Wednesday, 3 July 2019

[Review] Dua Garis Biru: Tugas Orang Tua Adalah Seumur Hidup



#Description:
Title: Dua Garis Biru (2019)
Casts: Angga Yunanda, Zara JKT48, Cut Mini, Arswendi Beningswara, Lulu Tobing, Dwi Sasono, Rachel Amanda, Maisha Kanna, Ligwina Hananto, Shakira Jasmine, Cindy JKT48, Ariel JKT48, Irgi Fahrezi, Rahma Alia, Asri Welas
Director: Gina S. Noer
Studio: Starvision Plus, Wahana Kreator

#Synopsis:
Dua remaja berusia 17 tahun yang duduk dibangku sekolah sedang dimabuk cinta. Mereka adalah Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Zara JKT48). Bima tergolong anak yang biasa saja dan berasal dari keluarga sederhana. Ibunya yaitu Ibu Yani (Cut Mini) adalah seorang penjual gado-gado dirumahnya. Sedangkan ayahnya yaitu Rudy (Arswendi Beningswara) hanya berprofesi sebagai tukang reparasi alat elektronik. Sementara itu Dara berasal dari keluarga berada. Ayahnya, Dimas (Dwi Sasono) adalah pengusaha restoran dan Ibunya, Rika (Lulu Tobing) berprofesi sebagai pekerja kantoran. Bima dan Dara selalu hadir saling melengkapi satu sama lain. Tak sedikit teman-teman disekolah memanggil mereka dengan pasangan suami istri. Disaat bersama, mereka bisa menjadi diri sendiri dan menutupi kelemahan dan kerapuhan masing-masing.


Hingga muncul keberanian diantara mereka berdua ketika sedang berada di rumah Dara tanpa adanya pengawasan. Bima dan Dara melanggar batas yang telah ditentukan tanpa memikirkan konsekuensi yang diterima. Setelah kejadian itu, Bima mengalami kebingungan luar biasa. Ia dilema dalam pilihan. Dalam sekejap Bima memutuskan menjauhi Dara untuk menenangkan perasaan dan hatinya. Melihat sikap Bima yang menjauhinya membuat Dara kesal dan menganggap Bima lari dari tanggung jawab.
Pulang kerumah, Bima menangis. Ia merasa sangat berdosa dan penuh dengan penyesalan. Melihat anaknya menangis membuat kedua orangtuanya khawatir. Sang ayah hanya bisa menenangkan Bima dengan memberinya wejangan dan saran. Mendengar saran dari ayahnya itu membuat Bima sedikit lega dan memutuskan untuk meminta maaf pada Dara dan berjanji tidak akan meninggalkannya lagi. Dara menerima permintaan maaf Bima dan hubungan mereka mulai membaik.


Keduanya menyadari bahwa lambat laun kondisi kandungan Dara akan terus membesar. Bima lalu mencari informasi seputar klinik aborsi kepada tetangga rumahnya. Dara yang awalnya menyetujui untuk menggugurkan kandungannya kemudian berubah pikiran. Ia ketakutan untuk melakukan aborsi. Bima pun mengikuti keinginan Dara. Keduanya lalu berinisiatif menyembunyikan soal kehamilan Dara dengan cara memakai jaket ke sekolah dan membeli seragam sekolah berukuran besar untuk menutupi kondisi perut Dara yang terlihat membesar.
Sebuah insiden terjadi yang menyebabkan semua rahasia Bima dan Dara terbongkar. Kedua orangtua mereka dipanggil ke sekolah. Bima dan Dara hanya bisa terdiam melihat orang tua mereka marah, kesal, kecewa, sedih dan menangis mendapatkan fakta anak-anak mereka telah berani melakukan perbuatan yang tak sepantasnya dilakukan oleh pelajar SMA. Dara dengan sangat terpaksa dikeluarkan oleh sekolah sementara Bima dipertahankan dengan alasan ia akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kondisi Dara saat ini. Bima dan Dara harus menerima konsekuensi atas apa yang telah mereka perbuat. Dara pun untuk sementara tinggal dirumah Bima karena kedua orangtuanya belum bisa menerima kenyataan Dara telah mengecewakan mereka.


Seiring berjalannya waktu, Bima terus berjuang demi menunjukkan dirinya bertanggung jawab terhadap Dara. Ia bahkan rela bekerja sepulang sekolah di restoran milik ayahnya Dara. Bima bahkan berencana untuk berhenti sekolah dan fokus untuk bekerja agar bisa mengumpulkan uang yang banyak dan bisa menikahi Dara. Perjuangan Bima dan Dara pun semakin diuji. Pertengkaran pertengkaran kecil selalu mereka alami. Tak itu saja faktor eksternal pun ikut membebani pikiran keduanya.
Akankah Bima dan Dara bisa menjadi orangtua untuk anaknya nanti meskipun usia mereka masih remaja?


#Review:
Siapa yang tak kenal dengan nama Gina S. Noer. Istri dari sutradara Salman Aristo ini namanya semakin melambung sebagai penulis skenario spesialis genre drama dan juga produser. Film-film yang skenarionya ia tulis selalu berhasil mencuri perhatian dan mengaduk-aduk perasaan para penonton. Tak sedikit juga tulisan skenario Teh Gina berhasil menyabet penghargaan berbagai festival film tingkat nasional. Mulai dari PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (2009), HARI UNTUK AMANDA (2010) hingga yang terbaru yaitu POSESIF (2017), KULARI KE PANTAI (2018) dan KELUARGA CEMARA (2019). Sejak film yang dibintangi Reza Rahadian itu hingga terakhir yang dibintangi Ringgo Agus & Nirina Zubir tak pernah absen untuk menonton film-film tulisan Teh Gina di bioskop. Karena sensasi selama menonton dan setelah keluar dari teater, efek terharu, bahagia dan puas selalu aku rasakan.




Tahun 2019 ini, Teh Gina akhirnya memantapkan diri untuk duduk di bangku sutradara film panjang setelah menunggu sembilan tahun lamanya. Dijumpai saat Press Screening, Press Conference dan Gala Premiere film DUA GARIS BIRU (2019) di Cinema XXI Epicentrum Jakarta pada Kamis, 27 Juni 2019 lalu, Teh Gina mengungkapkan alasan butuh sembilan tahun menjadi sutradara karena materi dan ide film DUA GARIS BIRU itu cukup sensitif sehingga mengalami terus penundaan berkali-kali. Namun berkat penundaan itu pula, Teh Gina menjadi semakin memperbaiki dan mengeksplor lebih mendalam ide dan materi film tersebut yang berdasarkan perjalanan hidup Teh Gina, terutama disaat ia menjadi seorang ibu dan orangtua bagi anak-anaknya. Dibawah naungan Starvision Plus dan juga Wahana Kreator (yang sebelumnya bernama PlotPoint), akhirnya film perdana Teh Gina sebagai sutradara film panjang yaitu DUA GARIS BIRU (2019) akan tayang di bioskop Indonesia mulai 11 Juli 2019 mendatang.



Untuk segi cerita, film DUA GARIS BIRU (2019) ini memang mengambil tema dan issue yang cukup sensitif dikalangan masyarakat Indonesia. Bahkan waktu itu saja ketika trailernya baru dilepas langsung menuai kontroversi dari kaum-kaum yang konon bersih dan bebas dari dosa. Padahal sudah jelas di kehidupan siapapun issue yang dialami oleh Bima dan Dara itu pasti ada. Sangat munafik dan bodoh jika menganggap film ini mengajak penonton untuk melakukan hal yang dilakukan Bima dan Dara. Justru film Teh Gina ini menjadi sebuah pelajaran, himbauan dan juga contoh yang sangat baik untuk keluarga jika dilanda permasalahan seperti Bima dan Dara. Teh Gina sudah sangat paham betul dengan menghadirkan konflik demi konflik yang begitu related dengan kehidupan sehari-hari. Adegan demi adegan pun dibuat sealami mungkin sehingga membuat penonton seakan-akan berada betulan berbarengan dengan seluruh karakter dalam film DUA GARIS BIRU (2019) ini. Hampir setiap adegan dalam film ini mempunyai sebab dan akibat yang jelas. Bahkan ada satu adegan ketika seluruh karakter berada di ruang UKS menjadi salah satu adegan paling powerful dalam menampilkan sisi emosional seluruh karakter. Dan lebih gilanya lagi, adegan tersebut dilakukan dalam one-take shoot. Ketegangannya begitu kuat terasa ke penonton. Applause!


Konflik demi konflik yang dihadirkan antara keluarga Bima dan Dara pun aku sangat menyukainya. Perbedaan status sosial antara keduanya semakin membuat film terasa real. Sikap masing-masing karakter terutama orangtua dari mereka juga tak kalah bagusnya. Tak cuma itu saja, konflik yang dihadirkan untuk karakter Bima dan Dara pun tidak mengada-ngada. Disatu sisi Bima kekeuh ingin menjadi lelaki yang bertanggung jawab dengan mengorbankan sekolahnya demi bekerja, tapi disatu sisi argumen Dara yang ingin Bima tetap sekolah hingga kuliah demi masa depan lebih baik pun menjadi konflik yang sama-sama kuat.


Untuk jajaran pemain, for the very first time for this year aku merasa film DUA GARIS BIRU (2019) ini memiliki ensembel casts serta porsi peran yang secara keseluruhan tampil kuat satu sama lain. Semua karakter dalam film ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Teh Gina, jadi kesan mubazir disini tidak ada. Angga Yunanda dan Zara JKT48 sebagai bintang muda baru di industri Film Indonesia memberikan penampilan TERBAIKnya disini. Kita bisa merasakan dua orang remaja yang harus berjuang menjadi orang dewasa namun belum pada saatnya karena mereka sendiri masih remaja. Gesture dan permainan emosi keduanya sangat luwes dan meyakinkan. Aku sangat berharap slot Pemeran Utama Wanita dan Pria di ajang penghargaan film Indonesia tahun ini harus memasukkan mereka berdua. Jajaran supporting casts juga tampil tak kalah memuaskan. Duet maut Arswendi Beningswara - Cut Mini dan Dwi Sasono - Lulu Tobing begitu luar biasa mengaduk-aduk perasaan penonton. Maisha Kanna sebagai Puput, adiknya dari Dara juga porsinya pas banget tidak berlebihan. Rachel Amanda juga yang memerankan kakak dari Bima tampil mencuri perhatian yang singkat.


Untuk segi visual dan musik, film DUA GARIS BIRU (2019) ini tampil sangat berbeda dengan film-film genre drama produksi Starvision Plus kebanyakan. Teh Gina menurutku terlihat seperti menyisipkan taste rada-rada arthouse lewat pengambilan gambar yang statis dan estetik. Permainan kameranya begitu indah, ditambah lagi dengan deretan musik pengiring serta original soundtrack yang diisi musisi-musisi indie populer seperti Banda Neira, Rara Sekar, Daramuda, Angsa & Serigala hingga Kunto Aji semakin membuat film ini terasa kuat dan magis.

Original Soundtrack Film DUA GARIS BIRU (2019)

3. Angsa & Serigala - Muda, Tangguh dan Perkasa
4. Kunto Aji - Sulung
5. Naif - Jikalau
6. Pamungkas - Sorry

Oia tak lupa juga Teh Gina terasa memberikan signature khas lainnya itu penggunaan suatu objek dan benda yang dijadikan seperti perumpamaan yang mempunyai makna filosofis sendiri. Keren banget! Terima kasih Starvision Plus sudah melahirkan kembali sutradara muda baru, berbakat dan bertalenta usai Ernest Prakasa lalu kemarin ada Bene Dion lewat film GHOST WRITER (2019) dan hari ini Gina S. Noer!


Overall, film DUA GARIS BIRU (2019) ini menjadi Top No.1 Film Indonesia terfavorit versiku sejauh ini di tahun 2019 setelah 27 STEPS OF MAY (2019). Highly recommended movie! Ini film semua umur untuk semua keluarga. Moral valuenya begitu luar biasa. Jadi jangan ragu untuk ditonton di bioskop ya!


[9/10Bintang]

3 comments:

  1. yha spoiler ni masnya:( tp gpp aku suka reviewnya thanksss

    ReplyDelete
  2. Terimakasih, menjadi salah satu inspirasi dalam penulisan pengertian berbakti kepada orang tua. Semoga menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    ReplyDelete