Tuesday, 4 November 2025

[Review] Pangku: Mengikuti Perjalanan Hidup Perempuan Kopi Pangku Demi Sang Anak



#Description:
Title: Pangku - On Your Lap (2025)
Casts: Claresta Taufan, Fedi Nuril, Christine Hakim, Shakeel Fauzi Aisy, Jose Rizal Manua, Devano Danendra, Kaan Lativan, Nazira C. Noer, TJ Ruth, Galabby Tahira, Reza Chandika, Lukman Sardi, Djenar Maesa Ayu, Happy Salma, Arswendy Bening Swara
Director: Reza Rahadian
Studio: Gambar Gerak Film, Red Sea Fund, White Light Awards, JAFF Market


#Synopsis: 
Sartika (Claresta Taufan) memutuskan pergi dari rumah dan meninggalkan kedua orangtuanya dengan kondisi sedang hamil. Dalam perjalanan menumpang ke truk pengangkut barang, Sartika diturunkan di pinggiran jalan jalur Pantura wilayah Indramayu. Sambil berjalanan, Sartika menemukan pemukiman warga setempat dan istirahat sejenak di warung kopi milik Ibu Maya (Christine Hakim).
Malam semakin larut, namun Sartika tidak tahu harus kemana lagi. Ia hanya ingin bisa segera bekerja untuk biaya persalinan dan juga biaya hidupnya bersama sang anak. Ibu Maya pun menawarkan Sartika pekerjaan serta ikut ke rumahnya untuk tinggal di sana. Setibanya di rumah, Sartika bertemu dengan Pak Jaya (Jose Rizal Manua) suami dari Ibu Maya yang tak segan memberikan kasurnya untuk Sartika beristirahat. Di pagi hari, Sartika langsung bergegas membantu Ibu Maya membereskan rumah, mencuci pakaian dan ikut membuka lapak warung kopinya di pinggiran jalan Pantura yang buka mulai sore hari. Di lapak warung, Sartika ikut membantu untuk menyeduh kopi pesanan para pembeli. Selain itu, Sartika berkenalan dengan Yuna (Nazira C. Noer) dan Sita (Galabby Tahira) yang sering nongkrong di warungnya Ibu Maya.


Setiap malam, Yuna dan Sita menjalankan profesinya yaitu kopi pangku yang dimana mereka menyeduh kopi dan memberikan kepada pembeli sambil duduk dipangkuannya. Bekerja sebagai kopi pangku tersebut rupanya bisa menghasilkan uang tips lebih besar dari para pembeli di warung Ibu Maya.
Seiring berjalannya waktu, Sartika akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Bayu (Shakeel Fauzi Aisy). Sambil mengurus anak semata wayangnya, Sartika tetap bekerja sebagai penjual kopi pangku di warung Ibu Maya. Tak jarang, Ibu Maya juga turut menjaga Bayu ketika Sartika sibuk bekerja. Melihat ibunya yang selalu bekerja sampai larut malam membuat Bayu sedih sekaligus kesal karena ia tidak suka ketika ibunya dipangku-pangku oleh para pembeli di warung kopi. Hal tersebut membuat Sartika mulai membatasi diri dan mengurangi pekerjaannya sebagai penjual kopi pangku.


Hingga suatu ketika, warung kopi Ibu Maya kedatangan dua pria yang bekerja sebagai supir pelelangan ikan yaitu Hadi (Fedi Nuril) dan Asep (Kaan Lativan). Saat sedang menikmati kopi dan cemilan di warung, Hadi terkejut melihat Asep yang memangku Sartika sambil menyeruput kopi pesanannya. Sartika awalnya menawarkan juga kopi pangku pada Hadi, namun ditolak dan memilih minum kopi biasa-biasa saja. Sejak saat itu, Hadi terpesona pada pandangan pertama terhadap Sartika. Hal serupa juga turut dirasakan oleh Sartika, meskipun ia tidak berharap lebih karena statusnya sebagai single parent dan memiliki anak.
Hari demi hari terus berlalu, Hadi dan Asep semakin sering berkunjung ke warung kopi Ibu Maya. Asep juga semakin tergoda oleh kopi pangku yang diberikan Yuna. Sementara itu, Hadi dan Sartika pun mulai dekat. Tak jarang, Hadi sering membawakan beberapa ikan mentah untuk Sartika, Bayu dan Ibu Maya. Tak hanya itu saja, Hadi juga sering mengajak Sartika dan Bayu untuk jalan-jalan di akhir pekan yang membuat mereka terlihat sangat bahagia.


Di sisi lain, Sartika memutuskan untuk menyekolahkan Bayu setelah uang tabungannya dinilai cukup. Namun sayang, saat datang ke sekolah, Sartika gagal mendaftarkan Bayu karena tidak memiliki Akte Kelahiran, Kartu Keluarga dan juga kejelasan tentang siapa ayah kandungnya. Sartika yang awalnya sedih, jadi bahagia saat Hadi mengajaknya untuk menikah dan siap membantu Bayu agar bisa sekolah. Dengan bantuan temannya di pelelangan ikan yaitu Mas Gondrong (Reza Chandika), Hadi bisa mendapatkan Akte Kelahiran dan Kartu Keluarga untuk Sartika dan juga Bayu. Setelah resmi menikah dan Bayu sekolah, Hadi izin membawa Sartika untuk tinggal bersama di rumahnya pada Ibu Maya dan Pak Jaya. Meskipun dirundung kesedihan, Ibu Maya mengizinkan mereka berdua pergi dari rumah. Ia juga akan selalu membuka pintu rumah kapanpun untuk Sartika dan Bayu jika ingin pulang.


Di rumah baru, Hadi dan Sartika perlahan ingin membangun keluarga yang harmonis. Hadi berencana membuatkan gerobak mie ayam untuk Sartika yang jago memasak. Di sisi lain, Bayu yang mempunyai hobi main layangan, bisa mendapatkan uang dari jualan layang-layang yang ia buat bersama dengan teman sang ayah yaitu Gilang (Devano Danendra). Sartika pun kini menjadi ibu rumah tangga seutuhnya dan tidak lagi bekerja sebagai penjual kopi pangku di warung Ibu Maya.
Suatu hari, Hadi izin pergi dari rumah untuk ikut berlayar mencari ikan di laut. Selama berhari-hari Hadi tak kunjung pulang dan tanpa kabar. Hal tersebut membuat Sartika khawatir. Untuk mengisi kekosongan di rumah, Sartika dan Bayu menyempatkan berkunjung ke warung kopi Ibu Maya. Kehadiran mereka berdua mengobati rasa rindu Ibu Maya. Ia juga memberikan nasihat pada Sartika untuk tetap tenang karena suaminya itu sedang mencari nafkah. Sartika pun menceritakan keluh kesahnya pada Yuna dan Sita. Mereka menyarankan Sartika mendatangi pengelola pelelangan ikan tempat suaminya bekerja untuk memastikan kapan Hadi pulang dari berlayar.


Dengan ditemani Gilang naik motor, Sartika pun menuju tempat pelelangan ikan di malam hari untuk menemui pengelolanya yaitu Mas Gondrong. Setibanya di sana, Sartika mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan tentang Hadi. Sartika pun langsung pulang ke rumah dan mencurahkan lagi semua keluh kesahnya pada Ibu Maya. Apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga Sartika dengan Hadi?


#Review:
Eksistensi aktor Reza Rahadian di industri entertainment Indonesia memang tak perlu diragukan lagi. Memulai karier sejak tahun 2004 lewat sinetron, kemudian berlanjut ke dunia perfilman pada tahun 2007 hingga sampai saat ini, membuat nama Reza Rahadian semakin besar dan diperhitungkan sebagai aktor terbaik di Indonesia dalam 20 tahun terakhir. Tercatat sudah puluhan penghargaan yang diraih oleh Reza Rahadian dari level nasional hingga mancanegara.


Dalam rangka selebrasi 20 tahun di industri sinema Indonesia, Reza Rahadian menunjukkan bakat terpendamnya sebagai sutradara film layar lebar lewat film terbaru berjudul PANGKU (2025). Jauh sebelum ini, Reza Rahadian tercatat pernah menyutradarai beberapa film pendek dan menjadi bagian dari film omnibus, diantaranya: SEBELAH (2011), WANITA TETAP WANITA (2013), ISYARAT (2013) dan SEMENTARA SELAMANYA (2020). Di film PANGKU (2025) Reza Rahadian akhirnya debut sebagai sutradara film layar lebar sekaligus menggarap cerita dan skenario bersama dengan Felix K. Nesi.
Aku berkesempatan hadir pada press conference dan gala premiere film PANGKU (2025) yang sukses digelar pada Selasa, 28 Oktober 2025 di Cinema XXI, Epicentrum Jakarta Selatan. Banyak sekali hal menarik yang diungkapkan oleh Reza Rahadian, para produser dan jajaran pemain dari film ini. Salah satunya diungkapkan oleh aktris senior Christine Hakim yang mengaku jika sosok Reza Rahadian merupakan tipe perfectionist dan sangat detail selama proses pengambilan gambar. Sambil bercanda, ibu Christine mengaku helaan nafas dan gesture tubuhnya pun sangat diatur oleh Reza. Hal menarik lainnya turut disampaikan oleh Claresta Taufan. Ia masih tidak menyangka, perannya sebagai Sartika di film PANGKU (2025) menghantarkannya pada nominasi Pemeran Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia tahun ini serta meraih penghargaan Rising Star Awards pada Marie Claire Asia Star Awards dalam rangkaian Busan International Film Festival tahun 2025.


Untuk segi cerita, film PANGKU (2025) menyajikan drama slice of life dari seorang perempuan yang hidup dan terpaksa tinggal di pinggiran jalur Pantura Pulau Jawa. Reza Rahadian sangat piawai dalam memotret slice of life dari karakter Sartika secara grounded dan sederhana. Saking realistisnya, penonton seperti menyaksikan dokumenter tentang kehidupan sehari-hari para penjual Kopi Pangku namun dengan treatment sinematik yang otentik. Pengembangan karakter Sartika selama tinggal di pinggiran jalur Pantura Pulau Jawa beriringan dengan proses pendewasaannya disaat ia melahirkan, membesarkan sang anak, bertemu dengan keluarga baru dan menemukan kembali cinta. Kebersamaan yang terjalin diantara Sartika, Bayu dengan Ibu Maya dan Pak Jaya menurutku seperti potret sebagian keluarga di Indonesia yang dimana meskipun bukan keluarga sekandung dan interaksi seperlunya saja, namun kasih sayang dari karakter Ibu Maya dan Pak Jaya pada Sartika dengan anaknya sangatlah besar. Moment farewell dan reunited mereka dengan bermodalkan gesture dan tatapan mata saja sukses membuatku terharu hingga tak terasa meneteskan air mata, Ibu Christine Hakim dan Pak Jose Rizal Manua sungguhlah luar biasa.
Untuk jajaran pemain, performa Claresta Taufan tampil luar biasaa dalam memerankan Sartika. Karakternya sangat believable, sederhana dan tanpa emosi yang meledak-ledak. Rasa sayang dan perjuangan seorang ibu untuk anaknya, Bayu juga begitu kuat. Hal ini berhasil dilakukan berkat pengarahan akting profesional dan perfeksionis dari sang sutradara, Reza Rahadian. Coming of age dari Sartika juga berjalan mulus dan lebih berwarna saat bertemu dengan Hadi yang diperankan oleh Fedi Nuril. Chemistry kikuk dan love language keduanya cukup manis. Kejutan yang dihadirkan di babak akhir film pun cukup unpredictable, satu-satunya kode yang mengisyaratkan plot twist tersebut ya tentang sepak terjang Fedi Nuril sebagai aktor berperan sebagai apa. Hahaha. Beruntung, plot twist tersebut berhasil ditutup dengan rapat-rapat oleh Reza Rahadian karena drama percintaan antara Sartika dengan Hadi dikemas mengalir apa adanya, tanpa dramatisasi berlebihan.
Untuk urusan visual, film PANGKU (2025) tampil apa adanya dengan sinematografi dan tata artistik yang teramat detail. Selain berhasil menangkap gesture dari para pemain, film ini juga menyajikan suasana pemukiman pinggiran Jalur Pantura secara jujur. Keputusan menggunakan latar waktu di awal tahun 2000an adalah keputusan yang sangat tepat dengan didukung tata busana dan rias yang related dengan latar waktu yang digunakan. Lagu "Rayuan Perempuan Gila" milik Nadine Amizah dan "Ibu" milik Iwan Fals yang menjadi lagu tema di film PANGKU (2025) ternyata sangat masuk ke dalam inti cerita, khususnya perjalanan hidup dari Sartika.
Overall, film PANGKU (2025) menjadi karya debut luar biasa mengesankan dari aktor terbaik Indonesia, Reza Rahadian sebagai seorang sutradara film layar lebar Indonesia. Salah satu film Indonesia terbaik di tahun ini. Luar biasa!


[9.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment