Thursday, 22 October 2020

[Review] Unhinged: Ketika Psikopat Gila Tersulut Emosi Saat Terjebak Macet

 


#Description:
Title: Unhinged (2020)
Casts: Russell Crowe, Caren Pistorius, Gabriel Bateman, Jimmi Simpson, Austin P. Mckenzie, Juliene Joyner, Stephen Louis Grush, Anne Leighton, Devyn A. Tyler, Michael Papajohn
Director: Derrick Borte
Studio: Ingenious, Solstice Studios, Vertical Entertainment


#Synopsis:
Rencana Rachel (Caren Pistorius) untuk bertemu dengan client salon dan mengantar anaknya, Kyle (Gabriel Bateman) menjadi berantakan akibat ia bangun kesiangan. Ia dan sang anak kemudian bergegas untuk segera pergi ke sekolah sebelum semuanya semakin kacau. Dalam perjalanan, Client untuk bisnis salon menghubungi Rachel dan membatalkan project karena ia tidak tepat waktu. Perasaan Rachel semakin tak karuan disaat mantan suaminya meminta agar proses soal hak asuh anak segera ditindak lanjuti. Jalanan yang macet parah semakin membuat Rachel kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya pada hari itu.
Keduanya kemudian berinisiatif keluar dari jalanan yang macet dan mengambil jalur ke jalan tol. Setelah berhasil keluar dari kemacetan, Rachel kembali dibuat kesal saat menunggu di lampu merah. Sebuah mobil pick-up besar tak kunjung maju disaat lampu berwarna hijau. Rachel pun menekan klakson dengan kencang dan memarahi pengendara tersebut.




Setelah kejadian itu, Bad Day yang dialami oleh Rachel terus berlanjut. Sosok pria pengendara mobil pick-up itu mengejar Rachel dan sempat membuat kekacauan di jalanan. Dalam aksi kejar-kejaran itu untungnya mobil yang dikendarai Rachel berhasil kabur dan lenyap dari pantauan pengendara mobil pick-up. Usai mengantarkan Kyle ke sekolahnya, Rachel pun bergegas pergi untuk menemui teman sekaligus pengacaranya, Andy (Jimmi Simpson).



Ketika sedang di tempat pengisian bensin, rupanya mobil pick-up tadi berhasil menemukan Rachel. Ia ketakutan dan mencoba meminta bantuan pada orang-orang yang berada di mini market pom bensin tersebut. Salah satu pengunjung mini market itu bersedia menemani Rachel untuk kembali ke mobilnya. Pria tersebut lalu mencoba mengecek plat kendaraan pick-up itu untuk melaporkan ke kepolisian karena telah meneror Rachel. Ketika Rachel keluar dari pom bensin, mobil pick-up tersebut lagi-lagi mengejarnya dan menabrak pria yang menolong Rachel.



Rachel dibuat panik dan berusaha mencari ponselnya untuk segera menelepon polisi. Tapi setelah dicari-cari, ponsel Rachel hilang. Ternyata sudah berhasil dicuri oleh pengendara mobil pick-up itu. Si pengendara lalu menghubungi ponsel yang sengaja ditinggalkan di mobil Rachel. Pengendara tersebut bernama Tom Cooper (Russell Crowe). Ia terus meneror Rachel melalui telepon dan mengancam akan menghabisi orang-orang yang ada disekitarnya. Mampukah Rachel menghentikan aksi gila dari Tom?



#Review:
Ditengah Pandemi CoVid-19 yang sampai saat ini melanda diseluruh dunia, film UNHINGED (2020) yang dirilis di bioskop Amerika Serikat pada Juli hingga Agustus ini suprisingly sukses mencetak box office. Premis yang dihadirkan film ini sebetulnya sudah sering diangkat ke layar lebar. Namun yang cukup menarik perhatian adalah plot film UNHINGED (2020) ini terasa sangat dekat kehidupan sehari-hari kita dimana tindakan emosional selama mengendarai kendaraan di jalanan. Film ini sedikit memberikan kritik sosial tentang perilaku kasar dan amarah para pengendara hingga memicu tindakan kriminal yang belakangan ini kasusnya mengalami peningkatan di Amerika Serikat. Kritikan sosial tersebut lalu dipertemukan dengan psikopat gila bernama Tom Cooper yang diperankan oleh aktor peraih Oscar yaitu Russell Crowe yang dibuat emosi level tinggi setelah dirinya diklakson oleh pengendara lain.


Film UNHINGED (2020) langsung to the point memberikan sudut pandang bahwa karakter Tom Cooper adalah penjahat biadab yang siap membunuh siapapun yang mencoba menghalangi dirinya. Hal itu langsung terlihat di awal film yang menampilkan dirinya dengan santai membunuh dan membakar rumah seseorang. Durasi sekitar 75 menit sukses dikemas dalam aksi thriller dan kejar-kejaran antara Tom dan Rachel yang sangat menegangkan. Kebrutalan Tom di jalanan pun semakin menggila disaat pengendara hingga polisi-polisi lain ikut menjadi korbannya.



Untuk jajaran pemain, Russell Crowe tampil apik dan sukses membuatku sangat membencinya. Setiap tindakannya di film ini selalu memancing emosi dan amarah penonton. Karakter Rachel yang diperankan aktris cantik Caren Pistorius juga surprisingly bagus dan mampu mendapatkan simpati penontonnya. Aksinya yang berusaha menghindari kejaran Tom selalu menegangkan. Meskipun endingnya bisa dengan mudah ditebak, tapi rasa puas dan lega tetap saja muncul hingga perasaan untuk mengontrol emosi juga tiba-tiba muncul berbarengan dengan apa yang dialami oleh Rachel selama seharian itu. Overall, film UNHINGED (2020) boleh banget dibilang sebagai salah satu film thriller terbaik di tahun ini.


[8.5/10Bintang]

Tuesday, 20 October 2020

Bucket List ke Ranca Upas Akhirnya Terkabul!



Bandung memang layak disebut sebagai wilayah yang memiliki sejuta tempat wisata. Tiap sudut kota maupun kabupaten pasti memiliki tempat wisata menarik dan menakjubkan. Salah satu tempat wisata populer di Kabupaten Bandung tepatnya di wilayah Ciwidey adalah Kampung Cai & Perkemahan Ranca Upas.
Ranca Upas is one of my Bucket List since five or six years ago. Sejak zaman masih tinggal di Tasik, aku selalu bermimpi bisa mengunjungi Ranca Upas melihat pemandangan serta memberi makan rusa-rusa yang ada disana. Masih ingat, waktu itu bersama dengan temanku, Tantan sempat berencana untuk pergi liburan ke Ciwidey. Tapi rencana tersebut selalu aja menjadi wacana karena Almarhum merasa ragu ketika melihat jarak dari Bandung ke Ciwidey itu ternyata jauh banget. Bukan hanya itu saja, waktu masih di Tasik, jadwal kerja dan libur juga tidak bisa lama-lama, alhasil planning pergi ke Ranca Upas selalu gagal dan mentok-mentoknya cuma keliling Bandung atau ke Bukit Bintang Caringin Tilu saja.



Lima tahun berlalu, akhirnya Bucket List ku bisa terwujud pada tanggal 29 Agustus 2020 lalu. Rencana liburan ke Ranca Upas kali ini dipersiapkan dengan sangat matang. Aku sudah prepare cuti selama satu minggu agar bisa berliburan di Bandung sepuasnya. Booking hotel juga sudah aman dan temanku, Dape pun bersedia untuk menemani dan mengantarku ke Ranca Upas dengan mengendarai motor barunya.
Sabtu (29/8) pagi pukul 06:00 WIB, kita berdua bergegas pergi dari daerah Dipatiukur menuju Ciwidey. Akses menuju Ciwidey melewati daerah Bandung yang belum pernah kita lewati, sebut saja daerah Kopo dan Soreang. Setelah melewati Soreang dan menuju Ciwidey, akses jalan mulai menanjak. Cuaca untungnya sangat mendukung kita untuk berliburan. Sepanjang perjalanan begitu cerah dan udara di Ciwidey terasa dingin. Setelah menempuh waktu perjalanan kurang lebih 2.5 jam, akhirnya kita tiba di Ranca Upas.



Melihat tulisan "Selamat Datang di Ranca Upas" saja aku sangat bahagia dan terharu, karena akhirnya Bucket List ku bisa terwujud setelah menunggu lima tahun lamanya! Rasa pegal selama perjalanan hingga kedinginan yang kita rasakan akhirnya terbayarkan saat melihat kawasan Ranca Upas ada didepan mata. Total pengeluaran selama jalan-jalan ke Ranca Upas:

1. Tiket Masuk Rp.25.000 / orang
2. Parkir Motor Rp.5.000
3. Titip Helm Rp.10.000 / 2 helm
4. Jajan Makanan untuk Rusa Rp.10.000 untuk wortel dan Rp.5.000 untuk sayur kangkung
5. Jajan Cuanki Rp.15.000 / porsi
6. Bensin Motor Rp.25.000 pulang-pergi

Total: -/+ Rp. 110.000 kita habiskan di tempat wisata Ranca Upas. Sangat murah dan worth it kan? Tiket masuk itu sudah include ke semua tempat yang ada di Ranca Upas loh. Mulai dari tempat penangkaran rusa, pematang sawah dengan view pegunungan indah dan masih banyak lagi spot-spot menarik di Ranca Upas.


Selama berada di penangkaran rusa, kita berdua tak hentinya mengabadikan lewat foto dan video, hingga tak terasa 3 jam berlalu bermain di Ranca Upas. Benar-benar tak berasa melelahkan guys. Cuaca panas terik di jam 12:00 sama sekali tidak panas karena hawa dan udara di Ciwidey begitu dingin! Sebagian koleksi foto dan video bisa dicek di Instagram & Highlights @Rizkywinaya yaa.


Setelah meninggalkan Ranca Upas, kita berdua melanjutkan perjalanan menelusuri Ciwidey dengan mengunjungi Kawah Putih yang letaknya persis tinggal menyebrang jalan dari kawasan Ranca Upas. Aku awalnya mengira jika Kawah Putih itu jauh dari Ranca Upas, eh ternyata tinggal nyebrang jalan doang hahaha.
Akses menuju Kawah Putih rupanya tak semudah seperti ke Ranca Upas. Setelah tiba di parkiran motor, ternyata sepeda motor dilarang untuk naik ke Kawah Putih karena jalanannya terjal. Pengelola wisata Kawah Putih menyediakan kendaraan seperti Angkot namun tanpa pintu dan jendela yang sudah siap mengangkut para wisatawan. Sebelum menuju ke Kawah Putih, kita harus membayar sebesar Rp.50.000 / orang (udah termasuk biaya naik kendaraan Angkot).



Ternyata benar adanya, akses dari gerbang utama menuju Kawah Putih ternyata jauuuh banget. Kurang lebih 3 kilometer kita tempuh dengan mengendarai Angkot. Jalanannya pun memang terjal karena banyak yang bolong-bolong dan tak beraspal. Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan, kita tiba diatas area parkiran Kawah Putih. Untuk menuju ke pusat Kawah Putih, kita kembali harus berjalan menyusuri puluhan anak tangga yang cukup melelahkan hehehe.


Aroma bedak Herocyn yaitu belerang sudah tercium dengan kencang. Setibanya di pusat Kawah Putih, aku merasa sangat senang akhirnya bisa juga liburan ke Kawah Putih. Ingatanku langsung tertuju pada film HEART dan RASUK yang sempat mengambil gambar di lokasi ini. Pemandangannya sangat cantik. Danau yang ada ditengah kawah berwarna sangat cantik yaitu biru muda. pasirnya pun berwarna putih kekuning-kuningan karena sudah tercampur dengan belerang. Disetiap sudut Kawah Putih dihiasi tebing-tebing mengagumkan serta deretan hutan mati yang semakin mempercantik Kawah Putih ini. Disini juga banyak para abang-abang yang memberikan jasa foto dengan harga yang cukup murah. Mereka bahkan menyediakan kamera professional dan beberapa properti wardrobe untuk para wisatawan yang ingin mendapatkan foto yang bagus. Tak perlu khawatir, hasil foto juga bisa langsung dicopy dalam bentuk soft file atau dikirim melalui email.
Overall, liburan dan berwisata ke Ciwidey ternyata sangat mengesankan! Tak sabar ingin kembali ke Ranca Upas untuk melihat rusa-rusa dan berkunjung lagi ke Kawah Putih, tempat Rachel dan Farrel kejar-kejaran.

Monday, 19 October 2020

[Review] Pelukis Hantu: Kisah Kuntilanak Yang Ingin Menuntaskan Rasa Penasaran

 



#Description:
Title: Pelukis Hantu (2020)
Casts: Ge Pamungkas, Michelle Ziudith, Abdur Rasyad, Jenny Zhang, Aida Nurmala, Rebecca Klopper, Hifdzi Khoir, Alyssa Daguise, Uus, Melissa Karim, Irgi Fahrezi
Director: Arie Kriting
Studio: MD Pictures, Disney Hotstar Indonesia


#Synopsis:
Sejak kecil, Tutur (Ge Pamungkas) mempunyai bakat sebagai seniman lukis. Hal tersebut sempat membuat ibunya (Aida Nurmala) kesal. Seiring berjalannya waktu, Tutur tumbuh besar menjadi seorang pelukis betulan. Karya-karya yang dihasilkan selalu berhasil menghasilkan uang. Hasil jerih payah Tutur ini ia pergunakan untuk mengobati ibunya yang sedang sakit dan adiknya (Rebecca Klopper) yang akan segera masuk kuliah.


Seiring berjalannya waktu, penghasilan Tutur semakin berkurang. Untungnya, sahabatnya yang bernama Udin (Abdur Rasyad) memberikan informasi lowongan pekerjaan pada Tutur. Udin sendiri bekerja sebagai Office Boy di salah satu stasiun TV swasta dan mendapatkan info jika program mistis di kantornya itu sedang membutuhkan talent yang bisa melukis. Tutur pun mau tak mau menerima tawaran pekerjaan tersebut meskipun ia dituntut untuk bisa menggambar hantu.



Hari pertama pengambilan gambar, performance Tutur sebagai Pelukis Hantu gagal. Ia tak bisa menggambar sosok hantu sesuai dengan permintaan Produser (Hifdzi Khoir) dan Kreatif (Alyssa Daguise). Ia bahkan terancam diganti jika pada episode berikutnya tidak bisa melukis hantu. Untuk membantu menemukan inspirasi, Tutur dan Udin bertemu dengan Amanda (Michelle Ziudith) seorang penulis dan penggemar hal-hal gaib yang selalu menonton program misteri. Setelah pertemuan itu, Tutur mencoba ritual memanggil arwah dan berhasil. Sosok Kuntilanak tiba-tiba menghantui Tutur. 


Episode kedua program misteri sukses menarik perhatian penonton setelah Tutur melukis sosok Kuntilanak yang ia temui. Tapi seiring berjalannya waktu, Kuntilanak itu terus menghantui Tutur. Amanda curiga jika Kuntilanak mempunyai maksud dan tujuan mengapa ia mengganggu temannya itu.
Tutur pun mencoba memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan Kuntilanak. Setelah beberapa kali melakukan komunikasi, sebuah fakta akan keluarga Tutur terungkap.


#Review:
Setelah merilis film SABAR INI UJIAN (2020), MD Pictures kembali merilis film terbarunya berjudul PELUKIS HANTU (2020) secara eksklusif di platform Disney Hotstar Indonesia. Film yang disutradarai oleh Arie Kriting ini menghadirkan elemen komedi, horror dan drama dalam satu film sekaligus. Meskipun baru pertama kali menggarap sebuah film layar lebar, Arie Kriting mampu mengolah ketiga elemen tersebut dengan baik. Arie juga sangat tahu timing dimana ia harus bercanda & serius dalam menggarap film ini.


Secara personal, aku tidak bisa menikmati keseluruhan komedi yang ada di film PELUKIS HANTU (2020). Jokes yang ditebar film ini mostly berasal dari para stand-up komedian yang memeriahkan jajaran pemeran pendukung. Beberapa sentilan sosial pun dimasukkan Arie di film ini. Yang cukup membuatku terpukau adalah Arie menghadirkan drama keluarga ibu dan anak dengan sentuhan gaib yang sangat menarik. Eksekusinya juga begitu hangat dan mengharukan. Perpindahan antara dunia nyata dan dunia gaib juga sangat sederhana tidak perlu berlebihan khas film-film horror. Backstory tentang rasa penasaran Ibu Kuntilanak dan motivasi karakter utama pun bagus dan kuat.



Untuk jajaran pemain, Ge Pamungkas mampu menghadirkan karakter Tutur dengan baik. So far, Tutur adalah karakter terbaik yang pernah dimainkan oleh Ge Pamungkas. Ia tampil tak berlebihan dan mampu memainkan emosinya dengan sangat baik. Debut perdana Michelle Ziudith dalam film bergenre horror kali ini tidaklah buruk, meskipun eksplorasi karakter Amanda disini kurang digali lebih dalam lagi.
Overall, film PELUKIS HANTU (2020) tampil cukup memukau dengan ide tentang rasa rindu antara ibu dan anak yang disajikan dengan sentuhan horror.


[8/10Bintang]

[Review] Seperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi: Kisah Friendzone Yang Selalu Berakhir Bahagia

 


#Description:
Title: Seperti Hujan Yang Jatuh Ke Bumi (2020)
Casts: Jefri Nichol, Aurora Ribero, Axel Matthew Thomas, Nadya Arina, Karina Suwandi, Rebecca Klopper, Aida Nurmala, Pascal Azhar, Tiara Astari, Harris Soedarto, Jauhar Roberts, Gerald Abdullah
Director: Lasja F. Fauzia
Studio: IFI Sinema, Screenplay Productions, Netflix


#Synopsis:
Sejak duduk di bangku SD, Kevin (Jefri Nichol) dan Nara (Aurora Ribero) sudah menjalin pertemanan. Hingga beranjak ke bangku kuliah, Kevin semakin menyadari bahwa ia sangat mencintai dan menyayangi Nara. Tapi sayang, ia tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada Nara karena keduanya sudah berkomitmen sebagai Best Fried Forever. Nara juga selalu menganggap Kevin sebagai sahabat laki-laki terbaiknya karena dikala ia sedang sedih dan patah hati, Kevin selalu ada disisinya.


Selama berteman dengan Kevin, kisah cinta Nara dan laki-laki lain selalu berujung dengan perpisahan. Nara dibuat galau dan sedih. Ia bahkan berjanji untuk tidak gampang jatuh cinta pada laki-laki. Namun, janji yang dibuat Nara tak pernah bertahan lama, karena sejak bertemu dengan Juned (Axel Matthew Thomas), Nara kembali jatuh cinta.



Juned yang awalnya sombong dan bersikap dingin kini mulai mencoba membuka hati setelah dekat dengan Nara. Melihat Juned yang kini perlahan mulai move-on membuat sang ibu (Karina Suwandi) dan adiknya (Rebecca Klopper) senang. Namun kedekatan antara Nara dan Juned membuat Kevin kembali patah hati. Atas saran dari Nara, ia pun mencoba menjalani hubungan dengan rekannya di komunitas pecinta alam bernama Tiara (Nadya Arina). Seiring berjalannya waktu, Kevin tetap tidak bisa membuka hatinya pada Tiara. Hal serupa dirasakan oleh Juned, ia khawatir jika Nara dan Kevin mempunyai hubungan lebih dari sekedar teman.


#Review:
Akibat Pandemi CoVid-19, banyak film-film Indonesia akhirnya memutuskan untuk langsung dirilis secara digital di beberapa platform streaming. Salah satunya adalah film adaptasi novel karya Boy Candra berjudul SEPERTI HUJAN YANG JATUH KE BUMI (2020) yang baru saja tayang di Netflix mulai 16 Oktober 2020.


Untuk segi cerita, harus diakui film ini hampir serupa tapi tak sama dengan film-film drama-romantis khas Screenplay Films yang penuh dengan dialog-dialog puitis dengan satu tarikan nafas. Bagi para penggemar film-film drama romantis khas Screenplay Films, pasti akan menyukai film yang penuh dengan untaian kalimat puitis yang bikin mabuk. Untuk jalan ceritanya sendiri akan mudah ditebak akan seperti apa, tapi yang cukup disayangkan film ini mempunyai banyak plothole terutama dalam development story dan motivasi masing-masing karakter yang dimunculkan. Penonton tidak bisa merasakan apa alasan Nara tiba-tiba jatuh cinta pada Juned, padahal pertemuan pertama mereka penuh dengan amarah dan kebencian. Chemistry keduanya pun sangat hambar dan tidak meyakinkan. Selain itu, penambahan karakter lainnya seperti Tiara pun terasa sia-sia. Andai film ini tetap berfokus pada kisah friendzone antara Kevin dan Nara saja pasti akan jauh lebih enak ditonton.


Untuk jajaran pemain, sudah jelas kapabilitas Jefri Nichol menjadi penyelemat film ini. Nichol berhasil menghidupkan sosok Kevin ditengah ringannya naskah film. Ia juga mampu membangun chemistry dengan baik bersama Aurora Ribero. Kebersamaan keduanya cukup meyakinkan ketimbang Ribero bersama Axel Matthew Thomas. Jika dua pemain utama bukan dibintangi Nichol dan Ribero, mungkin film ini akan berakhir seperti film-film Screenplay yang dibintangi Ziudith, Anggara dan Nazar.
Point plus berikutnya dari film SEPERTI HUJAN YANG JATUH KE BUMI (2020) ini terletak pada tata sinematografi dan artistiknya yang jempolan. Semua landscape keindahan alam dan lingkungan rumah tampil indah dan memukau.
Overall, meskipun film ini sangat predictable, untungnya masih mempunyai dua faktor penyelamat yang membuat film SEPERTI HUJAN YANG JATUH KE BUMI (2020) masih cukup enak untuk ditonton.


[7/10Bintang]