Monday, 4 February 2019

[Review] Green Book: Mengikuti Perjalanan Tour Musisi Piano Dengan Supirnya


#Description:
Title: Green Book (2019)
Casts: Viggo Mortensen, Mahershala Ali, Linda Cardellini, Sebastian Maniscalco, Dimiter Marinov, Mike Hatton, PJ Byrne, Joe Cortese, Von Lewis, Don Stark, Anthony Mangano, Paul Sloan, Quinn Duffy
Director: Peter Farelly
Studio: DreamWorks Pictures, Participant Media


#Synopsis:
Tony Vallelonga (Viggo Mortensen), baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai driver sekaligus valet disebuah klub malam yang akan tutup operasional untuk renovasi. Sebetulnya klub malam itu bukanlah tutup untuk renovasi melainkan terpaksa tutup operasional usai tragedi baku hantam antara Tony dengan salah satu pengunjung yang ternyata orang tersebut merupakan sosok orang penting. Setelah insiden itu Tony terpaksa berhenti bekerja. Hal itu membuat dirinya harus secepat mungkin mendapat pekerjaan lain lantaran harus menghidupi istri dan ketiga anaknya.


Suatu hari, teman dari Tony menyuruhnya untuk mengikuti rekruitment menjadi seorang driver pribadi untuk seorang Dokter. Mendengar informasi tersebut Tony cukup senang. Setibanya di kediaman sang Dokter, Tony cukup terkejut karena kediaman calon bossnya itu berada tepat diatas sebuah hall pertunjukan seni. Ketika Tony bertemu dengan sang Dokter, ia semakin terkejut karena yang ada dihadapannya bukanlah seorang Dokter melainkan seorang musisi piano berkulit hitam bernama Dr. Don Shirley (Mahershala Ali). Shirley ingin mencari driver yang bisa membawanya untuk tour konser di wilayah Amerika Serikat bagian selatan yang terkenal masih sangat rasis terhadap orang yang berkulit hitam. Sederet persyaratan pun Shirley ajukan pada Tony. Namun karena persyaratan yang terlalu mengada-ngada Tony langsung menolaknya. Shirley berani membayar Tony lebih tinggi asalkan ia mau menemaninya untuk melakukan tour ke Amerika Serikat bagian selatan.


Tony pun akhirnya menyetujuinya demi mendapatkan uang. Sebelum memulai tour, Shirley meminta izin pada istri dan ketiga anak Tony untuk "meminjam" sang suami sebagai driver selama dua bulan lamanya dan terpaksa harus melewatkan moment natal demi tour tersebut. Perjalanan itu dimulai. Kota demi kota mereka kunjungi. Di awal-awal perjalanan Shirley dan Tony cukup kaku. Keduanya memiliki sifat dan karakter yang sangat berbeda satu sama lain. Shirley yang serba teratur, perfeksionis dan juga beradab berbanding terbalik dengan Tony. Ia lalu memberikan sebuah buku petunjuk bernama Green Book yang berisikan informasi mengenai tempat-tempat di wilayah Amerika Serikat yang ramah terhadap orang berkulit hitam.


Dalam perjalanan itu, Tony melihat secara langsung sikap rasisme terhadap Shirley. Tony perlahan mulai simpati terhadap bossnya itu karena diperlakukan semena-mena hanya karena warna kulit saja. Gelar Doctor serta musisi piano handal yang Shirley miliki tak membuat dirinya diperlakukan sewajarnya oleh orang-orang yang berkulit putih. Bahkan parahnya Shirley tidak bisa dinner bareng tamu undangan di acara yang mengundang dirinya sendiri. Tak cuma itu saja, strata sosial yang telah dicapai Shirley juga membuat sebagian orang berkulit hitam lainnya merasa kagum melihat orang berkulit hitam bisa menggunakan pakaian tuxedo dan mengendarai mobil. Tony semakin kesal dengan orang-orang yang sangat rasis terhadap Shirley. Akankah Tony dan Shirley berhasil menyelesaikan tournya?


#Review:
Industri film Hollywood setiap tahunnya pasti menghadirkan sebuah film bertema rasisme terhadap orang berkulit hitam. Tak sedikit juga film tersebut menghadirkan plotline serta tema yang sangat berat dan pasti bikin ngantuk. Namun hal ini sangat berbeda dengan film terbaru arahan Peter Farelly ini. Issued rasisme diangkat menjadi cerita yang dikemas lewat sebuah movie road trip. Film GREEN BOOK (2019) menyuguhkan sebuah kisah kemanusiaan yang beranjak dari persahabatan tak biasa antara seorang musisi kenamaan dengan supir barunya dalam suatu perjalanan selama dua bulan lamanya. Perjalanan itu juga pelan-pelan membangun chemistry yang sangat asyik antara Tony dan Shirley. Perbedaan karakter keduanya tidak menjadi penghalang justru menjadi penguat satu sama lain. Alur cerita pun dibuat sangat ringan dan mudah banget untuk diikuti. Baru kali ini sih aku sangat menikmati banget film yang bertema rasisme setelah tahun lalu terpuaskan oleh film HIDDEN FIGURES (2017). Hingga menuju babak akhir film, aku sangat tidak rela untuk berpisah dengan perjalanan trip Tony dan Shirley. Rasanya ingin terus melihat mereka berdua! Huhuhu.


Viggo Mortensen yang menurutku sekilas mirip Colin Firth ini tampil gokil memerankan Tony Lip. Begitu juga dengan Mahershala Ali sangat apik, berkesan dan luar biasa menjadi seorang Don Shirley. Lihatlah ekspresi kedua pemain ini saat memakan ayam KFC dan ketika menulis surat cinta. Ada kehangatan persahabatan yang memancar diantara keduanya. Chemistry mereka semakin kuat hingga film usai. Dari perjalanan itu juga membuat keduanya tersadar. Tony menjadi mempunyai point of view yang baru terhadap orang-orang berkulit hitam. Begitu juga dengan Shirley, dengan segala ketakutan yang ia rasakan secara tak langsung membuat sebuah batasan pada dirinya yang membuat selalu merasa terasing, baik itu dimata orang-orang berkulit putih, maupun orang-orang yang berkulit hitam. Perjalanan yang awalnya hanya sebatas menghadiri tour konser, menjadi perjalanan tak terlupakan bagi mereka berdua.


Overall, GREEN BOOK (2019) is really worth it for Best Picture in Oscar 2019! 1st place for this movie, 2nd place for ROMA (2019) and 3rd place for BLACK PANTHER (2018)!


[9.8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment