Friday 18 October 2024

[Review] The Shadow Strays: Cerita Dilematis Assassin Yang Berusaha Melindungi Seorang Anak Dari Kejahatan Besar!

 


#Description:
Title: The Shadow Strays (2024)
Casts: Aurora Ribero, Hana Malasan, Kristo Immanuel, Ali Fikry, Andri Mashadi, Arswendi Beningswara, Adipati Dolken, Taskya Namya, Agra Piliang, Chew Kin-Wah, Daniel Eka Putra, Tanta Ginting, Hiroaki Kato, Nobuyuki Shuzuki, Jesyca Marlein, Yayan Ruhiyan, Mawar Eva
Director: Timo Tjahjanto
Studio: Frontier Pictures, XYZ Films, Netflix


#Synopsis:
Operator 13 (Aurora Ribero), seorang Assassin Shadow ditugaskan untuk menghabisi satu kelompok mafia yang berada di Jepang. Tak membutuhkan banyak waktu, Operator 13 berhasil melumpuhkan Yoshinori (Nobuyuki Shuzuki), boss mafia beserta belasan Yakuza atau anak buahnya dengan cepat. Namun saat menghadapi beberapa beberapa musuh yang tersisa, Operator 13 tak sengaja menembak wanita tak bersalah. Hal tersebut membuatnya terdistraksi dan akhirnya mendapat tembakan dari musuh.
Tak lama setelah itu, Agent Umbra (Hana Malasan) datang menyelamatkan Operator 13 dan menghabisi semua musuh yang tersisa. Setelah itu, Umbra langsung memeriksa keadaan Operator 13 yang masih hidup berkat pakaian anti peluru yang digunakan. Keduanya pun langsung bergegas pergi menuju leader mereka yaitu Mr. Handler (Chew Kin-Wah).


Dalam perjalanan, Umbra kecewa dengan Operator 13 yang dinilai gagal menjadi seorang Assassin Shadow karena masih saja bernegosiasi serta mempunyai rasa belas kasihan kepada orang lain. Umbra memberi peringatan kepada Operator 13 untuk bersikap profesional dan hanya menjalankan tugas sebagai Assassin saja tanpa perlu memikirkan nasib orang lain. Sebagai hukuman, Operator 13 tidak dilibatkan oleh Mr. Handler untuk misi selanjutnya di Kamboja. Ia dipulangkan ke Indonesia sambil menunggu panggilan untuk misi berikutnya. Tiba di Indonesia, Operator 13 langsung menuju rusun dan beristirahat sambil mengkonsumsi beberapa obat yang diberikan oleh Mr. Handler dan Umbra. 


Keesokan harinya, Operator 13 berusaha menghubungi organisasi Assassin Shadow agar bisa kembali bekerja. Namun sayang, dirinya masih belum mendapat kesempatan untuk kembali bertugas. Saat pulang ke rusun, Operator 13 bertemu dengan seorang anak remaja laki-laki bernama Monji (Ali Fikry) yang sedang membopong ibunya, Asti (Jesyca Marlein). Malam harinya, Operator 13 mendengar keributan yang berasal dari rusun Monji. Saat mengintip di jendela, ia melihat beberapa pria berusaha membawa Asti untuk ikut mereka. Asti terus berteriak dan tidak ingin ikut dengan para pria tersebut. 
Hingga keesokan harinya, Asti ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di kamarnya. Kematian sang ibu awalnya tak membuat Monji sedih. Ia justru merasa lega karena selama ini dirinya sudah lelah mengurus ibunya yang berprofesi sebagai pekerja seks komersil. Namun seiring berjalannya waktu, Monji perlahan mulai merasakan rasa sedih. Ia pun semakin rindu dan ingin mengobrol lebih lama dengan ibunya andaikan masih hidup. Operator 13 kemudian mengajak Monji untuk pergi ke makam Asti. Disana, Monji bisa leluasa untuk meluapkan kerinduannya kepada sang ibu meskipun ibunya sudah tiada.



Waktu terus berlalu. Operator 13 kembali mencoba menghubungi organisasi Assassin Shadow. Namun hasilnya tetap sama. Saat pulang, Operator 13 menemukan rusun yang ditempati Monji dan ibunya kosong. Ia justru bertemu dengan seorang pria bernama Jeki (Kristo Immanuel) yang diperintahkan untuk mengambil narkoba yang disembunyikan Asti. Operator 13 tak tinggal diam dan langsung menyerang Jeki. Ia memaksa Jeki untuk memberitahu keberadaan Monji. Karena ketakutan, Jeki membawa Operator 13 untuk bertemu dengan bosnya, Haga (Agra Piliang) yang sedang berada di club malam Moonrose. Tiba disana, Jeki dan Operator 13 disambut oleh Soriah (Taskya Namya) yang sedang bernegosiasi bisnis narkoba dengan seorang pengusaha asal Arab yaitu Kabil (Tanta Ginting).



Operator 13 pun akhirnya bertemu dengan Haga. Namun sayang, ternyata Monji sudah tak lagi dengan Haga. Monji kini disekap oleh Ariel (Andri Mashadi), anak dari calon Gubernur Jakarta, Soemitro (Arswendy Beningswara). Dengan kemampuannya sebagai Assassin Shadow, Operator 13 berhasil melumpuhkan Haga dan seluruh anak buahnya. Kini, Operator 13 mengincar keberadaan Ariel dan menyelamatkan Monji sebelum semuanya terlambat. Disaat yang bersamaan Operator 13 harus berhadapan dengan Prasetyo (Adipati Dolken) dari pihak kepolisian yang merupakan sahabat dari Ariel. Mereka bekerja sama untuk menghabisi Monji dan juga Operator 13 karena sudah membunuh Haga, mengacaukan bisnis club malam yang mereka kelola serta dikhawatirkan akan merusak semua rencana pencalonan Soemitro sebagai Gubernur Jakarta.



Ditengah ambisi dan amarah Ariel yang ingin balas dendam terhadap Operator 13, sang ayah justru menyusun sebuah rencana dengan melibatkan musuhnya yang berbahaya itu. Rencana apa yang sebenarnya dilakukan oleh Soemitro? Mampukah Operator 13 menyelamatkan Monji meskipun kini ia dalam situasi sangat berbahaya?


#Review:
Sutradara Timo Tjahjanto kembali menjalin kerjasama dengan platform streaming Netflix untuk menghadirkan film action terbaru berjudul THE SHADOW STRAYS (2024). Film ini menjadi project ketiga bagi Timo yang berkolaborasi dengan Netflix setelah sukses besar dengan film THE NIGHT COMES FOR US (2018) dan THE BIG 4 (2024).


Untuk segi cerita, film THE SHADOW STRAYS (2024) tidak hanya sekedar menjual adegan action bombastis saja. narasi yang dihadirkan film ini terasa cukup menarik tentang perasaan dilematis seorang Assassin muda yang dihadapkan antara sisi kemanusiaan atau tetap berpegang teguh terhadap reputasinya sebagai pembunuh bayaran dingin dan tak memiliki perasaan. Journey yang dilalui karakter Operator 13 di film ini mengalami perkembangan yang lebih manusiawi saat ia memutuskan untuk mengambil caranya sendiri dan melawan aturan untuk balas dendam atas kematian ibunya Monji. Namun sayang, sisi drama dalam journey dari Operator 13 disini menurutku masih kurang bold dan strong. Andai saja Timo Tjahjanto memberikan beberapa scene saja kebersamaan yang lebih heartwarming antara Operator 13, Monji dan Asti, pasti motivasi balas dendam yang dilakukan Operator 13 akan lebih ngena lagi ke hati penonton. Selanjutnya, subplot building story dari organisasi yang memberikan tugas kepada mentor Umbra dan Operator 13 sedikit mengingatkanku dengan konsep cerita asal-usul Natasha Romanoff di film BLACK WIDOW (2021). Adegan di hutan Kamboja seharusnya bisa menjadi turning point bagi Umbra, namun Timo lebih memilih untuk mempertahankan Umbra tetap menjalankan tugasnya meskipun "sebuah mukjizat" sudah ia lihat secara langsung lewat karakter Volver yang diperankan Eva Celia. Saat plot memasuki babak akhir film, entah mengapa aku merasa film THE SHADOW STRAYS (2024) ini jadi terlalu diperpanjang plotnya. Padahal jika film ini selesai setelah Operator 13 menuntaskan balas dendamnya terhadap pasukan Soemitro dan Ariel terasa lebih oke, ketimbang harus menghadirkan konflik internal tambahan antara Operator 13 dengan Umbra beserta organisasinya. Namun keputusan tersebut bisa aku maklumi juga, mengingat world building dari film ini memang sangat pantas untuk berlanjut.


Terlepas dari kekurangan tersebut, film THE SHADOW STRAYS (2024) memiliki point plus sangat besar dari sisi action. Timo Tjahjanto terus meningkatkan level action di setiap film yang ia garap. Jujur, film ini semakin memberikan standar dan benchmark sangat tinggi untuk ukuran film action produksi Indonesia. Adegan fighting nya luar biasa. Moment baku tembak dengan unsur gore yang melimpah ruah tersaji disepanjang durasi film. Bahkan sampai bisa membuat penonton berada di titik capek banget dan ingin berteriak UDAHAN ATUH BERANTEMNYA! Hahahaha.
Untuk jajaran pemain, Timo Tjahjanto kembali berhasil mengeluarkan dua aktris cantik keluar dari zona nyamannya. Setelah Shareefa Daanish, Dian Sastrowardoyo, Chelsea Islan, Pevita Pearce, Lutesha dan Putri Marino, kali ini giliran 'Lisa' Aurora Ribero, Hana Malasan dan Taskya Namya yang tampil sangat luar biasa di film THE SHADOW STRAYS (2024). Big applause aku berikan Aurora Ribero dan Hana Malasan karena berhasil melakukan banyaaaaak sekali adegan fighting yang sangat intens disepanjang film. Setiap moment keduanya saat baku tembak, baku hantam, dibanting kesana kemari hingga penuh luka sukses membuatku terpukau. Penampilan Taskya Namya juga meskipun kapasitasnya tidak semenonjol Aurora dan Hana, tapi sukses mencuri perhatianku banget. Untuk jajaran pemain prianya, porsi mereka sudah pas meskipun tidak se-powerful dari Aurora Ribero dan Hana Malasan. Trio Andri Mashadi, Adipati Dolken dan Agra Piliang pun hanya sebatas peran antagonis semata tanpa mendapat pendalaman cerita dari masing-masing karakter yang mereka perankan. Sepanjang film, aku merasakan sedikit misscast antara Andri Mashadi dengan Adipati Dolken. Kayak tertukar gitu. Penampilan Kristo Immanuel disini mengalami peningkatan drastis dibandingkan di film-film sebelumnya yang ia mainkan.
Overall, film THE SHADOW STRAYS (2024) sangat layak masuk jajaran film action Indonesia paling memuaskan yang pernah diproduksi sejauh ini. Skala action nya sudah sejajar dengan film-film produksi Hollywood!


[8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment