Tuesday 12 June 2018

[Review] Target: Permainan Aksi Dengan 9 Artis


#Description:
Title: Target (2018)
Casts: Raditya Dika, Cinta Laura Kiehl, Hifdzi Khoir, Romy Rafael, Abdur Rasyad, Samuel Rizal, Willy Dozan, Anggika Bolsterli, Ria Ricis


#Synopsis:
Disuatu pagi, Raditya Dika dan Hifdzi Khoir mendapatkan sebuah email tawaran untuk bermain dalam sebuah film. Dika langsung curiga bahwa tawaran tersebut fiktif belaka karena tawaran itu datang hanya via email saja tanpa ada konfirmasi melalui manager/meneleponnya langsung. Tapi ternyata tawaran bermain film itu sungguhan. Honor yang akan diterima Dika sudah ia terima di rekeningnya. Dalam naskah skenario yang ia terima, film tersebut berjudul Target dan dibintangi oleh sembilan orang terkenal di Indonesia. Mereka adalah Raditya Dika, Hifdzi Khoir, Abdur Rasyad comic stand-up comedian, Samuel Rizal, aktor yang bugar dan cenderung sombong, Cinta Laura Khiel, aktris yang sedang meniti karier di Hollywood yang juga mantan dari Dika, aktor senior Willy Dozan yang kini tidak se-garang dahulu, Romy Rafael yang terkenal dengan kemampuan mentalistnya, Anggika Bolsterli, aktris langganan film dan ftv drama dan selebgram Ria Ricis.
Kesembilan orang itu lalu dipertemukan untuk pertama kalinya disebuah rumah. Mereka lalu disuruh untuk beristirahat, berganti pakaian dan makan sebelum proses shooting dimulai. Semua instruksi tersebut mereka dapatkan dari cuplikan-cuplikan TV yang konon berasal dari sosok bernama Game Master. Usai menyantap hidangan makan malam, satu persatu dari mereka pingsan. 
Ketika tersadar, mereka sudah berada di dalam sebuah gedung terkunci yang sudah terpasang banyak CCTV disetiap sudut gedung dan ruangannya. Mereka lalu mendapatkan intruksi untuk memulai proses shooting film Target. Sebelum dimulai, mereka mendapat instruksi dari Game Master untuk tidak coba-coba keluar permainan sebelum waktunya, jika nekad, kalung yang terpasang dalam kostum yang mereka kenakan tak segan-segan memberikan sengatan listrik. Babak pertama pun dimulai, sembilan orang tersebut diharuskan untuk mencoba sebuah senjata revolver dan wajib ditodongkan ke masing-masing diantara mereka. Game Master merekam semua ekspresi real dari sembilan orang tersebut untuk nanti dijadikan salah satu scene untuk Film Target. Kepanikan dan ketakutan melanda Dika dan yang lainnya, mereka tak ingin semuanya mati konyol dalam permainan Game Master. Babak pertama menyebabkan Romy Rafael tewas tertembak. Menyisakan delapan orang lagi. Mereka kemudian berlanjut ke lantai berikutnya.
Di lantai kedua, mereka menemukan sebuah TV. Game Master lalu mengajukan sebuah pertanyaan tebak-tebakan. Dengan percaya diri, Ria Ricis mencoba menjawabnya. Tapi, jawaban Ricis tersebut salah. Ia lalu tewas terjatuh terjun ke lantai dasar. Kepanikan lagi-lagi melanda orang-orang yang tersisa. Hifdzi sangat ketakutan dan mencoba untuk kabur dari gedung tersebut. Naas, Hifdzi malah tersengat listrik dari kalung yang terpasang dilehernya.
Anggika Bolsterli juga tak tahan dengan semua permainan Game Master, ia juga mencoba untuk menantang Game Master dan kabur dari permainan itu. Hal tersebut ternyata membuat Game Master kesal. Anggika didorong oleh sosok misterius dan tewas terjatuh ke lantai dasar.
Akhirnya, digedung tersebut tinggal menyisakan Dika, Cinta, Hifdzi, Samuel, Willy dan Abdur. Mereka kemudian berlanjut ke permainan berikutnya. Di permainan selanjutnya, mereka mendapatkan masing-masing sebuah revolver dan ditugaskan untuk membunuh satu sama lain. Abdur dan Samuel saling kejar-kejaran dan menyerang satu sama lain karena keduanya disepanjang permainan berlangsung mempunyai rasa kesal dan dendam satu sama lain. Hal tersebut membuat mereka terpisah dari Dika, Willy Cinta dan Hifdzi. Cinta mencoba membuat orang yang tersisa untuk tetap tenang dan kompak. Ia meyakini kunci untuk bisa keluar dari gedung tersebut dan terbebas dari permainan Game Master adalah kekompakan, bukan saling membunuh.
Mampukah artis yang tersisa dalam permainan Game Master itu bertahan dan menyelesaikannya?

#Review:
Kabar Raditya Dika yang konon akan vakum dalam waktu yang cukup lama untuk membuat sebuah film usai HANGOUT (2016) mungkin terpatahkan karena selang beberapa bulan setelahnya, ia tetap saja merilis sebuah film yakni THE GUYS (2017). Tahun ini pun Dika tidak absen untuk meramaikan industri film Indonesia. Ia kembali merilis sebuah film berjudul TARGET (2018) digandeng untuk yang ketiga kalinya bersama dengan Soraya Intercine Films. 
Respon para pecinta film Indonesia usai teaser dan trailer film TARGET (2018) dirilis pun menuai reaksi yang beragam. Banyak yang beranggapan (termasuk aku) premise film terbaru Dika ini sangat mengikuti film Dika sebelumnya yakni HANGOUT (2016) yang dikombinasikan dengan film SAW-nya James Wan. Aku sendiri langsung menurunkan ekspektasi serendah mungkin usai melihat trailernya. 
Dan tanggal 8 Juni 2018, aku berkesempatan bisa hadir dan nonton lebih awal di Gala Premiere film TARGET (2018) yang diselenggarakan di Plaza Senayan XXI. Lalu bagaimanakah dengan  hasil film ini?


Sudah bisa kuduga, film ini mengecewakan. Film TARGET (2018) memang seperti perpaduan antara film HANGOUT dan SAW. Dika sendiri mengakui hal tersebut ketika press konferensi berlangsung. Tapi, jika harus dibandingkan dengan kedua film itu, sudah sangat jelas film TARGET (2018) ini jauh lebih buruk. Dari segi skenario pun sangat predictable mirip HANGOUT namun kali ini memiliki double twist. Motif akhir cerita juga terasa cemen sama seperti motif tersangka di film HANGOUT dan kali ini jauh lebih maksa banget. Hadirnya twist lagi di penghujung film juga terasa semakin mengada-ngada. Dibilang mirip film SAW juga, film TARGET (2018) terasa serba mentah. Aku sama sekali tidak bisa menikmati action dan cara membunuh satu sama lain dalam film ini yang tidak se-kreatif film SAW. Empat hingga lima permainan dalam film ini hanya mengandalkan revolver saja. Ditambah lagi, satu persatu para artis yang tewas juga caranya sama semua. Dimana letak kreatif nya coba?
Segi action juga terasa sangat nanggung, gak terlalu menonjol. Moment fight antara Samuel-Abdur dan Cinta-Hifdzi juga sebetulnya bisa jauh lebih epic kalau dikemas full serius tidak ditambah unsur komedi yang cukup garing. Aku jauh lebih suka film HANGOUT, setidaknya disana aku masih mempunyai unsur thriller dan komedinya yang efektif dibeberapa bagian. Di film ini sama sekali aku tidak merasakan hal itu.
Jajaran pemain juga tak ada yang membuatku terkesan sama sekali. Penulis skenario film ini sangat membiarkan begitu saja kesembilan pemain tanpa adanya karakter yang kuat, malah berfokus pada komedi dan action yang nanggung banget. Kisah cinta antara Dika-Cinta yang sengaja diselipkan dalam film TARGET (2018) ini juga terasa sangat maksa. Bahkan ada satu adegan ketika flashback, ini munculnya sangat kasar tanpa aba-aba atau penghubung sama sekali. Bagian itu menjadi bagian paling mengecewakan untuk aku.
Overall, IMHO Film TARGET (2018) ini menjadi film terlemah dan paling mengecewakan dari Raditya Dika. Sorry!


[4/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment