Tuesday, 31 October 2017

[Review] Posesif: Perjalanan Cinta Lala Dan Yudhis Yang Mengejutkan!



#Description:
Title: Posesif (2017)
Casts: Adipati Dolken, Putri Marino, Yayu Unru, Cut Mini, Gritte Agatha, Chicco Kurniawan
Director: Edwin
Studio: Palari Films


#Synopsis:
Lala (Putri Marino) seorang remaja kelas 3 SMA yang juga dikenal sebagai seorang Atlit Lompat Indah. Suatu hari, di sekolahnya kedatangan murid baru bernama Yudhis (Adipati Dolken). Gara-gara pertemuan mereka yang tak sengaja berkat insiden sepatu, lama kelamaan keduanya menjadi dekat. Berkat kedua temannya juga yaitu Ega (Gritte Agatha) dan Reno (Chicco Kurniawan), Lala dan Yudhis semakin kenal satu sama lain.


Lala terpesona dengan sosok Yudhis. Begitu juga sebaliknya. Mereka pun mengikrarkan untuk menjalin hubungan asmara. Ini merupakan cinta pertama bagi Lala. Sejak hadirnya Yudhis, kehidupan Lala menjadi lebih berwarna dan juga lambat-laun mengalami perubahan. Salah satunya Lala cukup berani mengambil keputusan untuk berhenti mengikuti latihan Lompat Indah yang langsung dilatih oleh sang Ayah (Yayu Unru).
Seiring berjalannya waktu, sosok Yudhis lama kelamaan menjadi posesif. Karena Yudhis sangat mencintai Lala dan ingin memiliki Lala selamanya. Sikap posesif berlebih dan cenderung diluar dugaan yang diperlihatkan Yudhis tak membuat rasa sayang dan cinta Lala berkurang.
Lala meyakini ia bisa mengubah sosok Yudhis meskipun kehidupan Lala terancam hancur berantakan.

#Review:
Kontroversi Film POSESIF (2017) yang tiba-tiba saja memborong 10 Nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2017 yang akan digelar pada November 2017 mendatang, padahal belum tayang secara nasional di Bioskop membuat sebagian orang merasa terlalu berlebihan. Padahal Film POSESIF (2017) ini sudah mempunyai salah satu syarat jika ingin masuk Nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2017 yaitu, Film POSESIF (2017) sudah mengadakan screening terbatas di berbagai daerah di Indonesia sebelum tayang serentak di Bioskop Indonesia pada 28 Oktober 2017 ini. Lantas, sebagian orang (termasuk gue) menjadi penasaran banget dengan Film POSESIF (2017) ini. Segitu bagus kah hingga mampu dirilik Festival Film Indonesia 2017 dan memborong banyak nominasi?



Setelah gue nonton filmnya, Film arahan sutradara Edwin "Babi Buta" ini ternyata memang sangat layak bisa borong nominasi hingga masuk nominasi Film Terbaik Festival Film Indonesia 2017! Sang sutradara yang lebih dikenal sebagai sutradara film-film arthouse dan anti-mainstream ini mencoba keluar dari zona nyamannya dan mengikuti trend pasar seperti yang dilakukan oleh Lola Amaria lewat Film LABUAN HATI (2017) dan Joko Anwar lewat Film PENGABDI SETAN (2017).
Dengan menggandeng penulis skenario Gina S. Noer, Edwin "Babi Buta" menghadirkan kisah drama percintaan anak ABG yang tak biasa! Buang jauh-jauh anggapan bahwa Film POSESIF (2017) ini akan seperti FTV-FTV di siang hari atau seperti Film drama-drama anak sekolahan yang beberapa tahun ini selalu hadir di Industri Film Indonesia.
Disini Edwin "Babi Buta" mencoba menghadirkan cerita yang tak hanya manis namun juga gelap, menegangkan dan depresif. Beliau menghadirkan sisi lain dari sebuah hubungan asmara anak remaja yang memang harus diakui, related dengan kondisi saat ini. Gue yakin siapapun pasti pernah mengalami hal-hal yang dilalui oleh karakter Lala dan Yudhis dalam film ini. Unsur ketegangan lewat sikap posesif dalam film ini juga dihadirkan dengan sebab dan akibat yang dijelaskan dengan amat baik. Contohnya: stalking sosial media, missed call puluhan kali, chat yang telat membalas pasti banyak penonton pernah mengalaminya. Iya kan? Sang sutradara sukses membawa emosi penonton Film POSESIF (2017) lewat alur cerita yang mengalir dengan amat baik. Perjalanan emosional para pemain juga tergambar dengan meyakinkan. Meskipun cukup disayangkan adalah sosok Yudhis sendiri masih kurang digali lebih dalam lagi untuk backgroundnya.
Adol yang memerankan sosok Yudhis tampil sangat mengesankan. Salah satu performa terbaik Adol dalam karier filmnya ada disini. Debut Putri Marino yang merupakan Atlit Lompat Indah dan Renang juga tampil sukses mencuri perhatian dan mampu mengimbangi Adol. Pergolakan emosi sosok Lala yang baru mengalami jatuh cinta sangat oke!
Jajaran supporting pun tampil tak mengecewakan meskipun porsinya terbatas. Cut Mini mampu menjadi sosok penting untuk keseluruhan cerita cinta Yudhis dan Lala. Begitu juga dengan Yayu Unru. Gue paling terkesan dan berkaca-kaca ketika bagian cerita antara Lala dan Ayahnya.
Meskipun mencoba keluar dari zona nyaman, Edwin "Babi Buta" masih tetap mengambil gambar dan sinematografi nya khas film-film arthouse. Hal ini sukses menambah "nyawa" untuk keseluruhan cerita Film POSESIF (2017). Pemilihan soundtrack mulai dari Dipha Barus dan Kalulla hingga Sheila On 7 cukup sukses membuat gue makin terkesan dengan film ini.
Overall, Film POSESIF (2017) mengesankan! Salah satu Film Indonesia Terbaik dalam sejarah. Message yang disampaikan begitu dalam dan depresif!


[9/10Bintang]

Friday, 27 October 2017

[Review] Happy Death Day: Mengungkap Tersangka Pembunuhan Dengan TimeLoop




#Description:
Title: Happy Death Day (2017)
Casts: Jessica Rothe, Israel Broussard, Ruby Modine, Rachel Matthews, Charles Aitken
Director: Christopher Landon
Studio: Universal Pictures, BlumHouse Productions



#Synopsis:

Tree Gelbman (Jessica Rothe) terbangun dari tidurnya disebuah kamar asrama pria usai ia mabuk-mabukan. Ia diselamatkan oleh seorang pria yang satu kampus dengannya namun ia tak mengenalinya bernama Carter Davis (Israel Broussard). Hari tersebut adalah hari ulang tahun Tree.
Tree langsung bergegas pergi dari asrama Carter dan kembali ke asrama dirinya yang diberi nama Kappa Gamma. Sebuah perkumpulan mahasiswi yang sangat menomor satukan penampilan.
Dalam perjalanan menuju asramanya, Tree menjumpai:
1. Seorang pria dengan penampilan eksentriknya.
2. Bertemu dengan seorang volunteer pemanasan global
3. Memergoki sepasang kekasih yang tengah duduk bermesraan ditaman kampus
4. Mendengar alarm mobil berwarna merah yang terus berbunyi,
5. Melihat junior kampus yang jatuh pingsan.
6. Bertemu dengan Gregory (Charles Aitken) teman pria kampusnya yang sangat ingin Tree menjadi pacarnya.
7. Disapa oleh mahasiswa yang tengah mendengarkan musik.
8. Dipergoki oleh sang ketua asrama Kappa Gamma yaitu Patricia (Rachel Matthews) ketika Tree akan masuk ke asrama.
9. Mendapat hadiah cup cake dari teman sekamarnya, Lorrie (Ruby Modine).
Tree seperti biasanya melakukan rutinitas hari-hari. Menghadiri rapat Kappa Gamma disiang hari dan masuk jadwal kampus dengan dosen Mr.Danielle (Charles Aitken). Menjelang larut malam, ketika Tree akan menghadiri acara yang diselenggarakan Kappa Gamma, tiba-tiba dikejutkan dengan hadirnya sosok misterius yang mengenakan hoodie dan topeng. Dan ternyata sosok itu langsung mengejar dan berhasil membunuh Tree tepat di hari ulang tahunnya.
Namun, ketika pisau itu tertancap pada tubuhnya, Tree malah terbangun dari tidur lelapnya di asrama Carter. Tree lalu terbangun dan kembali melanjutkan hidupnya. Tapi anehnya, semua hal yang ia lalui pada hari itu, sama persis dengan hari sebelumnya. Awalnya Tree menganggap dirinya mengalami Deja-Vu. Kejadian tersebut tidak hanya sehari, dan terus berulang. Hingga akhirnya Tree menyadari bahwa kejadian berulang kali yang ia alami itu akan membantu dia mengungkap sosok misterius bertopeng yang akan membunuh Tree tepat diulang tahun Tree.




#Review:
BlumHouse Productions memang selalu menghadirkan sebuah film horror atau thriller dengan minim budget namun dengan kualitas yang selalu diluar dugaan (kadang bagus banget, kadang biasa aja).
Tahun 2017 ini saja, BlumHouse Productions sudah menggebrak tangga box office dan reaksi super positif dari pecinta Film Hollywood lewat Film SPLIT (2017) dan GET OUT (2017). Kali ini di Oktober 2017, dengan menggandeng sutradara Paranormal Activity yaitu Christopher Landon, BlumHouse Production menghadirkan sebuah film time-loop ala-ala Film Groundhog Day (1993) dan Edge Of Tomorrow (2014) namun ditambah dengan sentuhan thriller-horror.
Konsep ceritanya cukup unik dan bikin gemas ketika mengikuti perjalanan Tree yang harus hidup-mati-hidup mati. Sang sutradara untungnya membuat film ini cukup ringan dan enak untuk diikutin jalan ceritanya. Tak hanya itu saja, Christopher Landon juga menambahkan unsur komedi dalam beberapa cerita, gesture dan dialog yang menjadikan film ini tak hanya bikin tegang tapi sukses bikin tersenyum lebar. Tak lupa juga sang sutradara memberikan pesan moral yang cukup mengena difilm ini meskipun porsinya sedikit. Motif tersangka juga terasa sangat sederhana banget.
Big applause untuk Jessica Rothe dimana dalam film ini dia memegang kendali paling besar. Ia begitu apik memerankan sosok Tree. Gesture, dialog serta image seorang perempuan hits dan "bitchy" nya sangat mendalami dan meyakinkan. Adegan scream yg ia lakukan juga begitu natural tidak lebay sama sekali. Gue yakin kedepannya karir seorang Jessica Rothe bisa melambung lagi usai membintangi film ini.
Overall, Film HAPPY DEATH DAY (2017) tampil lowbudget tapi dengan eksekusi yang memuaskan!


[8/10Bintang]

Wednesday, 18 October 2017

[Review] Geostorm: Ketika Cuaca Di Muka Bumi Bisa Dikendalikan




#Description:
Title: Geostorm (2017)
Casts: Gerrard Butler, Jim Sturgess, Abbie Cornish, Talitha Bateman, Daniel Wu, Andy Garcia, Ed Harris, Alexandra Maria Lara
Director: Dean Devlin
Studio: WarnerBros Pictures, Skydance Pictures


#Synopsis:
Tahun 2019, kondisi planet bumi semakin memprihatinkan. Cuaca ekstrem terjadi dimana-mana. Kekeringan melanda banyak negara. Bongkahan es di Kutub banyak yang mencair, bahkan di wilayah Roma, Italia terjadi suhu cuaca terpanas sepanjang sejarah yang mengakibatkan jutaan warga disana tewas.
Melihat kondisi cuaca yang semakin mengancam keselamatan manusia di bumi, beberapa ilmuwan dengan bantuan NASA, ISS dan 17 negara berencana membuat sebuah satelit ruang angkasa yang mampu mengendalikan cuaca. Dan akhirnya mereka berhasil menciptakan satelit tersebut dengan diberi nama Dutch Boy. Satelit ruang angkasa pengontrol cuaca itu berasal dari ide seorang ilmuwan bernama Jake Lawson (Gerrard Butler) dan adiknya Max Lawson (Jim Sturgess). Usai terciptanya Dutch Boy, kondisi cuaca di muka bumi bisa dikontrol dengan baik. Tahun demi tahun berlalu tanpa adanya cuaca ekstrim di muka bumi. Jake Lawson pun memutuskan untuk keluar dari tim satelit Dutch Boy dan kembali melanjutkan hidupnya bersama dengan anaknya Hannah Lawson (Talitha Bateman).
Namun suatu hari, di Afganistan terdeteksi terjadi anomali cuaca. Sebuah desa beserta isinya menjadi membeku. Padahal cuaca pada sistem Dutch Boy menunjukan suhu Afganistan pada angka yang standar. Anomali cuaca itu kembali berlanjut di wilayah Hong Kong. Hal itu terdeteksi dari salah satu ilmuwan asal Tiongkok bernama Cheng Long (Daniel Wu). Suhu di Hong Kong tiba-tiba memanas hingga menyebabkan pipa gas yang berada dibawah tanah wilayang pesisir Hong Kong meledak dahsyat.
Cheng berusaha menyelidiki penyebab anomali cuaca itu dengan cara mengakses sistem Dutch Boy. Tapi sayang, akses nya di block. Cheng meyakini ada oknum yang mencoba untuk menyabotase Dutch Boy demi sebuah kepentingan.
Kejadian anomali cuaca itu terus terjadi diberbagai belahan dunia. Rio De Jenairo, Brazil mengalami badai es yang menyebabkan membeku. Mumbai, India mengalami angin topan yang sangat kencang dan Dubai, Uni Emirat Arab mengalami tsunami terbesar sepanjang sejarah umat manusia.
Max juga mencoba menelusuri dan memecahkan pesan yang ia terima dari Cheng. Yang dimana pesan tersebut bernama Project Zeus itu merupakan kunci untuk mengetahui oknum dibalik terjadinya malfungsi dari satelit Dutch Boy. Dibantu sang kekasih, Sarah Wilson (Abbie Cornish) yang merupakan salah satu tim pengaman presiden Amerika Serikat, Andrew Palma (Andy Garcia).
Max kemudian mencoba meminta bantuan pada Jake untuk memperbaiki sistem Dutch Boy di luar angkasa. Mau tak mau, Jake harus kembali ke Dutch Boy demi menyelamatkan miliaran umat manusia di muka bumi.
Setibanya di Dutch Boy, Jake bertemu dengan beberapa ilmuwan salah satu diantaranya adalah Utte Fassbinder (Alexandra Maria Lara) yang akan siap membantunya untuk memperbaiki sistem Dutch Boy.
Max, Jake dan para ilmuwan harus berpacu dengan waktu yang singkat untuk menghentikan sebuah badai raksasa yang dinamakan Geostorm yang siap menghancurkan muka bumi akibat dari malfungsi satelit Dutch Boy.


#Review:
Industri Film Hollywood dalam dua tahun terakhir ini tidak diramaikan oleh film bertemakan bencana alam (Disaster Movie). Terakhir, adalah Film SAN ANDREAS (2015) yang bercerita tentang bencana gempa dahsyat yang dibintangi oleh Dwayne Johnson dan Alexandra Daddario.
Tahun 2017 ini, WarnerBros Pictures bekerjasama dengan Skydance Pictures memproduksi sebuah Disaster Movie yang berjudul GEOSTORM (2017). Film ini cukup menarik perhatian gue karena gue termasuk yang selalu menunggu film bencana rilis di Bioskop.
Namun sayang, Film GEOSTORM (2017) ini tak sepenuhnya memenuhi ekspektasi gue terhadap sebuah film bencana. Semua moment bencana TERBAIK dalam film ini sudah diperlihatkan sepenuhnya di trailernya. Alhasil, dalam filmnya, moment bencana nya pun jadi terasa biasa aja, bahkan gue gak nemuin lagi moment bencana lain yg epic, karena semuanya udah ditampilin di trailer. Bete.
Sisi segi cerita pun (emang biasanya) film bencana selalu mempunyai moment atau plot yang diluar akal. Disini pun Film GEOSTORM (2017) melakukan hal demikian. Namun entah kenapa, sisi diluar akal dalam film ini sungguh kebangetan. Ada motif terselubung dibalik semua bencana badai bumi ini. Twist yang sengaja dihadirkan pun menjadi terasa biasa aja karena gampang untuk ketebak dari paruh pertama film.
Antara cerita utama dan bencana pun hadir terasa masing-masing tidak menjadi sebuah cerita yang solid. Sang sutradara pun menjelaskan semua tanda tanya dalam cerita dengan sangat ringan dan gak bikin penontonnya mikir keras.
Chemistry bromance yang dihadirkan antara kakak beradik ini juga terkesan nothing special. Untungnya sisi komedi untuk pencair suasana cukup efektif dibeberapa bagian.
Untuk visual CGI disasternya, terasa smooth dan meyakinkan namun ada juga beberapa part masih terasa kasar. Sayang banget untuk sekelas film bencana produksi Hollywood masih ada beberapa part yang masih kurang smooth.
Overall, Film GEOSTORM (2017) masih enak untuk ditonton jika kamu gak pasang ekspetasi yang wah ketika mendengar sebuah Film Bencana.


[7.5/10Bintang]

Saturday, 7 October 2017

[Spoiler Alert] Penjelasan Film Pengabdi Setan (2017)



Setelah nonton #PengabdiSetan untuk yang kedua kalinya, baru kerasa banget beberapa plothole dan bloopers dalam ceritanya. Beberapa pertanyaan yg menggantung ketika pertama kali nonton juga jadi terjawab semua.
Kali ini aku bakalan sedikit explained beberapa pertanyaan #PengabdiSetan yang berhasil aku cerna setelah nonton untuk yang kedua kalinya. Postingan ini pasti banyak SPOILER nya. Jadi kalau belum nonton Film #PengabdiSetan please skip postingan ini.

1. Soal percakapan antara Bapak (Bront Paralae) dan Ibu (Ayu Laksmi) sebelum Ibu meninggal. Terdengar sekilas bahwa si Bapak berbicara supaya Ibu bisa mengikhlaskan dan anak-anak bisa hidup dengan tenang. Tapi anehnya, setelah si Ibu "bangkit" dan "datang lagi" ke rumah menjemput anaknya.
Ketika adegan Ian seperti ditarik oleh kekuatan dengan berpegangan pada pintu, Si Bapak justru meminta maaf kepada Si Ibu, Ia berteriak "Maafkan aku Mawarni jika aku selama ini punya salah.."
Aku jadi beranggapan, jika si Bapak ini juga bisa jadi salah satu anggota sekte sesat soal kesuburan, namun ia berusaha untuk tobat dan keluar dari lingkaran sekte sesat itu. Hal itu terlihat ketika orang-orang berpayung hitam datang, si Bapak teriak sambil membawa pisau "Mau ngapain lagi kalian, kalau mau mengambil anak-anak, kami tidak akan diam, kalian harus langkahi dulu saya.." Padahal Rini (Tara Basro) belum bilang ke si Bapak soal isi surat revisi Budiman (Egy Fedly) yang ia dapatkan dari Hendra (Dimas Aditya).



2. Soal dialog antara Budiman dan Hendra ketika di Rusun. Budiman menjelaskan isi soal surat revisi yang menerangkan bahwa para pengikut sekte sesat itu sebetulnya adalah mengambil anak terakhir dari Mawarni (Si Ibu) yang merupakan titisan setan, bukan untuk dijadikan tumbal. Surat revisi itu ia berikan kepada Hendra dan harus sesegera mungkin disampaikan kepada Rini. Usai Hendra berangkat, Budiman mendapatkan tamu yang terus menggedor pintu rusunnya. Aku yakin itu adalah Batara (Fachri Albar), salah satu anggota sekte sesat yang ada kota dan tinggal satu rusun dengan Budiman.
Anggota sekte sesat tak mau semua rencana mereka berantakan, Siapapun yang mencoba menghalangi rencana mereka pasti akan berakhir dengan kematian. Hendra, tewas kecelakaan ketika melihat bayangan orang sedang berlari ditengah jalan dan Sang Nenek tewas karena ia sudah LEBIH TAU bahwa Ian adalah anak titisan setan.

3. Soal Budiman yang tiba-tiba datang menjemput dan menyelamatkan keluarga Suwono ketika final terror dari mayat-mayat hidup. Aku beranggapan, Budiman telah di brainwash usai Batara mendatangi Budiman di rusunnya. Terbukti, rusun keluarga Suwono langsung tetanggaan dengan Batara (Fachri Albar) dan Darminah (Asmara Abigail).

4. Soal Bondi (Nasar Annuz) yang tiba-tiba kesurupan lalu tiba-tiba sadar diri. Ia dirasuki oleh arwah sang nenek yang ingin mencoba melidungi cucu-cucu serta anaknya dari Ian (Muhammad Adhiyat). Makanya Bondi ketika kerasukan ingin sekali membunuh Ian. Dan arwah nenek juga lah yang membantu Bapak, Rini, Toni dan Bondi bisa terbebas dari mayat-mayat hidup yang berhasil menjemput Ian.



5. Soal Ustadz sama sekali tidak membantu Rini ketika diganggu setan. Banyak orang sedikit kecewa ketika posisi Ustadz dalam film ini sangat useless (termasuk gue). Tapi Joko Anwar disini mencoba menjelaskan bahwa Ustadz juga manusia biasa, yang masih bisa merasa shock dan sakit hati karena gara-gara keluarga Suwono lah, Hendra anak satu-satunya itu tewas. Apalagi jarak antara momentum keluarga Suwono kembali diterror mayat-mayat hidup ke momentum Hendra meninggal itu sangat dekat.

6. Soal Batara dan Darminah di ending film. Mereka bisa jadi pimpinan sekte sesat yang ada di kota. Mereka mempunyai anggota yang tersebar luas diseluruh pelosok Indonesia. Hal itu terlihat dari peta yang menempel di dinding serta adanya toples berisi ratusan butir biji saga merah yang tersimpan di rusun mereka. Butiran biji saga merah itu juga yang ditemukan oleh Rini usai mereka mengalami terror dari orang-orang yang mengenakan payung hitam pada malam hari.

7. Soal penggunaan butiran biji saga merah menurutku adalah sebagai penanda lokasi target, calon dan titisan anak setan itu berada dimana.


8. Batara dan Darminah sepertinya mempunyai rencana baru untuk keluarga Suwono setelah Mawarni berhasil membawa anak titisan setan itu dari tangan keluarga Suwono. Atau jangan-jangan punya rencana lain dengan anggota sekte sesat lainnya yang tersebar diberbagai pelosok di Indonesia?

9. Luasnya cakupan cerita yang sengaja dibuat oleh Joko Anwar pada film #PengabdiSetan ini sangat besar kemungkinan untuk dibuatkan kelanjutan ceritanya. Mengingat hype film ini begitu luar biasa. Baru seminggu tayang di bioskop bisa sukses tembus diatas 1.000.000 penonton, banyak reviewer dan kritikus Film Indonesia menyebut bahwa Film #PengabdiSetan ini salah satu Film Horror Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.

10. Keseriusan dan dedikasi Joko Anwar membuat ulang Film #PengabdiSetan ini diapresiasi oleh Festival Film Indonesia 2017. Tak tanggung-tanggung, Film ini memborong 13 nominasi FFI yang akan diselenggarakan di Manado pada 11 November 2017 mendatang!


Joko Anwar memang LUAR BIASA! Ia selalu menghadirkan Film yang menjadi pembahasan dan perbincangan seru untuk dibahas terus menerus. Penonton dibiarkan dengan opini dan imajinasi mereka masing-masing usai menonton Film #PengabdiSetan!


[8.5/10Bintang]

Friday, 6 October 2017

[Review] JomBlo Reboot: Kisah Konyol 4 JomBlo Dalam Mencari Cinta


#Description:
Title: JomBlo (2017)
Casts: Ge Pamungkas, Natasha Rizky, Arie Kriting, Indah Permatasari, Deva Mahenra, Aurelie Moeremans, Richard Kyle, Deswita Maharani, Joe P Project
Director: Hanung Bramantyo
Studio: Falcon Pictures, Dapur Films

#Synopsis:
Agus (Ge Pamungkas), Bimo (Arie Kriting), Donny (Richard Kyle) dan Olip (Deva Mahenra) merupakan empat sahabat yang sudah dekat satu sama lain di kampus mereka. Kesamaan mereka cuma satu yaitu Jomblo. Agus belum pernah merasakan yang namanya pacaran dari ia lahir hingga besar seperti sekarang, Bimo selalu gagal mendapat pasangan ketika mencari pasangan lewat dunia maya, Donny si bule tampan yang selalu sukses membuat para wanita terpesona namun Donny sendiri malah anti untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih serius. Tipikal only for have-fun. Dan yang terakhir Olip, anak jenderal yang kaku jika harus berkenalan dengan lawan jenisnya. Ia setia memendam perasaannya selama bertahun tahun hanya untuk sosok Asri (Aurelie Moeremans).
Keempatnya selalu membuat keributan dan kehebohan baik di kampus mereka sendiri, maupun di kampus orang lain. Suatu hari, Agus tak sengaja bertemu dengan Rita (Natasha Rizky), teman semasa SMP nya yang sudah lama tak ada kabar. Agus begitu terpesona dengan sosok Rita yang kini jauh lebih cantik dan sempurna. Agus berusaha sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan cintanya Rita.
Satu persatu empat sekawan ini mulai menemukan pujaan hatinya. Bimo terpesona dengan rekan kampusnya yaitu Lani (Indah Permatasari). Namun sayang, Lani tidak merespon baik Bimo. Donny masih saja betah dengan have-fun nya. Dan akhirnya Olip juga tak mau kalah memutuskan untuk mencoba mendekati Asri. Tapi sayang, respon yang diberikan Asri tidak sesuai harapan Olip. Ia langsung meminta bantuan pada sahabatnya, Donny untuk menjembatani hubungannya dengan Asri.
Seiring berjalannya waktu, misi keempat sahabat ini awalnya berjalan mulus. Tapi semakin lama, berbagai rintangan harus mereka hadapi. Agus tiba-tiba mendapat kenyamanan yang baru dari wanita lain setelah menjalin hubungan dengan Rita dan Donny pun merasakan hal serupa, ia mendapatkan rasa sayang dan cinta usai dekat dengan seorang wanita.
Disatu sisi, faktor Wanita dan Cinta inilah yang membuat persahabatan diantara Agus, Bimo, Donny dan Olip terancam hancur. Bahkan bisa menjadi tak saling kenal diantara mereka usai semuanya terjadi.


#Review:
Remake-Reboot-Reborn yang lagi fenomenal di Industri Film Indonesia membuat sekelas sutradara Hanung Bramantyo kepikiran juga untuk membuat Reboot dari Film JOMBLO (2006), film arahan beliau juga yang kala itu sukses mencuri pecinta Film Indonesia.
Digandeng Falcon Pictures, Reboot Film JomBlo (2017) ini masih dipegang oleh Hanung Bramantyo dan penulis skenario juga masih dikendalikan oleh Adhitya Mulya.
Reboot Film JomBlo (2017) mengalami perombakan untuk jajaran castsnya. Ge Pamungkas, Arie Kriting, Richard Kyle dan Deva Mahenra menggantikan posisi Ringgo Agus, Dennis Adhiswara, Christian Sugiono dan Rizky Hanggono.


Paruh pertama hingga pertengahan benar-benar diisi oleh humor komedi khas Falcon Pictures. Humornya terasa sangat rusuh (dan beberapa malah krik). Perpindahan pengenalan masing-masing karakter juga jd kurang mendalam karena tenggelam oleh humor komedi yang mendominasi. Chemistry sebagai empat sahabat yang konon sudah dekat satu sama lain serta memiliki status yang sama juga terasa kurang meyakinkan. Berasa kayak masing-masing banget. Sangat berbanding terbalik ketika Hanung Bramantyo mengeksplor persahabatan versi cewek dalam Film HIJAB (2015).
Beruntung, menuju paruh akhir film, Hanung Bramantyo sedikit menyelamatkan filmnya lewat cerita drama yang cukup deep pada karakter Agus (Ge Pamungkas) dan Rita (Natasha Rizky). Chemistry mereka baik ketika ngebodor maupun serius cukup menyita perhatian gue. Percakapan antara Agus dan Teh Guti yang diperankan Deswita Maharani pun memberikan sentuhan yang begitu deep namun tetap manis. Yaallah.. Gabakal gue sia-siain kalo punya cewek se-subhanallah Rita. Pasti endingnya udah ketebak kan kayak gimana.
Jajaran pemain.. Yang paling mengesankan jelas Natasha Rizky. Udah lah dia perfect banget yaallah. Ge Pamungkas jauh lebih baik ketika ia bermain serius. Ketika berkomedi, gak ada perbedaan antara diri sendirinya dengan Agus. Porsi Deva Mahenra sangat disayangkan juga disini begitu minimalis. Padahal jika dikupas lebih dalam, bisa berpotensi sama kuatnya seperti cerita karakter yang dimainkan Ge Pamungkas dan Natasha Rizky. Richard Kyle ditiap film apapun tujuannya emang cuma satu kali ya. Jadi pencuci mata biar seger ketika nonton. Belum ada peningkatan yg drastis dalam performanya. Jualan utamanya tetap only his perfect body.
Overall, Reboot Film JomBlo (2017) belum bisa menandingi film terdahulunya. Sorry!


[6.5/10Bintang]