Monday 8 April 2024

[Review] Siksa Kubur: Nasib Mengerikan Seorang Pendosa Ketika Di Alam Kubur!



#Description:
Title: Siksa Kubur (2024)
Casts: Faradina Mufti, Reza Rahadian, Widuri Puteri, Muzakki Ramdhan, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Fachri Albar, Happy Salma, Arswendi Beningswara, Niniek L. Karim, Jajang C. Noer, Putri Ayudya, Djenar Maesa Ayu, Runny Rudianti, Afrian Arisandy, Ahmad Ramadhan Alrasyid, Tony Merle, Mian Tiara, Haydar Salishz, Zulfa Maharani, Tia Hasibuan
Director: Joko Anwar
Studio: Come And See Pictures, Rapi Films, Legacy Pictures


#Synopsis:
Sanjaya (Fachri Albar) dan Mutia (Happy Salma) adalah sepasang suami istri menjalankan usaha toko roti "Gun" yang merupakan warisan dari orang tua mereka. Ditengah gempuran toko roti yang berasal dari luar negeri dengan segala bentuk promosinya, toko roti "Gun" perlahan mulai sepi pengunjung. Meskipun demikian, Sanjaya dan Mutia beserta kedua anak mereka yaitu Adil (Muzakki Ramdhan) dan Sita (Widuri Puteri) tetap berjualan untuk bertahan hidup.
Suatu hari, toko roti milik Sanjaya kedatangan tiga orang pengunjung yang terlihat mencurigakan. Gerak-gerik mereka terus dipantau oleh Sita yang berada di meja kasir. Tak lama setelah itu, datang kembali satu orang pengunjung dengan membawa tas dan mendekati Adil yang sedang memajang roti. Pengunjung tersebut kemudian memberikan sebuah kaset setelah Adil memberikannya air minum lalu pergi keluar toko.


Saat Sita lengah, salah satu pengunjung diam-diam mencuri uang dari meja kasir. Sita kemudian memberitahukan kejadian tersebut pada ayah dan ibunya yang sedang berada di dapur. Sanjaya dan Mutia langsung mengejar orang yang mencuri uang dari toko mereka. Ditengah adu mulut tersebut, terjadi ledakan bom dari toko roti sebelah dan menimbulkan korban jiwa, termasuk Sanjaya dan juga Mutia.
Adil dan Sita yang menjadi saksi dari terror bom bunuh diri tersebut diamankan ke kantor polisi. Mereka berdua masih belum bisa menerima kenyataan akan kematian kedua orangtuanya. Saat pihak kepolisian menanyakan beberapa pertanyaan, Sita memilih bungkam dan memaksa kakaknya juga tidak banyak bicara di hadapan polisi agar tak lagi berurusan dengan mereka. Setelah semuanya selesai, keduanya dimasukan ke pondok pesantren oleh paman mereka atas dasar keinginan dari kedua orangtua Adil dan Sita. Selama tinggal disana, Sita terus mempertanyakan tentang kematian tragis ayah dan ibunya. Selain itu, Sita juga makin penasaran dengan isi rekaman kaset dari pelaku bom bunuh diri yang diberikan pada Adil sesaat sebelum kejadian ledakan bom. Isi rekaman tersebut merupakan suara-suara siksaan yang berasal dari alam kubur. Sita ingin membuktikannya sendiri dengan cara merekam dari kuburan pelaku bom bunuh diri yang telah menewaskan kedua orangtuanya.


Setiap harinya, Sita selalu mencari cara untuk kabur dari pesantren. Satu-satunya akses cepat untuk keluar yaitu melalui sebuah terowongan gelap yang sudah lama tidak digunakan oleh warga. Sita kemudian mengajak Adil untuk segera pergi meninggalkan pesantren, namun rencana tersebut selalu gagal karena ketahuan oleh guru-guru di pesantren. Disaat Sita sedang menjalani hukuman, ia terkejut ketika mengetahui jika Adil akan dipertemukan dengan seorang konglomerat dan penyumbang dana pesantren dari Ibukota bernama Pak Ilham (Slamet Rahardjo).
Misteri yang selama ini ditutupi oleh pesantren perlahan mulai diketahui oleh Sita saat ia tak sengaja bertemu dengan sosok misterius bernama Ismail (Daood Saleem) di terowongan. Ustadzah Umaya (Putri Ayudya) diam-diam membantu Sita untuk pergi dari pesantren agar bisa menolong Adil yang dibawa oleh Pak Ilham dan segera kabur dari pesantren.


Waktu terus berlalu, Sita (Faradina Mufti) dan Adil (Reza Rahadian) kini sudah beranjak dewasa. Keduanya bekerja di panti jompo sebagai perawat dan petugas pemandi jenazah. Selama bekerja sebagai perawat para lansia, Sita menunggu dan memanfaatkan para penghuni panti jompo yang sedang sakit untuk menjalankan misinya membuktikan tentang siksa kubur bagi manusia setelah meninggal. Selama bekerja di panti jompo, Sita merawat beberapa orang tua yang berasal dari keluarga kaya raya. Salah satunya yaitu Pak Wahyu (Slamet Rahardjo) yang mengidap beberapa penyakit komplikasi.



Pemilik dan pengelola panti jompo yakni Ibu Juwita (Niniek L. Karim) mempercayakan klien orang-orang penting pada Shita dan rekannya, Lani (Runny Rudianti) karena keduanya sudah cukup dekat dengan para penghuni panti jompo. Selain Pak Wahyu, mereka juga turut merawat pasangan suami istri, Pandi (Arswendy Beningswara) dan Nani (Christine Hakim), lalu ada Budi (Egy Fedly) dan Hadi (Duddy Patah).



Seiring berjalannya waktu, Sita perlahan mengetahui keberadaan dari sosok yang paling ia benci dalam hidupnya selama ini. Ketika orang tersebut akhirnya meninggal dunia, Sita dan Adil bekerja sama untuk membuktikan tentang siksa kubur dengan cara ikut masuk ke dalam kubur bersama jasad orang tersebut. Sita semakin yakin jika siksa kubur yang selama ini ada dalam agama itu tidak ada. Saat Sita berada di dalam kubur, ia mengalami kejadian diluar nalar yang membuatnya harus percaya atau tidak tentang apa yang ia yakini sebelumnya.


#Review:
Sutradara Joko Anwar siap meramaikan libur Lebaran Idul Fitri tahun 2024 dengan merilis film horror bertema religi berjudul SIKSA KUBUR (2024). Film ini merupakan pengembangan dari versi film pendeknya yang dirilis oleh Joko Anwar pada tahun 2012 lalu. Yang menarik, film SIKSA KUBUR (2024) menjadi film horror religi pertama bagi dari sang sutradara, karena sebelumnya Joko Anwar tidak pernah menggarap film bernuansa religi di sepanjang filmografinya.


Aku berkesempatan hadir pada acara Press Screening film SIKSA KUBUR (2024) pada Rabu, 3 April lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Suasana lobby luar bioskop disulap dengan red carpet yang dihiasi properti gapura dan beberapa kuburan lengkap dengan tanah merah serta taburan bunga. Saat sesi Press Conference, Joko Anwar mengungkapkan film ke-10 nya ini terasa sangat personal bagi dirinya karena untuk menulis cerita film SIKSA KUBUR (2024), ia mendalami banyak Hadits Rassulullah SAW dan beberapa ayat dari Al-Qur'an. Hal tersebut harus Joko Anwar lakukan agar visualisasi tentang Siksa Kubur tidak melenceng jauh dari agama Islam.
Sementara itu, dua aktris film ini yaitu Faradina Mufti dan Widuri Puteri yang memerankan dua karater Sita dari dua dimensi waktu berbeda mengungkapkan, mereka jarang sekali bertemu secara langsung. Proses untuk bonding dan konsistensi karakter Sita berhasil terwujud tentunya berkat penulisan karakternya yang sudah kuat oleh Joko Anwar.



Untuk segi cerita, film SIKSA KUBUR (2024) menampilkan dua rentang waktu berbeda dari karakter Sita yang menjadi tidak mempercayai adanya Siksa Kubur dan Agama melalui serangkaian kejadian tak terduga di sepanjang hidupnya. Babak pertama, penonton diajak untuk melihat Sita ketika masih remaja dan harus kehilangan kedua orangtuanya akibat terror bom bunuh diri. Cobaan demi cobaan terus menimpa Sita hingga membuat sudut pandang hidupnya terhadap Agama berubah drastis. Memasuki babak kedua, Sita dan Adil telah dewasa yang bekerja di panti jompo. Di babak kedua ini, Joko Anwar menghadirkan banyak karakter yang tinggal di panti jompo. Di satu sisi, melimpahnya karakter yang muncul di pertengahan film ini menurutku terasa mubazir karena tidak memiliki hubungan secara langsung dengan plot utama. Namun di sisi lain, Joko Anwar pastinya memiliki maksud terselubung karena development setiap karakternya bagus. Perpindahan setting cerita dari toko roti menjadi pesantren menurutku agak terlalu jomplang. Tempo cerita di pertengahan ini cenderung lambat sehingga bisa banget membuat penonton bosan karena minim sekali adegan horror dan dipenuhi oleh dialog-dialog yang cukup berat. Meskipun demikian, Joko Anwar turut menyentil isu-isu sosial tentang aksi bom bunuh diri, kekerasan seksual di lingkungan pesantren hingga fenomena viralnya suatu kejadian setelah melakukan hal-hal diluar nalar tersaji lengkap dalam plot film ini.


Memasuki babak terakhir, film SIKSA KUBUR (2024) menawarkan sajian horror religi tak biasa dan berbeda dari film-film kebanyakan. Effort Joko Anwar untuk membuat karakter Sita akhirnya melihat secara langsung tentang apa yang selama ini ia tidak percaya sungguh luar biasa. Eksekusi adegan Siksa Kubur dilakukan dengan memadukan teknik found footage dan praktikal sukses menjadi adegan klimaks film SIKSA KUBUR (2024) sangat memuaskan!
Untuk jajaran pemain, film SIKSA KUBUR (2024) memiliki ensemble casts lintas generasi ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh Joko Anwar. Karakter Sita tampil apik diperankan oleh duo Faradina Mufti dan Widuri Puteri. Keduanya sangat mendominasi cerita dengan kualitas akting yang memuaskan. Ekspresi ketakutan serta keberanian keduanya sukses membuatku takjub. Penampilan memukau selanjutnya datang dari sang antagonis yaitu aktor senior Slamet Rahardjo. Kapasitasnya sebagai aktor dilakukan dengan maksimal lewat gesture, emosi, ekspresi wajah dan dialog dari karakter Pak Wahyu. Maka tidak heran jika nama Slamet Rahardjo akan masuk nominasi sebagai pemeran pendukung pria terbaik di berbagai ajang penghargaan insan film.


Untuk segi visual dan audio, bukan karya Joko Anwar jika tidak tampil maksimal. Lewat film SIKSA KUBUR (2024) kali ini, sound design dan scoring musik kembali menjadi salah satu nyawa terkuat dalam film ini. Setiap adegan mendapat jatah scoring yang memorable sekaligus disturbing. Bahkan sejak film ini dimulai saja, iringan musik di toko roti sukses membuatku tak nyaman dan was-was. Untuk urusan visual, film SIKSA KUBUR (2024) juga memberikan pengalaman sinematik yang luar biasa. Adegan di toko roti, panti jompo, ruang laundry, terowongan hingga adegan di dalam kubur sukses membuatku ikutan was-was selama menontonnya.
Overall, Joko Anwar kembali berhasil membawa film SIKSA KUBUR (2024) menjadi angin segar untuk genre horror religi di Indonesia karena memiliki banyak sekali metafora dan mungkin saja untuk sebagian penonton harus lebih ekstra lagi dalam memecahkan teka-teki misteri yang menyelimuti film ini.


[8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment