Tuesday 8 September 2020

[Review] Mulan: Mendobrak Perspektif Soal Perempuan Tidak Bisa Menjadi Jagoan


#Description:
Title: Disney's Mulan (2020)
Casts: Liu Yifei, Gong Li, Donnie Yen, Jet Li, Jason Scott-Lee, Yoson An, Tzi Ma, Rosalind Chao, Pei-Pei Cheng, Xana Tang, Ron Yuan, Jun Yu, Chen Tang, Jimmy Wong, Crystal Rao
Director: Niki Caro
Studio: Walt Disney Studios, Jason T. Reed Productions, Good Fear Productions

#Synopsis:
Sejak kecil, Mulan (Liu Yifei) terlihat berbeda dengan anak perempuan lain di desanya. Mulan begitu aktif dan jago dalam hal bela diri. Namun potensi dan bakat dari Mulan ini dipandang sebelah mata oleh para warga. Mulan dianggap merusak citra perempuan yang seharusnya pendiam, anggun dan tidak melakukan hal-hal yang berbahaya.



Beranjak remaja, Mulan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Bakat atau "Chi" yang ada dalam dirinya merupakan warisan dari sang ayah, Hua Zhou (Tzi Ma) mantan prajurit kerajaan di Tiongkok yang kini sudah pensiun. Mulan bermimpi bisa melanjutkan tugas sang ayah sebagai prajurit namun impian Mulan harus terhalang karena ia adalah seorang perempuan. Keluarganya tak ingin Mulan menyalahi kodratnya. Mereka berharap Mulan bisa menjadi seperti perempuan pada umunya. Bahkan, sang ibu berusaha menjodohkan anaknya dengan pria lain lewat jasa Matchmaker (Pei-Pei Cheng) agar bisa segera berumah tangga dan melupakan ambisinya sebagai seorang ksatria.


Suatu hari, prajurit kerajaan di Tiongkok yang tengah berjaga di Silk Road East diserang oleh Bangsa Rouran. Akibat serangan tersebut seluruh prajurit tumbang. Para penjajah ini ingin balas dendam dan menghancurkan kerajaan Tiongkok atas kematian pimpinan mereka yaitu Bori Khan. Anak dari Bori Khan (Jason Scott Lee) sangat berambisi untuk membunuh kaisar (Jet Li) dan menguasai seluruh wilayah yang ada di Tiongkok. Untuk menjalankan rencana ini, ia dibantu oleh seorang penyihir ilmu hitam bernama Xianniang (Gong Li).



Berita pembantaian prajurit di Silk Road East ini membuat kerajaan Tiongkok siap siaga. Kaisar lalu memerintahkan setiap keluarga yang ada di Tiongkok wajib mengirimkan satu orang laki-laki dari anggota keluarganya untuk menjadi prajurit membantu melawan penjajahan dari Bangsa Rouran. Aturan tersebut mau tak mau Hua Zhou harus ikut, karena ia pria satu-satunya di keluarga. Anggota keluarga merasa keberatan jika ayah mereka harus pergi ke medan perang karena kondisi sang ayah sudah tak prima dan bagian kaki kirinya mengalami patah tulang, sehingga untuk berjalan saja Hua Zhou begitu kesulitan.



Malam harinya, Mulan nekad pergi ke tempat pelatihan prajurit dan kabur dari rumahnya dengan menyamar sebagai anak laki-laki dari keluarga Hua Zhou dengan nama Hua Jun. Mulan tak ingin sang ayah yang kondisinya sudah tidak fit dipaksa untuk tetap menjadi prajurit melawan Bangsa Rouran. Ia kabur dengan membawa pedang, baju prajurit dan kuda kesayangan milik ayahnya. Perjalanan panjang Mulan menuju tempat pelatihan ternyata cukup terjal. Fisik Mulan benar-benar diuji agar bisa bertahan hidup. Setibanya di tempat latihan, Mulan bertemu dan berkenalan dengan para prajurit lain. Mereka adalah Honghui (Yoson An), Cricket (Jun Yu), Yao (Chen Tang), Po (Doua Moua) dan Ling (Jimmy Wong). Selama berada disana, para prajurit muda ini dilatih oleh Commander Tung (Donnie Yen) dan beberapa prajurit senior lain.




Hari demi hari ratusan prajurit muda ini menjalani serangkaian pelatihan ketahanan fisik dan bela diri. Progres perkembangan Mulan terbilang pesat dalam berlatih. Namun ada satu hal yang ia tak bisa lakukan ialah Mulan merasa canggung jika harus tidur atau mandi bersama dengan para prajurit lain. Alhasil, ia lebih memilih untuk tidak mandi agar identitas aslinya tidak terbongkar.
Setelah dirasa cukup untuk berlatih, ratusan prajurit muda ini akhirnya diterjunkan ke medan perang untuk melawan Bangsa Rouran. Jumlah prajurit antara dua kubu pun kini nyaris seimbang.
Dalam pertempuran itu, lagi-lagi Bangsa Rouran berhasil mengalahkan banyak prajurit kaisar. Bori Khan dan kawan-kawannya lalu menyelinap pergi ke istana kerajaan menyerang dan menculik kaisar.
Mulan yang mengetahui rencana tersebut langsung bergegas berusaha menghentikan aksi itu meskipun ia harus membongkar identitas dirinya sebagai seorang perempuan. Berhasilkah Mulan dengan rencananya? Apakah dengan identitasnya terbongkar, perspektif soal perempuan tidak bisa menjadi jagoan akan diterima oleh masyarakat disana?


#Review:
Akhir tahun 2018, para pecinta film dikejutkan dengan pengumuman resmi soal project Disney yang akan membuat versi live action dari film animasi klasik MULAN (1998). Project film layar lebar ini tentunya menjadi pusat perhatian mengingat Disney Princess Mulan ini berasal dari wilayah Asia, khususnya Tiongkok. Harapan terhadap film MULAN (2020) pun semakin tinggi disaat seluruh pemain film versi live action ini mayoritas seluruhnya berasal dari Asia dan berwajah oriental. Hal ini terbilang baru dalam film-film blockbuster Disney, pasalnya Disney sendiri menurutku belum pernah memproduksi film live action yang karakter dan ceritanya berasal dari Asia atau Tiongkok.


Film ini pun sudah direncanakan akan tayang diseluruh bioskop dunia mulai akhir Maret 2020 lalu. Serangkaian promosi dan World Premiere pun sudah dihelat. Menjelang satu minggu perilisan di bioskop secara global, Pandemi Corona Virus tiba-tiba mewabah diseluruh dunia. Hal ini berimbas kepada penundaan film MULAN (2020) tayang di bioskop. Pandemi yang semakin meluas dan masih terjadi sampai saat ini akhirnya membuat Disney Studios sepakat membatalkan penayangan film MULAN (2020) di bioskop dan langsung release secara eksklusif di platform Disney Plus pada 4 September 2020 lalu. Keputusan ini tentu tak sedikit membuat para pecinta dan penonton film bioskop (termasuk aku) merasa kecewa lantaran sikap yang diambil oleh Disney ini. Tapi, apalah daya, sebagai penonton, kita tidak bisa mengubah keputusan yang sudah terjadi ini.


Setelah tertunda selama lima bulan lamanya, akhirnya film MULAN (2020) sudah bisa disaksikan dengan Premiere Access di Disney Plus. Untuk segi cerita, film yang disutradarai oleh Niki Caro ini mengangkat tema seperti emansipasi terhadap perempuan lewat karakter Mulan. Disini, sang sutradara dan penulis naskah ingin menyajikan jika perempuan pun sebetulnya bisa jauh lebih berani dan lebih jago dari laki-laki. Film ini sekilas mengingatkanku akan film KARTINI (2017) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Namun pendekatan film MULAN (2020) ini lebih mengarah ke fiksional. Motivasi karakter Mulan yang ingin menjadi prajurit kaisar demi menggantikan ayahnya menurutku mulia. Tapi dalam membangun chemistry dan kedekatan antara Mulan dan keluarganya masih kurang digali lebih mendalam. Tak hanya itu saja, proses pelatihan serta perkembangan skill Mulan di pusat latihan pun disajikan begitu cepat. Alhasil interaksi dan aspek emosional Mulan dengan orang-orang disekitarnya menurutku terasa kurang. Sosok Phoenix yang menjadi "guardian angel" bagi Mulan pun tidak dibahas lebih mendetail, terlihat hanya sekilas saja seperti layangan yang sedang terbang. Penggunaan dialog Bahasa Inggris dalam film ini menurutku terasa kagok mengingat set lokasi dan waktu filmnya sendiri begitu Tiongkok banget. Mungkin Disney ingin membuat film ini ingin ke arah lebih universal dan memanjakan pecinta film yang malas membaca subtitle ketimbang menggunakan bahasa mandarin dalam dialognya.


Untuk segi visual, film MULAN (2020) ini memang merupakan project prioritas. Hal itu terlihat dalam aspek set lokasi, visual efek properti, action, sinematografi serta scoring musik yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Deretan adegan laga yang dilakukan Mulan dan para prajurit lainnya tampil begitu memukau. Mungkin akan jauh lebih dramatis lagi jika semua adegan action tersebut menghadirkan percikan darah. Pasalnya, disepanjang film sama sekali tidak dimunculkan efek darah. Hal tersebut kembali bisa dimaklumi mungkin Disney ingin mengejar rating untuk semua usia. Jajaran casts juga memberikan performa terbaiknya disini. Wardrobe dan visualnya benar-benar mendukung performance mereka dalam berakting. Good job! Cici Liu Yifei surprisingly is a really good as Mulan. Moment berkelahi dengan pedang melawan para musuh sungguh memukau. Ditambah lagi Niki Caro selalu menambahkan filter slow-mo dibeberapa part saat Mulan beraksi. Cici Gong Li juga tampil bagus sebagai seorang penyihir, namun cukup sayang porsinya terbatas dan terlalu terburu-buru dalam menyajikan plot twist soal kehadirannya.
Overall, versi Live Action MULAN (2020) ini masih sangat bisa dinikmati dengan baik oleh segala usia. Another best Disney Princess Live Action.


[8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment