Thursday 14 April 2016

[Review] Gila Jiwa: 5 Genre Dalam 1 Film Adalah Ide Gila!



#Description:
Title: Gila Jiwa (2016)
Casts: Hery Purnomo, Joshua Suherman, Jovial Da Lopez, Shaddira Marini, Ade Irawan, Aimee Saras, Julia Perez, Atrie Irawan, Augie Herman, Bagas Aldy, Tio Pakusadewo, Ria Irawan, Tya Arifin, Andre Hehanusa, Fauzi Baadila, Ayushita Nugraha
Director: Ria Irawan, Julia Perez, Aming Sugandhi, Ade Paloh, Afgansyah Reza
Studio: FireBird Films


#Trailer:

Official Trailer Gila Jiwa (2016)


#Synopsis:
Empat anak muda yaitu Omo (Hery Purnomo), Alex (Jovial Da Lopez), Ruben (Joshua Suherman) dan Dhea (Shaddira Marini) tengah berdiskusi tentang kondisi terkini industri perfilman Indonesia disebuah kafe disiang hari. Keempat pemuda itu berambisi ingin membuat sebuah gebrakan lewat ide Film Indonesia yang anti-mainstream. Mereka sudah bosan dengan kondisi perfilman Indonesia saat ini dimana selalu ber-happy ending, ide cerita yang kurang original, selalu berselipkan drama cinta agar mudah diterima penonton, hingga kesulitan mendapatkan jumlah penonton.
Selama berkumpul di kafe tersebut dan melihat orang-orang disekitar, mereka melihat pengunjung kafe lain sedang membaca tabloid selebritis. Seketika itu juga mereka langsung membuat cerita genre action tentang Superdiva (Julia Perez) seorang aktris papan atas yang tengah dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran.
Brainstorming selanjutnya mereka membuat cerita genre komedi satir tentang seorang anak sekolah bernama Endang (Hery Purnomo) yang dipaksa menjadi wanita oleh ibunya (Tio Pakusadewo) yang merupakan laki-laki berwujud wanita.  Karena paksaan, Endang mengikuti semua kemauan emaknya. Hingga semuanya terbongkar ketika Endang berkata jujur pada gurunya (Fauzi Baadila, Ayushita).
Setelah menulis dua draft genre, tiba-tiba Ruben menemukan sebuah buku aneh di kafe mereka nongkrong. Mereka kembali membuat sebuah cerita genre horror tentang mitos masuk ke alam gaib dengan ritual bermain engklek. Seorang turis asal Malaysia penasaran dengan segala mitos dan takhayul yang ada di Indonesia, ia kemudian berlibur ke Indonesia dirumah Dewi (Dea Annisa). Dirumah Dewi lah, sang turis itu melakukan ritual engklek. Hingga sesuatu yang menyeramkan mengancam keduanya.
Terakhir, Omo dan kawan kawan membuat cerita genre musikal tentang fenomena bully yang sering terjadi dimana-mana. Namun dibalik semua cerita yang telah mereka buat, tersimpan sebuah benang merah yang terikat satu sama lain diantara genre film itu. Hingga sebuah rahasia pun terbongkar.


#Review:
Akhirnya, film yang sudah dipromosikan pada zaman 2012-2013 lalu lewat akun sosmed kelima sutradara ini rilis juga di bioskop mulai 7 April 2016 lalu. Entah apa alasan mengapa film ini rilis 3-4tahun kemudian. Yang jelas satu alasan kenapa gue niat banget pengen nonton film ini adalah karena penasaran dengan kelima sutradaranya yang baru pertama kali menyutradarai sebuah film. Mereka adalah Afgan, Julia Perez, Aming, Ade Paloh dan Ria Irawan. Kelimanya sudah terkenal terlebih dahulu lewat karya baik itu musik dan akting. Namun dengan keberanian dan mencoba, mereka berlima membuat film GILA JIWA ini. Lalu bagaimanakah hasilnya?
Harus diakui, Film GILA JIWA ini adalah film multi-genre. Semua genre film semuanya ada disini. Namun seperti pada film omnibus lainnya, pasti akan ada 1-2 dua segment yang paling menonjol bagus banget dan kurang. Hal itu pun terjadi di Film GILA JIWA.
Part action yang disutradarai oleh Julia Perez lumayan tampil cukup baik. Adegan action yang langsung diperankan oleh JuPe sendiri cukup menegangkan. Kapanlagi melihat seorang JuPe lari-lari di gang sempit dan berantem dengan preman.
Part komedi satir yang disutradarai oleh Aming ini adalah yang terbaik di Film GILA JIWA. Aming berhasil menghadirkan isu yang lagi hits saat ini yaitu LGBT dengan cara yang segar dan mengundang tawa terbahak-bahak. Bahkan seorang Aming berhasil menyulap Aktor Terbaik Usmar Ismail Awards 2016 menjadi berhijab!
Dua Part selanjutnya yaitu horror dan musikal yang disutradarai oleh Ade Paloh dan Afgansyah Reza. Menurut gue ini adalah part terlemah dan membuat mood turun drastis usai dipukau oleh part komedi satir-nya Aming. Premis horror tentang mitos engklek sebagai portal masuk ke alam gaib dieksekusi terlalu membingungkan dan diberi jatah durasi yang paling lama. Padahal jika dikemas dengan santai, part horror ini cukup menjanjikan karena mengangkat mitos mitos klasik yang ada di Indonesia. Terakhir adalah part musikal yang disutradarai oleh Penyanyi Afgansyah Reza. Menurut gue ini yang paling lemah. Sepanjang durasi full dengan musikal yang membingungkan. Terlalu anti-mainstream hingga gue kurang menikmati part musikal ini. Part musikal sedikit terselamatkan juga oleh plot-twist yang disimpan diakhir film.
Jajaran pemain tampil memberikan performa baiknya. Hery Purnomo yang menurut Ria Irawan ketika diwawancarai pada Gala Premiere Film Gila Jiwa (5/4) lalu di Epicentrum XXI adalah calon aktor yang kualitas aktingnya sejajar dengan Chicco Jerikho atau Reza Rahadian ini memang tampil total ketika multi-peran. Paling favorit ketika Omo menjadi Endang! Haha
Overall, Gila Jiwa The Movie is a little success to be anti-mainstream movie. But the musical and horror segment is not good for me. Sorry!


[6/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment