Thursday, 16 November 2017

[Review] Marlina The Murderer In Four Acts: Perjalanan Wanita SumbaMencari Keadilan



#Description:
Title: Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017)
Casts: Marsha Timothy, Dea Panendra, Egy Fedly, Yoga Pratama, Yayu Unru, Indra Birowo
Director: Mouly Surya
Studio: Cinesurya, Kaninga Pictures

#Synopsis:

Babak 1: 30 Menit Sebelum Perampokan.
Disebuah sabana luas di wilayah Sumba, tinggal seorang janda bernama Marlina (Marsha Timothy) yang baru saja ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya. Akibat himpitan ekonomi dan tak sanggup untuk melanjutkan proses pemakaman, jenazah suaminya dijadikan mummy lalu disimpan dipojokan rumah kayu sederhana mereka.
Suatu sore, Marlina kedatangan seorang pria bernama Markus (Egy Fedly) yang akan menagih hutang. Selain menagih hutang, Markus juga akan mengambil semua hewan ternak dan mengancam akan memperkosa Marlina secara bergiliran dengan keenam anak buahnya yang akan segera tiba dalam beberapa jam lagi. Mendengar semua omongan Markus, Marlina dibuat merasa terancam, namun untungnya ia mampu mengontrol emosinya dengan baik sehingga tidak terjadi hal-hal spontan yang membuat Marlina semakin terancam.
Kondisi rumah Marlina usai kedatangan anak-anak buahnya Markus semakin mencekam. Dalam keadaan mabuk, satu persatu mulai mencoba menggoda Marlina. Namun Marlina tidak merespon sama sekali, bahkan Marlina bersedia menghidangkan makan malam untuk Markus dan keenam anak buahnya.
Dibalik itu semua, Marlina ternyata mempunyai sebuah rencana. Ia memasukan sari buah beracun ke dalam sop ayam yang akan ia hidangkan kepada Markus dan keenam anak buahnya. Empat dari enam anak buah Markus yang makan malam duluan tewas seketika. Sedangkan dua lagi ditugaskan untuk pergi membawa hewan-hewan ternak yang berhasil dirampas dari Marlina.



Usai empat orang tewas, sasaran selanjutnya adalah Markus. Marlina kemudian membawa makanan tersebut ke kamar. Namun sayang, Markus malah menolak untuk makan dan langsung ingin memperkosa Marlina. Marlina mencoba untuk menghindari aksi bejat Markus namun gagal. Untuk melindungi dirinya, Marlina kemudian mengambil sebuah golok panjang yang tak jauh dari kasur lalu tanpa permisi ia menebaskan golok itu ke Markus. Dan seketika, kepala Markus terpenggal dan tewas ditempat.




Babak 2: Perjalanan.
Keesokan harinya, Marlina ingin melaporkan kasus pemerkosaan dan perampokan yang menimpa dirinya ke kepolisian. Ia dengan santai membawa potongan kepala Markus yang nantinya akan digunakan sebagai barang bukti. Dalam perjalanan menunggu kendaraan angkut, ia bertemu dengan Novi (Dea Panendra) yang tengah hamil tua dan seorang wanita paruh baya yang akan pergi ke acara adat pernikahan keponakannya. 



Dalam perjalanan mencari keadilan ini, Marlina juga dihantui oleh sosok manusia tanpa kepala yang sekilas selalu hadir menampakkan dirinya dihadapan Marlina. Tak sampai disitu saja, dua anak buah Markus yang baru mengetahui kejadian yang menimpa Markus, langsung memburu Marlina. Salah satu diantaranya yakni Franz (Yoga Pratama) ingin Marlina mengembalikan potongan kepala Markus ke jenazahnya.



Babak 3: Pengakuan Dosa.
Usai perjalanan panjang, Marlina akhirnya tiba di kantor kepolisian setempat. Namun apa yang ia harapkan dalam mencari keadilan, tak sesuai dengan kenyataan. Marlina hanya bisa menangis terisak ditemani seorang anak perempuan setempat yang baru ia kenal ketika sedang beristirahat. Ketika Marlina akan melanjutkan lagi perjalanan untuk mencari keadilan, ia mendapat telepon dari Novi yang kini berada bersama Franz. Mendengar Novi yang sekarang bersama dengan Franz, membuat Marlina memutuskan untuk kembali kerumahnya dan menyelamatkan Novi.




Babak 4: Kelahiran Bayi.
Novi yang kini berada dirumah Marlina bersama dengan Franz hanya bisa diam tidak bisa melawan lantaran kondisi perutnya yang semakin dekat menuju waktu kelahiran.
Marlina pun tiba dirumahnya. Sesuai janji, ia mengembalikan potongan kepala Markus pada Franz.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Berhasilkah Marlina mendapat keadilan atas semua yang telah ia lalui?



#Review:
Sebelum tayang di Tanah Air, Film terbaru dari sutradara spesialis "film festival" yakni Mouly Surya ini sudah wara-wiri tayang diberbagai Film Festival. Diantaranya Cannes 2017, Toronto 2017, New Zealand 2017, Melbourne 2017, Busan 2017 dan Sitges International Film Festival 2017. Kabar membanggakan berikutnya muncul dimana Marsha Timothy sukses menyabet gelar Best Actrees di ajang Sitges International Film Festival 2017 mengalahkan nominasi lainnya seperti Nicole Kidman.
Mulai hari ini, 16 November 2017, akhirnya Film MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK (2017) tayang serentak di Bioskop Indonesia. Meskipun dalam jumlah layar yang terbatas gara-gara harus head-to-head dengan Film JUSTICE LEAGUE (2017) tak membuat gue mengurungkan niat untuk menonton film ini. 
Lalu bagaimana dengan hasilnya? Film ini memuaskan! Cara bercerita dengan membagi menjadi empat bagian ini tampil begitu original, kuat dan sesuatu yang baru di industri Film Indonesia. Babak pertama memperlihatkan suasana tak mengenakan lewat ancaman yang mampu mengguncang psikologis siapapun baik itu perempuan maupun laki-laki.
Babak kedua sedikit mulai mencair dengan hadirnya sosok Novi. Namun sensasi tekanan batin, psikologis serta terror rasa bersalah yang terus menghantui juga masih ditekankan disini. Gue yakin sang sutradara bikin film ini gak ada "jumpscared" nya, tapi malah sukses bikin gue jumpscared! Haha.
Babak ketiga merupakan babak yang paling gue suka disini. Mouly Surya dengan cerdas menghadirkan kritik sosial dalam film ini. Lihat saja part yang menceritakan kondisi ekonomi yang dialami oleh Marlina yang tak mampu membayar proses pemakaman suaminya, kondisi wilayah Indonesia timur khususnya Sumba yang masih jauh dari kata modernisasi, transportasi yang masih sangat minim dengan penggunaan wide angle yang ekstrim, hingga part ketika Marlina mencari keadilan di kantor kepolisian. Sangat related dengan keadaan saat ini. Gue hampir ikut mau nangis juga ketika Marlina yang hanya duduk terdiam membelakangi kamera dengan suara terisak isak disamping anak kecil tanpa adanya music scoring yang lebay.
Babak keempat yang menjadi babak pamungkas perjalanan Marlina yang berakhir dengan memuaskan! Kekuatan perempuan yang tertindas divisualkan dengan sempurna oleh Marsha Timothy dan Dea Panendra. 
Ide cerita original karya Garin Nugroho ini  sukses dieksekusi dengan baik oleh Mouly Surya. Tak hanya itu saja, sinematografi Film MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK (2017) ini tampil begitu mempesona. Sadar bahwa Sumba harus dieskplor dengan angle kamera yang anti-mainstream, Mouly Surya melakukannya dengan baik disini. Landscape ekstrim daratan sabana Sumba begitu indah ditampilkan disini untuk mewarnai perjalanan Marlina mencari keadilan. Teknik pengambilan gambar pun mayoritas khas Film Festival yang begitu artistik. Rumah kayu sederhana, dapur sederhana, warung sate, kantor polisi hingga tempat mandi di pinggiran danau pun jadi lebih mempesona dengan teknik pengambilan gambar yang oke.
Music scoring yang dihadirkan pun jauh dari kesan lebay. Malahan kebanyakan sunyi, agar feel emosional dari para pemain tersampaikan dengan baik. Music khas wilayah Sumba serta music ala-ala film western cowboy yang menghiasi film ini jadi terasa film cowboy namun dengan kearifan lokal. Something fresh and original!
Jajaran pemain juga tampil gemilang. Marsha Timothy sukses menghadirkan Marlina dengan baik. Pergolakan emosional dalam dirinya sangat memukau. Antara rasa sedih, marah, malu, takut, bahagia, hancur semuanya terasa begitu pas dan alami. Dea Panendra yang mengejutkan tampil mencuri perhatian juga disini. Black comedy yang ia tampilkan begitu ngena karena sesuai dengan kondisi orang-orang kebanyakan.
Overall, Film MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK (2017) memuaskan! Salah satu Film Indonesia Terbaik tahun ini.


[9/10Bintang]

1 comment:

  1. terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di http://rahma-store.com/cara-menghilangkan-jerawat-dengan-cepat-dalam-1-hari/

    ReplyDelete