Monday 8 October 2018

[Review] Asih: Asal-Usul Sosok Asih Danur Akhirnya Terungkap


#Description:
Title: Asih (2018)
Casts: Shareefa Daanish, Citra Kirana, Darius Sinathrya, Marini Burhan, Djenar Maesa Ayu, Alex Abbad, Prilly Latuconsina, Sandrinna Michelle, Egy Fedly.
Director: Awi Suryadi
Studio MD Pictures, PicHouse Films


#Synopsis:
Tahun 1980, ditengah malam diiringi guyuran hujan, seorang perempuan tampak berjalan sendirian sambil menimang bayi. Perempuan itu bernama Asih (Shareefa Daanish). Ia berjalan penuh dengan kesedihan dan air mata. Tak lama kemudian ia dengan tega membunuh bayinya sendiri. Usai membunuh anak kandungnya, Asih bunuh diri dibawah sebuah pohon besar. Kematian Asih cukup menggegerkan kampung karena setelah kabar hilangnya Asih, jenazahnya pun ikut hilang dan tidak ditemukan dimanapun.


Sementara itu keluarga Teh Puspita (Citra Kirana) dan Aa Andi (Darius Sinathrya) tengah bahagia menyambut kehadiran anak pertama mereka. Teh Ita sebulan lagi menuju proses persalinan. Dibantu dengan ibunya Aa Andi (Marini Burhan), keduanya mempersiapkan segala hal yang terbaik untuk anak mereka. Suatu malam, Teh Ita mendengar pintu rumahnya terbuka. Ia refleks terbangun lalu mengecek ke ruang tamu. Tapi nihil, ia tak menemukan siapapun disana. Ketika Teh Ita kembali ke kamarnya, ia tiba-tiba mengalami kontraksi dan pecah ketuban. Dengan dibantu oleh bidan Ibu Sekar (Djenar Maesa Ayu), Teh Ita berhasil melakukan persalinan dengan normal. Keluarga kecil Aa Andi semakin bahagia karena kehadiran anggota baru.



Hari demi hari berlalu, sang ibu mertua yang sudah berusia lanjut terkadang suka mendengar alunan dan senandung yang dinyanyikan oleh seorang perempuan didalam rumah. Awalnya ia mengira itu adalah Teh Ita, tapi Teh Ita mengaku tak pernah sekalipun bersenandung didalam rumah. Tak cuma itu saja, sang ibu mertua juga suka melihat dan merasakan seseorang yang lalu lalang dirumah mereka. Mendengar hal itu, Teh Ita mulai sedikit khawatir dengan kondisi sang ibu mertua. Ia juga mulai cemas takut anaknya yang baru saja lahir terganggu. Ia kemudian menceritakan kejadian itu pada suaminya. Aa Andi dengan bijak untuk memaklumi sikap ibunya itu lantaran faktor usia semata.
Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan Teh Ita juga mulai merasakan ada seseorang selain keluarga mereka hadir didalam rumah. Ia melihat secara langsung pintu tertutup sendiri, kursi kayu bergerak hingga bayangan tak kasat mata muncul didepannya. Teh Ita mulai dilanda panik. Ia kemudian menceritakan kejadian itu pada Ibu Sekar. 



Ibu Sekar lalu menceritakan kejadian naas yang menimpa Asih pada Teh Ita. Ibu Sekar kemudian memberi wejangan pada Teh Ita agar lebih extra menjaga anak mereka, setelah apa yang keluarga Teh Ita alami. Ia juga menyarankan Teh Ita menemui Abah (Alex Abbad) untuk mengetahui lebih jauh tentang kejadian yang mereka alami dan siapa sosok Asih. Teh Ita kemudian menceritakan semua ini pada suaminya. Awalnya Aa Andi tidak mempercayai hal-hal seperti ini, tapi usai ia merasakan sendiri gangguan tersebut, ia tanpa pikir panjang langsung pergi menemui Abah.
Menurut informasi dari Abah, Asih rupanya memutuskan untuk membunuh anak kandungnya sendiri lalu ia bunuh diri lantaran sudah tidak diakui sebagai seorang anak oleh kedua orangtuanya akibat Asih hamil diluar nikah. Parahnya lagi kampung tempat tinggal Asih yang bersebelahan dengan kampung Teh Ita tinggal juga mengusir Asih dari kampung mereka. Abah kemudian mendatangi rumah keluarga Aa Andi. Dengan indera keenamnya, Abah melihat sosok Asih memang sudah tinggal dirumah tersebut sebelum dan setelah Teh Ita melahirkan. Mampukah Abah dan keluarga Aa Andi mengusir Asih dari rumah mereka?


#Review:
Rumah produksi MD Pictures nampaknya semakin serius ingin membangun semesta Danur adaptasi dari novel horror best-seller karya Risa Saraswati. Jika pada dua jilid DANUR (2017) dan MADDAH (2018) berfokus pada sosok Risa yang diperankan oleh Prilly Latuconsina, kali ini Awi Suryadi yang kembali duduk dibangku sutradara menghadirkan sebuah spin-off movie dari semesta Danur yakni ASIH (2018). Karakter Asih sendiri sudah muncul pada jilid pertama DANUR (2017) namun dengan minim eksplorasi lebih dalam. Nah, dalam film ASIH (2018) ini kita akan berkenalan lebih jauh dengan sosok Asih yang diperankan Shareefa Daanish. 


Aku berkesempatan menghadiri Press Conference dan Gala Premiere film ASIH (2018) yang dilangsungkan pada 3 Oktober 2018 tadi malam di Cinema XXI Epicentrum Jakarta. Dalam preskon yang digelar, Awi Suryadi selaku sutradara menceritakan singkat tentang film ini. Menurut Awi, awalnya film ASIH (2018) ini akan dibuat dan rilis setelah DANUR jilid pertama. Namun karena pada saat itu sang penulis novel yakni Risa Saraswati tengah sibuk dengan buku barunya, Awi dan MD Pictures memutuskan untuk menundanya dan memilih melanjutkan jilid Danur lewat MADDAH (2018). Darius Sinathrya dan Citra Kirana juga mengungkapkan perasaan yang cukup bangga bisa menjadi bagian dari semesta Danur. Situasi Gala Premiere film ASIH (2018) tadi malam juga menghadirkan sensasi "mencekam" diarea lobby bioskop. Lampu dipadamkan dan menyisakan lampu sorot berwana hijau dan merah. Voice-over announcement Cinema XXI yang biasanya disuarakan oleh Ibu Maria Oentoe pun tiba-tiba diganti oleh suara Asih. So creepy! Tak cuma itu saja, segerombolan Asih juga muncul berjalan-jalan diarea lobby dan juga didalam teater sebelum film dimulai. Lalu bagaimanakah dengan hasilnya?




Untuk segi cerita dan skenario, film ASIH (2018) boleh kubilang sangat ringan dan enak untuk diikuti dibandingkan dua jilid DANUR sebelumnya. Tidak ada twist maksa atau sesuatu yang mengejutkan, semuanya mengalir begitu saja. Namun sayang, menurutku sosok Asih (lagi-lagi) di film ini masih kurang dieksplor lebih jauh lagi. Aku masih merasakan cerita tentang Asih disini porsinya masih sama seperti di DANUR jilid pertama, kebanyakan diceritakan hanya lewat narasi oleh satu karakter. Visual penceritaan Asih hanya terasa ketika paruh awal film saja. Namun untungnya hal tersebut bisa sedikit tertutupi oleh atmosfer horrornya yang dibangun begitu slow-burn. Mungkin bagi sebagian orang yang doyan jumpscared receh dan digeber dengan hal-hal yang ngagetin, film ASIH ini akan sedikit mengecewakan mereka. Kenapa? Ya, karena Awi Suryadi menjaga dengan baik semua element horror film ASIH nya agar tidak jatuh sebagai horror standar.
Paruh pertama film, nyaris minim jumpscared. Prediksi bakalan ada something sh*t moment beberapa kali meleset di awal. Awi dan penulis skenario mencoba membangun drama keluarga Aa Andi, Teh Ita dan Ibu diawal film. Tapi sayang, moment drama keluarga Aa Andi masih terasa kurang kuat. Emosi dan chemistry antara Darius Sinathrya dan Citra Kirana masih lemah dan datar dibeberapa bagian. Aksen logat sunda yang mereka tampilkan juga kurang terasa natural. Namun untungnya kedua karakter yang dimainkan oleh mereka cukup konsisten dalam menampilkan kepribadian mereka masing-masing. Citra Kirana 3/4 durasi film masih sama seperti pada film atau sinetron yang ia perankan. Tapi untungnya ada satu adegan yang lumayan menyeramkan dilakoni dengan amat baik olehnya meskipun durasinya singkat banget. Darius Sinathrya tampil cukup baik meskipun aksen sundanya masih terbata-bata. Untungnya terselamatkan oleh sikap sehari-harinya yang konsisten (dan rambut kriwilnya lucu, haha). Shareefa Daanish kalau memerankan sosok setan sudah tidak perlu diragukan lagi. Ngeselin! Hehe.
Untuk segi visual dan artistik, film ASIH (2018) tampil cukup baik dan niat. Atmosfer nuansa tahun 1980nya cukup kuat terasa lewat rumah dan properti yang ada didalamnya. Yang sedikit membuatku terganggu cuma satu sih, sinar kuning sepia terlalu kentara dibeberapa bagian. Yang menjadi poin plus tertinggi bagiku untuk film ASIH (2018) ini adalah membawa mitos-mitos budaya sundanya cukup kuat dan memang related dengan kebudayaan sunda. Mitos suara anak ayam ditengah malam yang menandakan adanya hantu perempuan, suara tiang listrik yang dipukul-pukul ditengah malam hari, mitos gunting dibawah bantal hingga mitos maghrib semuanya dieksekusi dengan baik dan meyakinkan. Bagi orang sunda sepertiku melihat adegan-adegan tersebut terasa sangat dejavu karena waktu tinggal di tanah sunda (Tasikmalaya) memang merasakan mitos-mitos tersebut.
Overall, sebagai bagian dari Danur Cinematic Universe, film ASIH (2018) bisa dibilang sebagai salah satu yang memuaskan setelah MADDAH (2018). Produser Manoj Punjabi optimis bahwa semesta Danur ini akan berkembang dan semakin luas. Semoga apa yang telah dicapai oleh ketiga jilid ini kedepannya terus melakukan progress yang semakin memuaskan penonton!


[7.5/10Bintang]

0 comments:

Post a Comment