Thursday 3 January 2019

[Review] DreadOut: Misteri Portal Gaib Yang Penuh Dengan Hal Ganjil


#Description:
Title: DreadOut (2018)
Casts: Caitlin Halderman, Jefri Nichol, Ciccio Manaserro, Marsha Aruan, Irsyadillah, Susan Sameh, Rima Melati Adams, Mike Lucock, Miller Khan, Salvita Decorte, Hannah Al-Rashid
Director: Kimo Stamboel
Studio: Skymedia, Goodhouse ID, CJ Entertainment, Nimpuna Sinema

#Synopsis:
Aksi seorang pria (Miller Khan) yang tengah melakukan ritual untuk membuka portal gaib disebuah apartment berhasil digagalkan oleh pihak kepolisian. Aksi ritual yang dilakukan pria itu melibatkan sebuah keluarga dan menewaskan mereka. Untungnya, anak perempuan itu berhasil selamat dan diamankan oleh pihak kepolisian.
Belasan tahun berlalu, anak yang bernama Linda (Caitlin Halderman) itu kini beranjak remaja dan duduk di bangku SMA. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, Linda bekerja paruh waktu disebuah mini market yang tak jauh dari sekolahnya.
Sementara itu, Jessica (Marsha Aruan), Beni (Irsyadillah), Erick (Jefri Nichol), Alex (Ciccio Manaserro) dan Dian (Susan Sameh) berencana untuk melakukan live Instagram disebuah apartment terbengkalai yang terkenal horror. Sejauh ini apartment itu sulit untuk dimasuki orang lantaran pagar pembatasnya sangat tinggi, dipasang kawat berduri dan dijaga oleh seorang petugas keamanan bernama Heri (Mike Lucock). Jessica dan Beni yakin jika live Instagram di apartment kosong itu akun serta followers mereka akan semakin populer. Beni lalu membujuk Linda untuk membantu misi mereka karena Linda kenal dengan penjaga apartment itu. Dengan jaminan anting serta uang transferan dari Jessica, Linda pun bersedia untuk membantu Beni, Erik, Alex, Jessica dan Dian masuk ke apartment terbengkalai itu.


Akhirnya mereka berenam berhasil masuk ke apartment. Disana mereka menelusuri lorong dan tiap sudut gedung. Namun hasilnya nihil mereka tidak menemukan apa-apa, sampai tiba dimana mereka melewati garis pembatas yang tak diperbolehkan masuk. Di lorong tersebut, mereka melihat sebuah pintu yang dipasang garis polisi. Bukannya takut atau memutuskan pergi, mereka malah masuk ke ruangan itu. Didalam sana tampak berantakan. Kertas-kertas menutupi lantai. Mereka juga menemukan sebuah gulungan kertas yang terbuat dari kulit berisikan gambar-gambar serta aksara sansekerta dan jawa-sunda kuno. Melihat dan masuk ke ruangan itu membuat Linda merasa DejaVu. Ia seakan pernah berada di ruangan tersebut. Linda semakin shock ketika ia bisa membaca salah satu gulungan kertas bertuliskan aksara jawa-sunda.


Petaka melanda keenam orang ini. Tulisan yang ada di gulungan kertas tersebut ternyata membuka sebuah portal gaib yang membuat mereka masuk tercebur sebuah kolam hitam yang tiba-tiba muncul dibawah mereka. Erik, Alex, Beni dan Dian berhasil meloloskan diri dan keluar dari kolam hitam itu. Sementara Linda dan Jessica malah menghilang. Linda berhasil keluar dari kolam hitam itu dan malah berada disebuah hutan. Linda yang panik dan juga ketakutan terus berlari mencari jalan keluar dari hutan itu. Disana ia bertemu dan nyaris meregang nyawa oleh sosok pocong yang membawa celurit. Linda yang berhasil meloloskan diri berkat bantuan kamera flash miliknya tiba disebuah pendopo tak jauh dari hutan itu. Disana ia menemukan Jessica namun berada dibawah pengaruh sosok wanita berkebaya putih. Linda yang ketakutan mencoba sebisa mungkin menyelamatkan temannya itu. Namun sayang, usaha yang dilakukan Linda tercium oleh sosok wanita berkebaya lainnya yang berwarna merah (Rima Melati Adams). Jessica kerasukan dan menyerang balik Linda.



Sementara itu, Erik, Dian, Beni dan Alex histeris dan ketakutan setengah mati karena Linda dan Jessica tidak keluar dari kolam hitam itu. Mereka memutuskan untuk melapor pada penjaga untuk meminta pertolongan. Tak lama setelah itu, Linda akhirnya muncul dari permukaan kolam hitam. Linda yang masih panik mencoba untuk kembali menyelamatkan Jessica. Tak lama setelah itu, Jessica muncul dari permukaan kolam hitam, namun aneh, ia mengenakan kebaya berwarna merah. Rupanya Jessica kerasukan sosok wanita berkebaya merah. Satu persatu dari mereka diseret ke dalam kolam hitam itu hingga menyisakan Linda dan Beni. Mampukah Linda dan Beni menyelamatkan teman-teman mereka dari tangan wanita berkebaya merah itu?

#Review: 
Bulan pertama di tahun 2019, industri film Indonesia sudah siap diramaikan oleh film bergenre horror. Setiap minggunya di hari kamis sampai penghujung Januari 2019, penonton akan diberikan suguhan film horror Indonesia dari berbagai rumah produksi. Slot minggu pertama ini, diisi oleh film horror adaptasi game populer buatan Indonesia berjudul DREADOUT. Film ini cukup menjadi antisipasi para pecinta film Indonesia lantaran digarap oleh sutradara dibalik kengerian RUMAH DARA (2009) dan KILLERS (2014) yakni Kimo Stamboel. Rekan "bromance" dari Timo Tjahjanto yang dikenal sebagai The Mo Brothers. Jajaran pemain pun diisi oleh para pemain remaja yang perlahan mulai menunjukan sinarnya seperti Jefri Nichol, Caitlin Halderman hingga Susan Sameh.
Untuk segi cerita, seperti yang disebutkan oleh sang sutradara pada saat sesi Press Conference pada malam Gala Premiere film DREADOUT yang berlangsung tadi malam, 2 Januari 2019 di CGV Grand Indonesia, film ini mengambil set cerita sebelum alias prekuel dari game populer DREADOUT dimulai. Keputusan yang diambil oleh sang sutradara dan penulis skenario film ini cukup baik sehingga bisa lebih leluasa dalam bercerita sekaligus menambah beberapa karakter tambahan.


Untuk segi cerita, pada paruh awal film ini terasa sudah sangat sering diangkat ke layar lebar tentang sekumpulan anak-anak remaja yang ingin mencari popularitas di sosial media dengan melakukan hal-hal berbahaya. Tahun lalu ide cerita seperti ini sudah ditampilkan di film ALAS PATI (2018) dan film horror korea GONJIAM HAUNTED ASYLUM (2018). Untungnya, kemiripan cerita ini tidak berlangsung lama, film DREADOUT (2019) ini memiliki sesuatu yang lebih yaitu pada saat membangun ceritanya. Paruh awal film sebelum masuk ke portal gaib aku suka banget sih. Dialog serta gesture para pemain terasa sangat alami tidak dibuat-buat. Ditambah lagi Point of View ketika menonton yang divisualkan lewat sudut pandang para karakter sehingga terasa seperti main game. Kesan menegangkannya berhasil dibangun dengan baik oleh sang sutradara.
Namun ketika menuju pertengahan film dan mulai masuk ke portal gaib, cerita yang dihadirkan terasa mulai membosankan untukku. Dunia gaib yang keenam remaja kunjungi ini tidak diceritakan lebih jauh tentang sosok-sosok penghuni yang ada didalamnya. Sehingga menimbulkan pertanyaan apa, tujuan, kenapa, siapa dan mengapa tentang sosok kebaya merah itu. Hal-hal yang menimbulkan pertanyaan semakin banyak muncul hingga akhir film. Salah satunya soal keris itu. Disatu sisi keris itu seperti diperebutkan, tapi disatu sisi keris itu juga terlihat tidak menjadi sesuatu yang berharga jika digunakan oleh pemegangnya. Moment menegangkan dalam film ini pun hanya sebatas bolak-balik dari alam dunia ke alam gaib saja, yang dimana semakin lama kadar menyeramkannya semakin berkurang. Yang paling banyak menimbulkan kejanggalan bagi banyak orang (termasuk aku) sih aku yakin soal handphone yang digunakan oleh karakter Linda. Disepanjang film, ya walaupun set cerita berlangsung hanya satu malam, tapi daya tahan battery handphone tersebut sangatlah kuat dan luar biasa tahan air. Berkali-kali tercebur dan berenang di air, tapi masih berfungsi dengan baik. It's okay jika itu dibuat fantasi handphone itu masih bisa digunakan ketika berada di alam gaib, but make a reasonable sense please. Better jangan nyemplung ke air deh portal gaibnya, itu menurutku akan jauh lebih masuk akal sih. Hehehe. Sosok berkebaya merah pun sayang banget tidak dijelaskan lebih detail karena ia ditampilkan cuma untuk menyerang saja pada siapapun yang masuk ke alam gaibnya. Sosok Pocong bercelurit juga cuma ditampilkan sebagai "pasukan" doang tidak diberi porsi lebih dan muncul sebentar, padahal sudah sangat berhasil memberikan sensasi ngeri banget disetiap kemunculannya.


Yang patut diapresiasi film DREADOUT ini adalah ensemble castsnya yang tampil tidak terlalu mengecewakan. Debut perdana Caitlin Halderman bermain dalam genre horror memerankan karakter Linda begitu pas dan tidak berlebihan ketika ketakutan. Ekspresinya begitu alami hingga ada salah satu adegan, aura ketakutannya sangat terasa hingga ia terlihat meneteskan air mata. Apresiasi berikutnya aku berikan pada Marsha Aruan yang tampil bisa 180 derajat berubah drastis dari peran-perannya selama ini. Moment dia kerasukan begitu bagus dan menurutku hampir mendekati level Jessica Mila di MATA BATIN (2017) dan Luna Maya di SABRINA (2018). Jefri Nichol, Irsyadillah dan Ciccio Manaserro memberikan performa semi-bad boy dengan dialog yang asyik dan tidak kaku. Selipan-selipan komedi untuk mencairkan suasana cukup efektif dibeberapa bagian. Meskipun makin lama becandaan mereka berasa makin berulang-ulang dan selalu berperilaku makin rusuh.
Overall, film DREADOUT ini menampilkan something new horror experience di industri film Indonesia dengan tidak melulu menampilkan jumpscared atau musik berlebihan, melainkan menghadirkan sensasi horror seperti bermain game.


[7/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment