Thursday 17 March 2016

[Review] Pesantren Impian: Ketika Genre Religi Digabung Dengan Genre Horror-Thriller



#Description:
Title: Pesantren Impian (2016)
Casts: Prisia Nasution, Fachri Albar, Dinda Kanyadewi, Sita Nursanti, Deddy Soetomo, Indah Permatasari, Annisa Hertami, Sheila Cascales, Shabrina Sungkar, Lina Sugianto, Vika Aditya, Fuad Idris, Febby Stephanie Ginting, Karina Auliani, Alexandra Gottardo
Director: Ifa Isfansyah
Studio: MD Pictures


#Trailer:

Official Trailer Pesantren Impian (2016)


#Synopsis:
Sepuluh wanita dengan latar belakang yang berbeda mendapat undangan dari sebuah pondok pesantren yang berada disebuah pulau terpencil. Mereka diundang untuk bisa memperbaiki diri selama tinggal di pondok pesantren yang diberi nama Pesantren Impian itu. Diantaranya adalah Sissy Soraya (Indah Permatasari) seorang artis bersama dengan asisten managernya yaitu Inong (Dinda Kanya Dewi), kemudian ada Butet seorang pecandu narkoba, kemudian Tanti (Annisa Hertami) yang pecandu rokok berat, lalu ada Rini yang tengah hamil muda, kemudian ada Sri (Sheila Cascales) seorang pekerja seks komersil online, Iin seorang artis FTV, Ita (Lina Sugianto) yang hobi makan, Dina dan satu lagi yaitu Briptu Dewi (Prisia Nasution) seorang polisi yang tengah menyamar menjadi santriwati bernama Eni Abdinegoro untuk menyelidiki kasus pembunuhan disebuah hotel di Jakarta yang konon si pelaku merupakan salah satu dari kesepuluh santriwati itu.
Di Pesantren Impian milik Gus Budiman (Deddy Soetomo), kesepuluh santriwati itu memperdalam ilmu agama bersama dengan Ustadzah Hanum (Sita Nursanti) dan Umar (Fachri Albar) asisten dari Gus Budiman. Ketika Eni mulai menyelidiki kasusnya, kasus baru muncul. Tanti ditemukan tewas di toilet. Barang bukti yang berada di TKP mengarah pada Inong. Eni pun mengambil tindakan awal dengan menahan dan mengurung Inong di gudang pesantren. 
Hari terus berlanjut. Keadaan Pesantren Impian semakin mencekam ketika santriwati lainnya tewas secara misterius. Butet ditemukan tewas didalam koper, Rini ditemukan tewas di area belakang pesantren. Panik, santriwati yang masih tersisa memohon pada pengurus Pesantren Impian untuk bisa keluar dari pulau itu. Namun, alam tidak bersahabat. Ombak terlalu tinggi untuk diterjang oleh kapal kecil. Terpaksa mereka harus bertahan di pondok pesantren untuk beberapa hari kedepan.
Semakin lama tinggal di Pesantren Impian, keadaan semakin kacau. Satu persatu pengurus pondok pesantren menjadi korban selanjutnya.
Dengan dibantu oleh Umar, bisakah Eni membongkar dan menangkap siapa sosok pembunuh yang mengintai di Pondok Pesantren Impian itu?


#Review:
Novel karya Asma Nadia kini sedang laris manis diangkat ke layar lebar. Sebut saja mulai dari ASSALAMUALAIKUM BEIJING (2014) hingga SURGA YANG TAK DIRINDUKAN (2015) sukses meraih pencapaian di Tangga Box Office Indonesia. Rumah Produksi milik Manoj Punjabi yaitu MD Pictures kemudian tertarik lagi mengangkat novel Asma Nadia lainnya ke layar lebar setelah sukses dengan Surga Yang Tak Dirindukan pada 2015 lalu. Novel tersebut adalah PESANTREN IMPIAN. Masih mengusung tema religi, namun kali ini di PESANTREN IMPIAN, genre religi tersebut dibalut dengan unsur genre horror-thriller. Sungguh sebuah ide yang segar dan baru di industri Film Indonesia. Tak hanya itu saja, Prisia Nasution dan Fachri Albar pun menjadi jajaran pemain utama difilm ini ditambah lagi bangku sutradara diisi oleh Ifa Isfansyah yang sukses dengan SANG PENARI (2012) dan THE GOLDEN CANE WARRIOR (2014) nya. Tak heran, Film PESANTREN IMPIAN ini cukup menjanjikan jika dilihat dari jajaran pemain, sutradara dan produsernya.
Namun sayang, cerita yang ditampilkan PESANTREN IMPIAN terlalu aman banget sebagai sebuah film thriller. Adegan-adegan menegangkan dikemas dengan cara yang aman yaitu penggunaan musik scoring yang bombastis. Padahal jika menggunakan backsound dari suara-suara alam pasti lebih menyeramkan. Adegan pembunuhannya pun disajikan dengan aman juga. Jika bermain sedikit lebih "liar" mungkin PESANTREN IMPIAN akan menjadi lebih asyik. Meskipun bermain aman, tapi harus diakui adegan pembunuhan ketika sedang melaksanakan ibadah sholat itu cukup berani dan belum pernah dilakukan di Film Horror/Thriller Indonesia. Pengambilan gambar via drone pun cukup berhasil menambah kesan wah untuk PESANTREN IMPIAN ini.
Yang cukup mengganggu berikutnya adalah naskah cerita yang masih kurang untuk sebuah film Thriller. Unsur religinya sih menurut gue cukup masuk dan tidak lebay. Namun cerita misteri nya masih kurang tereksplor dan banyak kejanggalan dimana-mana. Contohnya ketika Eni (Prisia Nasution) sudah mengetahui pelakunya siapa, tidak ada eksekusi sama sekali malah cenderung hilang begitu saja. Padahal dari awal film, semangat Eni dalam memecahkan kasusnya begitu membara. Btw, bintik-bintik hitam di muka Prisia Nasution cukup mengganggu deh. Jadi pengen kasih dia pembersih wajah ketika Eni di shoot face-nya :))
Dinda Kanyadewi pun cukup disayangkan tampil terbatas difilm ini. Andai saja kesepuluh santriwati itu dijelaskan dengan baik latar belakangnya mungkin PESANTREN IMPIAN ini akan jauh lebih menyenangkan lagi. Endingnya pun terlalu cepat untuk diakhiri. Twist yang dihadirkan diending tentang siapa pembunuhnya juga kurang greget.
Overall, secara keseluruhan Film PESANTREN IMPIAN ini sangat berhasil memberikan genre baru di Industri Film Indonesia yaitu religi-horror-thriller meskipun banyak kekurangan disana-sini terlebih pada bagian naskah ceritanya.


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment