Sunday 13 October 2019

[Review] Perempuan Tanah Jahanam: Pencarian Warisan Keluarga Berujung Malapetaka


#Description:
Title: Perempuan Tanah Jahanam / Impetigore (2019)
Casts: Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Ario Bayu, Kiki Narendra, Zidni Hakim, Teuku Rifnu Wikana, Abdurrahman Arif, Mian Tiara, Aghniny Haque, Faradina Mufti, Muhammad Abe, Ahmad Ramadhan
Director: Joko Anwar
Studio: Rapi Film, Base Entertainment, CJ Entertainment, Ivanhoe Pictures

#Synopsis:
Maya (Tara Basro), seorang petugas ticketing di jalan tol merasa ketakutan disaat seorang pria misterius (Teuku Rifnu Wikana) belakangan ini selalu bolak-balik dengan mobilnya melewati gate pintu tol yang dijaga Maya. Puncaknya, si pria misterius ini akhirnya keluar dari mobil dan mendekati Maya. Tanpa basa-basi, Maya langsung diserang oleh pria misterius tersebut dan berhasil melukai betis dari Maya. Untungnya saat sebelum pria misterius itu datang, ia tengah berbincang dengan petugas ticketing lainnya yaitu Dini (Marissa Anita) yang langsung memanggil polisi untuk menolong dan menyelamatkan Maya disana.


Tiga bulan berlalu usai kejadian itu, Maya dan Dini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan membuka usaha jualan baju murah di pasar. Tapi sayang, usaha yang mereka geluti itu sepi pembeli. Nasib kurang beruntung yang dirasakan Maya dan Dini ini membuat mereka mencari banyak cara untuk merubah nasib. Berkat insiden penyerangan di jalan tol serta ucapan si pria misterius itu, membuat Maya berpikir untuk datang ke Desa Sariharjo di Jawa Tengah. Ia meyakini, keluarganya disana meninggalkan warisan kekayaan disana. Dengan bermodalkan foto semasa kecilnya, Maya yang ditemani Dini lalu pergi ke Desa Sariharjo.


Dengan menempuh perjalanan yang cukup lama dan akses menuju Desa Sariharjo sangat terpencil, akhirnya Maya dan Dini tiba disana. Dalam perjalanan menuju rumah Kepala Desa, Ki Saptadi (Ario Bayu), mereka melewati sebuah rumah tua terbengkalai yang mirip dengan rumah yang ada di foto Maya. Setibanya di kediaman Ki Saptadi, mereka bertemu dengan Nyi Misni (Christine Hakim) ibu dari Ki Saptadi. Nyi Misni menyuruh keduanya untuk pulang karena Ki Saptadi sedang tidak berada dirumah, anaknya itu tengah pentas wayang kulit di luar desa dan akan pulang keesokan harinya.
Tak berhasil menemui kepala desa, Maya dan Dini memutuskan untuk menginap dan bersembunyi di rumah tua yang mereka jumpai diawal mereka tiba disana. Dini dibuat takjub dengan kondisi rumah tua tersebut karena cukup luas dan mempunyai halaman juga. Ia yakin jika tanahnya itu jika dijual, akan merubah kondisi ekonomi Maya dan Dini.


Malam harinya, Maya terbangun oleh suara-suara ganjil dirumah tersebut. Ketika ditelusuri, Maya melihat penampakan tiga anak perempuan yang berkeliaran disekitaran rumah. Keesokan paginya, Maya dan Dini melihat proses pemakaman lewat depan rumah mereka. Kejadian itu pun tidak hanya sekali. Keesokan harinya, mereka kembali melihat proses pemakaman lagi. Karena penasaran, keduanya lalu datang ke kuburan untuk melihat siapa yang meninggal. Usai menelusuri kuburan, mereka tak sengaja bertemu dengan Ki Saptadi disana. Maya dan Dini yang berbohong mengaku sebagai mahasiwi diundang oleh Ki Saptadi untuk datang ke kediamannya membahas seputar profesi Dalang yang digelutinya. Melihat ekspresi muka para warga yang memergoki mereka membuat Dini ketakutan dan memaksa Maya untuk segera pulang dan keluar dari desa itu secepatnya. Dini lalu memutuskan untuk pulang lebih dulu ke rumah dan Maya memilih untuk mencari makanan ke desa.



Sepulang Maya membeli makanan di warung milik Ratih (Asmara Abigail), Dini tidak ada di rumah. Ponsel Dini pun tidak aktif. Maya langsung bergegas mencari keberadaan Dini dengan meminta bantuan Ki Saptadi. Seiring berjalannya waktu mencari keberadaan temannya, perlahan-lahan Maya mulai merasakan ada yang tak beres di Desa Sariharjo. Maya semakin curiga dan merasa seluruh penduduk desa itu sedang mengincar ia dan Dini untuk sebuah rencana yang sangat mengerikan.


#Review:
Salah satu sutradara Indonesia terbaik saat ini yaitu Joko Anwar belakangan ini nampaknya semakin giat menghadirkan karya-karya film maupun naskah film. Tahun ini saja Joko Anwar sendiri sampai bulan November 2019 mendatang sudah dan akan hadir lewat empat film sekaligus. Film ORANG KAYA BARU (2019) sebagai penulis naskah, film GUNDALA (2019) sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, lalu film ini yaitu film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) sebagai sutradara dan juga penulis naskahnya dan yang terakhir film RATU ILMU HITAM (2019) sebagai penulis naskahnya.


Kali ini aku akan membahas film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) yang baru saja menggelar Gala Premiere-nya pada tadi malam (10/10), di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Film hasil kerjasama antara Rapi Films dengan Base Entertainment, CJ Entertainment dan Ivanhoe Pictures ini menghadirkan suasana Gala Premiere yang cukup niat dan besar. Lobby luar Cinema XXI Epicentrum disulap menjadi red carpet yang dihiasi semak-semak kering tinggi agar suasana Gala Premiere semakin mengesankan para tamu undangan.



Untuk segi cerita, film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) tidaklah memberikan cerita yang benar-benar baru. Tentang dua orang karakter yang datang ke rumah masa kecilnya lalu menemukan sebuah rahasia mengerikan didalamnya. Premis ini sekilas hampir serupa dengan film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) nya Timo Tjahjanto. Namun Joko Anwar langsung banting stir dengan menghadirkan cerita dan serangkaian terror intense yang bahkan dimulai sejak detik pertama film dimulai. Tanpa basi-basi, opening scene film ini sukses memacu adrenaline penonton. Dialog jarak jauh, terjebak di jalan tol seorang diri dan diincar pembunuh ditampilkan sangat mengesankan! Usai moment opening scene terbaik itu, penonton sedikit cooling-down dengan tektokan asyik antara Maya dan Dini. Disaat yang bersamaan pula, Joko tak ketinggalan menampilkan atmosfer horror dan jumpscared potensial meskipun selalu berujung dengan zonk. Agak sedikit kesel sih disaat mau nakut-nakutin, padahal timingnya udah bagus tapi ujung-ujungnya gajadi hahaha.
Petualangan dimulai disaat kedua karakter tiba di desa Sariharjo. Pemilihan lokasi shooting yang benar-benar terpencil dan belum pernah dipakai oleh film manapun menjadi point plus untuk film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019). Suasana ganjil, aktivitas serta ekspresi muka para warga yang tak biasa itu sukses membuat penonton ikut merasakan apa yang Maya dan Dini rasakan.


Serangkaian aksi mengerikan pun dipertontonkan Joko yang dimulai lewat salah satu karakter. Aksi mengerikan tersebut dihadirkan disiang bolong pula. Alhasil, aku sendiri seketika depresi melihatnya. Gila. Terror semakin intense dan tanpa kendor disaat Maya mulai menelusuri apa yang sebenarnya terjadi di desa itu. Hal-hal gila serta twist yang berlapis sukses dihadirkan Joko tanpa harus mengerutkan kening. Semuanya dijelaskan seringan mungkin dan surprisingly bisa mempunyai makna secara harfiah maupun metafora.
Beri tepuk tangan untuk ensemble casts kesayangan Joko Anwar yaitu Tara Basro, Marissa Anita, Asmara Abigail dan Ario Bayu. Keempatnya menampilkan penampilan yang menguras energi dan juga fisik. Terlebih untuk Tara Basro dan Marissa Anita yang berani digantung terbalik. Chemistry Maya dan Dini begitu loveable dan tidak berlebihan. Dialog mereka berdua asyik banget. Signature khas Joko Anwar pada penggunaan dialog para karakternya ituloh, natural sekali. Sukak! Penampilan luar biasa berikutnya hadir lewat karakter Nyi Misni yang diperankan Christine Hakim. Aura antagonis serta horrornya udah kerasa banget disaat pertama kali muncul. Aktris Asmara Abigail pun surprisingly tampil bagus dalam film ini. Karakter Ratih sukses dijadikan sebagai karakter pengecoh disepanjang film. Filmography Asmara Abigail dalam film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) ini menjadi yang paling aku favorit setelah ia sukses bermain dalam film yang disutradarai Hestu Saputra yaitu film MOVE ON AJA (2019).



Untuk segi visual, sinematografi, tata artistik hingga musik, film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) sudah berada di level memuaskan. Sulit rasanya untuk menemukan kelemahan pada departement ini karena nama-nama besar seperti Ical Tanjung, Aghi Narottama hingga Bemby Gusti sudah tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Unsur budaya jawa yang kental serta wayang kulit yang ditampilkan di film ini surprisingly bisa menjadi sesuatu hal yang mengerikan ketika ada ditangan Joko Anwar.
Overall, film PEREMPUAN TANAH JAHANAM (2019) sukses menampilkan kengerian tanpa henti dari awal hingga akhir film. Salah satu film thriller-horror terbaik tahun ini! Tayang di bioskop mulai 17 Oktober 2019 mendatang!


[8.8/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment