#Description:
Title: Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh (2014)
Casts: Herjunot Ali, Raline Shah, Arifin Putra, Hamish Daud
Wyllie, Paula Verhoeven, Fedi Nuril
Director: Rizal Mantovani
Studio: Soraya Intercine Films
#Trailer:
Official Trailer Supernova: Ksatria, Putri & Bintang
Jatuh (2014)
#Synopsis:
Reuben (Arifin Putra) dan Dimas (Hamish Daud Wyllie) merupakan mahasiswa asal Indonesia yang tengah menimba ilmu di Washington DC Amerika Serikat. Karena berasal dari negara yang sama mereka kemudian berkenalan. Perkenalan & perbincangan keduanya semakin menarik Dimas untuk mengenal lebih jauh sosok Reuben. Ia kemudian mengundang Reuben ke pesta yang akan digelar dikondominium miliknya. Setelah berbincang segala hal, mereka kemudian mengkonsumsi Serotonin. Gara-gara “Badai Serotonin” yang mereka rasakan, Dimas kemudian mengakui kalau dirinya adalah seorang Homoseksual. Reuben pun tidak kaget atas kejujuran Dimas. Ia juga mengakui kalau dirinya juga adalah seorang Homoseksual. Badai Serotonin yang mereka rasakan semakin besar, Reuben dan Dimas kemudian membuat ikrar dan menyatakan bahwa 10 tahun dari pertemuan mereka pada hari itu mereka akan membuat sebuah karya, sebuah masterpiece, sebuah cerita roman-sains yang mampu menjembatani hati dan pikiran setiap umat manusia. Reuben yakin karya yang mereka tulis akan menjadi sebuah karya yang luar biasa nantinya.
Reuben (Arifin Putra) dan Dimas (Hamish Daud Wyllie) merupakan mahasiswa asal Indonesia yang tengah menimba ilmu di Washington DC Amerika Serikat. Karena berasal dari negara yang sama mereka kemudian berkenalan. Perkenalan & perbincangan keduanya semakin menarik Dimas untuk mengenal lebih jauh sosok Reuben. Ia kemudian mengundang Reuben ke pesta yang akan digelar dikondominium miliknya. Setelah berbincang segala hal, mereka kemudian mengkonsumsi Serotonin. Gara-gara “Badai Serotonin” yang mereka rasakan, Dimas kemudian mengakui kalau dirinya adalah seorang Homoseksual. Reuben pun tidak kaget atas kejujuran Dimas. Ia juga mengakui kalau dirinya juga adalah seorang Homoseksual. Badai Serotonin yang mereka rasakan semakin besar, Reuben dan Dimas kemudian membuat ikrar dan menyatakan bahwa 10 tahun dari pertemuan mereka pada hari itu mereka akan membuat sebuah karya, sebuah masterpiece, sebuah cerita roman-sains yang mampu menjembatani hati dan pikiran setiap umat manusia. Reuben yakin karya yang mereka tulis akan menjadi sebuah karya yang luar biasa nantinya.
10 tahun kemudian, tepat dimana 10 tahun perayaan hubungan Reuben &
Dimas, keduanya bertemu di Ibu Kota Jakarta. Disebuah apartemen mereka
kemudian mulai membuat sebuah cerita roman-sains yang sudah mereka rencanakan
dari 10 tahun yang lalu. Bercerita tentang:
Ferre (Herjunot Ali) seorang eksekutif muda yang kesuksesan
nya ia raih dengan keringatnya sendiri. Masa kecil Ferre sungguh tragis, ia
harus kehilangan ibunda nya yang meninggal karena bunuh diri. Ferre pun
ditinggal kabur oleh ayahnya tak lama setelah ibunya ditemukan meninggal. Ferre
pun akhirnya dibesarkan oleh kakek-neneknya. Namun, tak lama setelah itu
kakek-neneknya meninggal, Ferre kemudian dititipkan ke teman kakeknya di San
Fransisco Amerika. Ferre kemudian tumbuh menjadi seperti sekarang berkat didikan
teman kakeknya itu.
Kesuksesan Ferre meraih karier yang cemerlang diusia muda
membuat seluruh majalah ibukota tertarik untuk mewawancarai Ferre, namun sayang Ferre selalu menolak untuk meladeni para wartawan yang ingin
mewawancarainya. Namun pada hari itu, sebuah majalah ibukota bernama “Lestari”
terus menghubungi sekretaris Ferre. Entah angin apa Ferre kemudian menerima
& bersedia diwawancarai oleh majalah Lestari yang diwakili oleh Rana
(Raline Shah). Keputusan Ferre yang
mendadak bersedia diwawancarai membuat Rana dibuat panik karena ia sebelumnya
tidak mempersiapkan apapun.
Setelah sesi wawancara usai yang menimbulkan kesan mendalam bagi keduanya, hubungan Ferre & Rana semakin intense tidak sebagai narasumber dan wartawan saja. Mereka berdua menjalin cinta terlarang. Ferre yakin bahwa Rana adalah sosok "Putri" yang ia cari selama ini meskipun Rana telah menikah dengan Arwin (Fedi
Nuril), seorang lelaki yang berasal dari keturunan ningrat dan telah mapan. Rana pun merasakan hal yang sama. Ia selalu nyaman dan selalu dibuat
jatuh cinta yang semakin hari semakin besar pada Ferre. Hingga Rana pun berani
berlibur berduaan dengan Ferre tanpa sepengatahuan Arwin, suaminya.
Disisi lain muncul Diva (Paula Verhoeven). Seorang model
internasional yang mempunyai profesi sampingan sebagai Pekerja Seks Komersial
kelas atas. Ia bahkan “membandrol” dirinya dengan nominal Dollar.
Tak hanya itu, Reuben & Dimas kemudian menghadirkan
sosok Supernova yang mereka sebut dengan Cyber Avatar. Supernova lah yang nanti
menjadi benang merah dan kunci didalam roman-sains yang Reuben & Dimas
ciptakan.
Bagaimanakah akhir dari roman-sains yang Reuben & Dimas
ciptakan? Bagaimana nasib rumah-tangga Arwin & Rana? Dan siapakah
Supernova sang Cyber-Avatar?
#Review:
Soraya Intercine Films semakin memantapkan bahwa rumah produksi yang dikomandoi oleh Soraya Family’s ini menjadi rumah produksi yang (beberapa tahun ini) selalu menghadirkan film-film Indonesia berkualitas & mencetak box office. Sebut saja EIFFEL I'M IN LOVE, 5CM (2012) dan TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013).
Soraya Intercine Films semakin memantapkan bahwa rumah produksi yang dikomandoi oleh Soraya Family’s ini menjadi rumah produksi yang (beberapa tahun ini) selalu menghadirkan film-film Indonesia berkualitas & mencetak box office. Sebut saja EIFFEL I'M IN LOVE, 5CM (2012) dan TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013).
Tahun ini tepat di bulan Desember (lagi) Soraya Intercine
Films kembali menghadirkan sebuah Film yang diadaptasi dari Novel Mega Best
Seller karya Dewi Dee Lestari berjudul SUPERNOVA: KSATRIA , PUTRI &
BINTANG JATUH. Soraya kembali bekerja sama dengan salah satu sutradara kelas-A
di Indonesia yaitu Rizal Mantovanni setelah sebelumnya mereka sukses bekerjasama
dalam film 5CM.
Keputusan Dewi Dee Lestari yang akhirnya “melepas”
SUPERNOVA: KPBJ ini menjadi sebuah film kepada Soraya Intercine Films rupanya
keputusan yang sangat tepat dan tidak mengecewakan. Film arahan Rizal Mantovanni ini 95% berhasil
mem-visualkan buku SUPERNOVA: KPBJ. Didukung oleh Donny Dirgantoro sebagai
penulis skrip, SUPERNOVA: KPBJ versi film tampil begitu cerdas & penuh
dengan cerita berlapis. Visualisasi istilah sains pun dijelaskan dengan baik lewat
dialog serta gambar yang memukau.
Untuk segi jajaran pemain pun tampil tidak mengecewakan.
Herjunot Ali yang (lagi-lagi) menjadi lead actor tampil sangat memukau dan
gemilang. Arifin Putra & Hamish Daud yang memerankan tokoh Gay Couple pun
tampil meyakinkan. Chemistry yang mereka hadirkan pun begitu kuat (dan berhasil
bikin satu teater bioskop teriak ngeri. Haha). Sosok Diva yang selama ini
diperbincangkan pun berhasil hadir lewat seorang Paula Verhoeven yang
memang seorang model. Debut
aktingnya pun tampil cukup memuaskan sbg debut meskipun masih terlihat kurang luwes. Raline Shah tampil semakin manis di
SUPERNOVA: KPBJ ini. Fedi Nuril pun tampil meyakinkan sebagai seorang suami
yang tegar meskipun porsi karakter yang ia mainkan sangatlah sedikit.
Untuk segi visual, Film SUPERNOVA: KPBJ ini mempunyai nilai sempurna. Visual yang disajikan sangat megah & mewah. Disepanjang film akan disajikan gambar yang
begitu enak dipandang mata. Set lokasi di Washington DC, Jakarta, Bali, Danau
Toba dan pemandangan pantai pun digarap sangat Hollywood taste oleh seorang
Rizal Mantovanni. Tak hanya itu sedikit unsur animasi diawal film tentang dongeng Ksatria, Putru & Bintang Jatuh sukses mencuri perhatian penonton.
Alunan soundtrack yang dinyanyikan oleh The King of
Soundtrack: Nidji pun tampil semakin mempermegah film. 3 Track terbaru Nidji
tersebut ialah: TAKUT BILANG TIDAK, SEMESTA & TERPAKSA.
Overall, Film SUPERNOVA: KPBJ sangat memuaskan. Dewi Dee
Lestari harus tersenyum bahagia salah satu novelnya divisualkan dengan sangat
baik oleh Rizal Mantovanni & Soraya Intercine Films. Oia satu hal lagi,
Film SUPERNOVA: KPBJ boleh dibilang sebagai Film yang jika selesai ditonton
bakalan menjadi bahan perbincangan. One of The Best Indonesian Movie of the
year so far!
[8/10Bintang]
0 comments:
Post a Comment