Sunday, 3 February 2019

[Review] Laundry Show: Melihat Keseruan Persaingan Bisnis Laundry



#Description:
Title: Laundry Show (2019)
Casts: Boy William, Gisella Anastasia, Ida Zein, Tissa Biani, Erick Estrada, Gabriella Desta, Mamat Alkatiri, Marshel Widianto, Mbok Tun, Indra Jegel, Fajar Nugra, David Saragih, Willy Dozan, Hifdzi Khoir, Ferry Salim, Aming Sugandi, Ence Bagus, Yeyen, Opie Kumis, Gading Marten, Anyun
Director: Rizki Balki
Studio: MVP Pictures

#Synopsis:
Rutinitas Uki (Boy William) menjadi seorang pekerja kantoran selama bertahun-tahun membuat dirinya merasa jenuh. Impian dirinya untuk bisa naik jabatan pun sangat susah dan hanya mentok di posisi yang sudah ia dapatkan. Suatu hari, atasan di kantor (Ferry Salim) menugaskan anak buahnya untuk membuat project materi iklan kopi sachet. Uki kemudian berusaha dengan rajin mengerjakan project tersebut siang-malam. Namun ketika Uki akan presentasi didepan atasannya itu, materi yang sudah ia buat malah dicuri oleh rekan kerjanya sendiri. Uki tidak bisa berbuat apa, karena atasannya itu langsung mengapprove ide yang dipresentasikan oleh rekan kerjanya Uki.


Kesal dan merasa sedih Uki lalu memutuskan mantap untuk resign usai ia melihat program televisi dari motivator Mario Kekeuh (Hifdzi Khoir) yang memberikan masukan dan saran yang berhasil membangkitkan semangat Uki untuk berani meninggalkan rutinitas yang sebenarnya tidak membuat dirinya bahagia. Dengan menjual mobil pribadinya, Uki memutuskan untuk membuka usaha jasa laundry. Ia sangat paham betul dengan urusan cuci mencuci karena semenjak kecil ia selalu menemani sang Ibu (Ida Zein) ketika sedang mencuci pakaian. Uki ingin membahagiakan sang Ibu yang telah membesarkan dirinya seorang diri usai ditinggal meninggal oleh sang ayah ketika masih kecil.


Tahap pertama, Uki mulai mencari bahan pembersih serta deterjen yang menurutnya bagus di supermarket. Tak sengaja disana ia bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Agustina (Gisella Anastasia) yang terkena noda membandel pada bajunya. Tahap kedua, Uki lalu mencari karyawan untuk bekerja di jasa laundry-nya. Karena semuanya dikerjakan sendiri, modal sedikit dan diburu waktu, Uki akhirnya merekrut Tiur (Tissa Biani) seorang gadis yang sangat jutek untuk ditempatkan dibagian frontliner, Joni (Erick Estrada), Kendi (Mamat Alkatiri), Deden (Marshel Widianto), Fajar Nugra (Ujang), Todung (David Saragih) yang ditempatkan pada proses washing serta ironing, Toto (Indra Jegel) dibagian delivering dan Mbok Ani (Mbok Tun) dibagian packing. Awal-awal operasional, jasa laundry yang diberi nama Halilintar ini belum mendapat pelanggan satupun. Hal itu tak membuat Uki kecewa, ia kemudian mengatur ide membuat sebuah promosi diskon. Rencana tersebut berhasil dan mendatangkan beberapa pelanggan ke laundry Halilintar.
Seiring berjalannya waktu, laundry Halilintar ternyata sering mendapat complain dari pelanggan. Mereka kecewa proses delivery-nya lama, petugas frontlinernya sangat tidak sopan, pakaian tertukar hingga pakaian rusak setelah diterima pelanggan. Tak cuma itu saja, di internal laundry Halilintar, kesalah pahaman antar karyawan juga sering terjadi dan sering berakhir dengan perkelahian. Uki mencoba sabar dan menahan emosinya dengan cara memberikan kompensasi terhadap semua pelanggan yang complain dan mengingatkan para karyawannya untuk terus meningkatkan profesionalitasnya dalam bekerja. Ketika keadaan mulai kondusif, usaha laundry Halilintar mempunyai saingan baru yang baru saja buka operasional tepat disebrang toko mereka.


Laundry Kilat & Cepat itu memberikan penawaran layaknya hotel dan dilayani oleh para karyawan yang cantik dan ganteng. Setelah diselidiki, laundry Kilat & Cepat itu milik Agustina. Uki yang awalnya sempat kesal, mendadak tenang usai dirinya dan Agustina berjanji akan bersaing secara sehat. Tapi perjanjian itu hanya tinggal kenangan saja. Agustina dan usaha laundry-nya malah memberikan penawaran diskon yang lebih besar dibandingkan dengan usaha laundry milik Uki. Saling rebutan pelanggan pun tak terhindarkan. Complain yang sering menghampiri laundry Halilintar pun semakin memperparah keadaan sehingga membuat pelanggan pada lari ke laundry Cepat & Kilat. Uki semakin stress, usaha satu-satunya itu terancam bangkrut. Ditambah lagi konflik internal para karyawannya membuat laundry milik Uki semakin diambang kehancuran. Tanpa pikir panjang, Uki langsung menghadirkan promo lebih tinggi lagi untuk merebut kembali pelanggan. Namun karena hal itu, tenaga para karyawannya semakin terkuras habis karena keputusan yang diambil Uki. Kondisi fisik para karyawan termasuk dengan Uki sendiri mulai menurun. Akankah usaha laundry Halilintar milik Uki bisa tetap berjalan?

#Review:
Premis film drama di industri film Indonesia belakangan ini selalu memberikan something new. Drama keluarga modern dari universe AADC berhasil dikemas dengan sangat apik oleh Ernest Prakasa lewat MILLY & MAMET (2018), drama keluarga mendadak jatuh miskin yang mengharu biru berhasil dihadirkan oleh Yandy Laurens lewat KELUARGA CEMARA (2019), kemudian ada juga drama keluarga yang mendadak tajir yaitu ORANG KAYA BARU (2019) karya sutradara Ody Harahap, dan kemarin film drama komedi yang menceritakan sulitnya menjadi orang yang ganteng lewat TERLALU TAMPAN (2019) karya sutrdara Sabrina Rochelle Kalangie. Keempat film tersebut memberikan sesuatu yang baru dan tampil beda satu sama lainnya. Diawal Februari 2019 ini, MVP Pictures menghadirkan sebuah drama komedi berjudul LAUNDRY SHOW (2019) yang menceritakan persaingan bisnis jasa laundry. Melihat deretan casts serta sinopsisnya pun, jujur aku tidak mengharapkan sesuatu yang wah pada film ini.



Aku berkesempatan hadir pada Press Screening dan Gala Premiere film ini yang berlangsung pada 31 Januari 2019 lalu di Cinema XXI Plaza Senayan Jakarta. Pada Press Conference yang digelar, Boy William serta pemain lainnya menceritakan pengalaman mereka selama shooting film ini. Menurut Boy, seluruh pemain dalam film LAUNDRY SHOW (2019) ini mengikuti pelatihan serta workshop bisnis jasa laundry betulan di wilayah Depok, Jawa Barat untuk mengetahui lebih detail tentang segala aktivitas serta daily-routine sebuah jasa laundry.


Untuk segi cerita, film LAUNDRY SHOW (2019) ini memperlihatkan struggling seorang pria yang rela resign dari pekerjaan kantor dan lebih memilih membuka usaha sendiri. Unsur-unsur komedi yang diletakan diparuh awal film sih terasa sangat garing dan miss banget. Aksi "sikut-sikutan" antar Uki dan rekan kerjanya jika digarap serius serta karakter temannya itu tidak dibuat lebay, pasti akan berhasil menjadi salah satu moment yang kuat. Paruh kedua film, penonton diajak untuk mengikuti perjuangan mati-matian Uki membangun laundry Halilintar. Tahap demi tahap yang ditampilkan oleh sang sutradara dan penulis skenario begitu detail banget. Kita bisa melihat proses rekruitment karyawan yang dilakukan Uki dihadiri oleh orang-orang yang "nyeleneh". Salah satu kelakuan calon karyawan yang paling epic menurutku yaitu yang diperankan oleh Anyun. Mungkin untuk sebagian orang akan terasa garing, tapi aku pribadi yang pernah kenal dan dekat dengan orang-orang dibagian HRD, sikap serta karakter itu memang betulan ada! Hahaha. Aku juga sangat memaklumi karakter Uki yang lebih merekrut karyawan-karyawannya itu tidak memiliki look yang memikat seperti usaha laundry milik Agustina. Kenapa? Karena kalau menurutku, dengan merekrut orang-orang biasa saja terutama untuk awal-awal usaha yang baru buka, salary yang dianggarkan untuk karyawan tidak terlalu besar. Dan para karyawan-karyawan biasa ini juga pasti senang karena mereka bisa bekerja. Toh, hampir dimanapun usaha jasa/apapun yang kecil-kecilan yang dimulai dari nol aku yakin semuanya seperti itu. Yang paling mantep dari film ini adalah moral value yang diselipkan dalam film LAUNDRY SHOW (2019) ini sangatlah menyentil dan related banget untuk kehidupan sehari-hari. Meskipun ada sedikit yang terkesan seperti "menggurui".


Keasyikan film LAUNDRY SHOW (2019) semakin terasa dan enak diikuti setelah masuk ke babak tengah film ini. Konflik-konflik yang dihadirkan sangatlah related dan detail dengan aktivitas sehari-hari jasa laundry. Konflik internal dalam usaha pun lagi-lagi dikemas dengan bagus. Contohnya seperti juteknya Tiur sebagai frontliner, salah paham antar petugas pencuci dan setrika baju, serta petugas delivery. Konflik yang berubah menjadi tumbuh cinta antara Uki dan Agustina sih sebetulnya cukup sweet karena keduanya memiliki background yang serupa tapi sayang terkesan dipaksakan untuk hadir. Andai saja tetap fokus pada persaingan bisnis tanpa ada cicintaan diantara mereka pasti akan jauh lebih asyik. Aku malah lebih prefer ke kisah cinta antara dua karyawan mereka hahaha.
Untuk jajaran casts, yang awalnya aku ragukan ternyata surpsingly tampil memuaskan. Boy William memberikan penampilan terbaiknya disini disepanjang karier film dia. Kita bisa melihat permainan emosi serta perubahan gesturenya dengan cukup baik dari awal hingga akhir film. Drama dengan ibunya adalah menjadi salah satu moment terfavorit dalam film LAUNDRY SHOW (2019) ini. Boy William cukup konsisten memerankan sosok Uki dan sekilas mengingatkan pada aktor Chew Kin Wah saat karakter Uki memperlihatkan keletihan dan kesedihan. Huhuhu. Gisella Anastasia pun tampil tak cuma menjadi pemanis belaka disini. Karakter Agustina yang ia perankan sangat pas dengan dirinya. Ia juga mampu mengimbangi performance Boy William disepanjang film. Deretan supporting casts juga cukup mengejutkan tampil menghibur! Tissa Biani sebagai Tiur stole the show! Gaya serta nada bicara, kelakuan dan juga gesturenya sangat menyebalkan namun bikin ketawa banget! Progress banget akting dia. Suka! Jajaran stand-up comedian yang aku yakin mayoritas penonton awam sepertiku tidak mengenal banget mereka, bisa tampil pas dan lucu sebagai karyawan dari Uki.  Deretan Cameo yang wara-wiri dalam film LAUNDRY SHOW (2019) ini juga tampil tidak sekedar numpang lewat saja tapi ternyata menghibur!


Yang menjadi poin plus terakhir untuk film ini adalah tata artistik lewat set lokasi dan propertinya begitu epic dan detail banget! Jasa laundry Halilintar dan area kerjanya begitu artistik dengan pencahayaannya yang tidak terlalu terang. Hal ini sekilas mengingatkanku pada tata artistik khas Upi pada film-film yang sebelumnya ia tangani. Hal tersebut berbanding terbalik dengan jasa laundry milik Agustina yang tak cuma artistik tapi juga colorful. Betah banget melihat set lokasi serta properti dalam film ini.
Overall, film LAUNDRY SHOW (2019) ini tampil bagus dan menurutku memuaskan! Printilan-printilannya begitu detail dan plotline yang dihadirkan juga sungguh asyik!


[8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment