (2020). Jilid ketiganya ini ditayangkan serentak diseluruh bioskop Indonesia mulai 23 Januari 2020 dan hingga saat ini (31/1) sudah 800.000++ penonton sudah menyaksikan film ini. 
Film AKHIR KISAH CINTA SI DOEL (2020) ini menurutku cukup berhasil menjawab apa yang menggantung di jilid keduanya yaitu film SI DOEL THE MOVIE 2 (2019). Aku awalnya mengira pada film ketiganya ini cuma project memanjangkan cerita aja agar bisa mengeruk keuntungan lebih banyak dari franchise ini. Tapi ternyata Rano Karno yang merupakan pemain sekaligus sutradara, penulis naskah dan salah satu produser film ini masih memiliki porsi konflik pergolakan batin yang cukup kuat untuk setiap karakternya. Di film ketiganya ini, penonton diajak untuk melihat perasaan emosional karakter Zaenab yang dimainkan oleh Maudy Koesnaedi. Keputusan-keputusan yang diambil oleh Zaenab maupun Sarah kini tidaklah hanya kemarahan sesaat, keduanya mengambil keputusan dengan sangat dewasa dan demi masa depan masing-masing dari mereka.


Tiga karakter perempuan dalam film AKHIR KISAH CINTA SI DOEL (2020) ini memang menjadi nyawa terbesar dalam film ini. Maudy Koesnaedi, Cornelia Agatha dan Aminah Tjendrakasih selalu berhasil membuat para penonton simpati kepada mereka. Yang aku paling kurang suka dan greget adalah karakter si Doel yang diperankan Rano Karno sangat konsisten dengan sifatnya yaitu pendiam, tanpa ekspresi dan irit bicara. Aku jadi heran, selama 27 tahun mengudara baik itu di Televisi maupun Bioskop, karakter si Doel ini sebetulnya hidupnya tidak semuram sifatnya. Ia sangat dicintai oleh dua perempuan, ibunya dan juga memiliki keluarga yang selalu bahagia dan penuh canda tawa, tapi karakter si Doel ini terlihat penuh beban, muram dan seakan tidak ada kebahagiaan dalam dirinya. Rasanya sudah cukup kisah legendaris ini berakhir dengan memilih Zaenab dan tak perlu ada kelanjutan lagi agar penonton tidak dibuat kesal! Haha.. Eksekusi Doel dalam menyelesaikan kisah cintanya dengan Sarah pun menurutku bagus dan indah demi kebahagiaan anak mereka.


Untuk jajaran pemain, di film ketiganya ini penonton diajak untuk lebih dekat dengan Dul yang diperankan Fahreyza Anugerah. Klimaks karakter anak dari Doel dan Sarah ini disaat ia berdialog dengan sang ayah saat akan pergi ke masjid. Keinginan seorang anak yang ingin kedua orangtuanya bersatu terasa sangat tulus dan sukses membuatku berkaca-kaca. Subplot lain surprisingly terbentuk lewat karakter Mandra yang bertemu lagi dengan belahan jiwanya, Munaroh. Jika Universe Si Doel ini akan berlanjut, aku lebih setuju karakter Mandra dibuat spin-off karena berpotensi jauh lebih menyenangkan dan menghibur pastinya.


[8/10Bintang]

Wednesday, 29 January 2020

[Review] Mangkujiwo: Asal-Usul Kuntilanak Akhirnya Terungkap


#Description:
Title: Mangkujiwo (2020)
Casts: Asmara Abigail, Yasamin Jasem, Sudjiwo Tedjo, Djenar Maesa Ayu, Roy Marten, Samuel Rizal, Kedung Darma, Septian Dwi Cahyo, Landung Simatupang
Director: Azhar Kinoi Lubis
Studio: MVP Pictures

#Synopsis:
Kanthi (Asmara Abigail) seorang gadis yang berprofesi sebagai penari kini hidupnya tersiksa. Ditengah kondisinya yang sedang hamil, ia dipasung dan ditempatkan di kandang sapi oleh Tjokro Kusumo (Roy Marten) karena dianggap gila, mengandung anak setan dan mempunyai kekuatan gaib. Tjokro sendiri merupakan seorang kolektor loji-loji pusaka dari keraton yang memiliki salah satu dari Pengilon Kembar, sepasang cermin keramat yang memiliki kekuatan magis. Namun Tjokro tidak terlalu mempercayai soal kekuatan yang ada pada loji-loji pusaka itu. Ia berencana akan membisniskan hal ini dengan Karmila (Karina Suwandi), seorang kolektor benda-benda pusaka. Keberadaan Kanthi yang semakin meresahkan warga, Ki Lurah (Landung Simatupang) memutuskan untuk meminta pertolongan pada Brotoseno (Sudjiwo Tedjo), mantan rekan dari Tjokro yang kini bermusuhan karena Tjokro melemparkan fitnah pada Brotoseno. Brotoseno sendiri dikenal sebagai orang yang mampu menyembuhkan seseorang dari kegilaan dan gangguan gaib karena dirinya memiliki salah satu Pengilon Kembar.


Terbebas dari Tjokro tak membuat Kanthi hidup normal. Ia kembali dipasung dan dikurung oleh Brotoseno di rumahnya. Tak cuma itu saja, Brotoseno memanfaatkan Kanthi untuk melakukan sebuah ritual yang siap membangkitkan sosok gaib untuk menghancurkan Tjokro. Kematian Kanthi ini melahirkan seorang bayi perempuan bernama Uma yang kini dibesarkan oleh Brotoseno.



Uma tumbuh menjadi remaja perempuan yang mandiri. Ia sekolah sekaligus bekerja sebagai staff restaurant disebuah hotel. Suatu hari, Uma tak sengaja melihat aksi pembunuhan seorang kolektor benda-benda pusaka bernama Raymond (Marcus Hacquebord) yang dilakukan oleh Herman (Kedung Darma). Melihat adanya saksi mata membuat atasan dari Herman yaitu Karmila dan Pulung (Samuel Rizal), anak dari Tjokro meminta dirinya untuk segera melenyapkan Uma. Kejadian tak terduga menghampiri Uma disaat dirinya sedang dalam bahaya. Uma selalu mendengar alunan suara seorang perempuan menyanyikan tembang Lingsir Wengi dan orang-orang yang mencoba mengganggunya itu selalu tewas secara mengenaskan.



Kematian orang-orang disekitar Tjokro membuat ia panik. Hal ini juga dirasakan oleh Brotoseno, Karmila dan juga Nyi Kenanga (Djenar Maesa Ayu), penasehat Brotoseon dan juga Tjokro. Brotoseno yakin sudah saatnya Mangkujiwo bangkit dari Pengilon Kembar melalui perantara Uma yang merupakan anak dari Kanthi.


#Review:
Rumah produksi MVP Pictures semakin serius dalam membangun semesta dari salah satu hantu legendaris Indonesia yaitu Kuntilanak. Sudah enam judul film yang dirilis dalam kurun waktu 14 tahun. TRILOGY KUNTILANAK generasi pertama dirilis pada tahun 2006-2008 lalu TRILOGY KUNTILANAK generasi kedua yang dirilis pada tahun 2018-2020.
Sebelum menghadirkan film Kuntilanak 3 yang akan dirilis pada Lebaran 2020 mendatang, MVP Pictures terlebih dahulu menghadirkan spin-off film tentang "Mangkujiwo" yang selalu muncul dalam dua generasi film KUNTILANAK. Film yang diberi judul MANGKUJIWO (2020) ini akan siap tayang di bioskop pada 30 Januari 2020 mendatang.



Suasana kemeriahan Gala Premiere film MANGKUJIWO (2020) yang diselenggarakan di 
Cinema XXI Epicentrum Jakarta. (Photo by: Instagram MVP Pictures)


Sesi foto para pemain, sutradara dan produser dengan rekan media usai Press Conference
Film MANGKUJIWO (2020) di Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Cinemaylo Movie Review)

Kami berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film MANGKUJIWO (2020) yang diselenggarakan pada Jum'at, 24 Januari 2020 lalu di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Dijumpai pada saat sesi interview, Produser dari MVP Pictures yakni Amrit Punjabi dan sang sutradara, Azhar Kinoi Lubis mengungkapkan proses pembuatan film ini memakan waktu hingga tiga bulan lamanya demi mendalami unsur budaya jawa serta kultur mistis yang berkembang pada saat itu. Amrit menambahkan, ia ingin film MANGKUJIWO (2020) ini tidak melulu mengandalkan penampakan atau jumpscared pada filmnya. Ia dan Kinoi ingin mengedepankan story-telling soal asal-usul Kuntilanak dengan baik dan kuat. Penulisan naskah film ini juga mereka serahkan pada duet Dirmawan Hatta dan Erwanto Aplhadullah. Nama Dirmawan Hatta bukanlah nama baru di industri film Indonesia. Dirmawan bahkan pernah masuk nominasi Festival Film Indonesia untuk kategori Naskah Terbaik lewat film THE MIRROR NEVER LIES dan BULAN DIATAS KUBURAN.
Aktris cantik Asmara Abigail pun mengungkapkan rasa bahagianya bisa terlibat dalam film MANGKUJIWO (2020) ini. Ia menambahkan, sosok Kuntilanak sangat bisa menjadi simbol feminisme di Indonesia. Ia menganggap jika selama ini sosok Kuntilanak yang identik dengan perempuan, hanya ditampilkan sisi seramnya saja tanpa menggali lebih dalam lagi kenapa Kuntilanak bisa melakukan seperti itu. Lewat film MANGKUJIWO (2020) ini, Asmara Abigail berharap bisa membuka perspektif baru tentang sosok Kuntilanak yang selalu menjadi korban kambing hitam dari dua orang yang sedang berseteru.


Asmara Abigail dan Sudjiwo Tedjo sedang sesi interview dengan media di acara
Gala Premire MANGKUJIWO (2020) Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Cinemaylo Movie Review)



Seluruh pemain, produser dan sutradara film MANGKUJIWO (2020) saat menyapa para tamu undangan Gala Premiere di Studio 1 dan Lobby Cinema XXI Epicentrum Jakarta
(Photo by: Instagram MVP Pictures)

Untuk segi cerita sendiri, harus diakui film MANGKUJIWO (2020) ini memang mengupas sangat detail tentang asal-usul sosok Kuntilanak. Kolaborasi sutradara dan penulis naskah ini mencoba menghadirkan plot yang maju mundur untuk membangun kisahnya. Disepanjang film, penonton diajak untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada karakter Kanthi ini. Awalnya kami cukup khawatir dengan konsep cerita yang maju mundur ini akan berpengaruh pada akhir cerita yang menjadi terlalu memaksakan, tapi kekhawatiran kami ini langsung dipatahkan. Dhirmawan dan Erwanto menyajikan seluruh plot yang awalnya terasa seperti puzzle menjadi akhir kisah yang apik, kuat dan mengesankan. Disepanjang durasi film, penonton tak diberi penampakan atau jumpscared murahan, Kinoi lebih menekankan pada drama perselisihan antara Brotoseno dan Tjokro yang berimbas pada kesialan yang dialami oleh Kanthi. Subplot lain soal karakter Karmila yang diperankan Karina Suwandi (yang merupakan jembatan penghubung pada film KUNTILANAK 2) ini pun dieksekusi dengan bagus, masuk akal dan cemerlang. Karakter-karakter pendukung lainnya juga mendapat penokohan yang cukup kuat dan membantu pada keseluruhan cerita. Tak boleh dilewatkan juga beberapa easter-egg kecil dari film Kuntilanak generasi pertama dan Kuntilanak generasi kedua juga muncul disini. Kami yakin hal ini menjadi hal yang paling ditunggu bagi para penggemar dan pengikut semesta film Kuntilanak.




Untuk jajaran pemain, Film MANGKUJIWO (2020) suprisingly memiliki ensemble casts yang memukau. Asmara Abigail memang tak perlu diragukan lagi jika memerankan sosok misterius. Aura menyeramkan namun tetap menarik empati penonton sukses ditampilkan oleh karakter Kanthi. Acungan dua jempol berikutnya kami berikan pada aktris muda Yasamin Jasem yang memerakan karakter Uma. Secara mengejutkan ia tampil melampaui ekspektasi kami. Yasamin mampu tampil sebagai remaja perempuan tangguh. Adegan aksi berkelahi hingga bunuh-bunuhannya benar-benar memuaskan. Kami sangat menikmati salah satu adegan Yasamin beradu aksi dengan salah satu aktor dan diiringi oleh lagu lawas. Sungguh ide dan konsep yang memukau untuk sebuah adegan dalam film horror. Performa aktor senior Sudjiwo Tedjo pun harus diapresiasi lantaran sukses menjiwai karakter Brotoseno. Aksinya menurutku cukup memukau dan setara dengan aksi aktris Christine Hakim dalam film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019).




Untuk segi visual dan scoring musik, film MANGKUJIWO (2020) ini sukses menampilkan serangkaian adegan-adegan disturbing yang membuat kami memejamkan mata. Organ hewan, manusia, darah hingga hewan-hewan mengerikan ditampilkan sangat nyata dan meyakinkan. Semakin tak sabar untuk melihat film-film selanjutnya dari semesta Kuntilanak ini. Semoga secepatnya bisa mempertemukan para karakter Kuntilanak generasi pertama dengan Kuntilanak generasi kedua. It's gonna be epic!
Film MANGKUJIWO (2020) akan segera tayang serentak diseluruh bioskop Indonesia mulai 30 Januari 2020 mendatang!


[8.5/10Bintang]

Monday, 27 January 2020

[Review] Temen Kondangan: Kekacauan Pesta Pernikahan Akibat Hadirnya Mantan


#Description:
Title: Temen Kondangan (2020)
Casts: Prisia Nasution, Gading Marten, Samuel Rizal, Olivia Jensen, Reza Nangin, Kevin Julio, Diah Permatasari, Pierre Gruno, Feby Febiola, Iszur Muchtar, Chika Waode, Sahira Anjani, Ovi Dian, Yeslin Wang, Oline Mendeng, Imelda Therinne, Melissa Karim
Director: Iip Sariful Hanan
Studio: MNC Pictures

#Synopsis:
Ditengah-tengah rutinitasnya sebagai pekerja kantoran sekaligus seleb Instagram populer, Putri (Prisia Nasution) mendapatkan sebuah undangan pernikahan dari Dheni (Samuel Rizal), mantan kekasihnya yang kini akan segera menikah dengan pacarnya, Fitri (Olivia Jensen), anak bos perusahaan media terkenal di Jakarta. Pernikahan Dheni dan Fitri ini menjadi pusat perhatian karena Dheni merupakan anak dari keluarga sukses di Jakarta.


Gara-gara didesak oleh para netizen, Putri yang sebenarnya sudah move-on, terpaksa harus menerima tantangan untuk hadir ke pesta pernikahan Dheni dan Fitri. Dengan dibantu oleh asistennya yaitu Sari (Chika Waode), Putri lalu mencari calon pendamping untuk menghadiri undangan itu. Kandidat pertama, Sari memberi referensi sepupunya yaitu Juna (Kevin Julio) yang sudah berpengalaman melayani jasa pendamping ke acara pernikahan. Namun Juna tidak pernah merespon disaat Putri membutuhkannya. Pilihan kedua, Putri langsung teringat pada bossnya yaitu Pak Galih (Gading Marten). Namun Putri tak yakin juga bisa mengajak bossnya itu untuk menemaninya ke undangan pernikahan. Kebingungan pun melanda Putri. Ia tak mungkin datang ke undangan pernikahan mantannya seorang diri. Putri mempunyai prinsif pantang untuk datang sendirian ke acara mantan, ditambah lagi ia tak ingin menjadi bahan gosip dari sesama seleb Instagram yang selalu memberikan gosip-gosip tak jelas yaitu Mawar (Oline Mendeng).



Keesokan harinya, Putri tak sengaja bertemu dengan Yusuf (Reza Nangin), teman semasa SMA di Bandung yang kini berprofesi sebagai vokalis band. Pertemuan itu membuat Yusuf senang karena pujaan hatinya selama masa sekolah itu meminta dirinya untuk menemani ke pesta pernikahan. Hari pernikahan pun tiba. Putri akhirnya datang ke pesta pernikahan Dheni dan Fitri bersama dengan Yusuf. Reaksi dari para teman-temannya yaitu Lulu (Ovi Dian), Olive (Sahira Anjani) dan Gaby (Yeslin Wang) bahagia akhirnya Putri bisa move-on dari sang mantan.



Hal tak terduga pun terjadi. Pak Galih tiba-tiba menghubungi Putri bahwa ia telah tiba di lokasi undangan. Tak hanya itu saja, Juna pun hadir di acara pernikahan dan menganggap dirinya partner undangannya Putri. Melihat ketiga pria yang tak diharapkan untuk menjadi partner undangannya membuat Putri panik dan kebingungan. Keadaan semakin kacau disaat Pak Galih mempunyai misi tersendiri saat datang ke pesta pernikahan Dheni dan Fitri. Begitu juga dengan Juna yang rupanya adalah seorang Wedding Crasher yang telah dipantau oleh para Wedding Organizer, termasuk Supervisor Wedding Organizer yang menghandle acara pernikahan Dheni dan Fitri yaitu Bu Angel (Imelda Therinne). Kepanikan juga turut menghampiri Juna. Tak disangka, band yang mengisi acara pernikahan itu ternyata grup band dirinya sendiri. Juna pun akhirnya harus menerima jika ia didepak dari grup band karena sang vokalis utamanya kini sudah pulang dari Eropa.


Kekacauan demi kekacauan terus terjadi. Kedua mempelai pernikahan ribut. Begitu juga dengan kedua orangtua mereka yang mengalami adu mulut hingga konflik terus melebar kemana-mana. Moment pernikahan Dheni dan Fitri menjadi kacau balau. Fitri kecewa karena Dheni masih saja mengundang Putri, padahal sudah dilarang oleh Fitri.


#Review:
Salah satu rumah produksi film Indonesia yang paling produktif menghadirkan film-film dengan original storynya yaitu MNC Pictures pada penghujung bulan Januari 2020 ini siap menghadirkan sebuah film bergenre komedi terbaru berjudul TEMEN KONDANGAN (2020).
Dijumpai pada saat sesi Media Screening hari Sabtu, 25 Januari 2020 lalu di CGV Grand Indonesia, Lukman Sardi selaku Creative & Associate Producer MNC Picture mengungkapkan, awal ide film ini berasal dari apa yang dirasakan dan kegelisahan para netizen diluar sana seputar mendapat undangan pernikahan dari mantan. Ide menggelitik ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah naskah film yang ditulis oleh Priesnanda Dwisatria dan Fauzan Indra. MNC Pictures kemudian menunjuk sutradara Iip Sariful Hanan untuk menahkodai film TEMEN KONDANGAN (2020) ini. Nama Kang Iip memang terbilang baru di industri perfilman Indonesia, pasalnya film ini menjadi debut pertama baginya dalam menggarap sebuah film layar lebar. Tapi hal tersebut tak membuat Kang Iip kesulitan, pasalnya sebelum menggarap film ini, Kang Iip sudah sukses sebagai sutradara sinetron stripping populer di RCTI yaitu TUKANG OJEK PENGKOLAN dan DUNIA TERBALIK.




Suasana Press Conference Film TEMEN KONDANGAN (2020) yang dihadiri para pemain, produser dan juga sutradara setelah pemutaran film.

Pada saat sesi Press Conference yang dihadiri para produser, sutradara dan juga casts, aktris Prisia Nasution, Olivia Jensen dan aktor Samuel Rizal dan Reza Nangin mengungkapkan bahwa selama proses shooting film TEMEN KONDANGAN (2020) ini banyak sekali kejadian-kejadian lucu. Tak cuma itu saja, karena sering bertemu di lokasi selama berminggu-minggu membuat seluruh casts yang mayoritas aktor-aktris papan atas Indonesia ini cukup mudah dalam membangun chemistry dan keseruan dalam film. Reza Nangin pun menambahkan, kegilaan yang diciptakan di lokasi shooting selalu berhasil memancing tawa seluruh team produksi film.
Ada hal menarik yang diungkapkan oleh Lukman Sardi dan Kang Iip. Plot cerita film ini berkisah dalam satu hari saja pada saat acara pernikahan. Tapi kenyataannya, proses shooting untuk adegan di acara pernikahan itu saja memakan hingga 12 hari. Mereka menyewa gedung dan mendekorasinya menjadi set pernikahan untuk keperluan proses shooting film. Alhasil tim produksi dan editing film ini harus jeli dan konsisten dalam melakukan pengeditan agar terlihat meyakinkan bahwa kekacauan acara pernikahan itu terjadi satu hari.
Untuk segi cerita, film ini memang cukup berhasil menghadirkan tawa penonton disaat terjadi kekacauan di pesta pernikahan. Konflik yang dihadirkan pun bagaikan bola salju yang terus menggelinding, melebar dan membesar hingga ke akhir cerita. Paruh awal film menurutku cukup sukses menampilkan background karakter Putri yang berprofesi sebagai wanita karier sekaligus selebgram. Logat sunda yang ditampilkan Prisia Nasution surprisingly bagus dan memancing tawa penonton. Konflik pun dimulai disaat karakter Putri tiba di lokasi acara pernikahan. Kegilaan para penulis naskah dalam menghadirkan hal-hal komedi dalam film ini awalnya sangat menghibur, tapi lama kelamaan membuat kami lelah. Alhasil beberapa subplot konflik lewat karakter selain Putri, Dheni, Fitri dan Galih terasa sangat dipaksakan untuk ada.


Untuk jajaran pemain, film TEMEN KONDANGAN (2020) memang harus diakui mempunyai ensemble casts yang cukup menggiurkan. Aktris Prisia Nasution yang lebih dikenal sebagai aktris spesialis drama dan action tampil menghibur sebagai seorang wanita sunda. Logat sundanya terasa pas, konsisten dan tidak maksa. Karakter Galih yang diperankan Gading Marten menurut kami terasa annoying disaat berkomedi. Reza Nangin kali ini mengeluarkan kemampuan aktingnya dalam memerankan karakter Yusuf. Hadirnya aktris cantik Olivia Jensen dalam film ini sukses mengobati kerinduan kami akan aktingnya di film layar lebar, namun sayang porsi karakter Fitri tidak terlalu dieksplor lebih banyak lagi.
Untuk segi visual, tata musik dan editing, film ini bermain di level yang aman, khas film-film MNC Pictures sebelumnya. Teknik editing dialog khas film PREMAN PENSIUN (2019) tiba-tiba dimunculkan di paruh akhir film. Namun sayang, menurut kami kejutan ini tidak terlalu menghibur seperti film dibintangi Epy Kusnandar itu.
Overall, film TEMEN KONDANGAN (2020) merupakan sebuah film komedi yang cukup menghibur dan penuh kegilaan disaat datang ke pesta pernikahan mantan!


[6.5/10Bintang]

Sunday, 26 January 2020

[Review] 1917: Kisah Dua Prajurit Inggris Dalam Menjalankan Misi Berbahaya


#Description:
Title: 1917 (2019)
Casts: George MacKay, Dean-Charles Chapman, Colin Firth, Benedict Bumberbatch, Daniel Mays, Richard Madden, Andrew Scott, Andy Apollo, Robert Masser
Director: Sam Mendes
Studio: DreamWorks Pictures, CBI Pictures

#Synopsis:
6 April 1917, dua prajurit Inggris yaitu Kopral Tom Blake (Dean-Charles Chapman) dan Kopral William Schofield (George MacKay) ditugaskan oleh atasannya yakni Jendral Erinmore (Colin Firth) pergi ke barisan terdepan pasukan Inggris yang sedang melawan Jerman pada Perang Dunia Pertama. 



Keduanya diberi amanat untuk menyampaikan pesan pada Kolonel Mackenzie (Benedict Cumberbatch) agar membatalkan misi penyerangan pada Jerman secepatnya sebelum berganti hari, karena Jerman sudah mengetahui rencana tersebut dan siap membantai 1600 prajurit Inggris dengan cara yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Kopral Blake pun mau tak mau menjalankan tugas itu karena salah satu dari 1600 prajurit Inggris itu terdapat kakaknya, Letnan Joseph Blake (Richard Madden). Nyawa seribuan lebih prajurit tersebut hanya bergantung pada keberhasilan Kopral Blake dan Kopral William dalam menjalankan amanatnya.



Perjalanan pun dimulai. Keduanya melintasi berbagai macam rintangan di medan peperangan. Jebakan bom di ruangan bawah tanah, terror tembakan dari musuh dan serangan bom dari pesawat terbang siap mengintai mereka dan nyawa pun menjadi taruhannya. Berhasilkah Kolonel Blake dan William menyampaikan pesan dari Jendral Erinmore kepada Kolonel Mackenzie untuk membatalkan penyerangan sebelum fajar tiba?


#Review:
Ajang penghargaan Piala Oscar 2020 akan segera digelar pada awal Februari mendatang. Salah satu Film Hollywood yang paling banyak dijagokan ialah film perang terbaru karya sutradara Sam Mendes berjudul 1917 (2019). Yang menjadikan film ini sangat berbeda dengan film-film perang yang sudah diproduksi Hollywood ialah teknik long one-take shoot yang dipilih oleh Sam Mendes beserta tim penulis naskah, tim tata kamera, artistik dan juga sinematografi dalam menyajikan sebuah cerita. Tak tanggung-tanggung adegan one-take yang ditampilkan dalam film 1917 (2019) cukup banyak, sangat luar biasa dan menakjubkan. Pergerakan kameranya benar-benar lincah membawa penonton seakan berada disamping kedua prajurit dalam menjalankan misinya. Parit-parit kecil dan sempit yang merupakan akses lalu-lalang para prajurit menjadi spot terbaik dalam menghadirkan sensai menegangkan.




Untuk segi cerita pun, film 1917 (2019) sangat to-the point dan hanya menggunakan dua sudut pandang dalam penceritaannya. Keputusan ini menurutku benar-benar briliant, karena penonton bisa langsung merasakan dan terbawa suasana bersama dengan kedua prajurit ini. Suasana ketegangan pun semakin sempurna berkat iringan music scoring apik karya Thomas Newman. Sensasi menegangkan dan mengerikan benar-benar terjaga dengan baik dari awal hingga film usai.
Untuk jajaran pemain pun, aktor George MacKay dan Dean-Charles Chapman sangat sukses memerankan dua prajurit Inggris yang mengemban tugas berbahaya. Mereka mempertaruhkan nyawa demi keselamatan seribuan lebih prajurit Inggris. Highly recommended movie. Calon terkuat Best Picture Oscar 2020! Sedang tayang diseluruh bioskop CGV Cinemas, Cinepolis, Flix Cinema & Lotte Cinema seluruh Indonesia. Don't miss it!


[9.5/10Bintang]

Saturday, 18 January 2020

[Review] Little Women: Melihat Kisah Hidup March Bersaudara Di Era Perang Dunia


#Description:
Title: Little Women (2019)
Casts: Saoirse Ronan, Emma Watson, Florence Pugh, Eliza Scanlen, Timothee Chalamet, Laura Dern, Meryl Streep, Bob Odenkirk, Tracy Letts, James Norton, Louis Garrel, Chris Cooper
Director: Greta Gerwig
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures, Regency Entertainment

#Synopsis:
Menjelang natal, keluarga March terpaksa harus merelakan ayah mereka (Bob Odenkirik) untuk pergi berjuang ke medan perang. Sang ibu, Marmee March (Laura Dern) kini tinggal di pedesaan bersama dengan keempat anaknya yakni Meg March (Emma Watson), Jo March (Saoirse Ronan), Amy March (Florence Pugh) dan Beth March (Eliza Scanlen) yang dibantu oleh asisten rumah tangga mereka yaitu Mrs. Hannah (Jayne Houdysell). Anak ke-2 dari keluarga March ini yaitu Jo tumbuh menjadi gadis remaja yang mempunyai hobi menulis cerita novel. Setiap saat ia selalu menuangkan segala apa yang ia rasakan pada secarik kertas untuk dijadikan sebuah kisah dalam novel. Ia pun selalu rajin untuk mengirimkan kisah novelnya ke penerbit dan berharap bisa diterbitkan menjadi sebuah buku novel dan dijual dipasaran. Jo juga mempunyai keinginan yang mulia, ia ingin membahagiakan seluruh anggota keluarganya dengan jerih payahnya sendiri.



Sementara itu, Meg tumbuh menjadi remaja yang mempunyai impian bisa menikah dan berkeluarga dengan kekasihnya. Namun keinginan itu selalu ia tahan lantaran masih belum rela untuk meninggalkan adik dan ibunya. Lain kisah dengan Beth, gadis remaja ini memiliki sifat pendiam, baik hati dan sangat mencintai musik. Ia gemar memainkan piano dirumah Bibi March (Meryl Streep) yang tinggal tak jauh dari keluarga mereka. Dan yang terakhir yaitu Amy, anak bungsu ini tumbuh menjadi gadis remaja yang riang, penuh semangat, bercita-cita sebagai pelukis handal namun memiliki sifat yang manja serta kekanak-kanakan.



Sang ibu memiliki sifat yang sangat baik hati dan bijak pada keempat anaknya itu. Ia juga selalu sabar dalam menghadapi Meg, Jo, Beth dan Amy jika sedang bertengkar karena hal-hal sepele. Kebersamaan March Bersaudara ini semakin meriah saat mereka bersahabat dengan Laurie Lawrence (Timothee Chalamet), pemuda kaya raya yang bertetangga dengan keluarga March. Hadirnya Laurie ini sering menimbulkan pertengkaran antara Jo dan Amy. Pasalnya, Laurie selalu mendekati March Bersaudara. Bahkan Meg dan Amy yang sebetulnya sudah memiliki kekasih selalu digoda oleh Laurie.
Suatu hari, Meg dan Jo mendapat undangan untuk hadir ke sebuah pesta yang diselenggarakan oleh rekan dari Laurie. Meg mengajak sang kekasih, sementara itu Jo terpaksa bersama dengan Laurie. Melihat kedua kakaknya pergi ke pesta membuat Amy kesal dan marah. Tanpa berpikir panjang, Amy membakar seluruh tulisan-tulisan Jo yang ditulis untuk dijadikan buku sebagai kado jika ayahnya nanti pulang dari medan perang. Ulah usil Amy ini berbuntut panjang. Jo sangat marah dan kecewa pada adiknya itu. Sang ibu dengan sabar membujuk dan menenangkan kedua anaknya itu agar tidak bertengkar lagi.



Natal pun telah tiba. Rupanya sang ayah belum bisa pulang tepat waktu. Sang ibu terpaksa menyusul sang ayah ke medan perang untuk membantu tim medis disana. March Bersaudara kini menghabiskan natal dirumah dan juga membantu tetangga mereka yang tak bisa merayakan natal karena kondisi ekonominya sedang terpuruk. Melihat kondisi tetangganya yang sedang sakit, membuat Meg, Jo, Beth dan Amy langsung memberikan makanan yang mereka punya. Beth bahkan dengan telaten merawat bayi yang terkenan demamn tinggi.



Kabar buruk pun menimpa keluarga March. Sang ayah tertahan di medan perang dan terancam tak bisa pulang karena tak ada biaya. Jo kemudian memberikan pendapatan yang ia punya sebagai penulis serta memotong rambut dan menjualnya ke salon demi kepulangan ayah mereka. Disaat kedua orang tua mereka tengah di medan perang, Beth jatuh sakit dan demam tinggi. Mrs. Hannah yakin Beth tertular dari bayi yang mereka tolong. Meg, Jo dan Amy berpacu dengan waktu untuk merawat Beth agar tidak semakin parah.


Apa yang Jo alami selama ia bersama dengan kakak dan adiknya ini secara tak sadar telah ia tuangkan dalam tulisan-tulisan hingga membentuk sebuah cerita panjang.


#Review:
Usai menggarap film LADY BIRD (2017), nama aktris sekaligus sutradara Greta Gerwig semakin melesat dan karya-karya terbarunya selalu ditunggu oleh para pecinta film. Di akhir tahu 2019 kemarin, istri dari sutradara Noah Baumbach ini kembali menghadirkan sebuah film yang kali ini mengadaptasi dari novel legendaris karya Louisa May Alcott berjudul LITTLE WOMEN (2019). Sebetulnya adaptasi novel ini sudah banyak sekali diangkat ke layar lebar maupun series. Yang paling populer adalah LITTLE WOMEN yang dirilis pada tahun 1994 dan juga yang versi modern dirilis pada tahun 2018 lalu.



Plot kisah film LITTLE WOMEN (2019) versi Greta Gerwig ini mengikuti versi novelnya yang berlatar tahun 1868. Untuk segi cerita, film yang mengisahkan March Bersaudara ini tampil begitu manis, lembut dan terasa seperti dongeng fairytale. Plot drama keluarga yang dihadirkan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, meskipun latar waktu film ini berkisah pada era tahun 1800an. Greta sangat berhasil mengupas satu demi satu karakter Meg, Jo, Beth dan Amy. Sifat, tujuan dan pandangan hidup dari mereka masing-masing tervisualkan dengan baik olehnya. Daily-life keluarga March pun ditampilkan pas dan sangat heartwarming. Kebersamaan, keributan dan kebahagiaan mereka sangat kuat terpancar disepanjang film. Moral-value yang diselipkan pun bagus dan related dengan kondisi pada saat itu. Eksplorasi karakter dan berbagai peristiwa yang dialami oleh March Bersaudara ini dideskripsikan dengan porsi yang sama rata, meskipun untuk karakter Jo ditampilkan sebagai leadnya juga tidak dibuat mendominasi. Sisi feminisme dan emansipasi yang penonton jumpai pada karakter Jo juga cukup menarik. Jo selalu dikisahkan ingin menjadi perempuan yang tak selalu bergantung pada laki-laki dan ingin hidup mandiri.


Jajaran pemain yang diisi oleh bintang-bintang besar Hollywood tampil sangat memuaskan. Saoirse Ronan yang merupakan aktris kesayangan Greta berhasil memerankan Jo March dengan apik. Chemistry yang ia bangun bersama dengan ibu maupun saudara-saudara perempuannya terasa seru dan memuaskan. Emma Watson dan Eliza Scanlen juga tampil tak bagusnya. Sebagai anggota keluarga yang cenderung tidak seaktif Jo March dan Amy March, keduanya mampu menghadirkan karakter Meg dan Beth yang selalu membuatku tersenyum. Cantik banget! Penampilan mengejutkan dan mencuri perhatian datang dari aktris MIDSOMMAR (2019) yaitu Florence Pugh. Karakter Amy March yang ia perankan tampil sangat luwes, atraktif, polos menghibur dan juga jika saat adegan emosional, dirinya juga sangat menjiwainya. Tak heran Florence Pugh sukses masuk nominasi Oscar 2020 sebagai Best Supporting Actress! Aktris senior Laura Dern juga tampil memuaskan disini. Usai membintangi film MARRIAGE STORY (2019) yang sangat memukau, di film ini juga memberikan penampilan yang kalem, baik hati dan mudah untuk dicintai.


Untuk segi visual, sinematografi, musik dan juga tata busana, film LITTLE WOMAN (2019) lagi dan lagi begitu memuaskan. Greta Gerwig kali ini sangat leluasa menyajikan setting lokasi sesuai latar waktu tahun 1800an berkat filmnya ini digarap oleh major studio. Musik dan tata busananya juga indah banget layaknya film-film princess.


Overall, film LITTLE WOMEN (2019) ini sangat memuaskan. Salah satu film Hollywood terbaik di tahun 2019. Akan segera tayang di bioskop Indonesia pada 7 Februari 2020 mendatang!

[9.5/10Bintang]