Friday 20 April 2018

[Review] Terbang: Kisah Perjuangan Hidup Seorang Motivator



#Description:
Title: Terbang Menembus Langit (2018)
Casts: Dion Wiyoko, Laura Basuki, Chen Kin Wah, Aline Adita, Baim Wong, Delon Idol, Melissa Karim, Dinda Hauw, Indra Jegel, Dayu Widjayanto, Fajar Nugra
Director: Fajar Nugros
Studio: Demi Istri Productions

#Synopsis:
Achun (Dion Wiyoko) sedari kecil terlahir dari keluarga sederhana di wilayah Tarakan. Ayahnya (Chen Kin Wah) bekerja sebagai seorang penjaga toko. Ibunya (Aline Adita) hanya seorang ibu rumah tangga dengan mempunyai anak total delapan. Banyaknya saudara yang dimiliki Achun, membuat ia kesulitan untuk meraih semua impiannya, termasuk sekolah dan melanjutkannya ke tingkat yg lebih tinggi.
Berkat semangat motivasi yang diberikan sang ayah sebelum meninggal, Achun membulatkan tekad memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan hidupnya ke Surabaya. Hidup merantau di pulau seberang, membuat Achun atau yang mempunyai nama Onggy ini kesulitan dalam urusan ekonomi. Beruntung, saudara-saudaranya di Tarakan bersedia membantu ekonomi selama Onggy kuliah di Surabaya.
Tak mau merepotkan keluarganya disana, Onggy kemudian mencari ide untuk bisa menghasilkan uang sendiri. Usaha pertama yang ia tekuni adalah bisnis berjualan buah apel Washington yang dikirim langsung dari Tarakan. Awalnya cukup berjalan mulus, namun suatu ketika usaha Apel itu mengalami kerugian lantaran si pembeli grosiran memberikan separuh harga.


Gara-gara usaha Apel itu rugi, Onggy beserta ketiga temannya yang berasal dari Medan, Tasikmalaya dan Irian Jaya mempunyai ide untuk mencoba usaha jagung bakar. Tapi sayang, usaha tersebut tak bertahan lama. Tapi dibalik kegagalan yang dilaluinya, Onggy akhirnya bisa lulus kuliah. Ia memutuskan untuk menetap di Surabaya.
Selagi mencari pekerjaan, Onggy kemudian mencoba usaha barunya yakni usaha kerupuk. Dengan dibantu oleh keluarga saudara perempuannya (Melissa Karim) dan keponakannya (Dinda Hauw). Usaha tersebut berjalan lancar. Orderan kerupuk dari hari ke hari semakin banyak. Onggy optimis usahanya kali ini berjalan sukses. Rupanya dewi keberuntungan untuk Onggy dalam bisnis tak selalu berpihak. Usaha kerupuknya mengalami kerugian gara-gara pembeli grosiran nya mengalami kebangkrutan.
Dilanda kegagalan yang terus berulang, Onggy mendapatkan berkah. Ia mendapat pekerjaan disebuah pabrik benang dan juga ia bertemu dengan Candra Dewi (Laura Basuki) disebuah tempat potong rambut. Kehidupan Onggy berangsur membaik, bahkan kini ia bisa menikahi Candra dan membangun rumah tangga bersama. Kebahagiaan yang menyertai Onggy tak lantas membuat dirinya merasa puas. Ia ingin mendapat pencapaian karier yang lebih tinggi lagi. Berkat tawaran dari atasan di pabriknya (Ibnu Jamil), Onggy mengambil langkah berani untuk resign dari kantornya. Ia yakin bisnis yang akan ia jalankan saat ini akan mampu mengangkat derajat keluarga kecilnya.
Rasa percaya diri yang begitu besar membuat Onggy optimis bisnisnya ini bisa lancar. 
Keberhasilan itu ternyata membutuhkan proses yang cukup panjang. Tabungan yang Onggy dan Candra miliki juga semakin menipis untuk menutupi biaya bisnis tersebut. Sedangkan saat itu, Candra tengah mengandung anak pertama mereka. Candra tak ingin gara-gara bisnis ini hidup mereka malah menjadi semakin susah. Namun Onggy tetap meyakinkan istrinya untuk selalu sabar dan semua ini pasti akan indah pada waktunya.
Waktu pun terus berlalu, bisnis yang dijalani Onggy lambat laun mendapat respon dari peserta yang hadir. Onggy dan Candra lalu memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk membangun bisnis beserta keluarganya disana.

#Review:
Sutradara Fajar Nugros kembali memeriahkan industri Film Indonesia tahun ini dengan mengangkat berdasarkan kisah nyata perjalanan hidup motivator asal Tarakan bernama Onggy Hianata.
Sejujurnya, aku tak tahu menahu siapa itu Onggy Hianata. Aku HANYA penasaran banyak nama-nama besar di jajaran pemain film TERBANG (2018) ini. Dion Wiyoko, Laura Basuki, Chen Kin Wah, Dayu Widjayanto, Baim Wong, Aline Adita, Melissa Karim, hingga Delon Idol dan Indra Jegel. Tampak menjanjikan bukan? Ditambah lagi dengan sederet poster-poster artistiknya serta trailernya yang cukup bagus membuatku jadi tak sabar untuk #KamisKeBioskop nonton film ini.


Tapi ternyata, harapanku untuk film ini sedikit meleset dari apa yang kubayangkan. Film ini polanya hampir sama seperti film-film Indonesia bertema biografi lainnya, yakni menceritakan dari zero to hero. Tak lupa juga ditambahkan cerita ketika karakter utama dari zaman bocah hingga dewasa serta drama percintaan mewarnai film TERBANG (2018) ini. Perjalanan kegagalan Onggy yang terus berulang dalam film ini sangat di eksplor banget oleh sang sutradara. Tapi dari semua moment kegagalan yang Onggy alami, tak ada satupun yang tampil powerful. Semuanya serba tanggung dan malah berakhir dibiarkan begitu saja. Film ini juga sangat terasa dibagi tiga bagian yakni ketika Onggy masih bocah dan remaja di Tarakan, kehidupan kuliahnya di Surabaya dan kehidupannya rumah tangga di Jakarta. Cara pembagiannya pun menurutku ada dibeberapa bagian masih cukup kasar dan loncat-loncat. Tenggang set waktu film ini juga tidak terlihat begitu jelas. Hal ini yang membuatku sempat dilanda kebosanan. Hingga durasi memasuki menit-menit akan usai, aku belum bisa menemukan konflik atau moment yang begitu kuat dalam film ini yang ada justru sisi dramatisasinya yang semakin kencang menuju akhir film. Penggalian sosok Onggy yang bisa menjadi seorang motivator kondang bahkan bisa tembus ke kancah internasional juga disini tak dijelaskan dengan baik prosesnya. Tau-tau udah terkenal aja. Andai saja ada salah satu moment dalam film ini difokuskan lebih dalam pasti akan menghadirkan sesuatu yg mengesankan, tidak sehambar ini. 
Jajaran pemain utama hingga pendukung yang sudah disebutkan diatas tampil tak terlalu mengecewakan meskipun beberapa dari mereka diberi porsi yang sangat terbatas. 
Penampilan Dion Wiyoko dan Laura Basuki sukses menghadirkan chemistry yang memikat. Khususnya untuk Cici Laura. Permainan perubahan emosi dalam waktu singkat cukup oke meskipun sedikit membuatku kebingungan juga. Untungnya juga beberapa moment yang di dramatisasi dalam film ini ada yang cukup membuatku tertawa ketika Dayu Widjayanto beserta ketiga teman Oongky dari Medan, Tasikmalaya dan Irian Jaya hadir.
Poin plus untuk film TERBANG (2018) sudah jelas terlihat pada sisi sinematografi dan artistiknya. Cantik banget! Nuansa tahun 80-90'an begitu kuat terasa dari awal hingga akhir film. 
Overall, Film TERBANG (2018) memberikan semangat motivasi untuk tidak menyerah dalam hal apapun. Semoga kedepannya ada film Indonesia bergenre drama biografi atau adaptasi dari kisah inspiratif bisa memfokuskan pada satu moment saja agar mampu memberikan kesan yg mendalam kepada para penonton.


[6/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment