Monday, 29 September 2014

[Review] Tabula Rasa: Film Dengan Racikan Sederhana Penuh Kelezatan


#Description:
Title: Tabula Rasa (2014)
Casts: Jimmy Kobogau, Dewi Irawan, Yayu Unru, Ozzol Ramdan
Director: Adriyanto Dewo
Studio: LifeLike Pictures


#Trailer:



#Synopsis:
Hans (Jimmy Kobogau) seorang remaja yatim piatu dari sebuah panti asuhan di Serui Papua memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa. Tujuannya untuk mengembangkan karier sepak bola nya. Namun sayang, akibat kaki nya yang mengalami cedera, ia terpaksa mengubur mimpinya dalam-dalam menjadi pesepak bola handal. Dengan keadaan tanpa uang dan penuh dengan rasa malu, Hans luntang-lantung sendirian diwilayah Bogor Jawa Barat. Ia mendapatkan uang seadanya dari hasil memungut sampah yang berada disekitar rel kereta yang sekaligus tempat tinggalnya.
Hans pun putus asa, ia mencoba bunuh diri dengan meloncat dari jembatan karena dia merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Namun aksi bunuh diri itu pun gagal yang kemudian menghantarkan Hans bertemu dengan Emak (Dewi Irawan) pemilik rumah makan padang yang kecil dan minim secara finansial. Emak memutuskan untuk menolong Hans dan mengajaknya ke tempat tinggalnya dan mengajaknya untuk makan. Namun sayang, kebaikan Emak tersebut dipandang sebelah mata oleh kedua karyawan nya yaitu Parmanto (Yayu Unru) dan Natsir (Ozzol Ramdan).
Sang juru masak dan pelayan rumah makan Padang tersebut beranggapan kalau Emak menambah beban pengeluaran dengan mengajak Hans tinggal disana karena tidak melihat situasi dan kondisi finansial yang sedang mereka alami. Emak, Parmanto dan Natsir merupakan orang asli Minang yang merantau ke Pulau Jawa akibat gempa Padang pada 2009 lalu, mereka mencoba merantau untuk menata kehidupan dari nol dan melupakan kejadian tragis tersebut.
Tak hanya permasalahan internal, muncul juga permasalahan eksternal yang asalnya dari sebuah restoran Padang "Cianigo" yang sedang dibangun tepat beberapa meter dari rumah makan Padang "Takana Juo" milik Emak yang jauh lebih besar dan memiliki fasilitas yang komplit. Konflik didalam rumah makan Padang Emak semakin memanas setelah Emak memutuskan menyuruh Hans untuk tetap tinggal dirumah makan Padang nya menjadi pembantu. Mendengar keputusan tersebut, Parmanto akhirnya memutuskan meninggalkan rumah makan Padang emak dan bergabung dengan rumah makan Padang "Cianigo".
Tanpa adanya juru masak setelah ditinggal Parmanto, Emak meminta bantuan pada Hans untuk membantu Emak didapur. Hans pun menerima tawaran tersebut untuk membantu Emak dan agar rumah makan Padang "Takana Juo" tetap berjualan.
Bisakah Hans membantu Emak menjalankan bisnis rumah makan Padang "Takana Juo" ditengah gempuran rumah makan padang "Cianigo" yang sekarang dikomandoi oleh Parmanto?!

#Review:
LifeLike Pictures yang sebelumnya terkenal akan Film bergenre Horror, Thriller dan Psikologikal nya seperti The Forbidden Door / Pintu Terlarang (2009) dan Modus Anomali (2012) tahun ini mengeluarkan sebuah Film drama Indonesia tentang kuliner yang diklaim menjadi Film Drama Kuliner Indonesia pertama dalam sejarah perfilman Indonesia berjudul "TABULA RASA" yang serentak dirilis pada 25 September 2014 lalu. Jika googling kata "TABULA RASA" yang muncul merupakan sebuah video game PC karya Richard Garriots, dan menurut situs wikipedia sendiri kata "TABULA RASA" mempunyai arti seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya.
Jika melihat dari hasil googling tersebut Film Tabula Rasa produksi LifeLike Pictures ini bukanlah sebuah Film adaptasi dari Video Game PC karya Richard Garriots melainkan sebuah Film Drama Indonesia yang memperlihatkan perjalanan seseorang yang tidak dibekali kemampuan apapun (dalam hal ini memasak masakan Padang) yang kemudian mendapat pelajaran dari semua pengalaman yang ia alami dari sebuah rumah makan Padang.
Konflik yang dihadirkan di Film yang disutradarai oleh Sheila Timothy dan Vino G. Bastian ini sangatlah sederhana yang sering terjadi dikehidupan sehari-hari. Kesederhanaan itulah yang membuat film ini semakin mantap ketika ditonton. Dengan kesederhanaan itu juga moment emosional nya berhasil tersaji dengan baik. Selain konflik yang terjadi dikeempat pemain utama tersebut, yang patut diacungi jempol adalah sisi pengambilan gambar masakan Minang yang begitu detail, tajam dan berhasil memancing selera lapar ketika menonton. Pemandangan alam Serui Papua juga berhasil ditunjukkan dengan baik. Kamera yang digunakan dalam Film Tabula Rasa ini ternyata menggunakan Kamera ARRi Alexa XT Plus, yang juga merupakan kamera yang digunakan untuk produksi film Guardians of Galaxy, Skyfall, dan Life of Pi, karena merupakan kamera terbaik di kelasnya. Pantesan!
Untuk jajaran pemain, Jimmy Kobogau yang memerankan Hans tampil memuaskan dan berhasil mengimbangi para seniornya seperti Dewi Irawan dan Yayu Unru. Dialek Minang yang dihadirkan oleh Dewi Irawan, Ozzol Ramdan (Yang terkenal sebagai Uda di Serial SitKom Suami Suami Takut Istri) dan Yayu Untu tampil meyakinkan. Tak lupa pula sisi musik scoring dalam film ini berhasil membawa penonton serasa sedang berada di tanah Minangkabau yang merupakan tanah yang penuh dengan adat istiadat yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan *Lah terZainuddin, efek TKVDW*
Overall, sebagai Film Drama Keluarga Indonesia dengan disisipi tentang kuliner Indonesia khususnya kuliner Minang, Tabula Rasa sangat direkomendasikan untuk ditonton. Ayo dukung Film Indonesia yang berkualitas! Boleh dibilang juga Film Tabula Rasa adalah salah satu Film Indonesia Terbaik ditahun 2014 setelah Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Negeri Tanpa Telinga, Sebelum Pagi Terulang Kembali & Selamat Pagi Malam.


[8.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment