Friday 19 April 2019

[Review] Pocong The Origin: Kisah Pemuja Banaspati Yang Sulit Dikebumikan


#Description:
Title: Pocong The Origin (2019)
Casts: Surya Saputra, Nadya Arina, Samuel Rizal, Della Dartyan, Tio Pakusadewo, Yama Carlos, Yeyen Lidya
Director: Monty Tiwa
Studio: Starvision Plus

#Synopsis:
Sasthi (Nadya Arina) seorang remaja perempuan yang hobi menyanyi dan bermain gitar mendapat sebuah telefon dari Pak Adhi (Yama Carlos), sipir Lapas tempat dimana sang ayah, Ananta (Surya Saputra) ditahan. Pak Adhi memohon Sasthi datang ke Lapas dan pihak Lapas akan segera menjemput Sasthi karena ada kepentingan yang berhubungan dengan ayahnya.


Setibanya disana, Sasthi mendapat informasi bahwa ayahnya belum juga mati, padahal pihak Lapas sudah mengeksekusinya sebanyak dua kali. Pak Adhi dan kepala sipir Pak Rudi (Tegar Satrya) mendengar gumaman Ananta setelah dieksekusi yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah bisa mati oleh siapapun kecuali dibunuh langsung oleh anaknya sendiri. Maka dari itu, pihak Lapas memohon pada Sasthi untuk segera mengeksekusi ayahnya agar semua proses hukum berjalan lancar dan para awak media tidak lagi berkumpul didepan Lapas untuk mencari informasi lagi.


Akhirnya, Ananta pun berhasil dieksekusi dan dinyatakan tewas. Sebelum meninggal, Ananta rupanya mempunyai wasiat untuk dimakamkan di kampung halamannya di Desa Cimacan. Usai dikafani, jenazah Ananta kemudian dibawa Sasthi beserta dengan petugas Lapas yang bernama Yama (Samuel Rizal) ke Desa Cimacan untuk dimakamkan. Dalam perjalanan itu ternyata Jayanthi (Della Dartyan) seorang reporter media berita terus membututi Sasthi dan Yama. Jayanthi ingin mencari kebenaran tentang sosok Ananta yang diduga menganut ilmu Banaspati dan gara-gara Ananta juga seluruh keluarga teman dekatnya terbunuh.


Dalam perjalanan menuju Desa Cimacan, Sasthi dan Yama selalu mengalami hal-hal aneh. Tak cuma itu saja, penduduk Desa Cimacan pun sepakat menolak jenazah Ananta untuk dikebumikan di wilayah mereka karena Ananta menganut ilmu Banaspati. Sosok iblis jahat yang akan semakin kuat dan bangkit lagi apabila bulan purnama tiba. Berhasilkah Sasthi dan Yama menguburkan jenazah Ananta sebelum semuanya terlambat?


#Review:
Belakangan ini industri film horror Indonesia menurutku terasa seperti melupakan setan-setan iconic legenda tanah air dan kebanyakan lebih memilih melahirkan setan-setan baru atau bermain seputar perjanjian dengan iblis. Ditangan Rizal Mantovani, setan legend Kuntilanak kembali lahir lewat dua film terbaru KUNTILANAK yang dirilis pada 2018 dan Lebaran Idul Fitri nanti. Kali ini sutradara Monty Tiwa mencoba mengangkat setan legend Pocong lewat film POCONG THE ORIGIN (2019) yang dirilis pada 18 April 2019 ini. Yang cukup membuat film ini menjanjikan lantaran Monty Tiwa mengklaim ide dan skenario film ini merupakan sebuah reinkarnasi dan modernisasi dari ide dan skenario film POCONG 1 (2006) yang kala itu dilarang tayang di bioskop gara-gara gagal lulus sensor di LSF. Dengan sedikit pembaharuan agar menyesuaikan zaman, akhirnya project reinkarnasi dari film Rudy Soedjarwo ini bisa diproduksi dibawah naungan Starvision Plus.


Untuk segi cerita, film POCONG THE ORIGIN (2019) ini hampir terasa seperti roadtrip horror, dimana cerita bergulir ketika para pemeran utama sedang melakukan sebuah perjalanan. Konsep ini menurutku baru pertama kali nih dalam sejarah Film horror Indonesia yang bertema tentang roadtrip. Disepanjang perjalanan itu, penonton disuguhi tentang hubungan kuat antara ayah-anak yang diperankan Surya Saputra & Nadya Arina. Moment flashback kenangan-kenangan mereka lumayan menyentuh dan sangat terlihat bahwa keduanya begitu menyayangi satu sama lain. Bahkan hingga akhir film, moment dramatis antara ayah-anak ini meskipun berujung menggantung berakhir bagus dan reason-able. Oia tak cuma itu saja, moment lainnya juga muncul seperti percakapan dan interaksi antara Yama, Sasthi lalu muncul Jayanthi. Disaat yang bersamaan pula, roadtrip yang mereka lakukan mau tak mau harus mengalami hal-hal gaib yang berasal dari outdoor. Warung gorengan pinggir jalan, toilet umum, mushola pom bensin berhasil menjadi jumpscared yang paling aku suka. Aku yakin siapapun yang sering bepergian jauh mengendarai mobil pasti pernah mengunjungi tempat-tempat tersebut. Terror gaib yang mengikuti Yama, Sasthi dan juga Jayanthi semakin berlanjut usai mereka tiba di wilayah Cimacan. Monty Tiwa berhasil menyajikan atmosfer horror outdoor disebuah jalan setapak di hutan belantara, kebun teh hingga pedesaan yang cukup mencekam. Suasana keheningan, kabut, gelap gulita hingga rombongan keranda mayat berhasil banget bikin jumpscared penonton. Adegan tersebut sedikit mengingatkanku pada film horror perdana Monty Tiwa berjudul KERAMAT (2009). 
Namun sayang, moment komedi yang diselipkan dalam film ini menurutku cukup mengganggu sebagai pencair suasana. Mungkin bagi sebagian orang moment komedi yang dilakukan oleh dua stand-up comedian itu lucu tapi menurutku benar-benar merusak suasana horror yang sudah dibangun. Beberapa kali visual yang ditampilkan juga berasa terlalu gelap. Mungkin karena shooting di area outdoor dan hanya memanfaatkan cahaya alami, sehingga gelapnya begitu tebal dan nyaris tak terlihat apapun.
Nadya Arina semakin menampilkan performance yang meningkat. Ia sukses menghidupkan Sasthi yang berusaha sekuat tenaga ingin menguburkan ayahnya dengan layak apapun caranya. Samuel Rizal, surprisingly he's can stole the show with his voice. Logat dan bahasa jawa-indonesia yang ia lakukan begitu medok abis. Padahal Sammy sama sekali bukan orang jawa tulen haha. Della Dartyan di film keduanya kali ini tampil oke dan berhasil bikin kesal penonton dengan perannya sebagai reporter yang super duper kepo. Yang patut diacungi jempol adalah Surya Saputra. Memerankan jenazah Ananta dan dibungkus kain kafan menjadi pocong berhasil menjadi a new nightmare for the audience! Dengan posturnya yang bongsor, pocongnya bikin merinding padahal cuma tiduran dan berdiri doang. Mampus!
Overall, film POCONG THE ORIGIN (2019) menurutku berhasil memvisualkan setan legend indonesia, Pocong. Meskipun kadar horrornya masih bisa ditingkatkan lagi.


[7/10Bintang]

1 comment:

  1. style film ini mantap, benar-benar sesuai selera saya.
    terima kasih atas reviewnya. teman saya juga ada yang menulis review tentang film ini https://jurnalfilm.com/review-film-pocong-the-origin/

    ReplyDelete