Wednesday 27 December 2017

[Review] Ayat-Ayat Cinta 2: Kisah Cinta Sosok Pria Sempurna, FahriBerlanjut!



#Description:
Title: Ayat-Ayat Cinta 2 (2017)
Casts: Fedi Nuril, Dewi Sandra, Tatjana Saphira, Chelsea Islan, Arie Untung, Pandji Pragiwaksono, Nur Fazura, Dewi Irawan, Bront Palarae.
Director: Guntur Soeharjanto
Studio: MD Pictures

#Synopsis:
Fahri (Fedi Nuril) dilanda kesedihan yang luar biasa. Istri yang amat ia cintai yakni Aisha (Dewi Sandra) hilang tanpa kabar selama bertahun-tahun. Terakhir ia mendapat kabar, Aisha pergi ke Palestina untuk menjadi relawan membantu para korban anak-anak perang Palestina-Israel bersama dengan sahabatnya Alice, dari Amerika.
Meskipun kini Fahri telah tinggal di Edinburgh, Eropa, hidup sangat mapan, menjadi dosen yang dikagumi banyak mahasiswanya, namun ia tetap merasa hampa tanpa adanya Aisha. Alasan Fahri dan Aisha dulu menetap di Edinburgh karena lingkungannya mempunyai keberagaman dalam menganut kepercayaan namun terasa sangat menghormati satu sama lain. Sama seperti di Indonesia.
Semasa Aisha hilang tanpa kabar, Fahri tinggal bersama dengan sahabatnya  yang berasal dari Turki bernama Hulusi (Pandji Pragiwaksono) dan Misbah (Arie Untung). Fahri bertetangga dengan orang orang yang memiliki perbedaan kepercayaan dengannya. Ada Keira (Chelsea Islan) seorang pemain biola bersama adiknya yang sangat membenci Fahri karena menganggap Fahri adalah seorang muslim teroris. Lalu ada Brenda (Nur Fazura) seorang pengacara yang doyan mabuk-mabukan namun menyimpan rasa suka pada Fahri. Lalu ada Catarina (Dewi Irawan), seorang nenek renta yahudi yang sedang mengalami masalah besar dengan anaknya yakni Baruch (Bront Paralae). Lalu di kampusnya, Fahri juga dikelilingi beberapa wanita yang selalu terpesona olehnya. Ada Lynda (Millane Fernandez), juga Hulya (Tatjana Saphira), saudara dari keluarga Aisha yang kebetulan akan melanjutkan kuliahnya di Edinburgh. Dan yang terakhir adalah Sabina (Dewi Sandra) seorang wanita misterius bercadar yang Fahri tolong ketika Sabina dituduh sebagai pengemis dan imigran gelap di Edinburgh.
Fahri mengalami berbagai macam kejadian dengan para wanita yang ada disekitarnya. Fahri yang dibantu oleh Hulusi dan Misbah harus menghadapi kasus pencurian di mini market yang konon dilakukan oleh adiknya Keira, kemudian harus melakukan debat tentang sudut pandang antar aksi perang di Palestina-Israel dan keberagamaan yang ada di Edinburgh, membantu nenek Catarina menyelesaikan masalahnya, hingga berurusan dengan sindikat perdangangan online wanita malam disana yang melibatkan Keira.
Dengan kebaikan serta kemurahan hatinya, Fahri selalu berhasil melewati berbagai kejadian tersebut. Ia bahkan semakin dicintai oleh orang-orang disekitarnya. Termasuk Hulya, yang kemudian membuat Fahri memutuskan untuk membina rumah tangga dengannya. Ditengah kebahagiaan yang menyertai Fahri dan Hulya usai menikah dan tengah mengandung buah hati mereka, keluarga kecilnya itu harus diuji dengan hadirnya dua orang yang datang dari masa lalu Fahri. Siapakah mereka?

#Review:
Kisah Cinta antara Fahri dan Aisha di Film AYAT-AYAT CINTA (2008) memang menjadi fenomenal kala itu. Dengan mengangkat tema poligami yang kala itu masih sangat sensitif, Hanung Bramantyo sukses menghadirkan kisah yang tak hanya mengharu biru tapi juga mempunyai nilai religius yang sangat kuat. Tak heran jika film pertamanya itu menjadi salah satu Film Drama Indonesia terbaik yang pernah ada. Ditambah lagi dengan deretan soundtracknya yang sangat mengesankan dan menurut gue menjadi salah satu Soundtrack Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.
9/10 tahun berlalu. Manoj Punjabi kemudian mengejutkan para pecinta Film Indonesia dengan menghadirkan kelanjutan kisah cinta Fahri dan Aisha. Beliau masih mengadaptasi dari novel keduanya yang masih ditulis oleh Habbiburrahman El-Shirazy. Dengan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, Sekuel Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) resmi tayang serentak diseluruh Bioskop Indonesia mulai 21 Desember 2017.
Dengan mengambil set lokasi yang kali ini di daratan Eropa tepatnya di Edinburgh, Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) dimulai dengan penuh kemewahan. 100% shooting asli di Edinburgh dengan visual serta sinematografi dan musik yang sangat indah.
Keindahan (atau malah terlalu berlebihan) tersebut berlanjut kepada sosok Fahri yang kali ini hadir sangat sempurna tanpa cela. Ia digambarkan sangat baik hati, dermawan kepada siapapun sampai rela menghamburkan hartanya untuk membeli rumah seorang yahudi, menyewakan guru les biola terbaik se Edinburgh untuk seseorang yang dimana orang itu sangat membencinya hingga memberikan tempat tinggal dirumahnya untuk perempuan misterius yang asal asulnya tidak jelas. Fahri juga dalam menghadapi segala permasalahan terasa sangat diberi kemudahan dalam menyelesaikannya. Sungguh laki-laki yang sangat sempurna. 
Namun jika harus melihat pada kenyataan saat ini, sosok Fahri yang digambarkan film ini sangatlah sulit atau bahkan tidak ada sosok lelaki sesempurna itu. Gue jujur lebih suka sosok Fahri di film pertamanya yang dimana ia masih punya sisi manusia yang tak luput dari khilaf dan dosa. Padahal performa Fedi Nuril sebagai Fahri masih tergolong biasa saja dan malah disini sangat mirip dengan sosok Pras dalam Film SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 (2017).
Segi cerita pun, Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) terlalu banyak menghadirkan karakter lalu penyelesaian konfliknya pun sangat mengada-ngada. Banyak hal juga yang kebanyakan kebetulan. Cerita tentang penyandraan dan situs online jualan wanita adalah hal terkonyol dalam film ini. Masa iya rencana yang dilakukan Fahri pada Keira itu bisa berhasil dalam waktu sekejap saja. Gila. Sosok Keira yang diperankan Chelsea Islan dan adiknya menjadi karakter paling tidak penting juga disini. Akting serta penampilan Keira sangat mirip dengan Ilona Ivovska dalam Film RUDY HABIBIE (2016).
Keajaiban Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) tak sampai disitu saja, Film ini berkisah di Edinburgh Eropa. Tapi lingkungan sekitarnya termasuk para bule-bule nya pada menggunakan Bahasa Indonesia yang fasih ketika berdialog sehari-hari. Sebut saja tokoh Keira dan adiknya yang di sinopsis diceritakan tetangga Fahri yang 100% asal Skotlandia tapi mereka lancar Bahasa Indonesia. Lalu, Brenda seorang pengacara dengan aksen inggris-melayunya. Begitu juga dengan Hulusi, diceritakan ia berasal dari Turki, tapi Bahasa Indonesia nya sudah lancar sekali. Lalu para mahasiswa bule yang Fahri ajar. Mereka juga seperti sudah sangat paham dengan dosennya yang selalu mengajar dalam Bahasa Indonesia. Puncaknya yaitu ketika Fahri melakukan debat didepan "lawannya" yaitu Baruch. Ia mengemukakan pendapatnya kebanyakan menggunakan Bahasa Indonesia didepan para penonton debat yang mayoritas adalah bule. Apakah mereka mengerti?
Yang gue kecewakan berikutnya yaitu sosok Aisha yang perannya digantikan oleh Dewi Sandra. Keputusan ini sangatlah tidak tepat. Moment-moment yang seharusnya bisa jadi mengharukan apalagi ketika Fahri dan Aisha bertemu, eh terasa nothing special, karena Aisha sudah iconic dengan Rianti Cartwright. Sosok Aisha disekuelnya kali ini juga terlalu banyak melakukan hal konyol. Salah satunya adalah ketika Aisha berdoa sambil menangis dengan suara yang cukup keras dan dengan kondisi kamarnya terbuka, hingga membuat salah satu orang mengetahui sosok sebenarnya Aisha. Aisha disini juga berbeda dengan Aisha di film pertamanya. Disini Aisha terasa sangat lemah, pasrah akan keadaan, sulit untuk jujur hingga melakukan penyamaran segala. Daripada harus berimajinasi Sabina itu Aisha, mending sedari awal sudahlah Aisha diceritakan saja meninggal.
Sosok Hulya yang diperankan Tatjana Saphira pun sekilas akan mengingatkan kita pada sosok Maria di film pertamanya atau sosok Indah Permatasari dalam Film RUDY HABIBIE (2016). Tatjana Saphira untungnya dalam film ini bermain cukup bagus memberikan performa paling kuat dibandingkan seluruh pemain lainnya. Dilanjut oleh sosok Dewi Irawan yang memerankan Catarina. Plot Catarina bersama Fahri menurut gue menjadi plot yang paling menguras emosi penonton dibandingkan dengan semua plot Fahri dengan wanita lain (meskipun penyebabnya juga masih lebay kebangetan).
Puncak kekecewaan gue pada Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) ada pada ending ceritanya yang begitu fantasi tingkat tinggi! Gue gak nyangka Guntur Soeharjanto dan Alim Sudio mengambil langkah yang cukup ajaib dan maksa banget untuk mengakhiri perjalanan kisah cinta Fahri ini. Padahal filmography beliau khususnya film-film yang diadaptasi dari Novel Religi, selalu tampil hangat dan sederhana tak se-over difilm terbarunya ini.
Deretan soundtrack Film AYAT-AYAT CINTA 2 (2017) pun menurut gue belum bisa melampaui soundtrack film pertamanya. Cukup easy listening namun tidak se-everlasting yang dulu.
Overall, kisah cinta Fahri-Aisha (dan wanita wanita disekitarnya) memang SEHARUSNYA tak perlu dibuat lanjutannya. Resikonya jadi seperti ini. Terlalu banyak hal konyol dan berlebihan disemua aspek. One of worst ending local movie of the year. Sorry!


[5/10Bintang]

1 comment:

  1. Salah satu film paling aneh
    Sama kaya film satunya yg booming sekali tapi season 2 nya parah

    ReplyDelete