[Review] Rumah Gurita: Urban Legend Dengan Sedikit Intense Horror
#Description:
Title: Rumah Gurita (2014)
Casts: Shandy Aulia, Boy William, Maria Sabta, Kemal Palevi, Izur Muchtar
Director: Jose Poernomo
Studio: Hitmaker Studios
#Trailer:
Official Trailer Rumah Gurita (2014)
#Synopsis:
Selina (Shandy Aulia) merupakan seorang anak yatim piatu yang mempunyai indera ke-6. Gara-gara kemampuan nya tersebut ia dikucilkan oleh teman-temannya. Termasuk kakak tiri beserta suaminya (Maria Sabta & Kemal Palevi). Mereka semua menggangap kalau Selina itu gila.
Suatu hari, keadaan ekonomi kakak tiri Selina semakin menipis, terpaksa Selina harus diusir oleh kakak tirinya dan tinggal di rumah warisan almarhum orangtua nya di Bandung. Sebuah rumah klasik mewah dengan bangunan gurita tepat diatas atap rumahnya.
Di malam pertama tinggal dirumah tersebut, Selina mendapat kejadian kejadian aneh dari mahluk yang tak kasat mata. Namun ia tak pernah menceritakan apapun yang ia alami kepada orang lain. Hingga ia bertemu dengan Roy (Boy William) tetangga rumah yang kemudian menyukai Selina.
Terror mahluk gaib pun semakin sering dirasakan oleh Selina setelah ia membuka sebuah ruangan yang isinya banyak sekali barang-barang untuk aktivitas pemujaan. Dengan bantuan Roy, mereka berdua mencari tahu asal mula gangguan tersebut dan berusaha untuk melenyapkannya.
Berhasilkah misi yang dilakukan oleh Selina & Roy menguak misteri dirumah gurita yang mereka tempati?
#Review:
Sutradara yang terkenal dengan film horror urban legendnya yaitu Jose Poernomo kembali menghadirkan sebuah film yang kali ini mengangkat kisah urban legend Rumah Gurita. Dengan setting waktu yang bercerita pada tahun 60-an, nuansa difilm Rumah Gurita ini sangat berlebihan dalam segi efek pada gambar dan pada akhirnya menggangu mata. Disepanjang film diberi efek kemerahan yang tak tau apa maksud dan tujuannya. Padahal jika untuk memberikan nuansa jadul atau vintage saya rasa tak perlu dengan memberikan efek kemerahan yang berlebihan seperti itu, penggunaan properti jadul pun sudah cukup. Ditambah lagi dengan iringan musik yang cukup over dibeberapa bagian. Yang membuat saya heran adalah suara pintu terdengar seperti suara rekatan kursi goyang di Film Annabelle & suara lantai yang diinjak terdengar seperti lantai kayu yang terinjak padahal jelas-jelas setting lokasi nya disebuah rumah mewah berlantaikan marmer.
Thumbs down juga untuk segi cerita dan para pemain. Intense cerita horror yang disajikan begitu sedikit. Moment-moment menyeramkan nya pun tidak ada yang baru dan mudah untuk ditebak. Salah satunya adegan ketika Selina mematikan dan menghidupkan saklar lampu di lantai bawah, mungkin ide tersebut terinspirasi dari Shortmovie Lights Out yang sempat menghebohkan situs Vimeo beberapa waktu yang lalu. Kisah romantis yang dihadirkan lewat karakter Selina & Roy pun terlalu berlebihan. Dialog baku yang niat mulanya untuk memperkuat nuansa tahun 60-an malah terlihat kaku & konyol.
Penampilan dari jajaran pemain pun tidak ada yang mengesankan. Shandy Aulia yang merupakan Jose & Hitmaker darlings tampil tidak ada perubahan drastis dari film-film sebelumnya. Boy William pun tak memberikan penampilan spesialnya. Itu mungkin dikarenakan dialog yang dipaksa untuk menggunakan bahasa baku jadi terlihat seperti itu.
Overall, Rumah Gurita kurang memuaskan dan mengecewakan. Come-on Jose Poernomo! Bintang muda yang bagus dan berkualitas sangat banyak! Semoga di Danau Hitam bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah dibuat film ini. Oia satu lagi, sudah cukup menggunakan Shandy Aulia nya. Sekian
[4/10Bintang]
Dear Shandy Aulia..
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada Shandy Aulia yang telah merespon review saya di sosial media beberapa hari yang lalu. Semoga dengan adanya kritikan-kritikan seperti ini dari saya dan orang lain bisa menjadi acuan untuk mba Shandy Aulia, team film dari Jose Poernomo ataupun Hitmaker Studios untuk membuat film yang lebih baik lagi. Saya sangat yakin difilm-film selanjutnya baik itu dari Jose Poernomo, Soraya Films ataupun Hitmaker Studios bisa menghadirkan karya yang jauh lebih hebat dari ini.
Adanya kritik biasanya akan menjadi seseorang untuk melakukan hal yang lebih baik, tapi lain hal nya dengan yang diutarakan oleh Mba Shandy Aulia kepada saya, beliau malah menantang saya untuk BISA membuat film sendiri, BERAKTING dengan sempurna didepan layar film & mengatakan kalau saya telah membuang-buang uang dan waktu menyaksikan filmnya bahkan menyarankan untuk menyumbangkan uang tersebut kepada orang yang membutuhkan
Jujur, saya memang TIDAK bisa membuat dan berakting dalam film, saya hanya seorang penikmat Film Indonesia dibioskop. Berkat kegemaran saya menonton Film Indonesia dibioskop saya jadi tahu mana saja Film Indonesia terutama horror yang bagus mana yang tidak, mana akting yang bagus mana yang tidak menurut saya. Saya pun tidak meragukan kemampuan Jose Poernomo dalam menyutradarai sebuah film, karena bagi saya beliau merupakan salah satu sutradara Film Indonesia yang patut diperhitungkan, terbukti film-film nya selalu mencetak ratusan ribu penonton.
Dan jika diharuskan untuk membandingkan semua film terutama horror yang disutradarai oleh Jose Poernomo dan dimainkan oleh Mba Shandy Aulia saya rasa Film Rumah Gurita adalah yang paling lemah dibandingkan Rumah Kentang & Samudera Hotel 308
Aku ngak suka film horor indonesia, terlalu lebay ... titik
ReplyDeleteGimana bisa majuin perfilman indonesia kalo penontonnya cuma bisa menjatuhkan? Sekarang film horror luar yang ga banget juga dibilang lebih bagus dari film horror indonesia yang lebih baik sebenernya. Kenapa? Karena mereka udah kedoktrin film luar itu bagus dan indonesia enggak. Emangnya mereka-mereka MAMPU bikin film sesuai yang mereka bacotin?
ReplyDeleteTerima kasih sudah ikut memberikan komentar di postingan ini. Perbedaan pendapat wajar dong mba. Dipostingan ini saya hanya mengkritik Film Indonesia yang berjudul RUMAH GURITA saja & memang kualitas cerita serta pemainnya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Saya mensupport kok Film Indonesia lainnya kalau memang itu BAGUS dan malahan saya juga ikut mempromosikan kepada orang-orang di sosial media untuk ditonton. Semoga dengan adanya kritikan ini khususnya Jose Poernomo yang merupakan salah satu sutradara horror di Indonesia yang cukup diperhitungkan bisa terus memperbaiki kekurangan di film selanjutnya. Thx
Delete